Penderitaan bisa dikatakan sebagai temannya. Tangis air mata tak pernah lupa untuk hadir. Perih dari luka yang tercipta selalu ia tahan. Namun, bagaimana jika ia harus menikah hanya untuk menggantikan posisi pengantin perempuan.
Elvira Pelita harus menggantikan posisi sang kakak dalam pernikahan, menjadi pengantin perempuan yang bersanding dengan pria yang seharusnya ia panggil kakak ipar.
Arkanio Althaf Zerion harus menikahi sang calon adik ipar karena calon istrinya melarikan diri. Ia selalu membenci pernikahannya karena bagi Arka, Vira penyebab perginya perempuan yang amat dicintainya.
"Jangan mendekat jangan sakiti aku, aku bisa menjelaskan semuanya. Aku tidak bersalah." Vira was-was karena Arka semakin mendekat.
"Kau salah, kau bersalah!" teriak Arka tepat di muka Vira.
Bagaimana pernikahan yang dipenuhi kebencian itu akan berjalan dan bagaimana cara Vira menyakinkan Arka bahwa ia tidak bersalah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nidati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terbelenggu Dalam Hubungan
Tak dapat dihitung berapa lama Arka berada di rumah sakit. Pria itu harus melakukan serangkaian pemeriksaan pasca operasi. Hampi sebulan untuk Arka melakukan perawatan sebelum akhirnya diperbolehkan pulang dengan catatan rajin cek up untuk mengetahui perkembangan bahu yang sempat dioperasi. Selama di rawat tak sehari pun Vira lewatkan untuk mengunjungi Arka. Ia bahkan rela bolak balik sekolah, rumah dan rumah sakit. Meskipun begitu sikap Arka tak jauh berbeda dari sebelumnya. Datar dan sinis.
Belum ada kesempatan untuk Vira dapat membicarakan perihal perceraian karena setiap kali Vira berusaha membicarakan selalu saja ada halangan mulai dari kedatangan keluarga yang tiba-tiba, jadwal pemeriksaan yang mendadak, Arka yang tertidur ketika diajak bicara, dan masih banyak lainnya. Vira menyerah mungkin belum waktunya bagi Vira membicarakannya.
Setelah menunggu kesempatan yang sudah sangat lama Vira nantikan. Akhirnya siang ini setelah membantu Arka minum obat, ia bisa membicarakan hal yang sangat ingin Vira dengar penjelasanya dari Arka. Vira sudah menguatkan hatinya menerima apapun keputusan Arka, bagaimanapun nanti hasilnya. Vira harap tidak ada yang terluka.
Sebelum melakukannya Vira harus meletakkan pakaian kotor milik Arka pada keranjang pakaian terlebih dahulu.
"Aku ingin membicarakan sesuatu," ucap Vira setelah kembali dari meletakkan pakaian kotor.
Arka yang sedang mengecek beberapa pekerjaan di ponsel miliknya berhenti sebentar untuk menatap Vira. Tidak seperti biasanya Vira memberitahu sebelum berkata.
"Hmm," gumam Arka, ia terlalu malas menanggapi Vira.
"Ini tentang Kak Arleta." Gerakan jari tangan yang sedang berseluncur di layar ponsel berhenti mendadak. Arka terdiam sebentar sebelum akhirnya mematikan ponsel dan meletakkan di sampingnya. Pria itu berdiri lalu menghampiri Vira yang memandangnya dengan lekat.
"Katakan," suara Arka terkesan berat membuat Vira meneguk ludah susah payah.
Vira menari nafas kemudian menghembuskan perlahan. Ia tidak boleh menundanya lagi lebih cepat lebih baik dan Vira bisa segera pergi.
"Sesuai perkataanmu tempo hari. Kau akan menceraikanku setelah menemukan Kak Arleta dan kau berhasil menemukan dia. Jadi, kapan aku harus menandatangani berkas perceraian?" Vira menunggu jawaban dari Arka yang menjadi penentu masa depannya.
Arka tersenyum miring menatap Vira dengan sinis. Arka mengikis jarak di antara mereka yang membuat Vira berjalan mundur hingga punggungnya membentur dinding. Arka mengangkat dagu Vira hingga wanita itu menatap matanya.
"Kau kira aku akan melepasmu dengan mudah? Tidak!" ucapnya tepat di wajah Vira membuat bulu kuduk Vira berdiri.
"Kau sudah menemukan Kak Arleta, apalagi yang kamu inginkan. Kamu sendiri yang bicara akan menceraikanku kenapa sekarang kau tak menepati perkataanmu."
"Kakakmu berkhianat dan kau harus membayarnya."
Bagaimana mungkin kesalahan yang dilakukan Arleta, tapi Vira yang harus menanggungnya. Kenapa harus seperti itu. Arleta yang berbuat dan Vira yang dihukum. Tidak adil sama sekali.
"Itu masalahmu tidak ada kaitannya denganku!" marah Vira. Merasakan jika dirinya tak mendapat keadilan.
"Siapa bilang tidak ada kaitannya." Arka tersenyum simpul. "Darah kalian sama, kau harus menanggung kesalahan yang sudah diperbuat kakakmu." Arka berbisik tepat di telinga Vira.
Vira membulatkan mata, shock dengan perkataan Arka. Ia tidak pernah berpikir hal seperti ini akan terjadi. Arka sangat egois, dia sudah melanggar perkataannya sendiri.
Vira mendorong tubuh Arka hingga pria itu mundur beberapa langkah. Senyum miring masih tercetak di bibir pria itu. Nafas Vira naik turun menahan emosi yang siap meledak.
"Kami berbeda, jelas berbeda jangan pernah menyamakan kami. Masalahmu dengan Kak Arleta maka aku tidak ada kaitannya dan kau harus menepati perkataanmu. Ceraikan aku!" Vira berseru di akhir kalimatnya.
"Kau akan bahagia jika aku menceraikanmu, sedangkan aku menderita karena pengkhianatan kakakmu. Aku tidak akan membiarkanmu bahagia di atas penderitaanku!"
"Itu salah Kak Arleta, lampiaskan saja padanya kenapa membawa-bawa aku. Kau itu pria egois, biadab, hati batu, tak berperasaan." Vira memaki Arka sesuai apa yang dirinya rasakan.
Walaupun Arleta yang salah, tapi Arka tidak bisa melampiaskan amarahnya pada wanita yang dicintainya karena itu Arka lebih memilih melampiaskannya pada Vira dengan tidak melepas wanita itu dari genggamannya. Mata hatinya telah tertutup rapat oleh rasa benci sehingga tidak dapat melihat apa yang sebenarnya terjadi. Bagaimana Vira yang tidak bersalah harus menanggung segalanya.
"Lepaskan aku, Arka. Dari awal tidak ada yang dipertahankan dalam pernikahan ini. Tidak ada gunanya kita terikat dalam pernikahan paksa ini." Vira tidak tahu lagi harus berkata apa karena dirinya sudah terlalu lelah akan semua. Ia sudah berbesar hati menerima jikalau Arka akan menceraikannya dan ketika tahu Arka tidak akan menceraikannya hanya karena alasan yang menurutnya sangat tidak logis, dirinya hancur kembali. Luka yang belum sembuh kini bertambah lagi.
"Ingat baik-baik. Aku tidak akan melepaskanmu sampai kapan pun."
"Ini tidak adil. Kau menghancurkan hidupku demi kepuasanmu sendiri," lirih Vira.
"Hidupku juga hancur karenamu! Dasar perusak." Arka menatap tajam Vira yang hanya menunduk.
"Cukup! Aku tidak menghancurkan siapapun, aku bukan perusak, aku korban. Kenapa kau tidak percaya padaku. Aku bukan perusak, aku bukan perusak. Berapa kali harus aku bilang jika aku bukan perusak." Vira meluruh kelantai dengan menutup kedua telinganya. Terus mengoceh dengan menggelengkan kepala.
"Selamat, Arka. Kau sudah menghancurkanku hingga dasar. Apa sekarang kau senang melihat diriku yang seperti ini. Hancur lebur tak terbentuk lagi. Tak ada yang bisa diperbaiki lagi. Haha ... selamat Arka yang sudah berhasil dan sekarang kau pun mengurungku dalam hubungan yang menyakitkan ini, tapi dengar aku bukan perusak. Kau dengar aku bukan perusak!"
Vira tidak terima jika terus dituduh sebagai perusak hubungan Arka dan Arleta, ia hanya korban. Hati Vira lelah jika terus begini. Kenapa Arka tidak melepasnya saja dan semua akan beres.
"Terserah kau mau menganggapnya apa yang jelas aku tidak akan menceraikanmu." Arka berbalik menjauhi vira.
"Pembohong," sendu Vira memukul dada kirinya yang terasa begitu sesak. Pertahanannya roboh ia menangisi nasib yang sangat buruk untuknya. Kehidupan yang ia harapkan lebih baik kini sirna tepat sebelum ia meraihnya.
Arka memutar knop pintu menariknya agar terbuka ia keluar dari kamar meninggalkan Vira yang masih berada dilantai yang dingin. Setengah hatinya berkata jika yang dilakukannya sudah benar, tapi setengahnya lagi mengatakan jika tindakan yang ia ambil salah. Sebenarnya tidak ada niatan untuk mempertahankan pernikahan, tapi entah mengapa ia berkata seperti itu. Seakan ada yang mengontrol dirinya untuk berkata demikian.
Satu persatu kakinya menuruni anak tangga. Melihat seluruh keluarga sedang berkumpul di ruang keluarga. Arka dapat melihat senyum bahagia yang terpancar di wajah setiap orang. Dalam ruang hatinya yang lain Arka turut merasakan kebahagian yang dirasakan.
***
Happy reading
Malam-malam kok up, emang ada yang baca? Masih adakah yang bangun 😂
Salam sayang dari aku.
Orang berpendidikan kok mau2nya di aniaya sama ayah dan suaminya..gk masuk akal..
Ceritanya terlalu lebay..
Thor coba bikin tokoh perempuan yg kuat dan punya harga diri
Vira kamu jgn bodoh pergi dari rmh itu..kamu seorang pendidik harusnya tegas dan punya sikap..
thor viranya harus di bikin tegas dan punya sikap dong..