NovelToon NovelToon
Gadis Desa Kesayangan Sang Suami

Gadis Desa Kesayangan Sang Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Cintapertama
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lentera Sunyi

Suatu kondisi yang mengharuskan Zidan menikahi Khansa, teman masa kecilnya yang tinggal di desa, atas permintaan terakhir neneknya yang terbaring di ranjang rumah sakit.

Disisi lain, Zidan memiliki kekasih setelah bertahun-tahun tinggal di kota.

Pernikahan itu terjadi karena satu syarat yang diberikan Khansa, mau tidak mau Zidan menerima syaratnya agar pernikahan mereka bisa berlangsung.

Bagaimana kehidupan pernikahan Zidan dan Khansa?

Lalu bagaimana hubungan Zidan dengan kekasihnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lentera Sunyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Permintaan

Zidan tersenyum senang saat melihat Khansa yang mengangguk memberikan izin untuknya.

“Sayang, kamu serius?” tanya Zidan untuk memastikannya lagi.

Khansa tersenyum dan kembali mengangguk sebagai bentuk persetujuannya. “Aku serius, kamu bisa melakukannya.”

Dengan begitu aku harap hubungan ini terus bertahan dari semua badai. Aku bergantung padamu, jika kamu masih ingin mempertahankan hubungan ini, aku juga akan melakukannya. Tapi, sekali saja kamu tidak menginginkannya, aku akan melepaskan hubungan ini tanpa syarat apapun, ujar Khansa dalam hatinya.

Zidan menyentuh pipi Khansa, perlahan bergerak mengusapnya hingga ibu jarinya berhenti di bibir bawah Khansa.

Khansa menatap Zidan dengan wajah yang mulai memerah karena merasa malu dengan situasi saat ini. Khansa memalingkan wajahnya saat Zidan menatapnya dengan intens.

“Jangan menatapku seperti itu, Zi!”

Zidan terkekeh, “Kenapa? Istriku sangat cantik, mana mungkin aku terus memalingkan wajahku. Yang ada aku ingin menatap wajahmu setiap detiknya.”

Khansa semakin malu, pipinya terasa panah. Ia sangat yakin jika saat ini wajahnya merah padam menahan malu.

“Sa, aku belum melakukannya tapi kamu sudah sangat malu—” Khansa menutup mulut Zidan dengan telapak tangannya.

“Jangan katakan apapun, atau aku tarik ucapanku sebelumnya.” Zidan menggeleng kuat hingga tangan Khansa terlepas.

Zidan menatap tajam Khansa setelah mendengar ancaman dari istri kecilnya. Tidak mungkin Zidan melewatkan kesempatan ini.

“Tidak! Jangan lakukan itu. Kamu sudah memberiku izin, dan sekarang kamu mau membatalkannya? Itu sangat tidak adil untukku. Kamu tega merusak kebahagian kecilku ini?” ucap Zidan dengan mendramatisir apa yang dialaminya.

“Sudah cukup! Kamu mau melakukannya atau tidak? Aku tidak ingin mendengar dramamu lagi, aku juga sudah mengantuk. Bisakah kamu melakukannya sekarang? ah! Lebih baik besok saja.”

Khansa mendorong dada Zidan, namun tidak bergerak sama sekali. Zidan justru semakin mendekatkan wajahnya. Khansa yang merasa gugup berusaha menghindar dengan terus mendorong tubuh Zidan.

“Jangan coba-coba menghindar.” Zidan memegang tangan Khansa lalu membawanya ke atas kepala Khansa dengan mengunci pergerakannya.

Khansa melotot, mencoba menarik kedua tangannya. Namun, saat melihat senyum smirk Zidan, Khansa tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah menerima apa yang akan dilakukan Zidan.

“Cepat lakukan agar cepat selesai. Aku sudah mengantuk, Zi,” keluhnya. Mata Khansa tidak berbohong, saat ini ia susah sangat mengantuk, hanya saja karena detak jantungnya berdegup sangat kencang membuatnya merasa kurang nyaman.

“Kamu yakin?” Khansa mengangguk mantap.

“Tapi sebelum itu aku ingin mengajukan permohonan, sebagai gantinya apapun yang kamu lakukan aku akan menurutinya,” tawar Zidan.

“A-apa?” Khansa bisa merasakan jika tawaran Zidan kali ini pasti tidak akan bisa membuatnya tenang.

“Aku ingin mendapatkan tiga ciuman setiap harinya. Itu tidak termasuk cium pipi dan kening. Jadi tiga ciuman itu aku ingin di pagi siang dan malam hari. Jika memungkinkan bisa lebih dari itu.” Zidan mengecup pipi kanan Khansa.

“A-apa?! Tidak! Kamu mengambil keuntungan dariku!” Khansa memberontak dengan terus menarik tangannya.

Zidan menatap Khansa, mengarahkan menahan dagunya agar Khansa menatap dirinya.

“Dengarkan aku, anggap saja ini salah satu cara agar hubungan kita semakin dekat. Selain kontak fisik, kita perlu melakukan hal yang lebih intens dari biasanya. Lihat aku, Sa.”

Khansa melihat mata Zidan dengan tatapan bingung dan sedikit rasa malu. Karena mereka sangat dekat saat ini.

“Aku sudah berulang kali mengatakan jika aku serius dengan hubungan kita. Besok, sebelum kita jalan-jalan kita akan pergi untuk mendaftarkan pernikahan kita agar sah secara hukum.” Khansa mengedipkan matanya berkali-kali, mencerna semua yang dikatakan Zidan.

Zidan kembali mencium Khansa, tapi kali ini ia mencium keningnya sedikit lebih lama. Untuk memberitahu Khansa jika dirinya serius dengan ucapan dan niatnya.

“Bagaimana? Kamu setuju dengan permintaanku?” Zidan menatap Khansa yang diam melamun, sepertinya ia sedang mempertimbangkan tawaran Zidan.

“Sesulit itukah untukmu melakukannya? Jika kamu memang keberatan, aku tidak akan memaksa. Lupakan saja apa yang aku katakan tadi, aku tidak ingin membuatmu kurang nyaman dengan permintaanku.” Zidan tau jika Khansa penuh dengan pertimbangan.

Jika ia memaksa, itu akan membuat hubungan di antara mereka berjarak. Lebih baik Zidan memilih untuk mengalah, ia akan mencari cara lain agar hubungan mereka bisa terus menjadi dekat.

Khansa melihat ketulusan Zidan dari sorot matanya. Mata yang memancarkan harapan tinggi, namun seketika berubah kecewa karena Khansa yang memilih diam.

Melihat Khansa yang masih tidak menunjukan reaksi apapun, Zidan memilih untuk beranjak dari atas tubuh Khansa.

Namun, saat Zidan akan berbalik, Khansa menarik tangan Zidan hingga membuatnya kembali jatuh menindih Khansa.

“Kamu menyerah? Tidak ingin membujukku lagi?” tanya Khansa saat Zidan menatalnya kaget.

Beruntungnya Zidan segera menahan dirinya, jika tidak sudah dipastikan jika kepala mereka berdua akan terbentur.

“Sa? Apa maksudnya?”

“Kamu tidak mengerti?” Zidan menggelengkan kepalanya tidak paham.

“Jika kamu membujukku sekali lagi, mungkin aku akan menerimanya. Jika tidak, kesepakatan itu tidak akan pernah terjadi.” Khansa mengalungkan kedua tangannya.

Zidan mencoba memahaminya, saat ia mulai paham apa maksud Khansa. Zidan menatap Khansa tak percaya.

“Sa, kamu yakin setuju dengan permintaanku?” tanya Zidan untuk memastikan apa yang ia pikirkan sama dengan Khana.

“Tidak perlu kesepakatan, lakukan sebanyak yang kamu mau. Tapi–”

“Tapi apa?” sela Zidan yang tidak sabar menunggu kelanjutan ucapan Khansa.

“Aku hanya akan mengatakannya sekali, aku tidak akan mengulanginya lagi. Jadi pastikan jika kamu benar-benar mendengarkannya.” Zidan mengangguk.

“Kamu bisa menciumku sebanyak yang kamu mau, tidak ada larangan apapun. Karena aku sedang berusaha menjadi istri yang baik untukmu. Hanya saja, jangan lakukan apapun saat aku sedang kesal atau moodku sedang buruk.”

“Aku mengerti!”

“Satu hal lagi, apa kamu bisa menyembunyikan hubungan kita yang sebenarnya? Aku tidak ingin ada masalah, apalagi kamu mempunyai banyak penggemar. Aku ingin hidup tenang, bisakah kamu melakukannya? Jika di lingkungan kampus biarlah mereka mengira jika kita sepupuan. Di luar itu aku istrimu.”

“Sampai kapan.”

“Hah?! Maksudnya?”

“Sampai kapan kita akan menyembunyikan status kita?” tanya Zidan.

“Jika memungkinkan selama kuliah status kita hanya sebatas sepupu.”

“Maaf, Sa. Untuk ini aku tidak akan setuju, aku tidak yakin jika hubungan ini akan selamanya ditutupi. Aku akan melakukannya, tapi aku tidak bisa janji untuk terus menyembunyikan. Aku tidak berharap hal buruk terjadi, tapi jika itu sampai terjadi. Aku tidak bisa diam, Sa,” ucap Zidan yang menatap Mata Khansa.

“Aku tidak yakin jika Naya akan diam saja. Meskipun dia tidak turun langsung, dia pasti akan melakukan sesuatu yang bisa memecah hubungan kita.”

Khansa hanya menatap Zidan, apa yang dikatakannya memang benar. Kehidupannya nanti pasti akan sulit saat perkuliahannya sudah dimulai. Apalagi mereka semua berada di kampus yang sama.

1
partini
se bar bar apa sih kamu za ,,good kalau seperti itu
partini
waktu yg tepat hemmmm?
keburu masalah yg datang makin ruwet malahan apa lagi ada ini itu
partini
tak kira terucap ga taunya di dalam hati hemmmm Ampe kiamat dia ga bakal tau Hadehhh 🤦🤦🤦
partini
semoga Zidan tau siapa laki" yg dulu di hati istri nya di tunggu part itu ya Thor lanjut👍👍
Mericy Setyaningrum
Khansa, mampir ikutan baca Kak
♡お前のペンデハ♡
Semangat terus thor, aku yakin ceritamu akan menjadi luar biasa!
Uchiha Itachi
wow, thor! Gak sabar nunggu karya selanjutnya!
minsook123
Tidak sabar untuk kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!