Remaja Bar-bar menikah dengan ustadz dingin? Bagaimana bisa!😱
Berawal dari hukuman yang mengharuskan Naura, seorang remaja nakal dan bertindak semaunya melanjutkan sekolah ke Pesantren.
Tapi siapa sangka jika sosok naura dapat menaklukkan hati ustadz fahri, ustadz yang dinginnya bagaikan kutub utara.
Tapi perjalanan mendapatkan hati ustadz dingin itu tidak semudah yang dibayangkan. Ada banyak rintangan yang harus dilalui naura, mulai dari dia yang belum menyukai pria itu dan hanya menjadikannya sebagai taruhan dari rivalnya saja, hingga pernikahan tersembunyi yang menimbulkan berbagai konflik...
Bagaimana perjalanan naura menjadikan ustadz dingin itu menjadi lebih hangat? Dan mampukah naura terus memikat hati ustadz dingin itu?
Langsung aja yuk ikuti kisahnya...
Jangan lupa Like+ Komen+ Bintang nya ya ✨💙
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Purnama.estys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29. MHUD
.
.
Kembali kepada dua insan disana, seorang pria dan gadis. Sekarang ustadz fahri hanya bisa terdiam setelah mendengar bunyi peringatan jika tempat itu sekarang sudah ditutup. Tapi bagaimana pun juga, di satu sisi rasa syukur masih terlihat saat dia bisa menemukan naura, gadis yang sejak tadi membuat khawatir dirinya.
.....
Kini gadis itu telah tersadar, setelah menunggu cukup lama. Ya, selama 15 menit gadis itu pingsan dan selama itu pula ustadz fahri hanya diam menunggu sampai gadis itu tersadar.
Tidak ada adegan romantis seperti di film-film pada umumnya, dimana biasanya pemeran pria akan memberikan nafas buatan bagi wanitanya. Tapi ini adalah Ustadz fahri, Pria dingin yang menandingi Kutub Utara, akan sulit terjadi....Catat !!!
.
.
"G-gue ada dimana?" tanya gadis itu yang mulai tersadar.
"Alhamdulillah, akhirnya kamu sadar juga" balas ustadz fahri
"Ustadz? Kenapa ustadz bisa ada disini?" tanya kembali naura memastikan penglihatannya.
"Iya, tadi saya dan yang lainnya memang mencari kamu" balas ustadz fahri dan diangguki mengerti oleh gadis itu.
Sekelebat ingatan terakhir dari gadis itu mulai terlintas, mengingat kejadian yang dia alami sebelum akhirnya dia pingsan seperti sekarang ini.
"Ya sudah mari kita keluar dari tempat ini" ujar ustadz fahri dan di iyakan oleh gadis itu.
"Loh loh ustadz... kenapa gue ditinggal?" tanya naura heran.
"Saya tidak meninggalkan kamu, saya hanya jalan di depan" jawab ustadz fahri.
"Ck...itu sama aja lu ninggalin gue" ketus gadis itu dengan suara lemahnya
"Ya sudah...kamu jalan duluan" persilahkan ustadz fahri dan memilih tidak melanjutkan langkahnya.
"Dasar Ustadz Kutub....Gak PEKA, Gak ada ROMANTIS nya" batin naura kesal, tanpa merespon kini gadis itu memilih berjalan meninggalkan pria itu
...
"Mana yang lain? Kata dia tadi yang lain ikut cari gue" lirih naura sambil menoleh bergantian
"Kamu sedang cari siapa?" tanya ustadz fahri, tetapi karena masih kesal gadis itu enggan menjawab pertanyaan itu.
Setelah berjalan hingga menuju pintu keluar gadis itu berhenti karena bisa dilihat bahwa pintu keluar nya sudah tertutup.
"Loh..kok ke tutup?" tanya naura sambil menggedor pintu itu.
"Tidak bisa di buka" ucap ustadz fahri dengan nada dinginnya tanpa membantu gadis itu.
"Kok elu diem aja sih? Elu gak bisa liat apa pintu nya gak bisa terbuka" ketus naura dengan nada meninggi karena kini suara gadis itu sudah kembali
"Pintu ini memang tertutup otomatis" singkat ustadz fahri.
"Apa lu bilang? Tertutup otomatis? Dan lu sekarang santai begini" umpat naura dengan nada bar-bar nya, dia tidak habis pikir karena melihat wajah pria di hadapannya yang begitu datar tak berekspresi di situasi yang seperti ini.
Allahuakbar Allahuakbar.....(kini suara adzan terdengar) menandakan waktu sudah memasuki waktu isya.
Sementara pria yang masih berwajah tanpa ekspresi itu sudah meninggalkan naura tanpa merespon setiap umpatan dari gadis itu.
"Heyy lu mau kemana?" Teriak naura tentunya dengan nada kesal tetapi lelaki itu tak menoleh sedikit pun
"Gila tu orang....Dasar Kutub, Kulkas, Kanebo kering, mayat idup...." Umpat naura berteriak meluapkan semua emosinya, walaupun semua sia-sia karena pria itu sudah terlihat disana.
.
.
Sudah hampir setengah jam gadis itu menunggu disana, dan selama itu pula ustadz fahri belum menampakkan wujudnya.
Duarrrr
Duarrrr....
Kini hujan lebat telah bergemuruh disertai bunyi petir yang menggelegar di atas sana. Akibatnya kini terlihat gadis itu meringkuk sambil terisak ketakutan.
"Papa...hiksss, Mama....hiksss" rintihan gadis itu melawan rasa takutnya.
"Mbok....kalian dimana...hiksss" rintihan gadis itu semakin jelas menandakan rasa takut nya semakin bertambah.
Duarrrr...
Duarrrr...
"Aaaaaaaaaaa" suara gelegar petir itu semakin kuat tetapi teriakan gadis itu terdengar mengimbangi.
Dan kini suara tangisan gadis itu semakin terdengar jelas, posisi meringkuk masih terlihat nyaman dilakukannya ditambah sekarang kedua tangan menutup kedua telinganya.
.
.
"Naura...kamu kenapa?" tanya seseorang yang pasti itu adalah Ustadz fahri yang telah kembali, mendengar suara seseorang sontak gadis itu memberikan pelukan erat, beruntung saat ini posisi pria itu telah sejajar dengannya.
"Ustadz..." Lirih gadis itu sambil terus mendekap erat pria itu, pria yang menerima dekapan itu sontak ingin melepas pelukan itu karena rasa terkejut nya, baru kali ini ada seorang wanita yang memeluknya selain uminya.
Namun sayangnya, pelukan itu sangat erat, bahkan tenaga nya sekarang tidak cukup untuk melepaskannya, bisa dibilang ini efek dari getaran tak terkendali yang tanpa sadar sudah menguasai seluruh persendian pria itu.
"Naura..."lirih pria itu, mungkin panggilan itu bisa dikatakan semacam kode agar gadis itu melepaskan nya. Tetapi respon yang dia dapat kan hanya suara isakan dan akhirnya membuat pria itu tidak tega untuk melanjutkan kalimatnya.
"Astagfirullah...apa yang harus aku lakukan..." gumam pria itu
sabar... sabar.. y ustad
kpn nih malam pertama buat mereka.hehe