SEQUEL DARI ❤JERAT CINTA SANG PLAYER❤
Diasingkan keluarganya sendiri karena cacat, bagaimana nasibnya saat bertemu dengan seseorang yang dia kenal hanya sebagai pengawal?
Dua tubuh dua jiwa, namun nasib memperlakukan keduanya berbeda
Satu di puja dan satunya tidak diinginkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gelisah
JDER!
Suara gemuruh petir mulai terdengar, hujan di luar sudah mengguyur bumi dengan derasnya. Air danau yang tadinya tenang, kini terlihat beriak diterpa angin.
Sepertinya hujan badai akan berlangsung lama, Sheena yang hanya bisa merasakan hembusan angin dan terpaan air hujan dari jendela- hanya mengeratkan selimut tebal yang di berikan Bibi Jumma.
Kedua netra biru biru itu terpejam, seakan tengah mencari ketenangan didalam hawa dingin. Entah kenapa, Sheena sangat suka yang berhubungan dengan air- entah itu air hujan, laut, sungai, danau, Sheena begitu nyaman saat mendengar gemercik air disekitarnya.
Maka dari itu, saat dua pengawal mendorongnya ke jurang laut- Sheena berusaha untuk tidak panik. Dia berusaha mengambang di atas air laut, walaupun berkali kali gelombang menghantam tubuh lemahnya.
Bahkan lebih dari 30 menit lamanya Sheena terombang-ambing, hingga akhirnya tubuhnya direngkuh seseorang dan membawanya ke daratan.
Apa mungkin dia keturunan Putri Duyung?
Sheena tertawa kecil saat memikirkan hal konyol, namun Sang Princess kembali termenung.
OCEANA
Bukankah nama tengahnya itu begitu mirip dengan nama putri laut. Entah siapa yang memberikan nama Oceana di nama tengahnya- mungkin Sheena akan berterima kasih saat tahu siapa orang itu. Karena nama tengahnya Oceana dirinya tidak takut dengan air, walaupun Sheena sama sekali tidak pandai berenang.
JDER!
Putri Sheena memejamkan kedua matanya saat petir dan guruh kembali saling bersahutan. Kilatan petir yang tidak dapat Sheena lihat pun, terasa menggetarkan hatinya.
"Tuan Putri, tutup jendelanya. Ayo kita makan malam dulu, Bibi sudah memasak sup jamur kesukaan Tuan Putri,"
Sheena menoleh, kedua sudut bibirnya tertarik membentuk senyuman- Sang Princess perlahan berbalik dengan langkah meraba.
"Ayo, aku sudah lama tidak memakan sup jamur buatan Bibi. Sejak, Ayah meng-,"
"Sudah tidak perlu di ingat lagi. Mulai sekarang kita akan hidup tanpa bayang bayang Alfuttain, Bibi yakin Tuan Putri bisa!" sela Jumma, memberikan keyakinan penuh pada Sheena.
"Iya, Bibi benar. Aku akan membuka lembaran baru, disini bersama bibi-," Sheena menghela napas pelan, dan menjeda ucapannya.
"Dan Akara," gumamnya pelan.
🍒🍒🍒
Erkan menatap kosong kearah balkon kamarnya, hati Sang Putra Mahkota tengah risau melihat butiran air yang jatuh dari langit.
Bagaimana keadaan Sheena-nya saat ini? apa gadis-nya sudah makan atau belum? atau mungkin Sheena tengah ketakutan di balik selimutnya.
Erkan mengusap wajahnya kasar, raganya berada di istana- tapi dan jiwanya sudah berkelana pergi menuju rumah danau.
"Kau sedang apa, Sunshine?" gumamnya pelan.
"Besok aku akan memasang CCTV dan perekam suara di rumah danau," sambungnya lagi.
Pria yang hanya memakai kaos tanpa lengan itu, menutup pintu kaca pembatas balkonnya. Erkan menghempaskan diri diatas tempat tidur bernuansa manley. Kedua mata Sang Lord terpejam, perlahan kedua sudut bibirnya tertarik ke atas saat senyuman manis Sheena muncul di dalam pikirannya.
Bahkan tanpa sadar, Erkan meremas selimut saat membayangkan kalau saat ini Sheena semakin mendekat ke arahnya. Memberikan sentuhan lembut dan ringan di kedua pipinya, jari jemari lentik dan cantik Sheena mengabsen kedua rahang tegasnya- hingga merambat ke bawah dan semakin ke bawah.
Jakun Erkan naik turun, saat bayangan Sheena mulai menyentuh bahu dan membenamkan wajah cantiknya di ceruk leher Sang Lord.
"My Sheena," gumamnya pelan.
Erkan semakin terlena kala bayangan Sang Princess mulai menggesekkan ujung hidung kecil dan mancung itu di leher hingga rahangnya.
Dahi Erkan mengernyit dalam, saat merasakan benda lunak, basah dan agak sedikit kasar, mulai menjilat di leher serta pipinya.
Kenapa begitu nyata? bukankah dia sedang berkhayal?
Erkan segera membuka kedua matanya lebar, Sang Lord menghela napas kasar saat melihat dua ekor kucing Egyptian kesayangan Liara, tengah menatap polos padanya.
Meong...
"Astaga, aku dicumbu oleh dua ekor kucing," gumamnya miris.
Nasib jomblo hiks.
**AKU GIGIT NIH RRRWWW
YUHUUUU SEE YOU NEXT TOMORROW
BABAYYY MUUUAAACCHH**