Cinta terlarang antara Camilla dan Luis berakhir tragis setelah keduanya kembali dipertemukan. Sepuluh tahun yang lalu, hubungan mereka masih terjalin sebagai anak tiri dan ayah tiri. Sejalannya waktu mereka terpisah karena perceraian antara Anna dan Exel Luis Adam's karena ibu kandungnya Camilla mengkhianati cinta Luis. Mereka akhirnya dipertemukan kembali setelah Camilla beranjak dewasa namun perasaannya telah berubah yang tidak lagi menganggap Excel Luis sebagai ayah tirinya tapi lebih kepada seorang kekasih.
"Bagaimana perjalanan Camilla mencari ayah tirinya setelah 10 tahun mereka berpisah?"
"Apakah Camila sadar bahwa Excel Luis tidak lagi menganggapnya anak tiri namun seorang gadis yang ingin ia miliki seutuhnya?
"Ikuti kisah cinta mereka dalam judul Daddy Is Mine.."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Memberi Kejutan
Sudah hampir dua bulan ini Camilla dan Luis masih betah berada di apartemen mereka di tepi pantai. Luis tahu kalau Camilla suka dengan suasana pantai. Gadis cantik sedang asyik memasak makanan kesukaan suaminya.
Ia sangat senang dengan aktivitas barunya itu karena ia bisa memasak sambil memandang laut di depan sana karena kamar apartemennya berada di lantai dua. Usai menyiapkan makanannya, tiba-tiba ia kembali merasa pusing.
Camilla buru-buru duduk sambil mengatur nafasnya. Sudah beberapa Minggu ini ia tidak meminum obatnya lagi. Itu ia lakukan agar rahimnya subur dan benih Luis akan tumbuh dengan baik. Sebagai calon dokter, ia sangat mengetahui gejala kehamilan.
"Apakah aku hamil...?" tanyanya lirih. Merasa agak enakkan, Camilla bergegas ke kamar untuk melakukan tes urine dengan alat testpack yang sudah ia siapkan.
Beberapa menit kemudian, Camilla tersenyum menatap garis dua di alat testpack itu." Ya Tuhan. Terimakasih, akhirnya aku hamil," ucap Camilla dengan hati berdebar.
Ia ingin menghubungi Luis yang saat ini sudah kembali berkerja. Namun niatnya itu urung dilakukannya.
"Sebaiknya aku ke perusahaan Daddy. Lagipula ini hari ulang tahunku, Daddy pasti senang karena hadiahku adalah mengandung bayinya. Itu saja sudah cukup. Yang penting Daddy mendukungku," gumam Camilla lalu bersiap-siap berangkat ke perusahaan suaminya sambil membawa makan siang untuk makan bersama di kantor Luis.
Ketika Camilla hendak mengambil tasnya, ponselnya berdering dan Camilla segera membukanya. Nomor kontak yang tidak ia kenal membuatnya enggan untuk menerima panggilan itu.
"Ini nomor telepon siapa?" tanya Camilla.
"Camilla. Angkat teleponku....!" ucap Kenzo yang berhasil mencuri ponsel milik anak buahnya dokter Wilem saat sedang mengantar makanan ke kamarnya.
Merasa tidak ditanggapi, Kenzo segera menulis pesan untuk Camilla." Camilla ini aku. Aku dalam bahaya dan aku harap kamu juga tidak boleh menerima ajakan pa...-"
Brakkk...
Kenzo terperanjat melihat kedua anak buah pamannya menendang pintu itu dengan keras. Kepala Kenzo dipukul dengan benda keras namun sebelumnya ia masih sempat mengirim pesan pada Camilla walaupun chatingnya belum selesai ia ketik.
"Dasar maling....! sempat-sempatnya kamu mencuri ponselku saat aku lengah," gerutu Dion lalu mengambil ponselnya yang jatuh terlempar dengan kaca lcd nya sudah pecah.
Kenzo memegang kepalanya yang terasa sangat sakit. Ia baru paham bagaimana Camilla merasakan sakit kepalanya akibat kanker yang gadis itu derita. " Apakah ponselmu masih bisa digunakan?" tanya Nares membuat Dion kesal.
"Apakah kamu tidak lihat kalau ponselku sudah hancur seperti ini?" ketus Dion membuat Kenzo yang merasa sakit tersenyum puas.
"Semoga Camilla sudah membaca pesan ku," ucap Kenzo yang masih merasakan sakit di kepalanya.
"Kenapa Kenzo mengirim pesan dengan menggunakan nomor baru? Ini maksudnya apa? Apa dia sedang mengerjai ku?" batin Camilla yang belum paham membaca chating dari Kenzo. Ia melanjutkan kegiatannya untuk menemui suaminya.
Setibanya di perusahaan Luis, Camilla agak sedikit gugup karena ini pertama kalinya ia menginjak kakinya ke perusahaan suaminya.
"Mau bertemu siapa nona?" tanya resepsionis saat melihat Camilla melangkah menuju pintu lift.
"Tuan Luis...!" ucap Camilla tanpa memperkenalkan dirinya sebagai istrinya Luis.
"Apakah anda sudah buat janji sebelumnya?" tanya resepsionis itu sambil melihat penampilan Camilla layaknya gadis remaja yang tanpa mengenakan pakaian seksi. Camilla mengenakan celana jins dan kaus polos dengan rambut dibiarkan tergerai. Ada makeup yang dipoles tipis terlihat sangat natural.
"Tuan. Ada seorang gadis yang ingin menemui anda," ucap Lisa.
"Siapa?" tanya Luis.
"Nona, siapa nama anda?" tanya Lisa.
"Camilla."
"Camilla. Suruh gadis itu menunggu di situ...!" ucap Luis.
Luis yang mendengar suara Camilla langsung tersenyum dan ia keluar dari ruang kerjanya untuk menyambut istri kecilnya itu.
"Nona. Anda di minta untuk menunggu di sini...!" ucap Lisa yang masih ingin kepo pada tuannya dengan gadis yang sangat cantik di hadapannya ini.
"Terimakasih." Camilla beralih melihat di sekitarnya. Ia mengagumi perusahaan suaminya yang terlihat sangat keren dari tampilan interiornya.
"Siapa gadis ini?" tanya Lisa masih memperhatikan Camilla hingga pintu lift terbuka dan muncullah sosok pria dingin yang tidak pernah memperlihatkan senyumnya sama sekali.
"Daddy.....!" panggil Camilla seraya berjalan cepat untuk memeluk suaminya itu.
"Daddy....? oh... jadi tuan Luis sudah punya anak? Pantasan dia tidak mau menikah lagi mungkin karena tidak ingin...-" belum saja ucapan Lisa selesai ia harus menyaksikan bagaimana Luis yang sedang memagut bibir Camilla membuat Lisa syok.
"Lho kok mereka berciuman? Bukankah mereka itu ayah dan anak...?" Lisa terperangah namun matanya masih tetap melihat adegan semi hot di depan sana hingga ciuman Luis dan Camilla berakhir namun benang saliva mereka masih tersambung.
"Kenapa tidak kabarin daddy kalau kamu mau ke sini sayang?" tanya Luis masih memeluk Camilla yang bersandar di dada bidangnya.
"Mau kasih kejutan untuk suamiku," ucap Camilla masih terdengar jelas oleh Lisa yang lagi-lagi syok.
"Jadi, tuan Luis sudah menikah dengan bocah itu? Apakah bocah itu pernah jadi simpanan nya dan ia harus memanggil Luis dengan sebutan daddy?" ucap Lisa masih bingung sendiri saat ini.
"Terimakasih baby. Apa yang kamu bawa itu?" tanya Luis sambil melirik tottebag yang ditenteng Camilla.
"Makan siang untuk Daddy. Apakah Daddy tidak ingat kalau hari ini ulang tahunku?" Camilla terlihat cemberut namun terkesan manja sambil memeluk leher Luis yang tersenyum padanya.
"Sial....! Rupanya setampan itu tuan Luis tersenyum," geram Lisa terlihat cemburu pada Camilla yang berhasil memikat hati Luis. Selama ini Luis melihat para stafnya seperti patung hidup yang tidak penting untuk ia sapa.
"Kalau begitu Daddy ingin kamu suapin Daddy tapi dalam keadaan bugil," bisik Luis membuat mata Camilla membulat.
Wajahnya otomatis memerah karena mendengar kalimat vulgar Luis barusan." Ayo kita ke kamar Daddy...!" ajak Luis seraya mengendong Camilla apa bridal style. Keduanya masuk ke dalam lift hingga lift itu membawa mereka ke lantai sepuluh di mana ruangan Luis berada.
Adegan itupun tidak luput dari Lisa yang masih saja merasa kesal dengan Camilla. Padahal setiap hari ia berdandan secantik mungkin untuk bisa mendapatkan perhatian Luis.
"Apakah usiaku kurang muda hingga tuan Luis mencari gadis ingusan itu untuk menjadi istrinya? Lantas kapan mereka menikah?" gumam Lisa masih penasaran.
Di dalam kamar sana, Camilla mengeluarkan testpack dari dalam tasnya dan menunjukkan kepada Luis yang baru saja membuka bajunya.
"Daddy. Lihatlah....!" ucap Camilla memperlihatkan tespack yang ada di telapak tangannya.
"Apa itu sayang?" tanya Luis yang tidak begitu familiar dengan alat tes kehamilan itu.
"Aku hamil Daddy...!" ucap Camilla membuat Luis terdiam menatapnya rumit.
"Hamilll...?" batin luis yang merasa kehamilan Camilla akan bermasalah pada kondisi tubuh Camilla yang tentunya akan kembali sakit.
"Daddy. Kenapa diam?" tanya Camilla yang mengira Luis akan senang dengan berita kehamilannya ini.
jangan merusak kepercayaan org lain