NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Sang Pramuria

Takdir Cinta Sang Pramuria

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah / PSK
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: El Jasmin

Malam itu menjadi malam terburuk bagi Ranum. Sang kekasih tiba-tiba saja secara sepihak memutus jalinan asmara di saat ia tengah mengandung benih cintanya, diusir oleh sang ayah karena menanggung sebuah aib keluarga, dan juga diberhentikan dari tempatnya bekerja.

Ranum memilih untuk pergi dari kota kelahirannya. Ia bertemu dengan salah seorang pemilik warung remang-remang yang mana menjadi awal ia membenamkan diri masuk ke dalam kubangan nista dengan menjadi seorang pramuria. Sampai pada suatu masa, Ranum berjumpa dengan lelaki sholeh yang siapa sangka lelaki itu jatuh hati kepadanya.

Pantaskah seorang pramuria mendapatkan cinta suci dari seorang lelaki sholeh yang begitu sempurna? Lantas, apakah Ranum akan menerima lelaki sholeh itu di saat ia menyadari bahwa dirinya menyimpan jejak dosa dan nista? Dan bagaimana jadinya jika lelaki di masa lalu Ranum tiba-tiba hadir kembali untuk memperbaiki kesalahan yang pernah ia lakukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Jasmin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21. Rasa yang Tertinggal

"Aaaaahhh... Aku keluar Ren!"

Tubuh Lisa menggelijang hebat tatkala sensasi rasa nikmat itu menjalar, melaju, memenuhi aliran darahnya. Raganya serasa melayang tinggi menembus awan dan hanya ada rasa bahagia yang tersisa.

Setelah pergumulan hebat itu, Lisa berhasil mencapai puncaknya setelah Varen lebih dulu menggapainya. Tubuhnya limbung dan kini ia terbaring di sisi Varen yang sebelumnya ia berada di posisi atas. Baru kali ini wanita itu merasakan apa itu puncak kenikmatan.

Varen hanya tersenyum kecil. "Kalau mau nambah, bisa kita lakukan sekali lagi Lis."

Lisa hanya bisa mengerucutkan bibirnya seraya memasang ekspresi sedikit kesal. "Ini saja masih sakit, masa mau nambah lagi. Tidak, tidak, tidak."

Lisa beranjak dari ranjang dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang polos. Buru-buru ia ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dari peluh yang mengucur deras membalut raganya.

Varen hanya menatap kepergian sang istri dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Ia melihat sprei di sekitar pergumulannya. Pria itu sedikit berdecak kesal.

"Mengapa tidak ada bekas darah di sini? Apakah Lisa sudah tidak perawan? Dan sensasi rasa milik Lisa berbeda sekali dengan milik Ranum. Milik Ranum kala itu serasa benar-benar menggigit, menjepit, dan berdenyut sehingga membuatku begitu nikmat. Sedangkan punya Lisa terasa biasa-biasa saja."

Varen bermonolog lirih. Tiba-tiba saja sensasi rasa nikmat pergumulannya dengan sang mantan kembali memenuhi otak di kepalanya. Sebuah rasa nikmat setelah penyatuan raga yang membuatnya begitu ketagihan untuk mengulang lagi, lagi, lagi dan lagi.

Pintu kamar mandi nampak terbuka. Tak selang lama Lisa keluar dari dalam sana dengan mengenakan bathrobe warna putih dan ia bungkus rambutnya dengan handuk warna senada.

"Kamu tidak mau bersih-bersih Ren?" tanya Lisa sembari duduk di sofa salah satu kamar hotel bintang lima ini. Ia mengusap-usap rambutnya agar bisa segera kering.

"Iya, ini aku juga mau mandi Lis."

Varen beranjak dari posisinya. Kenikmatan yang tidak begitu maksimal ia rasakan, membuat pria itu ingin cepat-cepat membersihkan tubuh.

Di bawah shower, Varen mengusap kasar rambutnya. Sesekali ia jambak-jambak rambutnya sendiri. Pria itu tidak mengerti apa yang terjadi di kala tiba-tiba bayangan wajah sang mantan memenuhi otak di kepala. Bukan hanya wajah melainkan juga jejak rasa nikmat yang tertinggal.

"Ada apa denganku? Mengapa justru bayang wajah Ranum yang bermain-main di kepalaku? Mengapa aku justru sudah ketagihan dengan rasa yang ditinggalkan oleh wanita itu?"

Varen merasa frustasi sendiri. Baru sekali bercinta dengan sang istri justru bayang-bayang sang mantan yang menghantui. Ia merasa cemas kalau sampai hal ini berkelanjutan menghiasi rumah tangganya dengan sang istri.

"Aaarrrggghhhh..." teriak Varen sembari memainkan miliknya sendiri untuk mendapatkan puncak kenikmatan seperti yang ia inginkan.

***

"Mi, Mami memanggilku?"

Selesai menemani salah seorang pelanggan, Ranum menuju ruang kerja milik Helena. Nampak di ruangan ini ada seorang pria berwajah tampan dengan setelan jas mahal.

"Duduklah Num!" ucap Helena mempersilakan sang anak buah untuk duduk di sofa yang sudah tersedia. Ranum pun hanya bisa menurut apa yang dikatakan oleh sang mami.

"Num, ini namanya om Pras, dia ingin memakaimu," ucap Helena langsung pada pokok persoalan. Ranum sekilas mencuri pandang ke arah pria yang berusia sekitar tiga puluh tahun ini.

"Hai Ranum, aku Pras. Aku dengar kamu adalah primadona di sini. Aku ingin memakaimu dan merasakan pelayananmu," ucap Pras sembari mengulurkan tangan.

Ranum menyambut uluran tangan pria ini. "Aku Ranum, Om. Kira-kira kapan Om akan memakai jasaku?"

"Besok. Besok aku akan menjemputmu di sini dan kita bisa langsung berangkat ke hotel yang sudah aku persiapkan."

"Di hotel? Jadi maksud Om...," Ranum memangkas ucapannya dan menoleh ke arah Helena.

Helena tersenyum simpul. "Betul Num, Om Pras ingin memintamu melayaninya di atas ranjang. Gak apa-apa ya. Harga yang ditawarkan oleh om Pras sangat tinggi. Sayang jika kamu lewatkan."

Ranum kembali melirik ke arah Pras. Hatinya sedikit ragu mengingat saat ini ia tengah berbadan dua. Namun mendengar harga yang sanggup dibayarkan membuat wanita itu goyah hati.

Pria ini tampan juga dan tubuhnya nampak begitu terawat. Sepertinya tidak masalah aku menerima tawaran pria ini. Toh usia kandunganku juga masih muda kan? Aku rasa tidak akan berpengaruh apa-apa.

Ranum bermonolog dalam hati sebelum akhirnya ia anggukkan kepala sebagai pertanda ia menerima tawaran Pras.

"Baik Mi, besok om Pras bisa menjemputku di sini."

"Kerja bagus Num. Kamu memang benar-benar bisa diandalkan," puji Helena melihat Ranum yang sudah begitu banyak memberinya tambahan pundi-pundi uang melalui para tamu yang memakai jasanya.

"Baiklah kalau begitu Mi, aku pamit dulu. Untuk pelunasan akan aku kasih besok ketika akan menjemput Ranum," ucap Pras berpamitan seraya beranjak dari posisi duduknya.

"Baik Pras, hati-hati di jalan. Senang berbisnis denganmu," jawab Helena.

Pras meninggalkan ruangan ini hingga hanya menyisakan Ranum dan juga Helena.

"Tapi gak masalah kan Num kalau kamu melayani Pras di ranjang?" tanya Helena memastikan. "Kamu beberapa hari yang lalu juga melayani Pai di ranjang kan?" sambungnya memastikan.

Ranum menggeleng pelan. "Enggak jadi Mi. Aku gak jadi bermain di atas ranjang dengan om Pai."

"Hah, kok bisa?" pekik Helena.

"Ckckckck... Kan Mami yang bilang kalau punya om Pai itu gak bisa berdiri," decak Ranum.

"Ahahaha iya kah? Padahal saat itu hanya bercanda lho Num, eh ternyata serius punya Pai gak bisa on?" ucap Helena sembari terbahak-bahak.

Ranum menganggukkan kepala. "Sudah dua jam aku kasih rangsangan dan stimulus, tapi tetap anteng gak mau berdiri Mi."

"Ahahaha ya ampun, dua jam Num? Apa gak pedes tuh burung kamu remas-remas terus?" kelakar Helena sembari membayangkan apa yang dilakukan oleh anak buahnya demi membuat burung Pai on.

Ranum hanya mengendikkan bahu. "Aku yang merasa tak enak hati Mi, udah dikasih kalung berlian masa tidak ada timbal baliknya sama sekali."

"Sudahlah Num, anggap saja itu rezeki calon anakmu. Pai itu hatinya tulus kok. Jadi, meski kamu tidak bisa melayaninya di ranjang, dia tidak akan pernah kecewa."

***

"Loh Papa mau kemana? Kok masukin baju-baju ke dalam koper?"

Miranda dibuat penasaran akan apa yang dilakukan oleh sang suami di jam dua belas malam seperti ini. Jonas nampak berjibaku dengan baju-baju yang ia masukkan ke dalam koper. Seperti seseorang yang mau minggat dari rumah.

"Aku mau ke luar kota Ma. Ada kerjaan di sana," jawab Jonas masih fokus dengan baju-baju yang akan ia bawa.

"Ke luar kota? Di mana? Kok mendadak seperti ini Pa? Ada acara apa di sana?" tanya Miranda penasaran.

"Ada yang ingin mengajakku kerjasama membangun pabrik di sana. Aku rasa ini kesempatan yang sangat bagus untuk mengembangkan sayap-sayap bisnisku."

"Harus tengah malam seperti ini?" tanya Miranda. "Aku ikut ya Pa, biar Papa ada temannya di jalan. Lagipula aku juga tidak ada agenda kok selama satu minggu ke depan," pinta Miranda.

Jonas menghentikan aktifitasnya setelah semua pakaian masuk ke dalam koper. Pria itupun menggelengkan kepala.

"Tidak usah Ma. Aku berangkat sendiri saja. Lagipula kita kan baru saja punya menantu baru, jadi Mama fokus sama menantu baru kita dulu saja. Ajak dia jalan-jalan atau shopping biar senang,"

"Tapi Pa..."

Cup.. .

"Sudah, aku berangkat dulu ya Ma. Aku tidak akan lama. Maksimal dua minggu aku udah pulang."

Sebuah kecupan yang mendarat di kening Miranda berhasil membungkam mulut wanita itu. Dengan langkah pasti Jonas berlalu meninggalkan kamar.

Miranda hanya berdiri terpaku. Tubuhnya seperti membeku melihat sikap sang suami yang benar-benar sudah berubah drastis. Ia pun mengerjapkan mata untuk meraih kesadarannya. Buru-buru ia ambil ponsel yang ada di atas nakas.

"Cepat ikuti kemana mobil suamiku pergi. Laporkan apa saja yang ia lakukan."

1
novi²⁶
ranum sepertinya dalam bahaya... duh takutttt
novi²⁶
bukti bahwa cinta seorang ibu itu besar untuk anaknya
novi²⁵
aduh aku ikut deg-degan,,, kira2 gimana ya kelanjutannya
novi²⁵
gak nyangka ya,,, ternyata dunia memang sesempit itu... bakal seru nih
Hanindia
waaaa bakal seru nih... jonas ketemu ranum... kira2 jonas bakal tau gak ya kalau ranum hamil anaknya varen
Hanindia
aku lebih fokus ke pras sih... ternyata di dunia nyata penyimpangan seperti itu benar2 ada
Hanindia
hmmm rasa yg gk Bisa-bisanya kamu lupain ya Ren.... ati2 bikin ancur rumah tangga mu
El Jasmin
selamat membaca semua... jangan lupa like, komen, share, subscribe dan rate ⭐⭐⭐⭐⭐⭐ya.. mkasih
Nunu
wow karya baru to udah bagus bgt
novi²⁵
hayolooohhh jonas punya selingkuhan dan saat ini dia mau nyamperin
novi²⁵
heleh heleh ngaku perjaka tp udah pernah bercinta sama Ranum. buaya kamu ren
novi²⁵
ternyata Pai sebaik itu loh... setuju sih klo ranum diangkat sebagai anak
novi²⁵
woyyy num... kamu gak ketawa liat wajah Pai???
novi²⁵
duh ranum dalam bahaya ini. khawatir sama anak dalam kandungannny
novi²⁵
seorang ibu pasti akan selalu mengkhawatirkan anaknya. pantas saja dia kepikiran terus
novi²⁴
tu kan kebayang2 wajah dan rasa nikmat yg ditinggalkan ranum..sukurin kamu ren
novi²⁴
wah wah kamu dah nikah ya ren??? selamat yaa,, tp lu udah gk perjaka loh
novi²⁴
ahaaaaaaaa ya ampun aku lupa klo si Pai gk bisa on, selamat kamu num... eh tp Pai sebaik itu loh ke ranum
novi²⁴
num.. lu gak salah ngelayanin Pai yang udah tua itu???/Joyful/
novi²⁴
bakal seru nih.. tp aku khawatir zama janin dalam rahim ranum
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!