Hampir 2 tahun sudah pernikahan yang dilandasi perjodohan harus bubar, pernikahan nissa dan Herman harus berakhir karena orang ketiga yang tak lain adalah sepupu jauh ya sendiri, dengan kepintaran yang dimiliki nissa dia bisa membalas rasa sakit hatinya kepada suami dan sepupunya itu, tapi lebih jauh dari itu ternyata ada rahasia yang disimpan Herman rapat-rapat dari istrinya dan selingkuhannya untuk dapat melancarkan aksi Herman tersebut. Pada akhirnya apakah Nissa bisa melepaskan diri Dari suami benalu dan sepupu yang toxic itu?
Ikutin terus ceritanya dan terimakasih sudah mampir di cerita pertama saya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Napp, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29 PERNIKAHAN SAUDARA
POV Nissa
" Apa jadi ini butik milik mba Nissa " ucap Fina dengan mata yang terbelalak. Aku hanya tersenyum sinis pasti mereka tidak akan menyangka seberapa banyak aset yang ku minta.
" Mba seharusnya kamu membagi harta Gono- gini dengan mas Herman, atas semua kekayaan mu ini, kenapa kamu malah menguasai semuanya, serakah kamu jadi orang mba "
" Apa kamu bilang, harta Gono-gini, pikiran busuk macam apa itu, heh ponakan ga tau diri, udah di kasih tumpangan, terus ngehancurin rumah tangga anak saya, sekarang kamu minta harta anak saya, sini kamu biar ku kasih pelajaran kamu, manusia gak punya otak " ucap mamah yang langsung menghampiri Fina dan menjambak rambut Fina kuat.
" Aw mas tolongin aku mas.... Lepas Tante kalo enggak aku laporin Polisi.... Penganiayaan ini namanya lepas Tante... Rambut aku sakit" ucap Fina merintih kesakitan.
" Udah mah ga usah kita ladenin mereka, jangan Ampe tangan mamah kotor menyentuh dia " ucapku, ingin mengumpat tapi karena aku lagi hamil jadi aku harus tahan.
" Dan kamu Fin, Harta mas Herman yang mana ya, saya tanya aset yang mana, coba kamu tanyakan sama suami yang hasil merebut itu, emangnya dia pernah beli asset, emang dia ngasih uang ke aku berapa sebulannya, sejuta doank mau minta harta Gono-gini, pake otak kalo ngomong Fin, jangan ************ doank yang kamu banggain tapi otak kosong ".
" Ya jelas lah kekayaan yang kamu punya itu harusnya di bagi dua, walau bagaimanapun kalian pernah nikah selama dua tahun dan kamu juga di nafkahi oleh mas Herman, jadinya mas Herman berhak atas harta yang kamu miliki ini, benar ga mas " ucap Fina dengan wajah pongahnya, tapi mas Herman hanya diam saja tanpa menjawab pertanyaan Fina, sepertinya dia masih syok atas apa yang aku miliki ini.
" Lucu sekali kalian ini, harta yang bukan milik kalian, kamu iri kan Fin kalo aku punya butik sebesar ini, dan berharap biar kamu yang mengelola butik ini atau kalo enggak restoran ku mangkanya kamu bicarain harta Gono-gini yang gak ada, kamu harusnya tau aku bisa aja kemaren nuntut mas Herman masalah nafkah dari dia yang habis sama kamu dan mas Herman bisa di penjara karena memberikan aku nafkah yang tidak sesuai tapi uang itu di kasih ke kamu, bisa aku laporkan ke pihak polisi dan kalian berdua di penjara, tapi karena aku masih Mandang ibu kamu mas, aku gak melakukan itu, jadi harta mana yang bakalan kamu gugat. Kalian emang pasangan cocok ya, sama-sama gak tau malu, kalo kamu pengen hidup enak banyak uang mangkanya kerja jangan jadi parasit, dan ngakuin punya orang, silahkan saja kalo kamu mau gugat, aku yakin kamu ga bakalan menang, karena semua asset ini walaupun aku yang punya tapi semua atas nama mamahku jadi kamu mas Herman gak bisa gugat sama sekali karena kalian memang gak berhak, dan satu kali Fina dengarkan, sekali lagi kamu ganggu saya, akan ku laporkan kalian berdua ke Polisi atas tuduhan perzinahan di rumah saya, kalian tidak lupa kan kejadian itu.... Camkan itu Fina " ucapku kesal, aku pun langsung berbalik dengan mamah dan meninggalkan butiku. Dan aku tak perduli karena ucapan ku yang sedikit teriak tadi para pengunjung butikku tau aib keluarga ku dan mereka pun menjadikan drama ini menjadi tontonan gratis mereka bahkan ada yang memVideokan ke Sosmed.
" Maaf pak dan ibu kalo mau buat keributan di butik ini lebih baik kalian keluar, kalo tidak saya bisa memanggil security untuk menarik paksa anda berdua " ucap Doni .
" Kamu pikir kamu siapa hah, nyuruh kami keluar, cuman pekerja aja bangga, aku ini saudaranya mba Nissa jadi derajat ku ini lebih tinggi dari kamu, dan ini bungkus gaun ini cepet " ucap Fina sarkas dengan menunjuk tangan ke wajah Doni sambil menyerahkan gaun yang dia ambil dari deretan gaun yang mahal.
" Silahkan saya antarkan ke kasir untuk pembayaran kalo mau membeli bajunya " ucap Doni lagi.
" Saya ini sodaranya mba Nissa, enak aja di suruh bayar, ya gratis lah, udah cepet bungkus aja susah banget "
" Anda tak dengar tadi Bu Nissa bilang apa, saya di larang memberikan apapun barang di butik ini pada seseorang yang mengaku saudaranya, kalo anda mau beli silahkan bayar, kalo tidak silahkan keluar sebelum saya panggil satpam ". Ucap Doni agak sedikit meninggi, membuat pengunjung makin ramai menonton drama ini.
" Udah Fin kasih aja bajunya, balikin ke orangnya, ayok kita keluar malu di liatin banyak orang "
" Bukannya mereka berdua itu yang Viral Videonya ya, yang lagi kuda-kuda di grebek di rumah mantan istrinya dulu " ucap ibu-ibu yang satu.
" Ia bener ikh, itukan pelakor nya ya berarti" ucap ibu yang lain.
" Diam kalian semua, saya ini bukan pelakor tapi sekarang saya istrinya, dan wanita yang tadi itu cuman mantan istri.
" Dih gak tau malu banget pelakor minta gaun ke mantan istri gratis, gak punya otak emangnya, mana sok-sokan minta harta Gono -gini segala " ucap ibu yang lain, dan masih saja ada yang merekam kejadian ini.
" Apa kamu mau ribut sama saya hah, hayu sini saya Jambak rambut kamu " ucap Fina kesal yang langsung menghampiri ibu-ibu yang bicara tadi, tapi tidak jadi karena keburu di tarik oleh Herman.
" Nyesel ya pak ngelepas istri kaya Demi cewek matre...... miskin lagi hahahaha " ucap ibu yang lain.
" Ia udah kere, ngasih nafkah sejuta sebulan ini minta harta Gono-gini, situ sadar ". Ucap ibu yang lainnya dan di ikuti ketawa oleh ibu yang lain seisi butik.
" Awas kalian semua " ucap Fina menunjuk ibui-ipbu satu satu Fina pun langsung keluar dari butik itu dengan wajah yang sangat merah menahan marah yang teramat sangat.
" Udahlah Fin.... Kamu bikin malu aku tau gak, sifatmu ini yang bikin aku muak, kita berdua emang salah jadi jangan maksain sesuatu yang gak mungkin kamu itu bikin aku malu di manapun " ucap Herman yang berlaku PP meninggalkan Fina.
" Mas kamu mau kemana, tunggu aku mas ". Ucap Fina yang berlari menyusul Herman.
Di lain tempat.
" Ya Allah ".... Ucapku dan kuhembuskan perlahan napas ini agar tak merasa sesak di dada, sejenak aku pegang dadaku dan mengelus perutku sambil beristighfar.....
" Benar-benar itu si Fina, ga punya otak pake minta harta kamu segala, mangkanya Nis kan dari dulu ibu selalu bilang jangan terlalu baik sama dia Nis, jadinya kan kaya gini ngelunjak, tapi mamah bersyukur sih kamu pisah sama Herman, suami benalu kaya gitu, jujur mamah gak pernah setuju kamu nikah sama dia dulu papahmu aja yang kekeh jodohin ".
" Ia mah aku juga gak habis pikir, kenapa dia kok jahat banget padahal aku selalu bantuin dia sama ibunya dulu mah, tapi balasannya kaya gini, aku juga gak ngerti kenapa dia bisa sampai kaya gitu "
" Udahlah Nis kamu gak usah terlalu pikirin hal kaya gitu, setelah dari nikahannya Anisa, kita semua pindah ke Kalimantan, mamah juga bakalan jual rumah yang disini, kamu udah harus bantuin papah kamu di perusahaan sawit kita Nis, mulai belajar sedikit-sedikit, Tapi nanti setelah kamu melahirkan, biar gak di gangguin Mulu sama tuh dua da''jul "
" Ia mah, aku ikut mamah aja."
Skip esok hari nya.
Hari ini hari pernikahan sodaraku Anisa, nama nya hampir sama dengan namaku, aku berpikir apa Fina bakalan datang dan berbuat ulah, akupun langsung membuka laci di meja riasku, dan mengambil amplop coklat yang berisi foto-foto yang waktu dulu aku ambil saat di restoran, foto saat Fina dan sugar Daddy ya yang sangat terlihat mesra itu. Yah aku harus membawa ini, batinku. Lalu akupun segera keluar untuk menemui orang tuaku. Karena penampilan ku sudah siap untuk kondangan.
" Pagi semuanya " ucapku saat mamah dan papah sudah berkumpul di meja makan, dan kamu sudah siap dengan dress kondangan kami masing masing. Acara akad Anisa di mulai jam 9 pagi, jadi satu jam lagi acara akan di mulai, aku dan orang tuaku sudah bersiap siap dan sebentar lagi akan berangkat.
" Udah siap nak..... Masya Allah kamu cantik banget nak, udah mau hijaban lagi " ucap mamahku saat melihat tampilan ku kini yang memakai gaun sederhana tapi elegan dan di lengkapi dengan pasmina, aku memang biasanya kalo ke acara penting belom mau memakai jilbab, tapi aku ingin memperbaiki penampilan dan akhlak ku agar lebih baik lagi.
" Semoga selalu Istiqomah ya nak, jilbabnya selalu di pake ke manapun, jangan hari ini doank pake hijab besoknya enggak, tar buka tutup, terus kamu juga harus mengganti pakaianmu juga nak yang lebih sopan biar gak di bilang atas kerudung, bawah warung ".
" Ia mamahku yang caaaannnnntikkkkkk banget hari ini..... Hehehe ".
" Ya udah hayu dua wanita kesayangan papah, kita berangkat sekarang, bentar lagi akad mau di mulai " ucap papah yang langsung menggandeng mesra mamah.
" Hmmmm mamah sama papah ini, gak kasian sama aku yang jomblo ini yahhh "
" Hahahah mangkanya cepetan cari ayah baru buat cucu mamah ini "
" Aku punya type, kalo aku suka aku like.... Kalo aku tak aku swipe..... Hahahah " ucapku sambil menyanyikan lagi yang Viral di tok-tok dengan gerakan tangan. Dan kami pun keluar bersama dengan tertawa bahagia.
Kami pun sampai di hotel tempat acara akad dan resepsi di selenggarakan, dekorasi yang sangat elegan dan terlihat mewah, yang di penuhi oleh hiasan Bunga mawar putih dan warna emas, aku sampai terkagum-kagum.
Aku pun bertemu keluarga besar dari pihak papah, dan semuanya ada disini, dan kamu pun berselfie ria bersama di deretan kursi sambil menunggu acara di mulai.
Akhirnya akad pun di mulai dan keluarlah Anisa dengan balutan kebaya yang sangat cantik dengan tubuh langsingnya, saat akad selesai kami pun berfoto bersama dengan keluarga lengkap, yang kurang hanya Tante Mayang dan Fina yang belom hadir di acara ini, dan aku berharap sih mereka gak pernah datang, tapi sepertinya harapanku tak terkabul, saat sedang acara resepsi aku melihat Tante Mayang datang dengan mantan ibu mertuaku, ibu Endang, kok bisa.... Batinku.
Mereka berdua pun datang menghampiriku karena mamah dan papah sedang makan di prasmanan, akupun Salim kedua tangan Tante Mayang dan ibu Endang, untuk menjaga kesopanan.
" Sayang apa Kabar kamu.... Maaf ya ibu-ibu datang bareng Bu Mayang "
" Ia Bu ga apa apa, kabarku baik Bu Alhamdulillah " ucapku dengan senyum menghiasi bibirku.
" Nis... Tante mau minta maaf Nis..... Tulus dan tidak ada pura-pura lagi sekarang... Tante sadar, selama ini Tante salah dan banyak dosa sama kamu.... Tante juga udah mutusin habis dari sini Tante mau pulang ke Jogja, tinggal bersama Herman, Tante udah gak bisa tinggal sama Fina lagi, dan Tante harap kamu hati hati dengan Fina ya nis, dia punya rencana jelek buat kamu " ucap Tante Mayang memperingati ku.
" Ia Tan.... Alhamdulillah dan insyaallah Nissa ga apa apa, ada Allah selalu yang jagain Nissa Tan, dan kok ibu bisa barang Tante " tanyaku.
" Ia sekarang Tante Mayang, Fina dan Herman tinggal di rumah ibu nak " jawab ibu yang mengetahui rasa penasaran ku.
" Oh begitu, baiklah Bu.... Tante silahkan masuk... Mamah sama papah ada di prasmanan terus bude Dwi biasa di pelaminan " ucapku.
" Ya udah kita berdua ketemu pengantin dulu ya Nis " ucap Tante Mayang lalu memelukku, lalu di lanjutkan ibu yang memeluku.
" Nis.... Kamu " ucap ibu terperangah.
" Ia Bu Alhamdulillah udah mau jalan 4 bulan Bu " ucapku dengan senyum terus menghiasi bibirku.
" Nissa beneran Alhamdulillah, berarti pas kamu masih jadi istrinya Herman kamu udah hamil nis, kok ga ada yang tau " ucap Tante Mayang.
" Ia Tante aku juga baru tau kemaren kemaren, pas aku pingsan di kantor "
" Selamat ya Nis, Alhamdulillah akhirnya kamu jadi ibu, tapi maapin Tante ya Nis, anak Tante udah hancurin keluarga kecil kamu, seharusnya di masa kehamilan kamu dan kelahiran anak kamu ada Herman yang selalu dampingi kamu, maafkan Tante Nis " ucap Tante Mayang sambil menangis.
" Ya Allah terima kasih nak, aku bakalan jadi nenek lagi " ucap ibu Endang terharu.
" ya sudah ibu sama Tante ke pelaminan dulu yah nanti kita ngobrol lagi " ucapku yang masih menggenggam tangan ibu Endang.
" Bu Endang duluan saja dulu ya, saya masih ingin meminta maaf dengan Nisa Bu "
" Ya sudah Bu Mayang jangan lama-lama ya saya tunggu di pelaminan "
" Ia Bu " ucap Tante Mayang yang langsung menarik ku untuk duduk di kursi yang tersedia untuk tamu.
" Nak Tante sangat bahagia, tapi Tante mau bilang kamu harus hati hati ya nak, karena Fina dan Herman punya rencana jahat, apalagi sekarang mereka berdua sudah tau kekayaan kamu, Tante kawatir Herman tau tentang kehamilan kamu dan akan memanfaatkan itu nak "
" Ia Tante, insya Allah aku ga apa-apa "
" Ia Nis, berhati-hatilah nak, kamu tau kan Fina itu seperti apa "
" Ia Tante makasih udah ngingetin aku Tante "
" Ya udah Tante ke atas dulu ya Nis, sekali lagi selamat ya ".
" Ia Tante makasih " ucapku. Aku memikirkan apa yang Tante Mayang ucapkan, aku pun mengerti kalo Fina itu sangat nekat dan dia akan melakukan apapun, tapi daripada memikirkan itu semua yang membuat aku stress, karena aku tidak boleh stres lebih baik aku ke stand makanan, aku sangat lapar. Saat aku ada di stand makanan aku melihat begitu banyak makanan yang tersaji membuatku semangat 45 untuk mencoba semua makanan itu.
Tamu pun semakin banyak yang datang, dan baju pengantin pun sudah di ganti dengan gaun yang indah, karena terlalu lelah aku pun hanya duduk duduk saja di kursi khusus tamu, saat sedang selonjoran dan senderan di bahu mamah yang sangat nyaman tiba-tiba bencana datang menghampiriku.
" Ya tuhan siapa ini.... Si janda di pake hijab sekarang, tumben banget ya mas, buat nyari perhatian ya mba.... Atau buat nyari suami baru.... Dih dasar janda gatel belom juga masa Iddah selesai udah cari mangsa baru aja " ucap Nissa yang tiba tiba bicara dengan keras di depan ku.
" Kamu bilang apa..... Janda gatel, bukannya situ ya pelakor gatel " ucap mamahku yang tak mau kalah.
" Lah Tante ikut aja... Ga usah ikut campur deh Tante.... Ini urusan aku sama mba Nissa ya.... Aku ga bakalan berhenti gangguan mba Nissa sebelum mba Nissa ngasih separuh harta bagiannya buat mas Herman. " Ucap Fina kekeh dengan keyakinannya.
" Mah udah ga usah di ladenin ya mah kita keluar ya mah, malu gak enak sama bude Dwi mah " ucapku yang langsung menarik tangan mamah menjauh dari Fina dan mas Herman.
" Kenapa kamu..... Mau pergi mba urusan kita belom selesai mba.... Serahin bagian dan hak mas Herman mba.... Dasar janda gatel, mandul serakah lagi " ucap Fina dengan sengaja semakin teriak. Akupun tersulut emosi dan langsung menghampiri Fina untuk menamparnya sekuat tenaga.
" Kamu Fina aku doakan Fin, semoga kamu yang mandul..... Dan asal kamu tau Fin aku lagi hamil sekarang lihat ini hasil USG nya yang sudah jalan 4 bulan.... Itu tandanya aku tidak mandul tidak seperti apa yang kamu sebutkan. Cukup ya aku tahan selama ini dengan sikap kamu... Yang seenaknya saja tanpa punya otak.... Kamu itu sudah berzina dinrumah ku dengan mantan suami ku.... Susah aku tampung, aku biayai kuliahmu dan aku jamin makananmu di rumahku selama 1 tahun, dan sekarang kamu koar-koar soal harta Gono-gini, harta si Herman yang mana, kamu pikir nafkah satu juta sebulan dianggap harta Gono gini padahal kamu sendiri yang nikmatin gaji mas Herman saat jadi gundiknya mas Herman, benarkbenar kamu ya gak bisa di biarin...... Dan ini lihat mas " ku serahkan amplop coklat yang tadi pagi aku bawa dan kuambil dari tas ku.
" Ambil dan bukalah, maka kamu bakalan tau, kalo istri baru kamu ini begitu..... Ya sudahlah lihat saja sendiri " ucapku masih dengan nafas yang tersengal-sengal karena melampiaskan seluruh emosiku. Akupun langsung mengambil HP yang berada di tasku untuk menghubungi pengacaraku.
[ Halooo pak.... Ini aku Nissa pak.... Tolong buat laporan ke polisi tentang kasus pencurian tas di rumah ku dulu, dan perzinahan di rumahku.... Aku ingin kasus ini segera ditangani agar tersangka segera di penjara pak terima kasih. ] ucapku yang langsung menutup telepon ku.
" Kamu hamil Nis, dan Apa ini Fin maksudnya, foto apa ini" ucap mas Herman yang langsung meledak marah setelah melihat foto yang aku berikan.
" Mas ini aku bisa jelasin mas, ini editan mas pasti.... Mba Nissa pasti edit semua ini mas " ucap Fina sambil memegang tangan mas Herman dan akan menangis.
" Aku udah kirim video CCTV ke HP kamu mas.... Silahkan kamu buka rekamnya ".
" Herman ajak istri mu pulang sekarang, sudah ibu bilang jangan datang, kalian ini maksa datang bikin malu saja " ucap Bu Endang yang tiba tiba datang menghampiri kami, lalu mas Herman pun membuka video yang aku kirimkan tanpa mendengarkan apa yang ibunya ucapkan, tanpa di sangka mas Herman langsung menampar Fina dengan keras dan menyeret Fina dengan kasar keluar, dan akupun hanya bisa melihat Fina menangis meraung meraung. Aku pun lemas dan hampir jatuh kalo mamahku tidak memegangiku.
" Ayo Nis mamah antar kamu ke dalam untuk istirahat, jangan stress kasian kandungan kamu, mamah akan balas Fina jauh lebih kejam dari ini ".
" Mayang kamu urus anak kamu Mayang " ucap papahku.
" Bang lakukan apapun yang ingin Abang Abang lakukan ke Fina, aku sudah tidak peduli, besok aku akan berangkat ke Jogja saja " ucap Tante Mayang yang masih bisa aku dengar saat aku melewatinya begitu saja... Dan akupun di antarkan ke kamar hotel tempat kamar bude Dwi berada untuk beristirahat, takut terjadi sesuatu dengan kandunganku.
" Maaf bapak ibu sekalian tadi ada sedikit insiden.... Tapi masalah sudah selesai jadi silahkan di lanjutkan pestanya Mari silahkan.... " Ucap MC yang kembali membuat kondisi menjadi kondusif.
"
𝒔𝒆𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔𝒆 𝒅𝒑𝒕 𝒚𝒈 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒆𝒏𝒅𝒂𝒍𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒎𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒉𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏 𝒈𝒌 𝒎𝒂𝒕𝒂 𝒅𝒖𝒊𝒕𝒂𝒏 𝒍𝒂𝒈𝒊. 𝒈𝒌 𝒏𝒈𝒖𝒔𝒊𝒌 𝒂𝒏𝒂𝒌𝒏𝒚𝒂 𝒍𝒂𝒈𝒊.