NovelToon NovelToon
Mengandung Anak CEO Arogan

Mengandung Anak CEO Arogan

Status: tamat
Genre:CEO / One Night Stand / Nikah Kontrak / Tamat
Popularitas:585.3k
Nilai: 4.8
Nama Author: Myoo

⛔BOCIL MENYINGKIR!!

Ameera Khansa adalah gadis yatim piatu yang menjadi tulang punggung untuk dua adiknya. Suatu malam ia dijebak sehingga ternodai oleh seorang CEO muda sebuah perusahaan terkemuka, Ghazi Finn Cullen.

Ameera menuntut tanggung jawab atas harta berharga yang sangat dijaganya selama ini, tetapi lelaki itu malah melemparkan uang sebagai harga keperawanannya. Finn juga menudingnya sebagai perempuan murahan yang rela menjual diri demi materi. Ia tidak tahu bagaimana kerasnya Ameera bekerja halal, meski butuh banyak uang untuk menutupi hutang, dan biaya berobat sang adik.
___

Ghazi Finn Cullen, seorang pria kaya raya penikmat kebebasan dan membenci keterikatan, terutama hubungan pernikahan. Ia butuh kekasih tetapi tidak merasa tidak butuh istri. Namun suatu hari, tindakan Ameera membuatnya terpaksa menikahi perempuan itu.

Bagaimanakah kehidupan pernikahan mereka?

FB/IG : Myoonaa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Myoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29 Rasa Rawan

Bau asap rokok bercampur bau tanah terbawa angin masuk ke ruang tamu. Sami yang sedang asyik menyimak cara pemula memulai berbisnis di YouTube memanjangkan leher. Ada lelaki berjaket jeans kusam mendekati mobilnya di luar.

Segera ia beranjak. "Hati-hati lecet mobil orang!" tegurnya, menahan gerak tangan Anton yang akan mengusap body Civic warna crystal black pearl.

"Kamu bawa janda kaya tinggal, Sami? Mentang-mentang tinggal sendiri semaunya bawa orang di rumah!" curiga sang paman akan siapa pemilik mobil mewah itu.

Sami masih berdiri di pintu, melipat tangan di dada. Kalau pamannya pintar mungkin akan paham dilarang masuk, tapi lelaki itu malah sedikit mendorong dadanya menyingkir untuk lewat, tanpa permisi.

"Paman mau apa?"

"Kamu sama tidak sopannya dengan kakakmu itu!" Anton terus masuk ke dalam, tampak mencari sesuatu. Ia kecewa cuma mendapati Yuni sedang menyikat kamar mandi belakang.

"Bilang, Sam. Mobil siapa itu? Jelas itu bukan barang murah. Harganya sudah pasti setengah M. Pajaknya aja hampir 70 juta." Anton penuh nafsu ingin tahu pemiliknya. Mungkin ia yang sedang butuh modal bisa dapat bantuan dana.

"Punya Ameera, kah? Mana dia?"

Sami berdecak melihat kelakuan saudara sang ayah yang super mata duitan.

"Sudah aku bilang punya orang. Punya tetangga yang numpang parkir," ujarnya malas sambil kembali duduk di depan laptop.

"Hahaha, kamu pikir aku bodoh! Tetangga di sini mana punya mobil begitu! Apalagi yang mau titip mobil di rumah tua macam ini. Aku yang gak punya uang aja mikir seratus kali!"

"Auh, ah! Gelap. Dibilang gak percaya. Paman mau apa, aku lagi sibuk persiapan ujian."

"Hari Sabtu belajar? Mana ada murid libur sekolah belajar! Palingan juga lihat bok\*ep!"

"Astaghfirullah. Dosa kali, Paman. Senakal-nakalnya aku mana tega juga nambahin berat dosa Ibu Ayah di sana." Sami menepuk-nepuk kepala sambil ucapkan,

"*Subhaanaka wa bihamdik. Astaghfiruka wa atuubu ilaik*."

(Mahasuci Engkau dan segala puji bagi-Mu. Aku mohon ampunan-Mu. Aku bertobat kepada-Mu.)

Salah satu doa tobat yang ia hafal dari guru ngaji Ameera dulu, yang turut menariknya dari anak super keras kepala jadi lumayan penurut seperti sekarang.

"Bohong pakai doa! Bilang cepat, itu mobil siapa?" Anton duduk menopang satu kaki sambil menggoyang-goyangkan.

"Mobil titipan yang numpang parkir. Lihat aja besok juga udeh gak di situ." Sami konsisten dengan dustanya. Kalo gak gitu pasti ada lagi ulah si paman matre.

Anton mengerucutkan mulut. "Padahal kukira punya kakakmu."

Cih, ngarep!

Mengeluarkan kotak kecil dari saku, lelaki yang dari tubuhnya banyak aroma menyesakkan hidung, makin menambah derita penciuman Sami dengan asap rokoknya.

"Uhukk! Ngerokoknya di luar, Paman. Tenggorokan kurang sehat, nih." Sami menutup mulut sambil menekan leher.

"Cemen! Laki-laki lemah! Masa sama rokok saja takut. Gak jauh beda keterlaluannya kamu dengan kakakmu itu!" Anton masih tak beranjak, mengisap dalam dan buang asap membulat-bulat ke udara. Lelaki itu kebiasaannya memang begitu, Sami dan teman-teman kecilnya dulu suka memainkan asap-asap yang terbawa angin ke atas.

Gara-gara melihat nikmatnya Anton merokok, dulu ia sempat penasaran mencoba. Tapi jadi kapok sendiri karena tenggorokan dan pangkal hidungnya perih. Setelah itu ia kena batuk rejan hampir sebulan.

Menurut Sami, merokok hanyalah bentuk penyiksaan diri, mending uangnya dipakai makan enak.

"Ada uang kamu?" tanya Anton dengan suara agak keras.

Nah, kan, uang dibakar di mulut, sekarang malah minta uang pula sama anak sekolahan. Ke mana tuh malunya?

Mata Sami masih fokus pada layar, tapi tangan merogoh saku celana pendeknya. Uang dua ribu tiga lembar ia taruh ke atas meja.

"Cuma ini sisa jajanku. Kalau Paman mau ambil aja."

"Huh! Buat apa enam rebu! Yang lain mana, pinjam dulu! Ameera kasih berapa kamu sebulan?"

Sami memasang wajah sedih. "Beginilah keadaanku sekarang, Paman. Lihat sendiri rumah ini. Gak ada barang baru, rumah juga masih reot. Gak ada kakak yang ngurus makananku lagi. Cuma Mbak Yuni yang mai sukarela bantu bersih-bersih. Kalau gak, bisa-bisa seluruh rumah ini udah kayak pembuangan sampah." Ekspresinya makin sempurna dengan menopang dagu menatap uang dua ribu kusut di meja.

"Itu laptop jual. Bisa buat biaya makan."

"Gak. Mending puasa mutih tiap hari daripada jual jual. Aku lagi berjuang lulus dengan nilai bagus, Paman, laptop ini yang bisa bantu."

"Huh! Percuma tadi ke sini kalau kamu kere juga!" Lelaki kurus itu langsung melenggang keluar.

Di balik punggungnya Sami lari ke kamar, lantas kembali dengan sebotol parfum pemberian Acha.

"Tahan amat setahun gak mandi!" keluhnya sembari semprotkan puluhan kali seluruh udara ruang tamu.

"Beneran gak aman tuh mobil di sini!" Sami mengambil ponsel, menghubungi Ameera.

Kemarin kemarin ia sangat suka mendapat hadiah super mahal sepanjang hidup itu, tapi dengan cepat kemudian ia terpikir Finn harus bayar pajak tinggi hanya untuk barang yang akan banyak nganggur.

Mending uangnya dipakai modal usaha gitu, kan nggak mubazir. Ugh! Mobil itu malah membuat Sami pusing dan susah tidur karena cemas.

Sementara itu, di luar, Anton masih menatap mobil Honda Civic 1.5 L turbo dengan penuh kekaguman. Andai ia yang punya.

"Enak banget dah hidup orang yang punya harta sebegini mahal..." Ia meneguk ludah pahit, berkali-kali.

Uang di saku kosong, pulang setelah lima hari di jalanan tanpa bawa apa-apa bakal jadi bahan omelan istri sepanjang hari.

"Oh, nasib-nasib!" Bahu Anton lunglai menuju rumahnya yang hanya berjarak 300-an meter dari sini. Ia tak melihat pada mobil sedan yang parkir di sebelah pohon peneduh.

"Sesuai dengan hasil investigasi saya, ya ini Non rumahnya." Orang di balik kemudi bicara.

Laura di kursi penumpang masih melihat ke arah rumah Ameera. Dari balik pagar besi jelas terlihat tidak ada istimewa sama sekali, menurutnya.

"Dia pasti pake guna-guna dapetin Finn!"

"Bisa jadi, Non. Pacar Non pasti sudah kena pikat susuk emas atau susuk berlian. Si Mayang, bunga desa di kampung saya pake itu, sekarang jadi istri muda juragan sapi. Dulu miskin, Non, lebih miskin dari yang punya rumah itu. Sekarang mah jangan ditanya, gelang emasnya mau penuh dua tangan," jelas sang supir berapi-api memanasi hati Laura.

"Masa sih sekuat itu? Ah, paling ntar pengaruh susuknya luntur dia bakal dilempar jadi gembel lagi!"

Laura menyuruh sopirnya kembali melaju, dengan mata masih melihat ke arah rumah bercat cream.

"Pelan, Jang!" Ia lihat ada pemuda tinggi keluar.

"Lu coba nanti pura-pura ke sana, tanya siapa tuh cowok yang tinggal di situ."

"Ok, Non. Ada lagi kah tugas saya? Pasti Non Laura akan saya bantu, asal ada fulusnya, hee!"

"Gampang, apalagi kalau lu bisa bantu singkirin duri yang sudah misahin gue sama Finn. Sepuluh kali lipat gaji lu pasti gue kasih, cash!"

Lelaki kurus, dengan kulit wajahnya banyak jerawat batu bertebaran langsung semringah. "Wah kesempatan nih rezeki nomplok. Bisa buat gaya pas pulang kampung tuh."

"Makanya yang semangat bantu! Kalau perlu lu dukunin Ghazi Finn Cullen, tapi tujuannya jadi tunduk ama gue!"

"Siapa, Non? Pacar Non namanya ada Culen culen ntu?"

"Iyess! Pacar gue Ghazi Finn Cullen, pengusaha muda yang sering wara wiri di majalah bisnis! Kenapa? Emangnya lu pernah dengar? Ya sih! Pacar gue itu emang terkenal. Orang rendahan aja pasti tau!"

Jajang tak tersinggung sama sekali, mulut pedas anak majikannya ini memang sudah biasa level 30.

"Kalau keluarga culen yang ntu mah saya punya sepupu kerja di sana, Non."

"What? Serius lu!"

"Sepuluh rius, Non. Namanya Karlah, dia pelayan di sana udeh 3 taun."

Mata Laura langsung bersinar cerah.

Kalau pelayan artinya punya akses dekat dengan Ameera, ya kan?

Senyum tipisnya melebar. *Ameera harus disingkirkan*!

\*\*\*

"Habiskan. Jangan malas ngunyah." Finn setengah memaksa Ameera habiskan salad buah di mangkuknya. Ia sabar menunggu untuk suapkan lagi setelah yang di mulut sang istri habis.

"Anggurnya nggak usah, Mas...." Ameera kurang suka buah itu, sebab pernah terkunyah biji kecil yang rasanya tidak enak di lidah.

"Anggur bagus manfaatnya untuk tubuh, Sayang. Ini sudah tanpa biji." Terpaksa Ameera membuka mulut. Mengunyah buah itu matanya mengernyit.

"Demi baby, Sayang harus mau makan." Finn sudah tak terlalu kaku menyebut istri dengan kata 'Sayang'.

Sesendok potongan apel bercampur yoghurt, keju, susu, dan sedikit perasan jeruk lemon Finn suapkan lagi.

"Udah, Mas. Ini porsinya kebanyakan. Saya udah kenyang."

"Sedikit lagi."

Sebagai camilan sore di hari Minggu, Finn pesan pada koki dibuatkan salad buah. Sekarang mereka berdua nikmati di living room ini. Punya Finn sudah habis, tinggal isi mangkuk Ameera masih ada setengah, maka ia inisiatif menyuapi.

Duduk santai di sofa, menghadap layar datar sebesar layar bioskop yang sedang memutar film. Finn mengalah nonton kartun demi sang istri.

Padahal seumur hidup ia tak pernah nonton kartun, apalagi Barbie seperti pilihan Ameera saat ini. Tapi lama-lama ia nikmati juga alur cerita Barbie as The Princess and the Pauper yang cukup seru. Lagunya enak, dan terlebih lagi... wajah dan rambut Barbie tak beda jauh dengan perempuan di sebelahnya.

Mata Finn ke arah layar, tapi fokusnya terbagi karena sering mencium wangi rambut panjang Ameera. Tadi rambut tercintanya itu terikat satu, sekarang sudah tergerai bekas ia usap-usap.

"Buka mulut lebih besar. Ini anggur terakhir."

Ameera yang lagi serius melihat tokoh Julian mencari Anneliese menurut saja.

"Hmfff!" Ia kaget, Finn sangat nakal merebut buah yang baru masuk mulutnya dengan lidah.

Kalau sudah begini diprotes pun sulit. Sekali dapat Finn akan keterusan. Rahang Ameera sampai pegal membuka mulut. Habis makan buah lidahnya mungkin terasa enak, sampai Finn terus melilit dan seakan mau menelan.

Ruang luas yang terbuka dan sesekali pasti dilalui para pelayan, membuat lelaki itu berhenti, tapi ia minta Ameera break dulu nontonnya.

"Nanggung, Mas, belum selesai...."

"Nan-ti lanjut...." Wajah Finn sudah hilang, menelusup ke leher dan dada yang semakin berisi. Jangan ditanya tangannya kemana, setelah bebas usai menaruh mangkuk di meja.

"Mhh... Mas, ben-tar...." Ameera jadi turut kesulitan napas akibat ulahnya.

Saat itulah Ameera tak sengaja melihat ada pelayan di sana, berpura mengusap lemari hias, tapi mata memperhatikan mereka dengan sorot aneh.

"Mas-" Ameera sedikit mendorong kepala suami menjauhkan diri. "Ada yang liatin." Begitu melihat ke sana lagi pelayan itu sudah tidak ada.

"Ayo, pindah...," usul Finn yang tak sempat lihat siapapun, sambil berdiri mengangkat tubuh sang istri ke gendongan.

Dari balik dada Finn, Ameera masih melayangkan pandang ke sekitar, mencari keberadaan pelayan berambut pendek barusan.

Ah, kenapa mengingat sorot mata itu ada rasa rawan berdesir dalam dadanya.

Bersambung....

...Bantu dukung biar makin semangat mikir alur selanjutnya yaa 🙏...

1
Sugiarti
Luar biasa
Merica Bubuk
Sumpah gw ga jd Nonjok lu, Finn
Skrang Lu sdar arti seorang Istri kan ?
Merica Bubuk
Mami, aq padamu 😘😘😘
Merica Bubuk
Si Jonas tuh ada dendam apa sih sm si Finn, 2x jebakan loh ? 🤔🤔🤔
Merica Bubuk
Jiwa'y Mayor Teddy 🤣🤣🤣
Merica Bubuk
Ga papah, aq lagi glantungan 🤣🤣🤣
Merica Bubuk
Kata bang Komeng mh, Lu jual... gw borong
Begitu jg Ameera, kapoookk
Merica Bubuk
Sampe lupa gitu ya ?
Untung aja saluran nafas lu masih Allah biarkan terpasang 🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️
Merica Bubuk
Badan aja gede gaban, nyali Hello Kity
Merica Bubuk
Kapoookk lu 🤣🤣🤣
Merica Bubuk
😭😭😭😭
Merica Bubuk
Sahabatan sm tante LUX, lama² lu impoten Finn 🤪🤪🤪
Merica Bubuk
Aq padamu Ameera 😘😘😘
Merica Bubuk
😁😁😁 itu teh efek ngidam, ameera
Merica Bubuk
Kan kan kan 🤣
Merica Bubuk
Nah kan, gw bilang apa Finn ?
Lu bakalan ❤️ sm Ameera
Merica Bubuk
🤣🤣🤣
Merica Bubuk
/CoolGuy//CoolGuy/
Merica Bubuk
Cieeehh... 😄😄😄
Merica Bubuk
🤪🤪🤪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!