Demi memenuhi kebutuhan dan gaya hidup mewah, Melani memilih mengambil jalan yang menurutnya instan, menjadi seorang sugar baby dan teman ranjang pria dewasa. Siapa sangka Melani dipertemukan dengan Jefri yang ternyata adalah sahabat dari ibunya sendiri.
Seiring berjalanannya waktu, dia bertemu dengan seorang pria muda bernama Yudha. Mereka saling jatuh cinta. Namun, Jefri yang mengetahui itu tidak ingin melepaskan Melani.
Bagaimana hubungan cinta mereka selanjutnya? Dapatkah Melani dan Yudha bersatu?
Novel ini terinspirasi dari kisah nyata. Jika ada kesamaan itu hanya kebetulan semata.
Fb Reni Nofita
IG reni_nofita79
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29. Menghindari Yudha
Usai mengetahui kenyataan kemarin, Lani jadi sedikit bimbang untuk memilih. Lani bingung, harus melanjutkan kisah yang mana. Jika dia memilih mengakhiri kisah petualangannya dengan Jefri, belum pasti juga Yudha sudi menerimanya lagi.
Di dalam kelas, Lani tidak fokus pada apa yang dijelaskan oleh dosennya. Dia cuma melamun dan memikirkan bagaimana caranya keluar dari labirin ini. Lani benar-benar kebingungan. Hatinya terlalu condong kepada Yudha, tetapi Lani juga antara siap dan tidak untuk kehilangan sumber uangnya.
"Baik, kelas saya akhiri. Jangan lupa kumpulkan tugas kalian minggu depan. Ditulis tangan di kertas portofolio dan tidak boleh ada coretan atau tipe-x sama sekali." Dosen yang masuk di kelas Lani menyudahi kelasnya, beliau segera keluar kelas meninggalkan mahasiswanya.
Lani mendesah, dia memasukkan buku-buku ke dalam tas dan berjalan secara gontai. Namun ketika Lani melihat ke arah luar, dia melihat Yudha berjalan ke arah kelasnya. Lani segera bersembunyi di balik pintu untuk menghindari Yudha
.
"Sorry, kamu lihat Lani nggak?" tanya Yudha kepada salah satu teman kelas Lani dan orang itu menggelengkan kepalanya. Yudha mendesah pelan, lelaki itu ganti bertanya kepada teman Lani yang lain.
"Tadi masuk sih, tapi kayaknya sudah keluar deh," jawab teman sekelas Lani yang kebetulan tadi duduk di belakang Lani.
"Tahu nggak, dia ke arah mana?" tanya Yudha lagi.
"Kalau itu, aku nggak tahu." Teman satu kelas Lani tadi langsung pamit.
Di balik pintu, Lani masih gelisah karena Yudha belum juga beranjak dari sana. Dari celah pintu, Lani melihat Yudha mengacak-acak rambut bagian belakangnya.
Kekasihnya itu persis seperti orang frustrasi.
Maafkan aku, Yudha. Aku harus menghindari kamu dulu. Batin Lani seraya berharap Yudha akan segera pergi dari sana.
"Kamu ke mana sih, Lan? Kok susah banget dihubunginya?" tanya Yudha entah kepada siapa.
Lani melihat Yudha mengeluarkan ponselnya. Lani pun cepat-cepat mengambil ponselnya dan dia bernapas lega karena dia teringat bahwa ponselnya masih dalam mode senyap.
Setiap kali dia masuk kelas, Lani memang seringnya mengalihkan ke mode senyap supaya tidak mengganggu ketertiban kelas ketika sedang jam belajar berlangsung.
Yudha berusaha menghubungi Lani, tapi tidak diangkat. Bahkan lelaki itu berulang kali mencoba menelepon Lani dan hasilnya tetap sama. Lani tidak menerima panggilan teleponnya. Karena merasa tidak menemukan Lani di kelas, Yudha akhirnya beranjak dari sana dan kembali mencari-cari Lani.
Di balik pintu, Lani bisa bernapas lega. Dia keluar dari sana dan memastikan kalau Yudha sudah tidak ada di sekitar sana. Lani segera pergi, dia merasa lapar dan Lani memutuskan untuk ke kantin. Gadis itu yakin kalau dia tidak akan bertemu dengan Yudha di kantin karena kekasihnya tadi berjalan ke arah berlawanan dengannya.
"Eh Lan, tadi kamu dicariin Yudha. Kamu sudah ketemu sama dia?" Salah seorang temannya Lani tahu-tahu menghadang Lani dan memberi tahu mengenai Yudha.
"Oh, sudah kok tadi." Lani sengaja berbohong supaya temannya itu tidak memberi tahu Yudha bahwa dia melihat Lani di kantin.
"Oh, ya syukur kalau kalian sudah ketemu. Aku kasihan sama Yudha, beberapa hari ini dia terus-terusan nyari kamu. Memangnya kalian lagi berantem?"
Lani menggelengkan kepalanya, "Enggak kok, aku memang lagi sibuk saja sama tugas-tugas dari dosen," jawab Lani. "Kalau begitu, aku lanjut ke kantin dulu ya." Lani segera pamit karena dia enggan ditanya yang aneh-aneh lagi.
Gadis itu memesan satu porsi ketoprak lalu dia bawa ke meja yang kosong. Lani makan dengan lahap karena dia memang lapar. Sejauh ini, Lani masih sendiri dan dia yakin kalau Yudha tidak akan menemukannya di kantin.
Di tempat lain, Yudha masih terus mencari-cari keberadaan Lani. Dia juga menelepon Lani berulang kali sampai baterai ponselnya lowbat dan mati. Yudha tidak bisa menghubungi Lani lagi, tapi dia tidak menyerah.
Yudha masih bersikeras ingin menemukan Lani. Ada yang ingin dia tanyakan kepada gadis itu. Salah satunya mengenai sikap Lani yang menurutnya sedikit berubah setelah Lani dia ajak ke rumah tiga hari lalu.
"Perasaan Mami nggak bikin salah ke Lani, tapi kenapa dia menghindar begini?" Yudha takut kalau seandainya maminya ada salah-salah kata yang membuat Lani jadi sakit hati lalu kekasihnya itu menghindarinya.
Akan tetapi setelah Yudha pikir-pikir ulang, maminya sangat baik kepada Lani.
"Lebih baik, aku muter satu kali lagi." Yudha memutuskan untuk mengecek semua tempat satu persatu dan tujuan utamanya kali ini adalah kantin. Yudha memiliki feeling kalau mungkin saja Lani berada di kantin.
Logikanya, Lani baru saja selesai kelas. Mungkin saja Lani merasa lapar dan sedang makan di kantin. Itu yang dipikirkan Yudha sekarang.
Jauh-jauh Yudha berjalan dari perpustakaan ke kantin, usahanya tidak sia-sia. Yudha melihat Lani sedang makan sendirian di salah satu meja. Meski hanya melihat punggungnya saja, tapi Yudha tetap bisa mengenali kekasihnya.
Yudha berjalan mendekat dan duduk di depan Lani. Tebakan Yudha tidak salah, dia berhasil menemukan Lani. Bahkan tindakannya barusan membuat Lani sedikit tersedak makanannya.
"Kamu itu kenapa susah banget dihubungi sih, Lan? Aku mencari-cari kamu ke mana-mana loh." Yudha tidak marah kepada Lani meski lelaki itu sadar bahwa Lani sudah menghindari dirinya selama tiga hari. Yudha takut kalau dia marah, nantinya malah membuat Lani kesal dan semakin menghindarinya. Yudha tidak ingin hal itu terjadi.
Aku pikir Yudha tidak akan bisa menemukan aku. Batin Lani seraya menyesap es tehnya melalui sedotan.
"Aku lagi banyak tugas, Yud. Maaf kalau aku sudah bikin kamu pusing." Lani berusaha mengembangkan senyumnya kepada Yudha supaya lelaki itu tidak semakin curiga kepadanya.
Yudha mengambil tisue dari kotak dan dia lap sudut bibir Lani yang terkena saus ketoprak. Perlakuan manis Yudha kali ini membuat Lani semakin sulit.
"Kalau makan itu, jangan belepotan." Yudha tersenyum amat tampan kepada Lani, membuat Lani mau tak mau pun ikut tersenyum.
"Kamu mau makan juga?" tawar Lani, namun Yudha menggelengkan kepalanya.
"Aku bisa melihat kamu saja, aku sudah bahagia banget." Yudha tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Lani, membuat Lani pun tersipu malu.
"Kamu bisa jalan hari ini?" tanya Yudha.
Lani menggelengkan kepalanya, "Aku harus mengerjakan tugas dari dosen. Soalnya tugasnya harus ditulis tangan dan nggak boleh ada coretan atau tipe-x sama sekali. Jadi aku mau fokus itu saja, lain kali saja ya jalannya?" Lani mengedipkan kedua matanya cepat meminta pengertian dari kekasihnya.
"Iya, Sayang." Yudha mengiyakan karena dia tidak mau membebani Lani.
Aku nggak mau putus dari kamu, Yud. Aku terlalu cinta dan sayang sama kamu. Batin Lani sembari memperhatikan wajah Yudha.
...****************...
ya walopun masih penasaran siapa jodohnya Lani..
apakah dia bertemu dg pria yg bisa menerima semua kekurangannya..
but it's okay mam, no problem..
oke cus lanjut novel berikutnya di tema cinta yg menyedihkan..
kali ini emang bener cinta Lani termasuk cinta yg menyedihkan..
oke deh, semoga sehat2 terus ya mam..
tetap semangat dalam berkarya dan semoga sukses selalu..
💪🏻🙏🏻😘🥰😍🤩💕💕💕
ikhlaskan lani utk berobat, jd lah teman nya lani
utk yuda & mami manda kamu gk perlu nemuin lg, itu sdh keputusanmu dl utk hidup mewah ya sdh berubahnya menjd baik
ibunya mlh ngedorong jd pelakor.....dunia terbalik
br tau rasa melani