Apa jadinya, ketika hubungan rumah tangga jauh dari rasa saling memperhatikan? Apakah Laras akan mampu terus menahan jeritan-jeritan batin-nya yang selama ini ia pendam?
Simak keseruan konflik etika yang terjadi dirumah tangga Laras! Jangan lupa dukung karya baru ini, ya. See you~
Update: Setiap hari
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Imen Firewood, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Kedua
Beberapa jam kemudian.
Saat ini, waktu telah menunjukan pukul jam 9 malam. Ketika Laras masih berada tidur diatas ranjang bersama Andi yang sudah tidur terlelap.
Di tengah-tengah hubungan Laras yang sudah sedikit mulai membaik. Lagi-lagi Laras harus tergoda dengan semua rayuan yang Riko berikan. Di tambah, Laras juga merasa bahagia sesaat ketika bersama Riko.
"Aku sudah berada di depan komplek-mu" -Riko
"Baiklah .. Tunggu aku!" -Laras
Laras menoleh lagi kesamping, memastikan bahwa suaminya benar-benar sudah tertidur. Ia beranjak perlahan dari tempat tidurnya. Bahkan, ketika membuka pintu kamar, Laras berusaha seminim mungkin agar tidak menimbulkan suara sedikitpun.
Beberapa saat kemudian, Laras datang. Ia mengenakan dress mini berwarna maroon. Menghampiri mobil pribadi berwarna hitam yang sudah menunggu-nya di pinggir jalan. Area komplek tempat tinggal Laras.
Duk!
Suara Laras saat menutup pintu mobil Riko. Ia sebenarnya sudah tahu, bahwa Laras sudah berkeluarga. Bahkan sudah mempunyai anak. Tapi Riko, tidak ingin membahasnya. Ia ingin Laras sendiri yang memberi tahu dia.
Tatapan mereka lama bertemu. Ketika Riko yang tiada hentinya menikmati keindahan tub*h Laras yang berada di samping-nya kini. Tank-top pendek Laras yang berwarna hitam samar-samar terlihat. Karena dress yang Laras sendiri pakai, berbahan tipis.
"Ada apa?" Tanya Laras. Yang merasa aneh karena terus di tatap Riko.
"Ah .. tidak! Hanya saja .."
"Kamu begitu cantik malam ini"
Mendengar pujian itu. Membuat Laras tertunduk malu. Di saat tangan kiri Riko mulai memegang tangan kanan Laras. Ia tidak menolak. Laras menatap Riko seraya memberikan senyum manisnya.
Beberapa waktu kemudian ...
Malam ini, Laras benar-benar telah melepaskan statusnya sebagai istri. Ia ingin menghabiskan malam ini hanya untuk Riko. Sampai kini mereka berdua telah berada di dalam kamar hotel yang baru saja mereka pesan.
Setelah pintu itu tertutup. Laras mendekatkan wajahnya dan langsung menci*m Riko. Ia melakukan itu tanpa aba-aba lagi.
Cup!
Hmm~
"Laras ..."
Tangannya menggantung pada tengkuk Riko. Ketika permainan itu berhenti. Laras mengatur nafas-nya. Menunduk dan kembali menatap Riko.
"Sebelum ini berlanjut, aku ingin memberitahu mu. Kalau aku sudah menikah dan sudah mempunyai anak" ujar Laras, di tengah-tengah ia merasa sulit mengatur deru nafasnya.
"Aku sudah tahu" balas Riko, langsung melum*t kembali bib*r Laras.
Cup!
Riko terus memberi perlawanan. Ia merasa tidak mau jika Laras memimpin permainan ini. Ketika seluruh b*ju Riko telah terbuka. Ia menggendong tub*h kecil Laras.
Mengangkatnya menuju meja kecil yang berada di samping tempat tidur besar itu. Ketika mata Laras terbuka, ia melihat pria yang sedang bersamanya ini, sudah tahu semuanya. Dan Laras rasa tidak ada yang harus di tutupi lagi. Laras mulai fokus menikmati moment ini.
Hmm~
Tangan Riko mulai menyingkir-kan apa yang seharusnya tidak mengganggu pandangannya. Kini dress yang Laras pakai telah jatuh ke lantai.
Riko menghembuskan nafasnya dekat dengan bukit kembar Laras yang terpampang jelas di hadapannya. Mengangkat kepalanya menatap Laras yang mulai merasa panas.
"Boleh kan?" -Riko
Laras tidak menjawab. Ia hanya menggigit bib*r bawahnya seraya menekan kepala Riko agar tidak melepaskannya.
Enngh~
Ah .. Ri ..
Hmm .. Ko!
Seluruh tub*h bagian atas Laras kini telah terjarah oleh mul*t Riko. Dan ia merasa belum puas. Riko ingin melanjutkan permainan ini sampai tuntas.
Menggendong Laras kembali berpindah ke tempat tidur berwarna putih yang besar. Kini posisi Riko berada di atas Laras. Menci*m seluruh bagian atas yang Laras miliki.
Hingga, tub*h Laras tiba-tiba melengkung. Merasakan ada sesuatu yang keluar dari bawah ketika Riko menghis*p bukit kembar Laras dengan keras.
"Aku akan .." -Laras
Nggh
..
Ah!
Pelepasan itu berhenti ketika Riko sedang membuka seluruh pakaian-nya. Ketika bagian atas Laras telah terbuka setengahnya. Membuat Riko yang melihat semakin bersemangat akan keindahan itu.
"Kamu benar-benar nakal Laras" -Riko
Beberapa jam berlalu ...
Setelah Riko telah berhasil meniduri Laras malam ini. Kini tidak ada satu helai benang pun yang menutupi mereka ketika tidur berdua di atas ranjang. Hanya selimut yang menempel sebagai penghangat mereka saat ini.
Riko memeluk Laras dari belakang. Menghembuskan nafasnya lagi yang membuat badan Laras bergetar.
"Geli Riko ..." kata Laras. Sebelum ia tertawa kecil berbalik badan.
Kini tatapan mereka bertemu. Ketika, tangan Riko masih bermain-main dengan bukit Laras.
Nggh~
Ekspresi Laras membuat Riko tidak tahan untuk kembali menciu* nya.
Cup!
Hmm~
Tiba-tiba, Laras menghentikan permainan itu. Ia merasa harus segera pulang karena waktu sudah menunjukan pukul 12 malam.
"Tidak bisakah kita menginap malam ini?" -Riko
"Tidak bisa Riko. Bagaimana jika Mas Andi terbangun dari tidurnya?" Ungkap Laras, ketika beranjak duduk dan mencari baju yang sudah berada entah dimana.
Mendengar itu, hanya bisa membuat Riko terdiam. Menahan untuk kesekian kalinya karena mereka tidak bisa terbebas sepenuhnya dari pernikahan Laras.
Bersambung ...