NovelToon NovelToon
SUAMI DADAKAN

SUAMI DADAKAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Bercocok tanam
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Khanza hanya berniat mengambil cuti untuk menghadiri pernikahan sepupunya di desa. Namun, bosnya, Reza, tiba-tiba bersikeras ikut karena penasaran dengan suasana pernikahan desa. Awalnya Khanza menganggapnya hal biasa, sampai situasi berubah drastis—keluarganya justru memaksa dirinya menikah dengan Reza. Padahal Khanza sudah memiliki kekasih. Khanza meminta Yanuar untuk datang menikahinya, tetapi Yanuar tidak bisa datang.
Terjebak dalam keadaan yang tak pernah ia bayangkan, Khanza harus menerima kenyataan bahwa bos yang sering membuatnya kesal kini resmi menjadi suaminya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1

Khanza masih setia duduk di depan layar komputernya untuk mengerjakan pekerjaan yang diberikan oleh Reza yang tak lain adalah CEO nya.

Ia sedikit kesal dengan Reza yang selalu memberikan pekerjaan kepadanya yang sangat banyak.

"Khanza, Pak Reza meminta kami untuk ke ruangannya." ucap Bimo.

Khanza yang mendengarnya langsung menghela nafas panjang.

Ia pun bangkit dari duduknya dan segera menuju ke ruangan Reza.

Tok..... tok..... tok.....

"Masuk," ucap Reza.

"Ada apa Pak?" tanya Khanza.

"Ini apa?" tanya Reza sambil menunjuk surat pengajuan cuti selama tujuh hari.

"Saudara saya menikah, Pak. Dan mama meminta saya untuk mengajukan cuti." jawab Khanza.

Reza meminta Khanza untuk duduk terlebih dahulu.

"Pekerjaanmu sudah selesai?" tanya Reza.

"Belum selesai, Pak. Setelah ini saya selesaikan." jawab Khanza.

Reza mengernyitkan keningnya saat mendengar jawaban dari Khanza.

"Apakah kamu sudah tidak betah bekerja disini? Atau kamu membenci saya?"

Khanza terdiam sejenak dan ia membayangkan kalau sedang menampar pipi Reza berkali-kali.

"Kenapa kamu malah melamun? Sedang membayangkan mau menampar saya?"

Khanza menggelengkan kepalanya saat mendengar perkataan dari Reza.

"Kenapa dia bisa tahu sih? Apa dia dukun?" gumam Khanza.

Reza menatap wajah Khanza yang salah tingkah di hadapannya.

"Saya akan menandatangani surat pengajuan cuti kamu. Asalkan saya boleh ikut ke pernikahan saudara kamu." ucap Reza.

Khanza langsung membelalakkan matanya saat mendengar perkataan dari Reza.

"Apa maksud Bapak?" tanya Khanza tak percaya.

Reza hanya menyandarkan tubuhnya ke kursi dengan santai, tatapannya tenang namun menusuk.

"Saya ingin tahu seperti apa suasana pernikahan di desa. Itu saja."

"Tapi, saya pergi dengan pacar saya, Pak." ucap Khanza.

Reza bangkit dari duduknya dan mendekat ke arah Khanza.

"Ajak aku saja, jangan sama pacar kamu yang kampungan itu."

Khanza sedikit terkejut dengan perkataan yang dilontarkan oleh Reza.

"Pak, atas dasar apa bapak mengejek pacar saya? Saya ini hanya mau cuti, Pak."

Reza mengambil surat itu dan akan merobeknya agar Khanza tidak jadi cuti.

Khanza yang melihatnya langsung menahan tangan Reza.

"B-baiklah kalau begitu. Bapak boleh ikut ke pernikahan saudara saya."

Reza mengambil bolpoin dan langsung menandatangani nya.

"Sekarang kamu boleh keluar dan lanjutkan pekerjaan kamu."

"Dasar resek!"

Khanza keluar dari ruang kerja Reza dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

Saat jari tangannya akan mengetik, ia ingat jika Yanuar tidak bisa ia ajak ke pernikahan saudaranya.

Khanza mengambil ponselnya dan menghubungi Yanuar.

"Haloo, sayang. Tumben jam segini sudah telepon aku?" tanya Yanuar.

"Yan, sepertinya kamu tidak bisa ikut ke Mbak Desy. Soalnya Mama memintaku untuk berangkat sama-sama."jawab Khanza yang akhirnya terpaksa membohongi kekasihnya.

"Apa? Kamu serius, Za? Padahal aku sudah menyiapkannya hadiah buat Mbak Desy." ucap Yanuar.

Khanza merasakan dadanya sesak saat mendengar perkataan dari kekasihnya yang sudah menyiapkan kado untuk Desy.

"Za. Kamu masih disana?".

"I-iya Yan. A-aku baru saja ambil air minum. K-kadonya kita berikan setelah acara Mbak Desy selesai saja."

"Iya sayang, aku titip salam buat mama dan keluarganya disana, ya."

Khanza langsung menutup ponselnya dan ia merasa bersalah kepada Yanuar.

Khanza meletakkan ponselnya di meja, lalu menundukkan kepala.

Ia membenci kenyataan bahwa harus berbohong kepada Yanuar, lelaki yang selama ini selalu sabar menemaninya.

Semua gara-gara Reza bos arogan yang seenaknya sendiri.

"Kenapa sih dia harus ikut-ikutan ke pernikahan Mbak Desy? Apa kurang kerjaan di kantor sampai ikut campur juga dalam urusan pribadiku?" batin Khanza dengan gusar.

Ia mencoba kembali fokus mengetik, tapi pikirannya berantakan.

Setiap kali menatap layar komputer, bayangan wajah Reza yang dingin dan tatapan tajamnya muncul begitu saja.

"AARGGGHHH!!"

Semua orang yang ada disana langsung terkejut ketika mendengar suara teriakkan Khanza.

"Kamu nggak apa-apa, Za?" tanya Lia.

"A-aku nggak apa-apa, Li."

Khanza kembali mengerjakan pekerjaannya yang masih banyak.

Detik demi detik berganti dan Khanza sudah menyelesaikan pekerjaannya.

Ia kembali masuk ke ruangan Reza dan menaruh pekerjaannya disana.

"Za, besok aku jemput ya. Awas kalau kamu kabur." ucap Reza.

"Iya, Pak. Terserah bapak mau jemput dimana." ujar Khanza.

Khanza yang sudah menyelesaikan pekerjaannya langsung mengambil tasnya dan pulang ke rumah.

Ia melajukan motor bututnya yang sering mogok di tengah jalan.

Sesampainya di rumah, ia langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.

"Kenapa dia mau ikut, ya? Apa selama hidupnya, dia tidak pernah ke desa?"

Khanza yang tadi mau istirahat kembali bangkit dari tempat tidurnya.

Ia mengambil kopernya dan memasukkan semua pakaiannya di dalam sana.

Sementara itu Reza juga telah sampai di apartemennya.

Ia tersenyum tipis saat melihat Khanza yang terkejut ketika ia ikut.

Reza memasukkan pakaiannya kedalam koper dan ia meminta pelayan untuk menyiapkan makan malam.

"Den Reza, mau pergi jauh?" tanya Bi Rita

Reza menganggukkan kepalanya dan mengatakan kalau ia ada pekerjaan di luar kota.

Setelah selesai makan malam, Reza kembali ke kamarnya.

Keesokan paginya dimana Reza sudah melajukan mobilnya menuju ke rumah Khanza.

Tak berselang lama ia menghentikan mobilnya di depan rumah Khanza.

Khanza yang melihat mobil Reza, langsung menghampirinya

"Ayo, lekas masuk. Aku sudah tidak sabar ingin ke desa."

Khanza mengerucutkan bibirnya dan merasa heran melihat Reza.

"Padahal yang nikah kan saudariku, kenapa dia yang bahagia." ucap Khanza dalam hati

Khanza membuka pintu belakang dan akan duduk.

"Za, duduk depan. Aku bukan sopir kamu." ucap Reza sambil membetulkan kacamatanya.

"Iya, Pak. Bawel banget sih."

Khanza membuka pintu depan dan segera duduk.

Setelah itu Reza kembali melajukan mobilnya menuju ke desa Teratai.

Khanza mengambil ponselnya dan mengatakan kepada Yanuar kalau ia sudah berangkat ke desa Teratai.

"Za, ngelamun apa? Grogi ya duduk samping orang tampan." ucap Reza.

"Huekkk, najis. Amit-amit, Pak. Tampan dari mana?"

Reza tertawa terbahak-bahak melihat tingkah Khanza.

"Lho, Za. Aku tampan lho. Banyak wanita yang suka dan rela mengejar aku."

"Kecuali aku, Pak. Jangan sampai aku suka sama Pak Reza. Jika aku suka sama Pak Reza. Aku akan jalan kaki dari rumah ke kantor." ucap Khanza.

"Deal, aku pegang janji kamu."

Khanza menggelengkan kepalanya dan ia mencoba memejamkan matanya agar Reza tidak mengajaknya bicara.

“Kamu kalau pura-pura tidur jangan tegang gitu wajahnya, Za. Orang awam pun tahu kalau itu bohong.”

Khanza membuka sedikit matanya dan mendesah kesal.

“Pak, bisa nggak sih jangan ganggu saya? Perjalanan ini masih panjang, saya mau istirahat.”

Reza menahan tawanya dan kembali fokus menyetir.

Lima jam kemudian mereka telah sampai di desa Teratai.

Mereka melihat sudah banyak tamu yang hadir di pernikahan Desy.

Reza dan Khanza turun dari mobil dan para tamu beserta keluarga besar langsung melihat ke arah mereka.

"Khanza, Mama kira kamu tidak datang. Dan siapa ini? Calon kamu?" tanya Mama.

"B-bukan, Ma. Ini...."

Saat akan menjawab pertanyaan dari Mamanya, tiba-tiba Kakek menggeret tangan Mama.

Kakek membisikkan sesuatu ke telinga Mama yang memintanya untuk menikahkan Khanza sekarang juga.

Mama menganggukkan kepalanya dan ia mengajak Khanza ke dalam.

"Ada apa, Ma?" tanya Khanza.

"Kakek, meminta kamu untuk menikah sekarang. Kakek sudah meminta penghulu untuk menikahkan kalian berdua."

"Ma, tapi aku dan Pak Reza hanya sebatas...,"

Mama mengajak Khanza masuk dan mengganti pakaiannya.

Setelah itu Mama berjalan menuju ke Reza yang masih berdiri kebingungan.

"Nak, mari ikut saya." ajak Mama.

Reza menganggukkan kepalanya dan ia ikut dengan Mama.

Mama memanggil penata rias dan mengatakan kalau akan ada pernikahan antara Khanza dan Reza.

"APA?!"

Reza langsung terkejut dan ketika ia akan menghindar.

Ia melihat Khanza yang sudah memakai kebaya pengantin.

"Kalau aku pergi sekarang, pasti Khanza akan dinikahkan oleh orang lain." gumam Reza.

Ia pun langsung duduk saat perias wajah memintanya untuk duduk.

1
Dwi Estuning
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!