Sebuah kumpulan cerpen yang lahir dari batas antara mimpi dan kenyataan. Dari kisah romantis, misteri yang menggantung, hingga fantasi yang melayang, setiap cerita adalah langkah di dunia di mana imajinasi menjadi nyata dan kata-kata menari di antara tidur dan sadar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunny Rush, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
My Hubby
“Bagus, tidur saja terus tanpa memikirkan pekerjaan rumah .”
“Lihat menantu yang lain, kerja dan ngehasilin duit. Sedangkan kamu hanya selonjoran di kamar sambil nonton televisi . Dasar tukang ngabisin uang anak saya !”
1 tahun sudah berlalu dan kata-kata itu selalu menjadi musik berbahaya dalam telinga ku.
Bayangkan ,orang tua yang selalu mengoceh dan selalu di kompori sama adik nya itu selalu ada saja bahan ocehannya.
Pernah ada diposisi di lawan takut dosa ,gak di lawan malah ngelunjak jadi biarkan saja berkoar dengan mulutnya.
“Hana, ada uang ? Saya mau pergi kepengajian jadi cepat bagi duit !” pinta Nining yang memang sudah bersiap dengan pakaiannya.
“Bukannya ibu kemarin di kasih sama Mas Ridho ?” Hana yang sedang masak di todong seperti itu dan setahu Hana Mas Ridho jika gajihan selalu memberikannya kepada Ibunya.
“Uang yang di kasih sudah habis, cepat minta !” Hana merogoh saku celananya untuk mengambil uang.
“Uang saya habis Bu, di pakai belanja untuk satu Minggu ke depan. Ini ada dua ribu ,mau ?!” kata Hana memperlihatkan uang dua ribu rupiah .
“Kamu itu menghina saya ?! Mana cukup uang 2000 , seharusnya kamu jangan boros-boros belanja pikirin juga kebutuhan yang lainnya.” Nining terlihat kesal bahkan dia mengambil handphone untuk menelpon seseorang.
“Lagian uang dua ratus Ibu mana cukup Bu, udah untung kan aku bagi-bagi supaya kita bisa makan . Lagian Ibu yang terlalu boros di kasih uang paling banyak ,habisnya juga cepat.” Jawab Hana melanjutkan masaknya.
“Kamu jangan melawan kalau di bilangin orang tua tuh, harusnya kamu mikir jangan membantah terus.” Nining menoyor kepala Hana dengan kasar.
“Gak usah noyor-noyor Bu, orang tua saya saja belum pernah menoyor kepala saya. Minta saja uang sama Mas Ridho lagi atau enggak sama Riko, bukannya gaji dia lebih besar dari pada Mas Ridho.” Hana mematikan kompor dan menyelesaikan masaknya.
“Hana, masak apa ? Tante minta ya !” Hana menghela nafas saat Eka tiba-tiba masuk dan ngambil piring untuk minta lauk.
“Eka ,kamu kemarin di kasih uang kan sama Ridho ? Masih ada gak ?” Eka berhenti sejenak mengambil lauk .
“Sudah habis buat bayar sekolah dafa sama beli baju .” ucap Eka melanjtksn aktifitas nya.
Lihatkan bagaimana harus aku menanggapinya ?
Uang di kasih, tapi mereka masih menginginkan sesuatu dari keluarga ku.
“Apa kalian tidak tahu malu ? Uang sudah di kasih tapi masih minta juga?! Astagfirullah haladzim “ Hana terlihat kesal dengan keluarga suaminya tapi entah kenapa suaminya malah diam saja. Apa seperti itu imam keluarga ?
“Kamu gak usah pelit sama Tante ,Hana . Lagian inikan uang nya Ridho juga jadi gak papa kan Tante minta ?! Lagian sama keluarga gak ada masalahnya kan .” Hana rasanya sudah cape dengan keadaan keluarga ini .
“Terserah ! Ingat satu hal ya, mulai sekarang aku gak akan masak. Untuk urusan mas Ridho kalian yang tanggung karena uang yang di kasih ke kalian lebih banyak dari ke istrinya. Ini bukan masalah harus patuh sama Ibu lagi tapi ini namanya penindasan. Penganiayaan yang tiada ujungnya !” Hana pergi ke kamar terserah apa yang dikatakan dan di lakukan mereka.
Ini memang pernikahan pertamanya dan bahkan dirinya sudah melawan keluarga suaminya. Dia tidak terlalu bisa mengontrol emosinya jadi dia terkadang ingin mencekik mereka semuanya.
#
Hana menghampiri suaminya yang sedang asyik main handphone sambil tersenyum.
Hana duduk di samping Ridho tapi Ridho langsung menaruh handphone nya.
“Kenapa di taruh ? Bukannya lagi chatting an ya ?!” Sindir Hana mengambil handphone nya juga.
“Bicara apa kamu ?!” Ridho terlihat berkeringat dingin.
“Bilangin sama Tante mu, kalau sudah di kasih uang jangan minta makanannya lagi . Bilangin juga sama Ibu mu sudah di kasih uang malah minta lagi. Mending kamu ngasih banyak ke aku ,ini mah uang 200 ribu untuk belanja bulanan masih di pinta.” Ujar Hana menarik selimutnya lalu tiduran.
“Kamu bisa tidak gak usah ngomel terus kalau Ibu sama tante seperti itu. Lagian mereka juga Ibu dan Tante ku sedangkan kamu hanya istri.” Hana langsung melihat ke arah Ridho dengan sinisnya .
Hana membenarkan posisinya untuk duduk lagi.
“Hanya istri ?! Mungkin aku bukan istri lagi ,jika aku istri kamu pasti benar memberikan nafkah nya sedangkan kamu, lebih mementingkan keluarga mu daripada aku.”
“Kamu itu sudah untung di berikan uang, kerjaan kamu saja hanya duduk-duduk santai . Anak juga belum ada kan ?! Jadi wajar aku kasih kamu uang segitu .”
“Wajar ?! Bahkan itu melebihi kata wajar. Ingat ya ,mulai besok aku tidak akan masak lagi . Pekerjaan rumah suruh Ibu dan tante yang ngerjain karena kan kerjaan aku cuma duduk-duduk saja ,kan ?!”
“Kamu mau jadi istri pembangkang ?”
“Gimana imamnya saja !”
Hana tidur membelakangi Ridho, mungkin perasaannya sudah mati kutu. Dia sudah tidak peduli dengan semuanya, tentang perasaan, tentang rumah tangganya.
Awal nikah, dia memang cengeng . Sedikit-dikit nangis apalagi Ridho setelah 3 bulan menikah berbeda. Mungkin saat dia masuk kerja di kantor dan dia bertemu cewek-cewek sexy jadi dia berubah.
Jangan bertanya tentang awal-awal menikah mungkin kalian merasakan bagaimana bucinnya sebelum menikah dan baru menikah, tapi setelah menikah beberapa bulan saja setannya pada keluar.
*
“Hana ,mana sarapannya ? Hana kenapa kamu belum turun ? Lihatlah, rumah seperti kapal pecah. Hana !” teriak Nining melihat keadaan rumahnya yang berantakan.
Semalam Dafa main disini dan membuat rumahnya berantakan. Biarkan saja Ibu ngomel-ngomel tidak karuan, karena dia pasti membutuhkan menantunya untuk jadi babu lagi.
“Hana !” Hana tersenyum saat mendengar Ibu mertuanya sudah memasuki nada tinggi.
“Ada apa Ibu ?” tanya Hana datang dari luar .
Dia memang sengaja mengintip di balik pintu setelah pergi beli bubur untuk sarapan.
Ingat ya, bukan dirinya tak tahu diri karena sebagai menantu harus patuh apapun yang terjadi. Ini hanya untuk membuat mereka merasa bahwa mereka masih membutuhkan dirinya .
“Kamu darimana ? Lihat rumah seperti kapal pecah . Apa kamu mau menjadi menantu yang durhaka ?! Lihat bagaimana berantakannya rumah ini ,Hana !” Nining duduk di sofa terlihat seperti kesal dan marah.
“Sewa pembantu saja ,Bu ! Biar rumah terlihat rapi dan bersih, kalau pembantu kan di bayar sedangkan aku melaksanakan tugasku sebagai menantu walau terkadang dosa berkumpul di mulut ku karena Ibu dan Tante selalu bicara yang aneh-aneh.” Hana berjalan menuju dapur untuk minum.
“Kamu istri Ridho, jadi seharusnya kamu jadi babu disini.” Ucap Nining.
“Perhalus lagi ucapannya Bu, kalau aku babu uang bulanan ku bukan 200 ribu tapi 2 juta.” Hana menaruh gelasnya dan akan pergi ke atas .
“Hana, jangan terus melawan ! Dasar menantu durhaka !” teriak Nining memegang dadanya.
Hana tersenyum kecut mendapat perlakuan Ibunya itu . Jika aku bisa ,mungkin lebih baik aku tidak menikah dengan Ridho tapi nasi sudah jadi bubur . Tinggal menunggu aku di tinggalkan saja dan di ceraikan saja.
“Halo Hana !”
“Heh, kenapa baru menelpon ?”
“Kamu sibuk ?!”
“Enggak ,aku sekarang jadi nona muda disini hahaha”
“Bagaimana Ridho ? Dia masih baik padamu ?”
“Heh, apa ada gosip di kantor mu ?”
“Emm- masalah itu”
“Aku tidak serapuh dulu, Lin. Jadi kalau Mas Ridho bersama wanita lain biarkan saja.”
“Kamu kenapa punya insting seperti itu ?”
“Dia berbeda saja saat sudah kerja di kantor . Kapan kita ketemu ?”
“Weekend saja kita ketemu, aku terlalu sibuk untuk sekarang. Apalagi anak bos akan datang dari luar negeri, jadi sibuk untuk cari perhatian.”
“Heh, jahanam kau hahaha! Ingat anak dan suami di rumah .”
“Biarin mereka mah di rumah ini lagian suami ku percaya koq, kalau istrinya tidak akan macam-macam.”
“Iya deh, istri yang setia. Eh sudah dulu ya, mau cari pekerjaan.”
“Heh, kamu mau cari kerja ? Untuk apa ?”
“Buat banntuin diri sendiri hahaha”
“Ya sudah semangat ya, nanti weekend harus jadi pokoknya.”
“Siap !”
Hana menutup teleponnya, hanya temannya yang mengerti situasi dirinya. Lina juga sama orang tua dari suami nya suka ikut campur tapi suami nya selalu membelanya dan bahkan mereka lebih memilih untuk tidak tinggal bareng orang tua masing-masing. Kalau Mas Ridho entah memakai rayuan maut apa oleh Ibunya sampai-sampai sudah kadaluarsa tidak bisa di luruskan lagi, belok terus.
**
Ingat berpikir positif jangan buat diri sendiri stres karena akan membahayakan mental .
Hana terlihat terdiam saat ada seorang perempuan sedang duduk bersama Mas Ridho. Hana memang baru pulang bekerja, Alhamdulillah dia mendapatkan pekerjaan dengan mengantarkan makanan.
Hati sudah cape tapi tetap saja Mas Ridho pernah berada di hatinya walau hanya sebentar.
“Hana, kelayapan saja jadi seorang istri. Diam di rumah, sudah untung suami mu membuat mu senang di rumah .” ternyata ada Tante yang sedang menyiapkan cemilan untuk seorang tamu.
“Hana sayang, kenalkan ini Lisa teman kerja suami mu.”
Heh, kenapa tiba-tiba Ibu dan tantenya berubah seperti power ranger ? Apa mereka terkena angin topan ?
Hana menghampiri perempuan itu dan bersalaman dengannya.
Hana duduk karena lengannya di tarik oleh Nining.
“Mas, apa dia istri mu yang tidak tahu malu itu ?” tanya Lisa yang terlihat menggoda di mata para iblis.
“Apa maksud perkataan mu ?” tanya Hana Ketus.
“Mas Ridho selalu cerita padaku, bahwa kamu tidak tahu diri. Sudah di kasih nafkah tapi tidak masak dan mengurus rumah dengan baik.” Ujar Lisa.
Hana langsung melihat ke arah Ridho yang terlihat tambah mepet saja duduknya.
“Mas Ridho menyenangkan ku dia bahkan akan memperkerjakan pembantu untuk meringan kan pekerjaanku. Benarkan Mas ?!” Ridho menelan salivanya dengan kasar . “ Mas ,apa dia yang akan jadi pembantu di rumah ini ?” Hana sedikit menunjuk dengan dagunya ke arah Lisa.
“Hana, apa maksud mu ? Lebih baik kamu diam jangan terus berbicara . Kamu memang menantu yang kurang ajar, jangan harap kamu akan menerima nafkah dari anak saya lagi. Pergi sana !” Nining mendorong Hana untung saja tidak Jatuh ke bawah .
“ Berpikirlah dulu sebelum mau masuk keluarga tak kasat mata ini !” ucap Hana sinis lalu pergi dari sana.
“Dasar menantu gila ! “Bentak Nining “Lisa sayang, maafin Hana ya dia memang menantu pendosa selalu melawan dan bahkan dia ingin menceraikan Ridho.” Nining mencoba untuk pura-pura sedih untuk membuat Lisa bersimpati.
“Iya Tante, gak perlu minta maaf karena itu bukan salahnya Tante.” Ucap Nining tersenyum..
Braakkkkkkkk.....