Tidak ada yang menyangka bahwa dirinya masih hidup, semua orang menganggapnya sudah mati. Padahal dia telah tumbuh dewasa menjadi seorang pria yang berbahaya.
Adam Alvarez atau pria bernama asli Marvin Leonardo, pria berusia 28 tahun itu adalah seorang mafia berdarah dingin, karena kepiawaiannya dalam menaklukkan musuh membuat dia mendapatkan julukan A Dangerous Man. Namun, ada sebuah luka di masa lalu yang membuat dia bisa berbuat kejam seperti itu.
Saat dia masih kecil, dia dan ibunya diterlantarkan oleh sang ayah, hanya karena ayahnya sudah memiliki wanita lain, bahkan wanita itu membawa seorang anak perempuan dari hasil hubungan gelap mereka. Hingga berakhir dengan peristiwa pembunuhan sadis terhadap ibunya.
Karena itu Adam memanfaatkan Nadine Leonardo, putri tercinta ayahnya sebagai alat untuk membalaskan dendam terhadap ayahnya. Adam tidak akan memaafkan siapapun yang telah tega membunuh ibunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menanti Kabar
Malam ini, Aline mengaktifkan ponselnya, dia melihat ada banyak pesan yang telah dikirim oleh Nadine sebelum Nadine diculik oleh Marvin.
[Miss A, mengapa ponselmu tidak aktif? Apa kamu sakit? Aku harap kamu baik-baik saja.]
[Miss A, aku sangat mengkhawatirkanmu. Aku harap kita bisa saling berbagi cerita lagi.]
[Miss A, apa kau baik-baik saja? Hari ini aku sangat sedih dan kesepian.]
Matanya berkaca-kaca, dia sangat tersentuh sekali membaca pesan dari Nadine, itu artinya gadis itu mengkhawatirkannya, putrinya mengkhawatirkan dirinya, rasanya sungguh tidak percaya.
Aline ingin membalas pesan itu, Namun dia mendengar suara seseorang membuka pintu rumah, suaminya pasti sudah pulang.
Aline segera menonaktifkan ponselnya kembali, Markus tidak boleh tau kalau dia memiliki ponsel, apalagi kalau sampai Markus tau selama ini dia sering berkomunikasi dengan Nadine.
Aline menyimpan ponselnya di bawah tumpukan pakaiannya yang ada di dalam lemari.
Markus pulang ke rumah dengan wajahnya yang sangat muram, karena dia belum juga bisa menemukan siapa sebenarnya si peneror itu. Padahal dia sudah berusaha keras untuk mencarinya.
Saking kesalnya, Markus membabi buta, dia memecahkan barang-barang yang ada di ruang tamu.
Prang...
Prang...
Sampai rumah itu berserakan pecahan kaca dan berantakan.
"Argghhh brengsek!"
"Aku harus menemukanmu, Marvin!"
Marvin, siapa dia?
Aline sangat ketakutan sekali, dia duduk di sudut kamar sambil memeluk kedua lututnya. Dia berharap kekesalan Markus tidak berimbas padanya.
...****************...
Diwaktu yang bersamaan, Tuan Rama termenung di depan kolam renang, entah mengapa saat melihat wajah Adam Alvarez mengingatkan dia pada putranya yang sudah meninggal.
Sorot mata Adam yang tajam begitu mirip saat Marvin menatap penuh kebencian padanya.
Tuan Rama menjadi teringat saat Marvin masih kecil, keluarganya begitu bahagia. Dia sering mengajarkan Marvin berenang di kolam renang yang ada di depannya.
Namun semua itu hanyalah sebuah kenangan yang harus dia kubur dalam-dalam, Marvin telah meninggal 18 tahun yang lalu bersama istri pertamanya. Sekarang dia telah memiliki Sonya, seorang istri yang begitu baik padanya dan sangat pengertian. Dan dia juga memiliki Nadine, hal yang paling berharga untuknya.
Tuan Rama mendengar suara langkah seseorang, dia menoleh ke belakang, dia melihat ada Asisten Dareen dibelakangnya.
"Maaf Tuan, sampai sekarang mereka belum juga menemukan Nona Nadine, sepertinya yang menculik Nona Nadine bukanlah orang biasa, pasti dia memiliki kekuasaan."
Tuan Rama menghela nafas dengan berat, dia sangat mengkhawatirkan kondisi Nadine, sampai dia tidak enak makan, tidak enak tidur, terus memikirkannya. "Sebenarnya apa yang dia mau dariku? Mengapa dia harus menculik Nadine? Aku sangat mengkhawatirkan Nadine."
Padahal jika penculik itu menginginkan uang, Tuan Rama pasti akan memberikan berapa pun yang dia minta. Sayangnya sang pencuilik nyatanya lebih kaya dibandingkan dengannya.
Sementara itu Sonya, dia hanya mendengarkan pembicaraan mereka dari kejauhan. Kemudian dia masuk ke dalam mansion, dia duduk di sofa. Dia mendengus kesal, "Siapa sebenarnya si peneror itu? Mengapa dia tidak langsung membunuh Nadine saja dan mayatnya dikirim kemari? Kalau begitu kan aku hanya tinggal melenyapkan si tua bangka itu."
Toh Sonya memanfaatkan Nadine hanya dijadikan alat agar Tuan Rama mau menikahinya. Dan sekarang dia sudah menjadi nyonya Leonardo, jadi dia merasa tidak membutuhkan Nadine lagi.
Drrrrtt... Drrrrtt...
Ponsel Sonya bergetar, dia segera meronggoh ponselnya di saku rok mininya, matanya berbinar-binar begitu melihat siapa yang mengirim pesan padanya.
Seorang Adam Alvarez, pria yang memiliki sejuta pesona membalas pesan darinya, walaupun sangat terlambat, namun cukup membuatnya bahagia.
[Oke, baiklah. Nanti kapan-kapan saya ingin bertemu dengan anda.]
Sonya langsung berseru, "Wow Adam Alvarez bersedia bertemu denganku?"
Sudah dia duga pria itu pasti akan tertarik padanya, walaupun usianya sudah berkepala empat, namun penampilannya seperti wanita berusia 30 tahunan. Apalagi penampilannya sangat seksi, di masa muda dia sudah menggaet banyak pria. Walaupun pilihannya jatuh kepada Tuan Rama, karena dia sangat ingin mengusai seluruh hartanya.
Ditakdirkan menjadi orang miskin membuatnya sangat tersiksa, karena itu dia sangat terobsesi untuk menjadi orang kaya, walaupun harus menghalalkan berbagai cara untuk mencapai tujuannya.
Sonya segera membalas pesan dari Marvin.
[Kalau begitu aku akan menunggu kabar darimu. Selamat malam Adam.]
Hati Sonya berbunga-berbunga, sepertinya dia telah mengalami puber kedua. Rasanya sangat tidak sabar dia menantikan pertemuan keduanya dengan pria tampan itu.