"Segera tangkap dia,aku tidak ingin pernikahan ini gagal!"Ucap seorang laki-laki paruh baya dengan stelan jas hitam dan sangat rapi.
"Tapi tuan saya sudah berusaha nona Sena telah kabur bersama seorang laki-laki."Ucap seorang yang seperti nya adalah pesuruh dari laki-laki berpakaian rapi tadi.
Laki-laki paruh baya itu terdiam wajah nya memerah menahan amarah yang saat ini sedang ia rasakan.
Penasaran kan sama ceritanya hehe ayo ikuti kisah-kisah selanjutnya dari novel author yang kesekian ini, semoga suka ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
"Sena, apakah yang di katakan oleh mama mu itu benar? Apa semua yang terjadi padamu adalah ulah Zia?"Ucap mama Rianti.
"Hiksss, mama."Ucap Sena menangis sambil memeluk mama nya.
"Tidak apa sayang,jawab saja,kami akan melindungi mu dari Zia."Ucap mama Laura bermuka dua.
"Yang di katakan mama mu itu benar Sena ayo cerita kan semuanya kepada Tante."Ucap mama Rianti.
Perlahan pun Sena mulai berhenti menangis dan mengangguk kan kepala nya seolah orang yang benar-benar sedang mengalami trauma berat.
"Tapi semua ini sudah terlambat,lebih baik tidak ada yang di bahas lagi."Ucap Sena dengan wajah polos yang menyimpan penuh kejahatan.
"Tidak sayang ini tidak terlambat,dari awal Zia hanya lah pengantin penganti, dan Zia tidak pantas untuk menjadi menantu keluarga Desmond karena perilaku nya yang jahat,aku tidak menyangka akan tertipu dengan wajah polos nya."Ucap mama Rianti yang sudah terhasut.
"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?"Ucap Sena memelas.
"Sekarang kamu ikut Tante kerumah sakit, kita akan bongkar semua kejahatan yang telah dia lakukan."Ucap mama Rianti.
"Tapi aku masih takut dengan nya Tante."Ucap Sena pura-pura.
"Tidak perlu takut,Tante akan melindungi mu ayo."Ucap mama Rianti memegang tangan Sena.
Flashback off.
"Sena."Ucap Zia melihat Sena.
Sena berjalan mendekati mama Rianti dan berdiri di belakang mama Rianti seolah ia takut akan Zia.
"Jangan takut Sena,tante tidak akan membiarkan dia menyakitimu lagi."Ucap mama Rianti.
"Apa yang kalian maksud?"Ucap Zia semakin kebingungan.
"Yang aku maksud,kau telah kurang hajar, berani nya kau menyekap Sena dan mengantikan nya menikah dengan Rafael, hanya demi harta, pantas saja kau tidak mau mengorbankan cinta untuk Rafael karena kau bukan mencintai nya melainkan harta nya."Umpat mama Rianti dengan nada tinggi.
Deg ... Jantung Zia seakan berhenti berdetak, sakit yang luar biasa seperti di tusuk beberapa anak panah di hatinya ia sekarang mengerti bahwa keluarga Prasetya telah menjebak nya dan memfitnah dirinya.
"Kau diam, tidak bisa menjawab bukan?Jelas sekali karena yang aku katakan itu semuanya benar."Ucap mama Rianti kepada Zia.
"Aku tidak melakukan apapun kepada nya!"Ucap Zia menaikan nada bicara nya.
"Zia kau!"Ucap Sena kaget.
"Apa? Aku tidak menyangka kau akan memfitnah ku seperti ini? Bukan kah memang benar jika kau meninggal kan Rafael karena dia buta, dan kau pergi bersama Andika,aku tidak melakukan apapun bahkan menculik mu,dan aku di paksa oleh mama mu untuk menikah dengan Rafael mengantikan dirimu agar keluarga kalian tidak malu."Ucap Zia mencoba untuk membela dirinya.
"Tante, lihat lah dia sangat mengerikan hikss,dia bahkan tidak mau mengaku perbuatan nya."Tangis Sena memegang tangan mama Rianti.
"Aku tidak mau tau, tingal kan Rafael segera,aku tidak ingin anak ku menjadi korban wanita pengila harta seperti mu, pergi dari sini Ziana! Jauhi anaku!"Ucap mama Rianti menujuk pintu keluar rumah sakit tersebut.
Tidak peduli seberapa banyak orang yang saat itu sedang melihat pertengkaran mereka.
Zia menitikkan air matanya menahan rasa sakit yang saat ini ia rasakan, bertahan di sana hanya akan semakin memperburuk suasana,ia benar-benar mencintai Rafael, namun jalan satu-satunya ia harus menjauhi keluarga itu terlebih dahulu karena ia tidak memiliki banyak kekuatan untuk bertahan bahkan membela dirinya saja ia tidak mampu karena tidak bada bukti, sementara itu Sena membayar orang untuk mengaku jika dirinya di suruh Zia karena itu mama Rianti semakin percaya.
"Baik lah,aku akan pergi,dan suatu saat akan ada penyesalan untuk kalian."Ucap Zia berjalan cepat sambil menyeka air matanya lalu pergi keluar dari rumah sakit tersebut.
Sena merasa bahagia karena ia dan mama nya dengan mudah menyikirkan Zia dari keluarga Desmond,mama Rianti tersenyum lega karena telah berhasil mengusir Zia yabg sama sekali tidak bersalah.
Setelah Zia pergi dari rumah sakit tersebut,mama Rianti pun mengandeng tangan Sena menuju kamar rawat Rafael.
"Rafael, lihat nak mama datang membawa siapa."Lirih mama Rianti kepada Rafael yang sedang duduk di ranjang nya.
"Siapa ma? Dan di mana istri ku."Ucap Rafael.
"Rafael ini aku Sena."Ucap Sena mendekati Rafael.
Namun dengan cepat Rafael menghindari Sena yang hendak memeluk dirinya.
"Rafael."Ucap Sena terlihat kesal.
"Ma, apa yang mama lakukan? Di mana Zia dan mengapa ada wanita ini di sini."Ucap Rafael dengan nada bicara tinggi.
"Sena, biar tante yang akan menjelaskan semuanya."Ucap mama Rianti kepada Sena.
"Hiksss,baik lah tante."Ucap Sena kembali berpura-pura menangis.
"Rafael, sebaiknya kamu jangan mencari atau memikirkan Zia lagi, mama sudah tau semua kebenaran nya."Ucap mama Rianti.
"Apa yang mama katakan!"Ucap Rafael mulai emosi.
Dengan cepat mama Rianti pun menceritakan semua hal Rekayasa yang di buat oleh mama Laura dan Sena itu kepada Rafael.
"Tidak! Tidak! Itu tidak mungkin! Zia tidak melakukan apapun!"Jerit Rafael marah sambil turun dari ranjang nya dan mengobrak-abrik ruangan itu.
"Rafael tenang lah nak,ini semua adalah kenyataan,dan lihat sekarang,dia sudah pergi meninggalkan mu karena dia takut masuk penjara atas apa yang telah dia lakukan!"Ucap mana Rianti mencoba menenangkan Rafael.
"Cukup!"Teriak Rafael sambil memegang kepala nya.
Rafael akhirnya jatuh pingsan karena kondisi nya yang masih lemah dan terlalu banyak gerak serta emosi yang tidak bisa di kendalikan.
"Rafael! Rafael sadar nak, Sena cepat pangil dokter."Ucap mama Rianti kepada Sena.
Sena pun mengangguk dan keluar dari ruang rawat tersebut memangil dokter.
Beberapa menit kemudian Dokter pun tiba dan memeriksa keadaan Rafael.
"Dok bagaimana keadaan anak saya?"Tanya mama Rianti khawatir.
"Pasien terlalu banyak beban pikiran nyonya, mohon jangan mengatakan sesuatu yang membuat pasien marah, karena pasien butuh ketenangan untuk sembuh dan harus rutin istirahat."Ucap sang dokter menjelaskan.
"Baik lah dokter terima kasih."Jawab mana Rianti.
"Baik kalau begitu saya permisi dulu."Ucap dokter tersebut kemudian berjalan keluar dari ruang rawat Rafael.
Sementara itu di sisi lain.
"Aku benar-benar mencintai mu,tapi aku tidak memiliki kekuatan untuk bertahan dan membela diriku."Ucap Zia mengusap bingkai foto Rafael yang ada di tangan nya.
Zia membereskan baju-baju nya dan meletakkan ke dalam koper, serta bingkai foto Rafael sebagai kenangan jika ia merindukan suaminya itu, hari ini ia pergi dari Fila tampa arah dan tujuan yang pasti.
Bersambung ....