Arsen kusuma wijaya,seorang duda muda yang dewasa,harus menikah dengan Ayana shakila,gadis mungil yang berstatus pelajar sebuah SMU.
akankan pernikahan mereka bisa berhasil.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chustnoel chofa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nasehat mama
*
*
*
*
Ayana menghela nafasnya panjang,dia baru saja turun dari taksi online.seragam lengkap masih melekat di tubuh mungilnya,kali ini rambut kriwilnya diikat satu kebelakang.
Kemudian dia melangkah memasuki pekarangan rumah mama Mira.tadi pagi dia sudah meminta izin kang suami,kalo pulang sekolah pengen main ke rumah mama.
Setelah melewati tahap pemberian nasehat yang cukup panjang dan membosankan,akhirnya izin untuk ke rumah mama dikabulkan oleh Arsen.
Dengan catatan langsung ke rumah mama,nggak boleh keluyuran dulu kemana-mana.
Ya kali Ayana bisa keluyuran seperti dulu,bukannya ponsel ada GPS nya.jadi kemanapun Ayana pergi,suaminya pasti akan tau.
"Assalamualaikum,ma...."Ayana mengucap salam,setelah membuka pintu rumah mama Mira.
"Waalaikumsalam,,mama di belakang Ay...."terdengar suara teriakan mama Mira, seperti dari arah belakang.
Dibelakang dapur memang ada semacam teras,ada kursi dan meja juga disana.
Mama Mira biasanya ngadem sambil ngobrol bila sedang tak ada pesanan.
Setelah meletakkan tas di atas meja,yang ada disamping tv Ayana berjalan ke belakang,dan di sana dia mendapati sang mama dan juga mbak Tiwi sedang ngobrol,sambil ngemil kue kering.
Mama Mira duduk bersebelahan dengan mbak Tiwi,kursi mereka berdua terpisah oleh sebuah meja kecil.
"Kok nggak pada istirahat sih,malah ngobrol di sini...?"tanya Ayana,setelah mencium tangan mama Mira,dan tak lupa cipika cipiki.
"Mama sudah sempat tiduran sebentar tadi Ay..."jawab mama Mira.
"Silahkan duduk Ay,mbak pamit mau istirahat dulu..."mbak Tiwi beranjak dari duduknya,dan Ayana pun menghempaskan bokongnya di kursi yang di tinggal oleh mbak Tiwi.
"Bu,saya pamit mau rebahan sebentar ya...?"dengan sopan mbak Tiwi meminta izin kepada mama Mira.
"Silahkan,wi ...santai aja.untuk nanti sore nggak ada pesanan,jadi kamu bisa tidur dengan nyaman.."ujar wanita yang melahirkan Ayana itu sambil tersenyum lembut.
Setelah mbak Tiwi menghilang dari pandangan,mama Mira pun bertanya kepada putri satu-satunya itu.
"Tadi naik apa Ay kesini..?"tanya mama Mira,sambil menoleh ke arah sang putri.
"Naik taksi,ma...."Ayana menjawab sambil menggigit kue,yang baru dia ambil dari dalam toples.
"Sudah izin suamimu kan?"
"sudahlah,ma.emang Aya bisa apa pergi-pergi tanpa izin dari kanjeng romo..."ucapnya setengah kesal,bibirnya bahkan mencebik.
"Ya memang harusnya gitu Ay,selangkah saja istri keluar dari rumah,harus dengan seizin suami..."
"Iya ..iya ..."Ayana memutar bola matanya kesal.
"Sudah makan,Ay...?"
"Tadi sih udah ma,disekolah.."
"Mau makan lagi,mama masak sayur bening,dan pepes ikan tongkol lho..."
Ayana tiba-tiba ingin meneteskan air liurnya,mama Mira memang pintar memadu padankan masakan.
Apapun yang dimasak mama Mira,selalu pas di lidahnya.
"Nanti aja ma,ada yang mau Aya tanyain.."
"Ada apa?"
"Ng....kalo Aya hamil,gimana ma...?"tanya Ayana,dia menggigit bibirnya cemas.
"Kamu hamil sayang.....!"dengan wajah berbinar bahagia mama Mira memandang sang putri yang malah mengkeret dikursi.
"Belum ma,,Aya kn cuma nanya.gimana kalo seandainya Aya hamil..?"
"Ya nggak papa sih Ay,,kan ada suaminya..."Mama Mira menjawab dengan santai.seoalah tanpa beban.
"Tapi Aya kan belum lulus ma, masih tiga bulan lagi..."ujar Ayana dengan cemberut.
"Tiga bulan cepet Ay,kalau kamu hamil sekarang juga nggak papa,nggak akan kelihatan..."
"Ng....."Ayana melamun, seperti sedang memikirkan sesuatu."kalo Aya punya anak,ntar kuliahnya gimana ma..."lirihnya kemudian.
"Kamu bisa titipin sama mama,Ay...sudah,jangan terlalu dipikir Ay,biar seperti air mengalir aja.kalo di kasih sekarang ya berarti itu rejeki kalian.banyak pasangan yang menikah puluhan tahun,tapi tidak juga diberi rezeki anak Ay..."
Ayana terdiam,dia membenarkan semua ucapan sang mama.."Iya ma...."
"Kamu nggak lagi menundanya kan,Ay...?"mama memindai gadis yang duduk disebelahnya itu lekat.
"Sebenarnya.....Aya....ng....minum pil ma...."ujar Ayana lirih,dia takut kalo sang mama marah.
"YA ALLAH Ay,jadi kamu minum pil kontrasepsi.suamimu tau....?"mama Mira melotot gemas.
Ayana semakin menunduk."mas Arsen nggak tau,ma..."
"Ya ampun sayang,,kenapa kamu mengambil keputusan sendiri,kalo suamimu tau,dia pasti kecewa sama kamu...."Mama Mira menatap putrinya nelangsa.
Walaupun hati kecilnya merasa kasian dengan putrinya,dia tau, putrinya pasti ketakutan bila punya anak,dengan statusnya yang masih pelajar itu.
"Iya ma,Aya udah sadar ma, mulai ntar malam,Aya nggak akan minum pil itu lagi...."tekad Ayana.
"Iya sayang,nggak perlu takut.serahkan semua sama yang diatas.bila kamu cepat diberi momongan,itu berarti ALLAH mempercayai kamu bisa menjadi seorang ibu..."mama Mira berdiri.kemudia meraih telapak tangan putrinya,mengajaknya berdiri.
"Iya ma,maafin Aya ya ma...."dengan manja Ayana memeluk tubuh mama Mira yang masih terlihat langsing,biarpun sudah berumur.
"Sekarang ganti baju,trus makan ya...."Mama Mira menggamit lengan putrinya,dan diajaknya masuk ke dalam rumah."kamu sudah sholat belum Ay....?"
"Sudah ma,tadi disekolah..."jawab Ayana sambil tersenyum manis.hatinya merasa tenang sekarang,nasihat dari sang mama membuat pikirannya terbuka.
Nggak papa kalo aku hamil,banyak orang-orang yang sayang sama aku.mereka pasti akan membantu aku,mengasuh bayiku nanti.
Ayana senyam senyum sendiri,sudah seperti seorang gadis yang baru ketemu gebetan.
*
*
*
*
Sementara di kantor Arsen....
Pria dewasa berusia tiga puluh tahun itu tampak serius di depan laptopnya,dia sedang memeriksa laporan yang baru dikirim salah satu staf keuangannya.
klek.... Tiba-tiba pintu terbuka dari luar,dan sesosok laki-laki seumuran Arsen masuk,pria itu memakai setelan baju kerja berwarna abu-abu.
"Bos..."sapa pria yang adalah Malik,asisten terpercaya dari Arsen.
"Ada apa?"tanya Arsen tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop di depannya.
"Bos tidak makan siang?sudah hampir jam satu.."Malik memang asisten yang patut diberi penghargaan,hal remeh temeh pun dia pasti mengingatkan.
"Kamu sudah makan,lik.tolong kamu pesankan saja untuk ku...aku sedang malas keluar..."Titah sang Bos.
"saya kebetulan juga belum makan Bos,,"ucap Malik.pria itu mengeluarkan ponsel dari saku jasnya."Bos mau dipesankan apa..?"
"Ng..Nasi padang saja,Lik...."
"Ok Bos,minumnya..."
"Capuccino latte boleh..."
"Siap Bos.."
Bersambung....
*
*
*
*
jangan lupa,like love dan komen...
Terima kasih...
ceritanya bagus