Jebakan Terindah

“Da*MN!! Ternyata celemek itu Apron? Siapa sih yang sekreatif itu mengganti nama Apron menjadi celemek?” Umpat Arka dalam hati. Sekali lagi ketololan nya terlihat jelas di depan Clare.

“Hmm ibu ku memang agak modern nona Clare! Soal nya ayah ku kan bule, dan ibu ku orang indonesia, maka nya walaupun tinggal di kampung, kehidupan bule nya masih terbawa.” Karang Arka lagi.

Ya, memang begitulah. Untuk menutupi satu kebohongan maka diperlukan kebohongan yang lain nya.

“Jadi ayah mu bule? Waah pantesan wajah kamu bule...” Ujar Clare masih mencari-cari celemek yang dia butuhkan.

“Ya! Bule kere! Maka nya kami tinggal di kampung, dan aku bahkan harus bekerja sebagai office boy di kantor ini.” bohong Arka lagi.

“Semoga tuan Zayden Hardata tidak tersedak saat ini.” batin Arka langsung khawatir dengan ayah nya.

“Hahaha.. ada ya bule kere?” Kekeh Clare yang akhirnya menyerah mencari apron untuk nya.

“Ada satu! Ayah ku!” jawab Arka sambil menyandar di dinding.

“Hei! Apa yang kau lakukan nona Clare!!” Seru Arka sontak kaget saat tiba-tiba saja Clare membuka kemeja hitam nya dan hanya menyisakan tanktop hitam nya saja.

“kalau aku tidak buka baju ku maka baju ku akan kotor.” Jawab Clare dengan mudah nya.

“ini topi siapa? Aku pinjam dulu ya, supaya rambut ku tidak masuk ke dalam masakan yang akan aku masak.” Ujar Clare lalu memakai topi itu.

“Jantung! Please, pegangan erat-erat! Jangan sampai loncat keluar!” Ujar Arka pada Jantung nya yang mulai ngegas di dalam sana saat melihat penampilan Clare yang sangat menggugah rasa lapar nya.

“Kau yakin akan masak nona Clare?” tanya Arka pada Clare, mencoba mengalihkan perhatiannya.

“Kau masih akan bertanya hal itu pada ku Ratya? Apa kau tidak lihat aku sudah ready untuk memasak ini?” ujar Clare yang memang sudah menggulung rambut nya dan dia masukan ke dalam topi tadi.

“Bantu aku untuk mengeluarkan bahan -bahan ini Ratya! Nanti kalau Azzura marah aku menggunakan bahan-bahan yang ada di dalam kulkas nya maka akan aku ganti.” Jawab Clare kemudian mengeluarkan bahan-bahan yang dia perlukan untuk membuat kimbab.

“Aku yakin bukan Azzura yang akan marah! Tapi Cristian Luke Cook lah yang akan mengamuk begitu tahu isi kulkas kesayangan nya di pakai oleh Clare.” Batin Arka, sambil membantu Clare meletakan bahan-bahan yang Clare berikan ke atas meja.

Arka melirik Clare sekali lagi, “Oke! usaha terakhir!” batin nya.

“Kau yakin kau bisa masak nona? Kalau tidak, mungkin sebaiknya kau makan di luar saja. Karena aku juga tidak bisa masak.” Ujar Arka yang masih berusaha membuat Clare meninggalkan tempat itu.

Padahal Clare saat ini sudah mulai mengeksekusi bahan-bahan yang dia ambil dari kulkas tadi.

“Kau tenang tenang saja! Aku ini sangat pintar memasak Memasak orang pun aku bisa! TAK!!” Ujar Clare bersamaan dengan bunyi hentakan pisau yang sangat kuat.

Saking kuat nya Arka yang sedang memperhatikan tangan Clare yang sedang memotong-motong di atas talenan itu sampai terkejut.

Seketika itu juga Arka memegang jari nya sendiri. Entah mengapa Arka merasa jari nya tiba-tiba ngilu setelah melihat Clare mengayunkan pisau nya dengan sangat kuat ke wortel yang sedang di potong nya.

“Tadi aku lihat ada nasi di ricecooker itu, bisa tolong kau ambil kan Ratya?” pinta Clare pada Arka.

“Nasi? Semua nya?” tanya Arka pada Clare.

“Boleh juga!” jawab Clare.”Jangan lupa cabut colokan nya.”sebut Clare.

“Ya...” dan Arka pun melakukan apa yang Clare perintahkan. “Letak dimana?” tanya Arka.

“Disana saja...” jawab Clare yang sibuk memotong dan mempersiapkan bahan yang lain nya untuk kimbab nya.

Clare dan Arka pun akhir larut dalam kegiatan masak memasak mereka.

Clare yang menyusun isian kimbab nya, sedangkan Arka lah yang menggulung dan memotong nya.

satu jam kemudian...

“Waaaaaaaah! Akhir nya siap.” Sorak Clare dengan tatapan senang pada kimbab-kimbab yang tersusun rapi di atas piring besar itu.

“Hmmm apa tidak terlalu banyak?” ujar Arka yang baru sadar kalau kimbab yang mereka buat ternyata ada satu piring besar.

“Kau benar! Kimbab ini terlalu banyak! Mana kau sedang puasa kan Ratya? Mana mungkin aku menghabiskan nya sendiri.” Gumam Clare sambil menatap ke arah kimbab itu.

“ya sudah! Aku berikan saja pada teman ku. Semoga Antonio masih ada di ruangan nya.” Ujar Clare.

Semenjak kejadian di hotel waktu itu, Clare memang belum ada bertemu dengan Antonio.

Bagaimana pun Clare sesungguh nya juga memiliki rasa untuk Antonio walaupun itu belum pernah Clare ungkap kan, dan mungkin saja tidak akan pernah Clare ungkapkan pada Antonio mengingat diri nya yang sudah tidak sempurna lagi sebagai wanita sekarang.

“Antonio? Dia akan memberikan jerih payah aku dan dia pada pria itu ?! yang benar saja!” seru Arka dalam hati tidak terima jika semua kimbab yang dibuatnya bersama Clare dimakan oleh Antonio.

Saking tidak terima nya, tanpa sadar Arka menarik piring kimbab itu dari tangan Clare lalu Arka duduk dan mulai memakan kimbab itu.

“Lah, bukan nya kamu puasa Ratya??” Seru Clare yang sontak kaget melihat Arka malah makanin tu kimbab kimbab satu persatu.

“Aku baru ingat, hari ini aku tidak puasa.” Jawab Arka dengan wajah datar sambil memasukan kimbab itu satu persatu ke dalam mulut nya.

"Enak saja Antonio yang makan!!!" Seru Arka dalam hati.