Novel ini aku tulis berdasarkan kisah nyata dari seseorang, tapi disini aku menambahkan sedikit ceritanya..
Namaku Melati, aku memiliki seorang sahabat , Lani namanya, yang sudah ku anggap seperti saudara sendiri.
Tapi Lani dengan teganya mengkhianati aku. Ia menikah dengan suamiku secara diam diam.
Marah... benci dan kecewa... itu yang aku rasakan ketika aku mengetahui pengkhianatan suami dan sahabatku.
Aku mencoba bertahan dengan menerima Lani sebagai maduku karena ia lagi mengandung anak dari suamiku.
Akankah aku sanggup bertahan selamanya atau aku pergi meninggalkan suami dan sahabatku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Dua puluh Delapan
Sore kemarin mas Willy kembali ke luar kota. Ini yang kurang aku suka dari mas Willy. Aku tahu ia akan ke tempat Lani, tapi mengapa ia selalu saja beralasan bisnis. Seolah aku ini wanita bodoh yang bisa terus dibohongi dan percaya saja dengan ucapannya.
Pagi ini aku kembali datang kerumahku bersama bunda dulu. Aku melihat tante Mia yang sedang berjalan dari warung.
"Selamat pagi tante... "
"Selamat pagi Melati.. sudah lama tak kelihatan tambah cantik saja"
"Tante juga tambah cantik... "
"Kamu bisa saja Melati.. masa wanita yang sudah baya seperti tante masih di bilang cantik. Tante jadi tersanjung nih.. "
"Tapi benar loh.. tante memang cantik.. "
Rangga yang baru datang dengan motornya berhenti melihat mami dan Melati yang sedang mengobrol.
"Rangga... mau kemana . Kamu nggak pergi les"
"Mami.. masa hari libur aku masih juga harus belajar.. nanti anak mami terlalu pintar.. mengalahkan Habibie lagi"
"Bagus dong kalau tambah pintar... Rangga masa sih Melati bilang mami cantik"
"Duuh... mami pasti jadi melambung nih dipuji. Tapi mami memang cantik.. kalau nggak cantik nggak mungkin mami punya anak seganteng aku"
"Kamu nih narsis banget jadi anak"
"Betulkan Melati... aku gantengkan..ngaku deh"
"Iya.. kamu memang ganteng"ujar Melati sambil tersenyum.
"Tuh Melati aja mengakui"
"Kamu nggak sopan banget sih.. masa panggil nama saja dengan Melati"
"Alah mi.. cuma beda dua tahun juga.. apa salahnya sebut nama"
"Tante... Rangga mau mampir. Aku ada buat cake.. mau coba.. "
"Boleh deh... "ucap Rangga semangat
"Semangat banget sih kamu... "goda Mami
"Mau nyicip kue buatan Melati.. pasti enak banget mi.. karena yang buat orang nya cantik.. "
"Rangga... mami ingatkan ya.. Melati masih ada suami... jangan genit kamu"
"Mami.. payah banget. Orang cuma bercanda aja pun tak boleh... "
"Masuk tante.. maaf keadaan rumahku cuma begini"
"Nggak penting rumahnya.. yang penting tuan rumahnya.. jika tuan rumah ramah pasti rumahnya terasa nyaman.. "
"Anaknya mana Mel"tanya Rangga
"Masih tidur.. sebentar ya tante.. Rangga.. aku tinggal dulu"ucap Melati menuju dapur.
Terdengar suara tangisan Nabila dari kamarnya. Tante Mia mau mengambil Nabila takut dibilang nggak sopan masuk kamar orang sembarangan.
"Rangga... kamu bilang sana sama Melati,anaknya menangis.. "
Rangga berjalan menuju dapur. Ia memandangi Melati yang sedang sibuk membuatkan jus.
"Macan... manis dan cantik banget.. sayang sudah bersuami. Aku jadi penasaran bagaimana wajah lelaki yang bisa menaklukkan Melati"
"Rangga... bikin kaget saja.. Mau apa"ucap Melati kaget melihat Rangga yang berdiri dibelakangnya
"Anakmu menangis.. "
"Oh.. maaf bisa tolong bawakan ini ke depan"
"Oke.. kamu cepat deh.. nanti takut tambah keras tangisannya"
"Terima kasih ya.. "ujar Melati sebelum pergi meninggalkan Rangga.
Rangga membawa nampan berisi kue dan jus ke depan dan meletakan di meja.
"Tumben nih anak mami mau bawa air minum, biasanya mami minta tolong nggak pernah mau"
"Mami... jangan ngomong sembarangan nanti didengar Melati.. "
Melati keluar dengan Nabila digendongannya. Ia meletakan Nabila di kursi yang khusus buat bayi.
"Silakan dicicipi tante... enak tak enak.. tante bilang enak aja ya.. "canda Melati
"Enak kok... enak banget malah"ucap Rangga
"Terima kasih... kamu terlalu memuji deh"
"Tapi Rangga benar loh Mel.. kue buatan kamu enak banget. Ini memang kamu sendiri yang buat. Resep dapat dari mana "
"Ya tante.. Bunda saya yang mengajarinya. Bunda dulu kan penghasilan nya dari membuat kue, ia membesarkan aku seorang diri sejak ayah meninggal dunia saat aku berusia lima tahun"
"Bunda kamu pasti orang hebat, karena bisa membesarkan kamu jadi anak yang ramah dan baik begini seorang diri."
Melati dan Tante Mia juga Rangga berbincang bincang sampai dua jam. Setelah itu ia pamit pulang karena harus memasak.
Rangga mengatakan masih ingin di rumah Melati, masih ingin ngobrol alasannya. Tapi maminya tak mengizinkan karena aku hanya seorang diri dirumah takut menjadi fitnah.
Malam harinya entah mengapa Nabila tidur dengan gelisah. Aku pun merasakan satu perasaan ganjil. Aku tak tahu apa itu.
Aku teringat dengan mas Willy dan Lani.
"Sedang apa mas Willy dan Lani... apakah mereka sedang dikamar,sedang bercumbu.. aku disini yang begitu bodohnya masih memikirkan dan membayangkannya. Aku yang bodoh ini masih saja menangisi pengkhianatan mereka. Aku yang bodoh ini masih saja bertahan dengan semua rasa sakit dan terluka.. Tuhan.. jika aku boleh meminta.. buatlah hatiku dengan rela melepaskan mas Willy. Aku tahu aku bertahan hanya karena egoku.. aku tak mau dikalahkan Lani... aku hanya tak ingin membiarkan mereka bahagia berdua.. aku hanya mencoba bertahan untuk membuat Lani merasakan sakit yang aku rasa.. "
Melati menangis terisak sampai matanya terpejam.
Pagi harinya ketika Melati ingin membuat sarapan ia mendengar ponselnya berdering. Ia melihat nomor yang tak dikenal. Ia membiarkan saja ponselnya berdering sampai beberapa kali baru ia mengangkatnya.
"Halo ini Melati ya... "
"Iya.. ini siapa ya.. "
"Melati... ini papa.. "
"Papa... papa yang mana "
"Sekarang kamu sudah banyak memiliki papa ya... sampai nggak ingat dengan papa kamu yang ini"
Melati terdiam dan mencoba mengingat suara orang yang menelepon dirinya.. Dan ketika ia menyadarinya,ia sangat kaget.
"Bagaimana sekarang sudah ingat"
"Iya Pa... maaf tadi Melati lupa.. "
"Kamu marah ya karena papa nggak bisa hadir ketika bunda kamu meninggal dan juga ketika kamu menikah"
"Papa.. bagaimana mungkin Melati bisa marah, kebaikan papa sudah begitu banyak dengan Melati"
Melati tak bisa menahan tangisnya,ia ingin mengatakan pada papa Lani jika anaknya telah merampas kebahagiaan dirinya, tapi ia tak memiliki keberanian itu.
"Melati... mengapa kamu menangis nak. Kamu kangen dengan kami ya. Mengapa kamu tak datang pada pesta pernikahan Lani.. apa kamu ingin membalasnya karena Lani dan papa serta mama yang tak bisa hadir"
"Bukan Pa.. anak Melati masih kecil banget ketika Lani menikah"
"Kalau begitu kamu pasti bisa kan datang sekarang... Lani sudah melahirkan tadi malam, secara caesar.. bayinya sekarang ada diruang NICU karena terminum air ketuban"
"Papa... maaf Melati nggak bisa hadir.. karena suami Melati lagi keluar kota.. "
"Baiklah nak... tapi kamu harus janji ya.. ketika suami sudah pulang dari luar kota kamu harus datang. Papa sudah lama ingin menghubungi kamu.. papa dan mama sangat rindu kamu.Kamu tinggal kirim nomor rekening kamu, nanti papa kirim ongkos ya. Bawa suami dan anakmu.. papa pengin kenalan dan lihat cucu papa dari kamu."
"Papa dapat nomor Mela dari siapa"
"Dari ponsel Lani yang lama. Papa coba coba buka ternyata masih bisa hidup dan ada nama kamu dikontak.. papa coba coba nih tadi.Papa pernah tanya Lani mengapa kamu tak datang ke pesta pernikahannya, Lani bilang karena suami kamu sering diluar kota dan ketika papa tanya kontak kamu, Lani bilang ia tak punya, mungkin Lani lupa memcari di ponsel lama nya ini"
"Pa.. salam buat mama... Melati kangen papa dan mama.. "
"Iya nak.. jangan lupa datang kesini.. papa yang menanggung semua biaya jika suami kamu keberatan... "
"Ya.. Pa.. Melati tutup dulu ya Pa. Anak Melati menangis"
"Ya nak.. hati hati.. kamu tinggal hanya sendiri disana.. jika kamu ada masalah dengan suami kamu.. bilang papa.. "
Melati sudah tak bisa menahan airmatanya lagi, ia menutup sambungan ponsel itu.
"Papa.... Melati ingin rasanya berteriak dan mengatakan jika Lani anak papa sangat jahat dengan Mela. Ia yang telah membuat Mela selalu sedih.. ia yang telah merebut kebahagiaan Mela. Bagaimana bisa Melati datang Pa.. karena kebahagiaan yang sedang Lani dan mas Willy rasakan saat ini adalah kesedihan Melati... Papa... Melati ingin memeluk papa dan meminta papa memarahi Lani karena telah begitu teganya merebut suami Mela... tapi Mela tak berani dan tak sanggup menyakiti hati papa... papa yang selama Mela kenal selalu baik dengan Mela..tak pernah membedakan antara Mela dan Lani"
****************************
Terima kasih buat yang telah membaca novel ini dan menjadikan novel ini favorit.
ternyata ada ya, kisah nyata yg mirip kisah halu di dunia pernovelan..
ternyata main ku kurang jauh, hehehe..
semua memang telah ditakdirkan dan kita hanya tinggal menjalankan..
tetapi dalam menjalani kehidupan, kita jg diberi kesempatan untuk memilih mana jalan yg akan kita tempuh..
jadi walau semua telah ditakdirkan, tetapi kita jg tetap punya andil dalam memilih jalan yg akan dilalui..
rasanya bener2 gak habis pikir, sekeluarga dipenuhi dg laki2 yg suka mendua bahkan lebih..
semua perbuatan pasti ada balasannya..
dan semua tokoh telah mendapatkan balasannya sesuai dg perbuatan masing2..
semoga kita bisa menjadi pribadi yg selalu bersyukur dg apa yg kita punya dan terhindar dari penyakit hati, salah satunya iri dengki..
manusia memang tempatnya salah dan lupa..
tapi dengan belajar ilmu agama, kita bisa memilih jalan benar untuk ditempuh..
keren banget ceritanya mam..
kadang ikut kesel jg sama mama Elly terutama..
kok ada orang sesombong dan se-egois itu..
maunya menang sendiri dan gak mau disalahkan..
selalu berprasangka buruk dan keinginannya harus selalu dituruti..
oke deh mama, semoga sehat terus yaa..
tetap semangat berkarya dan semoga sukses selalu..
💪🏻🙏🏻😘🥰😍🤩💕💕💕
cuss lanjut novel berikutnya.. 🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️