Nolan seorang sarjana fisioterapi yg memiliki mimpi menjadi seperti ayahnya seorang dokter hebat yg berhasil menyelamatkan banyak nyawa.
Tetapi dalam prosesnya banyak masalah muncul hingga akhirnya Nolan kehilangan kedua orang tuanya dan harus berjuang bertahan hidup bersama adiknya.
Disaat situasi yg putus asa, orang yg tidak pernah terpikirkan olehnya datang dan memberi secercah harapan.
Sebuah jalan baru yg memungkinkan Nolan untuk mengubah kehidupannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenjagaMalam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 Gelombang pertama
10:30:56
Saat waktu tinggal 10 jam, semua material pembangunan yg Karisa inginkan akhirnya sampai beserta sekumpulan world blessing yg bernilai dua ribu lebih world poin.
Karisa membagikan seratus poin pada ke empat bawahannya agar mereka memiliki modal untuk mengaktifkan sistem dalam diri serta memperkuat diri mereka sendiri.
Karisa menggunakan 1000 poin untuk dirinya sendiri, memperkuat dirinya serta mengupgrade penampilannya menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Sisanya di serahkan pada Nadia untuk memperluas wilayahnya hingga mencakup sumber mata air di bawah gunung.
Bahan material yg di kumpulkan di gunakan untuk membangun tembok pertahanan dengan bantuan sistem yg menghabiskan lebih sedikit poin karena material yg di butuhkan sudah tersedia.
Pembangunan sendiri terjadi secara instan berkat dukungan sistem yg membuat semuanya menjadi lebih mudah. Dalam waktu singkat 10 hektar lahan menjadi bagian dari wilayah tanah suci dan siap untuk di kelola.
Nadia menggunakan fungsi tata letak untuk memindahkan wilayah penduduk desa yg berafiliasi dengan tanah suci ke dalam tembok pertahan yg baru di bangun. Poin yg butuhkan memang cukup besar tetapi sepadan dengan keuntungan yg di dapat karena selain memberi mereka perlindungan, Nadia juga mendapatkan tenaga ahli untuk bertani.
Beberapa dari mereka juga bisa di latih untuk menjadi pasukan penjaga, memberi mereka tugas untuk menjaga benteng pertahanan. Menggunakan sisa poin untuk membuat tower penjaga sehingga beberapa orang bisa menggunakannya untuk menyerang musuh yg mendekat.
Beberapa detik sebelum waktu habis, semua orang menatap langit dengan penuh antisipasi. Hingga waktu habis, langit tiba tiba pecah seperti gelas kaca yg hancur. Retakan ruang melebar cepat dalam hitungan detik, membuat langit yg awalnya biru indah menjadi merah kelam yg mencengkam.
Kabut merah turun dari langit, menyapu semua tempat di planet bumi. Semua tanah dan tanaman yg tidak di klaim menjadi wilayah world blessing dengan cepat mengering, berubah menjadi wilayah yg tandus dan gersang.
Semua mahluk hidup yg tidak ada di wilayah world blessing langsung terkikis oleh kabut dan berubah menjadi sosok monster yg mengerikan. Mereka yg bisa bertahan hanya mahluk yg tinggal di dalam wilayah World blessing atau orang orang yg menggunakan benih dunia pada dirinya sendiri.
Ruangan mengerikan dan teriakan menyayat hati bergema di mana mana, seakan neraka itu sendiri turun dari langit. Laut biru berubah menjadi lautan darah dan semua ikan di dalamnya berubah menjadi mahluk mengerikan yg haus akan darah.
Sesaat berikutnya, mahluk menyeramkan seperti zombie terlihat berkumpul di kejauhan dan mulai menyerang penduduk desa yg tidak terpengaruh oleh kabut merah.
Kelompok warga desa ini adalah orang orang yg tidak senang dengan keputusan Nolan saat itu. Beberapa dari mereka berusaha melawan dan beberapa dari mereka lari ke depan gerbang tanah suci, memohon agar di biarkan masuk.
"Kak, bagaimana?" Melihat permohonan ampun yg menyayat hati, Nadia juga merasa iba tetapi dia lebih mementingkan pendapat Nolan.
"Abaikan saja." Nolan memberi jawaban acuh tak acuh jadi Nadia hanya bisa mengikuti keinginan Nolan.
Tidak butuh waktu lama para zombie mulai mendekat setelah membunuh semua manusia yg di laluinya. Orang orang yg awalnya memohon di depan gerbang mulai memberi makian dan kutukan pada Nolan dan Nadia karena tidak mau membukakan pintu. Bahkan ada yg menghina mereka sebagai pendatang yg tak tahu diri dan berdoa agar leluhur mereka menjatuhkan hukuman pada Nolan dan Nadia.
"Lihat sendiri, orang orang seperti itu tidak layak diberi belas kasihan."
Nadia mengerutkan alis, terlihat sangat kesal dengan tingkah orang orang di depan gerbang. Melihat ini Nolan mengarahkan jarinya pada mereka dan dengan santai berkata. "Lightning strike"
Petir hitam keluar dari jari Nolan, menghantam tubuh orang orang di depan gerbang hingga menjadi abu tanpa sempat berteriak.
Belum cukup sampai di sana, Nolan mengarahkan tangannya ke para zombie yg sudah dekat. Petir hitam mengikuti jari Nolan dan menyapu para zombie hingga menjadi abu meninggalkan setitik cahaya biru yg segera terbang, berkumpul di depan Nolan.
Nadia dan yg lainnya terdiam melihat Nolan membunuh manusia dengan santai seolah menyingkirkan sampah yg merusak pemandangan.
"Jadi ini wujud world poin." Nolan berkata memecah keheningan sambil menyerahkan kumpulan cahaya itu pada Nadia. "Gunakan untuk memperkuat pertahan, kita tidak tahu mahluk seperti apa yg akan muncul di masa depan. Zombie zombie ini hanya manusia yg bermutasi, monster sebenarnya belum muncul jadi tetap waspada."
Nadia mengangguk, menerima world poin dan memasukannya ke dalam sistem. Karisa yg terlihat linglung bertanya pada Nolan. "Nolan, apa saja yg sudah kamu lalui selama ini?"
Tapi Nolan menjawab dengan santai. "Aku sudah bisa melakukan itu jauh sebelum retakan pertama muncul dan kamu bertemu dengan Elvin. Saat itu tidak ada kebutuhan menggunakan kemampuannya jadi aku tidak pernah menunjukannya."
"Berapa banyak rahasia yg kamu sembunyikan Nolan?" Karisa terlihat sedih mengetahui jika Nolan memiliki rahasia besar yg tidak dia ketahui yg artinya dulu dia belum mendapat kepercayaan penuh dari Nolan.
Nolan mengangkat bahu menjawab dengan acuh tak acuh. "Sisanya ku serahkan pada kalian karena ada beberapa hal yg harus kulakukan. Jangan menganggu kecuali hal itu memang penting."
Nolan turun dari tembok pertahanan, meninggalkan semua orang dengan wajah penasaran lalu masuk ke garasi, tempat dimana Nolan menyimpan kendaraannya.
Selang beberapa saat, Nadia berkata dengan nada datar. "Masa lalu adalah masa lalu, sekarang kalian hanya bawahan jadi bersikaplah seperti bawahan. Jika cinta silahkan tunjukan, kak Nolan tidak pernah melarangnya. Jika tidak senang silahkan pergi, kak Nolan juga tidak pernah memaksa kalian tinggal."
"Kami berdua sudah biasa melalui situasi putus asa bersama sama. Berusaha tetap kuat tetapi diam diam menangis di kamar masing masing."
"Dulu aku tidak bisa berbuat apa apa saat ada orang yg menyakitinya tapi sekarang berbeda."
Armor putih suci dengan sayap energi yg indah menyelimuti tubuh Nadia. Dia perlahan terbang ke langit layaknya seorang malaikat. Mengeluarkan sebuah kunci emas lalu mengarahkannya ke langit.
Sebuah lingkaran sihir raksasa muncul dan sesaat berikutnya seekor naga putih dengan tanduk emas keluar dari lingkaran sihir. Terbang mengelilingi Nadia sebelum pergi ke kerumunan monster yg kembali muncul.
Naga itu mengaum lalu menembakan api emas yg langsung membakar ratusan monster yg menuju ke tanah suci hingga menjadi abu.
"Monster atau manusia, siapapun yg menyakiti kak Nolan maka aku akan melenyapkan."
Naga suci itu kembali mengaum sebelum terbang tinggi ke langit dan menembakan ratusan bola bola energi emas ke segala arah. Bola bola emas itu jatuh seperti meteor ke arah kerumunan monster yg jaraknya masih puluhan kilometer. Menciptakan ledakan besar yg gelombang kejutnya menyapu tanah suci sesaat berikutnya.
Kekuatan yg Nadia tunjukan jelas merupakan sebuah ancaman tapi di balik itu semua, Karisa dan Alina juga tahu jika Nadia sangat mencintai Nolan. Paham seberapa dalam hubungan kakak dan adik ini, jika mereka ingin memiliki hubungan seperti itu dengan Nolan maka mereka juga harus melalui hal yg sama seperti yg Nadia lalui bersama Nolan.
Bukan hanya sekedar kata kata cinta atau rayuan manis dengan balutan penampilan yg cantik tetapi dengan tindakan nyata.
Sejak saat itu sebuah kata terukir di dalam hati mereka. Entah apa status atau hubungan mereka dengan Nolan, mereka akan tetap mencintainya dan melakukan yg terbaik untuk mendukung Nolan.