Revana Arnelita...tidak ada niatan menjadi istri simpanan dari Pimpinannya di Kantor. namun kondisi keluarganya yang mempunyai hutang banyak, dan Ayahnya yang sakit-sakitan, membuat Revana menerima tawaran menjadi istri simpanan dari Adrian Wijaksana, lelaki berusia hampir 40 tahun itu, sudah mempunyai istri dan dua anak. namun selama 17 tahun pernikahanya, Adrian tidak pernah mendapatkan perhatian dari istrinya.
melihat sikap Revana yang selalu detail memperhatikan dan melayaninya di kantor, membuat Adrian tertarik menjadikannya istri simpanan. konflik mulai bermunculan ketika Adrian benar-benar menaruh hatinya penuh pada Revana. akankah Revana bertahan menjadi istri simpanan Adrian, atau malah Revana menyerah di tengah jalan, dengan segala dampak kehidupan yang lumayan menguras tenaga dan airmatanya. ?
baca kisah Revana selanjutnya...semoga pembaca suka 🫶🫰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fauzi rema, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Bab 28
Begitu mobil Adrian berhenti di basement apartemen, suasana hening menyelimuti. Revana menarik napas panjang, berusaha meredakan kecemasan yang sejak tadi menempel di hatinya. Adrian menepikan mobil dengan tenang, lalu mengeluarkan ponselnya.
Dengan satu sentuhan, layar menyala. Sejumlah notifikasi langsung bermunculan—puluhan panggilan tak terjawab dari Nadya, juga beberapa pesan singkat yang isinya hanya kata-kata singkat bernada memaksa.
Revana ikut melirik sekilas, wajahnya menegang.
“Banyak sekali panggilan dari dia Pi…” bisiknya lirih.
Adrian hanya tersenyum miring, lalu meletakkan ponsel di telinga saat dering panggilan kembali masuk.
“Ya, Nadya,” ucapnya datar begitu tersambung.
Suara di seberang terdengar dingin dan langsung to the point.
“Aku butuh uang, sekarang Transfer sebelum sore ini.”
Tidak ada pertanyaan di mana Adrian berada, tidak ada pertanyaan kabar tentang anak-anak darinya, bahkan tidak ada nada rindu atau sekadar basa-basi. Semuanya murni hanya permintaan uang.
Adrian memejamkan mata sejenak, menahan geram.
“Kamu selalu begitu, Nadya. Tidak pernah peduli pada hal lain, selain uang.”
“Jangan banyak bicara, Adrian. Aku butuh sekarang. Kalau tidak, urusan ini bisa panjang.”
Revana yang duduk di sampingnya menggenggam tangannya pelan, seolah menyalurkan ketenangan. Adrian meliriknya, lalu Revana mengangguk kecil, bahwa dirinya baik-baik saja.
Dengan nada dingin, ia menjawab,
“Baik. Aku akan transfer. Tapi...jangan harap aku memberimu lebih seperti biasanya, karena aku dan anak-anak sudah memutuskan tidak akan kembali ke rumah.”
Ada jeda sejenak di seberang. Nadya terdengar gusar.
“Apa maksudmu? Jangan macam-macam, Adrian!”
Adrian tersenyum tipis, penuh ironi.
“Anggap saja aku dan anak-anak sudah belajar untuk berpisah denganmu. sekarang aku masih menafkahimu, tapi jangan berharap lebih. Sekarang aku punya hal yang jauh lebih penting untuk hidupku sendiri.”
Sebelum Nadya sempat membalas, Adrian langsung menutup telepon. Ia menaruh ponselnya di dashboard, lalu menghela napas panjang.
Revana menatapnya penuh tanya.
“Papi, jangan begitu...berikanlah nafkah seperti biasanya kamu beri padanya, bagaimanapun juga dia ibunya anak-anak?”
Adrian menoleh, sorot matanya penuh keyakinan.
“Biarkan aja Mom, aku tidak akan lagi membiarkan Nadya mempermainkanku. Aku sudah punya arah hidup yang baru, selain masa depan anak-anak, kamu adalah salah satu bagian terpenting di dalamnya.”
Revana terdiam, pipinya memanas mendengar kata-kata itu. Hatinya terhanyut, meski di balik itu masih ada secuil rasa takut akan badai yang mungkin akan datang.
Malam itu, apartemen terasa lebih hangat dari biasanya. Lampu-lampu temaram menyala lembut, memberi nuansa romantis yang tak pernah Revana bayangkan sebelumnya. Setelah makan malam sederhana yang Adrian pesan khusus, mereka berdua duduk di sofa ruang tengah.
Revana mengenakan gaun tidur satin sederhana pemberian Adrian, gaun tipis itu lembut menyentuh kulitnya, membuat pipinya bersemu malu. Sementara Adrian duduk lebih dekat, menatapnya dengan sorot mata yang dalam dan penuh makna.
“Sayang…” suara Adrian terdengar rendah, namun hangat. “Mulai malam ini, aku ingin kamu yakin… kamu bukan lagi hanya wanita yang menemaniku di sela-sela waktu. Kamu istriku. Istri yang halal secara agama. Dan aku akan menjagamu dengan seluruh hidupku.”
Revana menunduk, jantungnya berdetak tak karuan. Ada perasaan ragu, ada juga bahagia, tapi yang lebih kuat adalah kenyamanan.
“Aku masih ada rasa sedikit takut, ak7 takut kalau posisiku tak dapat di terima, apalagi Nadya..” bisiknya lirih.
Adrian mengusap jemarinya, lalu membawanya ke dada.
“Selama jantungku masih berdetak, kamu tak perlu takut....sudah sejak lama posisi Nadya tak pernah ada buat aku.”
Suasana berubah semakin intim. Revana tak kuasa menolak ketika Adrian mendekat, bibirnya menyentuh lembut keningnya. Sentuhan itu turun perlahan, menyusuri pipi hingga akhirnya berlabuh pada bibirnya.
Adrian melumat lembut bibir Revana, tak lama perlahan ia turun mencium lembut leher Revana, aroma wangi tubuh Revana membuat Adrian semakin tergoda untuk menjelajahi setiap lekuk tubuh wanita yang sangat di cintainya itu.
Revana merasakan nafas Adrian yang kini terasa menggebu, mengikuti irama ciuman yang semakin intens.
"ahh..Papi...." Desah Revana lirih.
Adrian seolah tak mendengar suara Revana, pria itu terus saja asik mencumbui tubuhnya, tubuh istri keduanya semakin membuatnya candu.
namun tak lama Adrian menghentikan ciuman dan mengangkat wajahnya, menatap raut wajah Revana yang melihatnya dengan penuh perasaan.
"Kenapa sayang ? Enak kan...?" Adrian mengerlingkan matanya genit.
Revana menghembuskan nafasnya pendek, ia memukul gemas dada Adrian.
Revana masih malu untuk mengungkapkan apa yang dia rasakan jika disentuh oleh Adrian.
Adrian terkekeh kecil, lalu dengan satu gerakan Adrian membopong Revana masuk ke dalam kamar.
Dengan gerakan perlahan Adrian membaringkan tubuh istri keduanya itu di ranjang.
"Sayang...kita harus rayakan pernikahan kita...aku mau lembur malam ini..." bisik Adrian sambil melepas gaun satin di tubuh Revana.
Revana hanya diam, pasrah dengan apa yang di lakukan oleh Adrian.
Setelah baju keduanya terlepas, Adrian kembali meraup bibir ranum Revana.
Detik itu juga, segala keraguan Revana runtuh. Ia membalas ciuman itu, penuh dengan rasa yang selama ini ia pendam. Air matanya sempat menetes, bukan karena sedih, melainkan karena kebahagiaan yang tak mampu ia ungkapkan dengan kata-kata.
Malam itu, mereka benar-benar menyatu. Revana menyerahkan dirinya sepenuhnya pada Adrian, bukan hanya sebagai kekasih, melainkan sebagai seorang istri yang sah di hadapan Tuhan.
Di sela-sela kehangatan itu, Adrian berbisik di telinganya,
“Sayang...siapkan tenagamu..aku tak mau berhenti jika matahari belum terbit.”
Revana meringis, lalu ia tersenyum dalam pelukan erat Adrian. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia merasa benar-benar aman, dimiliki, dan dicintai sepenuhnya.
⚘️
⚘️
Pagi harinya 🌞💞
Revana terbangun ketika merasakan tangan Adrian merayap di tubuhnya. ia menoleh, menatap Adrian yang masih terpejam.
"Bisa-bisanya tidur...tapi tangannya nakal kemana-mana." ucap Revana, ia memegang tangan Adrian, mengalihkan tangan itu dari atas dadanya.
"Mommy...ish...aku cuma mau pegang..." sungut Adrian tak terima tangannya di alihkan.
"Tapi aku nggak kuat di pelintir gitu Papi, lagian kamu tuh kalau kayak gini nanti ujung-ujungnya minta lagi." kata Revana. ia lelah semalaman penuh melayani Adrian.
"Hmm...biarin lah...istri sendiri ini.." tangan Adrian kembali menggerayangi tubuh Revana.
"ishhh...tuh kan makin jadi..udah ah..aku mau bangun..mau mandi...kita harus ke kantor Papi, hari ini kamu ada meeting penting sama klien dari itali." kata Revana kesal.
Mendengar itu, Adrian membuka matanya, lalu ia terperanjat.
"Oh iya Mom, astaga...ayo kita mandi...terus berangkat, jangan sampai telat, ini proyek bernilai besar." Adrian buru-buru turun dari ranjang. dan masuk ke dalam kamar mandi.
Revana hanya geleng-geleng melihatnya.
...⚘️...
...⚘️...
...⚘️...
...BERSAMBUNG.....
DAN UTK RANI BUAT DIA SADAR DIRI KERJA JGN NGAREPIN MANTAN KAKAK IPAR UNTUK BIAYA HIDUPNYA BUAT VIRAL👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈
dia jadi gembel kalau butuh uang harus kerja biar dia tau capeknya jadi adrian kayak mana
MANTAP GK THOR🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣😈