NovelToon NovelToon
Pernikahan 1001 Malam

Pernikahan 1001 Malam

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Cerai / Cinta Murni
Popularitas:15.7k
Nilai: 5
Nama Author: Bareta

Tiba-tiba pernikahan Raka dan Arumi berakhir setelah 1001 malam berlalu.


“Aku sudah menjalani tugas sebagai suamimu selama 1000 hari bahkan lebih dua hari. Sekarang waktunya mengakhiri pernikahan palsu ini.”


Arumi yang sedang merapikan selimut tertegun, berbalik badan lalu menatap lekat kepada Raka yang tengah berjalan ke arahnya.


“Tidak adakah sedikit pun percikan cinta selama kita bersama ?” tanya Arumi dengan wajah sendu.


Raka tidak menjawab hanya menyerahkan amplop cokelat kepada Arumi yang bergetar menerimanya.


“Jangan mempersulit !” tegas Raka dengan tatapan tajam yang menyakitkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pria yang Tidak Diharapkan

“Apa kabar Arumi ?”

Mata Arumi membola namun ia tidak langsung mendongak malah menghela nafas sambil mengepalkan kedua tangannya.

“Apa kamu sudah tidak mau melihatku sama sekali ?”

“Ya !” ketus Arumi.

Arumi mengerutkan dahi saat mendengar Raka malah tertawa. Ditatapnya pria itu dari pantulan spion tengah:

“Dimana Sapta dan pak Min ?”

“Mereka kembali ke kantor dan aku sudah memastikan dengan Sapta kalau jadwalmu kosong hari ini.”

Arumi mencoba membuka pintu tapi gagal. Rupanya Raka mengaktifkan mode child lock untuk pintu belakang.

“Turun dari mobilku ! Siapa yang mengijinkanmu membawanya ?”

“Aku sudah minta ijin pada Roni dengan syarat aku harus mengantarmu pulang.”

Arumi melengos kesal sambil mengeluarkan handphone dari dalam tas. Rencananya ia ingin memarahi Roni yang membuat kesepakatan tanpa kompromi pada Arumi.

Saat Arumi sibuk menelepon Roni, mobil mulai bergerak perlahan. “Mau kemana ? Kenapa kamu malah menjalankan mobil ?”

Raka tersenyum saat matanya beradu pandang dengan Arumi lewat spion tengah. Raka baru sadar kalau mantan istrinya sedang kesal, wajahnya ternyata sangat menggemaskan.

“Kita tidak boleh lama-lama parkir di sini karena tempatnya khusus untuk petinggi pengadilan.”

Arumi memutus tatapannya dan kembali menggerutu karena Roni seakan sengaja mengabaikan teleponnya, begitu juga dengan Sapta bahkan pesan yang dikirim Arumi tidak dibaca.

“Berhenti di depan dan kamu segera turun dari mobilku !”

”Tidak sekarang. Kita makan siang dulu lalu aku antar kamu pulang. Mau makan dimana ?”

“Aku tidak lapar !”

Raka tergelak karena jawaban Arumi tidak sejalan dengan keinginan perutnya yang tiba-tiba berbunyi.

“Aku tidak sedang melucu !” omel Arumi.

“Aku tahu dan aku tidak sedang menertawakanmu tapi sebagai ungkapan hatiku lagi bahagia.”

Arumi menghela nafas dan membuang muka ke samping jendela.

“Istirahatlah karena tempat yang kita tuju lumayan jauh. Kamu pasti capek bahkan wajahmu kelihatan pucat sejak tadi pagi.”

Arumi mengerutkan dahi tanpa berpaling.

Tadi pagi ? Apa dia sudah ada di pengadilan sebelum aku datang ?

Tidak lama Arumi teringat pada pertemuannya dengan Sofia sebelum sidang dimulai. Mungkin Sofia yang memberitahu Raka makanya ia tahu kondisi Arumi.

Niat awal hanya ingin menghindari hatinya yang tergoda untuk mencuri-curi pandang pada Raka akhirnya Arumi benar-benar tertidur entah berapa lama.

“Ar, bangun, kita sudah sampai.”

Melihat wajah Raka begitu dekat saat ia membuka mata, refleks Arumi mendorong pria itu menjauh. Raka malah tertawa dan berdiri di ujung pintu, menunggu Arumi turun.

Setelah menguncir rambutnya, Arumi bergegas turun, niatnya ingin mendahului Raka tapi begitu menatap bangunan rumah makan yang ada di depannya Arumi malah terpaku di sampung Raka.

“Kamu pasti sudah lama nggak kemari,” ujar Raka sambil menutup pintu.

Digandengnya jemari Arumi dan tidak dibiarkan terlepas sampai mereka masuk ke dalam restoran.

“Darimana kamu tahu tempat ini ?” tanya Arumi saat mereka sudah duduk.

“Aku tahu banyak hal tentangmu,” sahut Raka sambil tersenyum.

Tanpa bertanya lagi pada Arumi, Raka memesan beberapa makanan yang tentu saja semuanya menu favorit Arumi dan selalu dipesan setiap kali ia datang kemari.

“Bagaimana kamu tahu……”

“Aku sudah banyak tahu tentang dirimu sejak kita belum menikah,” potong Raka dengan senyum misterius.

Arumi membuang muka. Debar jantungnya belum siap menghadapi kebiasaan baru Raka yang sering tersenyum bahkan bisa juga tertawa.

“Kamu kelihatan kurusan dan pucat, pasti karena setiap hari memikirkan masalah Thalia. Sekarang semuanya sudah beres, aku ikut senang mendengar keputusan hakim.”

Tidak ada jawaban yang diberikan Arumi bahkan gadis itu menghindari tatapan Raka.

“Apa kamu sebenci itu sama aku sampai malas melihat wajahku ?”

Arumi mendongak, tatapannya tajam dan sedikit dingin tapi anehnya wajah Arumi juga merona seperti malu-malu.

“Aku tidak punya alasan untuk membencimu apalagi kita sudah bukan siapa-siapa lagi.”

Raka tertawa getir, “Kamu punya banyak alasan untuk marah dan sakit hati padaku.”

Percakapan yang canggung ini tidak dilanjutkan karena pesanan makanan sudah datang. Mata Arumi berbinar melihat hidangan yang disajikan pelayan. Perutnya yang belum diisi makanan sejak pagi mulai meronta lagi.

Tanpa malu-malu Arumi mengambil piring untuknya tapi saat ia hendak menyendok nasi, Raka menahannya.

“Biarkan aku yang mengambilkan untukmu.”

Arumi tidak mendebat bahkan ia langsung menyendokkan nasi dan lauk yang ada di atas piringnya ke dalam mulut.

Wajah gadis itu kelihatan puas dan sangat menikmati menu makan siangnya membuat Raka kembali tersenyum bahagia.

Kurang lebih satu jam kemudian mereka sudah duduk lagi di dalam mobil. Kali ini Arumi langsung mengiyakan permintaan Raka untuk duduk di depan.

“Mau diantar kemana ?” tanya Raka sambil melajukan mobil.

“Ke tempatmu menginap saja jadi kamu tidak perlu naik taksi dari rumahku.”

“Sekalian mau ketemu mama ?”

Arumi menoleh, kedua alisnya menaut. “Jadi benar kamu datang ke Jakarta sama mama ?”

“Tidak, aku duluan sejak hari Minggu.”

“Untuk apa ?”

Melihat Raka senyum-senyum, Arumi sadar kalau ia salah mengajukan pertanyaan.

“Abaikan saja pertanyaanku barusan. Aku tidak peduli kapan dan untuk apa kamu datang ke Jakarta.”

“Tapi aku senang ditanya dan tidak keberatan memberitahumu.”

Arumi hanya tersenyum kecut lalu berpaling menatap keluar jendela di sampingnya.

“Aku akan menemui dokter Erwin untuk memastikan kondisi kakiku sudah baik-baik saja. Kamu mau menemaniku ?”

“Tidak !” sahut Arumi cepat. “Kamu bukan anak kecil lagi yang perlu ditemani kemana-mana.”

“Mungkin aku mirip anak kecil yang senang bisa ditemani olehmu,” ledek Raka.

Arumi tidak menjawab bahkan menoleh pun tidak.

“Aku sudah dapat pekerjaan lagi di Jakarta,” ujar Raka.

“Ooohh, baguslah kalau begitu.”

“Artinya aku bisa sering-sering bertemu denganmu.”

Arumi menghela nafas, berusaha tidak terpancing dengan kalimat yang keluar dari mulut Raka.

“Aku serius Ar. Aku memutukan kembali ke Jakarta karena ingin dekat denganmu Ar.”

Jantung Arumi berdegup, kata-kata Raka semakin lama mengusik rasa yang dipendamnya dalam-dalam seakan ingin mencuat kembali.

Sekilas Raka menoleh sambil tersenyum. Meski tidak ada satu kata pun keluar dari mulut Arumi, melihat wajah mantan istrinya merona membuat Raka merasa punya sedikit harapan.

Sisa perjalanan hanya diisi dengan suara pembawa acara di radio sampai akhirnya Raka menghentikan mobil di depan rumah yang pernah mereka tempati bersama.

“Terima kasih sudah mau makan siang denganku Ar,” ujar Raka di depan gerbang dan menyerahkan kunci mobil pada pemiliknya.

“Hhhhmmm.”

“Sampai ketemu nanti malam.”

Akhirnya Arumi menoleh, bertatapan dengan Raka dengan kedua alis menaut.

“Makan malam dengan Roni dan mama,” ujar Raka menegaskan maksudnya.

Bisa-bisanya Arumi lupa dengan pesan yang dikirim Raka saat ia masih di gedung pengadilan.

“Kamu nggak akan mengecewakan mama kan Ar ?”

Hhuuufftt kenapa juga harus mama yang jadi senjatamu Raka ? Tidak tahukah aku berencana menghindari kalian gara-gara kejadian tadi pagi.

“Sampai ketemu Arumi.”

“Raka tunggu !”

Raka yang sudah berjalan 5 langkah berhenti dan berbalik badan.

“Bawa saja mobilku, aku bisa minta sopir mengantar dengan mobil yang lain.”

Raka mengernyit, mengharapkan penjelasan dari Arumi.

“Jangan ge-er. Aku meminjamkanmu demi mama, bukan apa-apa.”

Arumi memberikan kunci mobl lalu buru-buru masuk melewati gerbang tanpa menoleh sama sekali.

Semoga hatimu masih terbuka untuk memberikan aku kesempatan kedua Arumi.

1
Fera Susanti
selamat.. selamat
Noey Aprilia
Naahhh.....gt doongggg.....
ga ush glau trs,kn raka srius mau bkin arumi bhgia....bntr lg ga bkln dpt status janda,plus ga perawan lg....🤭🤭🤭
Dwi Agustina
Heheeee ikutan seneng Ar😅ikutan malu juga🤭😂
Fera Susanti
nikah kah??
Noey Aprilia
Hayooo....
bru shri loh,tp udh khilangn kn????
mkanya,jgn gngsi lh arumi...mskpn msih ragu,ksih ksmptan raka buat mmbuktikan kl dia srius....
Noey Aprilia
Lgian,spa jg yg mnta bntuan situ...
sok2an mnta bls budi,pdhl mh cma modus aja krna mau dktin raka....
tnggu aja tunanganmu kluar pnjra,kn ccok pnjht sm siluman rubah....😝😝😝
Noey Aprilia
Gngsi stnggi gnung....pdhl blng aja cembokur...🤭🤭🤭
Noey Aprilia
Slmt brjuang raka....
skrng bru spatu yg mlayang,lain kli mngkin kursi atw meja....🤣🤣🤣
Dwi Agustina
Nyebelin tp suka kaaaaaaan🤭ciye Arumiiii😉
Noey Aprilia
Efek kjedot cnta,jdinya beda sm yg dlu... 🤣🤣🤣
Fera Susanti
🤭
Noey Aprilia
Ttp smngt y raka.....ykin bgt kl arumi sbnrnya msh ada rsa,cma gngsi aja buat ngaku....tmbh lg dia pst msih skit hti krna skpmu d msa lalu.....
slmt brjuang......
Dwi Agustina
Hahahaaa Sapta-Bimo yg sabar y🤭👍💪💪
Dwi Agustina
Hadeeeh mainannya laki2 g bisa masuk di otak perempuan😅
Noey Aprilia
Ayo arumi.....ksih raka ksmptan biar dia tau gmna rsanya brjuang plus d acuhkn,sm ky dlu dia sm km....tnggu smp 3 thn,apakh km msih mau nrima dia atw ga.....
Dwi Agustina
Ahaaaa semesta mengabulkan pintamu Raka😀
Noey Aprilia
Roni ngpn jg pke nksir sm tu sluman rubah,udh tau kl dia msih tnangn sm yg onoh.....asl tau aja y,kl dia ga s'baik yg d kira....pling cma mau mnfaatin aja biar dia bs lpas....
Ir
Roni aku tau niat kamu baik, tapi melibatkan orang lain hanya untuk menguji Arumi itu salah Roni, belum aja Arumi meledak dan keluar semua apa dia simpan selama ini, cukup minta Raka berjuang lebih keras aja, ga perlu melibatkan eva
Noey Aprilia
Hhhmmm.....
pling jg bpknya eva pnya htang sm yg onoh,mkanya anknya ga bs lpas....scra kn kl btal msti gnti rugi kaleee......udh biasa jual anknya dmi hrta.....kira2 roni bwa eva kmn y???jgn smp dia bntuin,tp msih ttp ngusik arumi.....
Ir
aku tau kemarahan Arumi bukan lantaran sikap Raka tapi sikap mama Sofia, gini semenjak orang tua Arumi meninggal mama Sofia lah yg bisa menggantikan peran seorang ibu, jadi begitu tau mama Sofia bisa dekat dengan perempuan lain selain Arumi jadi perasaan yg selama ini di anggap anak sendiri tuh udah ga sepesial, apa lagi pas makan malam yg di ceritain Eva Eva Eva terus, kalo aku di posisi Arumi mah ogah lagi deket² sama mama Sofia jujur ae, cukup tau aja ntah apa yg di bilang Eva bener atau engga terserah tapi kalo untuk akrab lagi butuh waktu
Baretta: Terima kasih banyak ataa komentarnya kak Ir 😊😊🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!