"Umi, mau ngenalin kamu dengan anak teman Umi Zah.." . Jelas Umi dengan Lembut. Sungguh, bagai tertusuk peri di hatiku. Dari dulu Umi tak perna membicarakan soal perjodohan untukku. Dan begitu sedih hatiku karna Aku benar benar tak mampu menolak apapun keinginan Umi. Dan yang membuat aku dilema adalah aku sudah merimah sebuah ta'aruf dari santriwan juga di sini yang sudah bergelar seorang Ustadz.Meski aku belum menceritakan semua pada keluargaku.
Dan lebih mengejutkan lagi aku harus mau menerimah perjodohan ini, untuk menuntun calon suamiku yang Notabennya adalah anak Geng Motor. Lantas, dapatkah aku mencintainya..? dan menjadikan keluarga kecil kami sakinah mawaddah warrohmah..??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anna Anisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Panik
Pagi ini Al dan Azizah akan pulang. Azizah terlihat merapikan semua barang-barangnya di dalam koper. Sedang Al sedang menyiapkan mobil mereka.
Selang beberapa menit Al membuka pintu dan menghampiri istrinya, yang sedang berdiri di dekat ranjang sedang menata pakaiannya.
Al tanpa malu melingkarkan kedua tangannya di pinggang sang istri.
"Mas.. " ucap Azizah pelan. "Sudah siap semua. " Sambungnya.
"Sebenarnya aku masih betah di sini. " Al sambil menaruh kepalanya di pundak istrinya.
"Tapi mau bagaimana, kita harus pulang. " ucapnya sambil melepas dekapan tangannya. Dan beralih menarik kopernya.
"Ayo .. " Sambungnya sambil menggandeng tangan istrinya.
__________
Mobil mereka sudah memasuki halaman rumah Jaya Pratama.
Azizah turun dan menunggu Al yang mengambil koper mereka.
Keduanya pun masuk. Terlihat sepi di ruang tamu dan ruang tengah. Mama dan Papa sedang sarapan di meja makan.
"Bi. Kayanya suara mobil Al. Coba bibi lihat. " Ucap Mama Ratih pada bi Ijah.
"Injih Nyonya. " Bi Ijah pun keluar, melihat Al dan Azizah naik ke tangga.
"Den Al . " Panggil bi Ijah.
Al pun berhenti dan menoleh ke arah suara yang memanggilnya.
"Iya Bi. "
"Den Al sama Non Azizah, di suruh sarapan dulu sama Nyonya. "
"Bilang ke Mama bi. Kita sudah sarapan tadi. "
"Oh. Iya den. "
Bi Ijah pun kembali ke dapur. Sedang Al dan Azizah terus naik ke kamar mereka.
"Ceklek." Al membuka pintu dan menaruh kopernya.
"Aku langsung berangkat ke kantor ya dik. " Ucap Al sambil menyambar tas kecilnya.
"Iya mas. " Jawab Azizah sambil mengeluarkan barang-barangnya dari dalam kopernya.
Al pun mengulurkan tangannya dan Azizah mencium punggung tangan suaminya. Lalu Al dengan lembut mencium kening istri tercintanya.
_______
Beberapa Minggu kemudian.
_____
Pagi ini semua sudah berkumpul untuk sarapan. Tiba-tiba ponsel mama berdering. Satu panggilan masuk ke handphone Mama.
Mama Ratih terlihat kaget dengan kabar yang ia dapatkan.
"Iya Mama segera ke sana.! " Dan mematikan sambungannya.
"Ada apa Ma. " Tanya Papa saat melihat ekspresi wajah istrinya berubah.
"Sonya di bawah ke rumah sakit pa. " Sambil menaruh ponselnya.
"Kenapa Ma.? " Papa dan yang lainnya juga terkejut.
"Kak Sonya kenapa Ma. " Al pun terlihat panik.
"Katanya tiba-tiba dia demam tinggi Pa. Makanya sekarang Mama mau nyusul ke sana. "
"Azizah ikut ya Ma.? " tawar Azizah.
"Iya Sayang. Kalau gitu Mama ambil tas dulu. Papa sama Al berangkat ke kantor saja. Nanti Mama kabari" jelas Mama. Sambil berdiri untuk mengambil tasnya.
"Biar di antar sopir Ma, " Ucap Papa cemas.
"Iya Pa. "
______
Mama Ratih dan Azizah sudah sampai di rumah sakit. Setelah mencari ruangan kak Sonya di rawat, Mama Ratih bergegas membuka pintu.
"Ceklek."
Netra Mama Ratih tertuju pada putrinya, yang berbaring dengan wajah nampak pucat.
Cepat-cepat Mama Ratih menghampiri putrinya. Di samping Sonya ada Ilham yang duduk di kursi. Melihat siapa yang datang Ilham berdiri.
"Sayang, " Suara Mama Ratih cemas. "Kenapa Sonya Ilham.? " mengalihkan pandangannya pada Ilham.
Melihat Mamanya cemas dan panik. Sonya menggenggamnya tangan Mamanya.
"Ma, Sonya gak papa. "
"Gak papa bagaimana Sayang. Lihat wajah kamu sampai pucat. " Ucap Mama Ratih sambil mengelus pucuk rambut putrinya.
"Kata dokter Sonya kecapekan Ma. Dan kurang istirahat. " Jawab Ilham berusaha menenangkan Mama Ratih.
"Dan kata Dokter, mungkin ini bawaan dari Baby yang ada di kandungan Sonya Ma. " Ilham sambil tersenyum memandang istrinya.
"Baby..? " Mama Ratih terkejut. " Kamu hamil Sayang.? " Sambungnya menoleh ke Sonya. Dan Sonya menganggukkan kepalanya.
"Alhamdulillah Ya Allah. Akhirnya bentar lagi aku punya cucu. Sayang Kak Sonya hamil. " sambil mengalihkan pandangannya ke Azizah.
"Iya Ma. Selamat ya Kak. " Azizah menghampiri Sonya dan memeluknya.
"Iya dik. Kamu cepat nyusul Kakak ya. " Ucap Sonya dengan bahagia.
"Hehehe iya Kak. Doain ya kak.. " sambung Azizah.
"Iya Sayang, Mama juga berdoa, agar kamu juga segera hamil. " Ucap Mama sambil mengelus punggung Azizah dengan lembut.
"Lalu bagaimana kata dokter. " Lanjut Mama.
"Besok Sonya juga sudah boleh pulang Ma. Tapi untuk hari ini Sonya harus menginap dulu di sini, satu hari saja Ma. "
"Kalau gitu biar Mama yang jagain Sonya. Kalau kamu mau ke kantor. " Tawar Mama Ratih pada Ilham.
"Iya Mas, Mas Ilham ke kantor saja. Aku sudah ada Mama sama Azizah yang jagain aku. " Ucap Sonya meyakinkan suaminya.
"Gak papa Ma. Kalau aku tinggal Sonya. " Ilham sepertinya masih cemas dengan keadaan istrinya.
"Iya gak papa. Mama sama Azizah nanti di sini sampai kamu balik dari kantor. "
"Ya sudah Ma kalau gitu Ilham berangkat ya Ma. " Pamit Ilham. Tak lupa ia berpamitan pada Istrinya dan mencium pucuk rambut istrinya dengan lembut.
"Titip Sonya ya Ma. " sambungnya.
Ilham pun keluar dan menutup pintu. Mama terlihat meletakkan tasnya di meja samping ranjang rumah sakit.
"Kamu sudah makan Sayang.? " Ucapnya lembut pada Sonya. Sambil mengelus punggung tangan Sonya.
Sonya hanya menggelengkan kepalanya.
"Kalau gitu Mama carikan makan dulu ya Sayang. " tawar Mama Ratih.
"Enggak Ma.Gak usah . Sonya sudah hampir 1 minggu ini gak enak makan. Tiap makan pasti muntah Ma. " Keluh Sonya.
"Mungkin ini bawahan Baby nya Sayang. "
Sonya hanya mengangguk.
"Oh ya Mama kabari Papa dulu ya. Kalau kamu gak papa. Nanti takutnya Papa khawatir dengan keadaan kamu. " Sambil mengambil ponselnya di tas.
"Azizah, temani Kak Sonya dulu ya. Mama keluar sebentar. "
"Iya Ma. "
Azizah pun berdiri dari sofa dan duduk di samping Sonya.
"Kamu semoga cepat nyusul juga ya dik. " Ucap Sonya saat Azizah duduk di sampingnya.
Azizah pun tersenyum. " Aamiin Kak. "
"Al kelihatannya juga sudah berkeinginan untuk segera punya anak. " senyum Sonya.
"Iya Kak. Mas Al sama Azizah sudah ikut progam yang Kakak saranin. " Jawab Azizah.
"Bagus dong kalau gitu. "
"Dik ambilkan minum itu. " Tangannya sambil menunjuk gelas di meja.
Azizah pun mengambilkan dan Sonya beranjak duduk untuk meminumnya.
"Ini dik. Makasih ya. "
"Iya kak. "
Sambil menaruhnya kembali.
semangat🥀
dukung terus karya saya ya kak
tunggu part selanjutnya🥰🥰🙏🙏