Alone Claney hidup dalam kesendirian seperti namanya. Ibu suri yang terpikat padanya pun menjodohkan Alone dengan putra mahkota, calon pewaris tahta. Tak seperti cerita Cinderella yang bahagia bertemu pangeran, nestapa justru menghampirinya ketika mengetahui sifat pangeran yang akan menikahinya ternyata kejam dan kasar.
Karena suatu kejadian, seseorang datang menggantikan posisi pangeran sebagai putra mahkota sekaligus suaminya. Berbeda dengan pangeran yang asli, pria ini sungguh lembut dan penuh rasa keadilan yang tinggi. Sayangnya, pria itu hanyalah sesosok yang menyelusup masuk ke dalam istana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yu aotian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 : Mengganti Calon Pengantin
Satu hari berada dalam istana, terasa bagai melintasi beribu-ribu waktu bagi Bright. Pagi-pagi sekali, ia harus cepat-cepat memakai pakaian sebelum para pelayan masuk untuk membantunya sebagaimana itu telah menjadi tugas mereka.
Pintu kamar perlahan terbuka, memunculkan Barbara bersama barisan pelayan junior. Mendapati pangeran yang telah selesai berganti pakaian, tentu membuat Barbara dan pelayan terkejut. Tak ingin membuat mereka curiga, Bright lantas menampilkan ekspresi menggerutu yang dibuat-buat.
"Kenapa kalian lama sekali? Aku sudah ditunggu raja dan para menteri. Nenek bisa mengomeliku jika terlambat datang!"
Barbara tersenyum lalu menghampiri pangeran yang memberengut. Ia merapikan kerah busana pria itu seraya berkata, "Apa pangeran bangun lebih awal, ya? Sebab, biasanya pangeran baru terbangun di jam seperti saat ini."
"Aku bahkan tak bisa tidur semalaman."
"Kenapa? Apa karena aku tak menemanimu?" goda Barbara sambil menatap lekat ke arahnya.
Napas Bright tertahan sesaat. Sepertinya alasannya akan menjadi simalakama untuk malam nanti. Bertepatan dengan itu, Theo mendadak masuk dengan tergesa-gesa.
"Pangeran, ada sesuatu yang perlu saya sampaikan!"
Di sisi lain, para pejabat militer tengah berkumpul di ruang pemerintahan. Di hadapan raja, mereka membujuk ibu suri agar mengganti calon pengantin untuk sang pangeran. Pasalnya, Negara Spanyol menawarkan pernikahan antara putra mahkota dengan putri mereka.
"Mohon ibu suri mempertimbangkan usul untuk aliansi pernikahan antara putra mahkota dan putri kerajaan Spanyol. Pernikahan ini akan membangun dua kekuatan negara di benua Eropa," ucap menteri militer sambil menangkup tangan.
"Tidak mungkin! Calon ratu telah terpilih dari setahun lalu lewat seleksi yang sangat ketat. Tentunya, wanita yang terpilih itu memang sangat layak menjadi pendamping putra mahkota," tolak ibu suri. Pernikahan anggota kerajaan serta penunjukan ratu memang menjadi hak prerogatif ibu suri.
"Tapi kita butuh aliansi dengan negara tersebut untuk menjaga perdamaian dan menambah kekuatan," cetus menteri militer.
"Iya, Ibu suri. Kupikir yang mereka katakan benar. Pihak Spanyol telah menghubungi kita untuk mengajak beraliansi. Putri mereka yang paling berharga bahkan telah berada dalam perjalanan menuju ke sini." Raja Balden ikut angkat bicara.
"Lalu, bagaimana dengan putri Barry Claney yang telah terpilih menjadi calon ratu lewat seleksi ketat?" cetus ibu suri.
"Kita bisa menikahkannya dengan pangeran Flynn. Dia tetap mendapat gelar seorang putri dari pernikahannya. Saya yakin, baik Barry maupun anaknya tak akan keberatan," balas raja yang juga berusaha membujuk sang ibunda.
"Kenapa bukan putri dari negara Spanyol saja yang kita nikahkan dengan pangeran Flynn." Ibu suri malah menawarkan opsi lainnya.
"Ibu suri, mohon tidak gegabah! Menikahkan putri Spanyol dengan pangeran Flynn akan mengancam kedudukan putra mahkota sendiri. Kami khawatir jika putri Spanyol hanya dinikahkan dengan pangeran Flynn, mereka akan memperdaya dan mendorong pangeran Flynn untuk melakukan kudeta saat pangeran Julian berkuasa nanti," cetus pejabat lainnya penuh dengan rasa khawatir.
Perkataan pejabat itu membuat raja dan ibu suri berpikir. Mereka tentu tak ingin ada hal semacam perebutan takhta terjadi di kerajaan ini. Di saat ibu suri tengah bimbang dengan keputusannya, mendadak terdengar sebuah seruan dari arah pintu.
"Aku tidak akan mengganti calon pengantinku!"
Semua lantas menoleh ke arah pintu beriringan dengan masuknya Bright bersama ketiga pengawalnya. Mereka langsung menunduk memberi hormat.
"Yang Mulia Putra Mahkota, sebaiknya kembali mempertimbangkan calon istri yang akan dinikahi. Kerajaan Spanyol berani memberikan 1000 pasukan yang terlatih dengan baik sebagai mahar untuk pangeran. Seorang pangeran sudah seharusnya diberi mahar yang berhubungan dengan kemiliteran. Sementara Barry Claney hanya bisa memberikan dedikasinya sebagai seorang dokter," bujuk menteri militer.
"Dokter Barry juga telah memberikan mahar berupa teknologi medis modern yang dia kembangkan selama bertahun-tahun," bela ibu suri.
"Itu tidak sebanding untuk seorang putra mahkota yang akan menjadi penguasa di negara ini. Kita butuh pasukan untuk memperkuat militer kita," tampik pejabat lainnya.
"Sebanyak apa pun pasukan yang mereka berikan, pada akhirnya akan habis dalam sebuah peperangan. Sebaliknya, memiliki peralatan medis yang mempuni, akan menyelamatkan jutaan pasukan kita yang terluka saat perang," sanggah Bright yang kini berdiri di sisi raja bersama ibu suri.
"Lalu, apa Pangeran lebih setuju jika kita menikahkan pangeran Flynn dengan putri dari kerajaan mereka?" tanya pejabat tersebut.
Bright terdiam sejenak, sebelum berkata dengan tegas, "Kita tak akan beraliansi dengan negara Spanyol!"
Pernyataan Bright lantas membuat mereka terhenyak. Beberapa dari mereka justru tak menanggapinya dengan serius. Sebab, yang mereka tahu, pangeran Julian memang sering mengeluarkan keputusan yang asal bunyi.
"Apa maksud Putra Mahkota mengatakan tak ingin beraliansi dengan negara Spanyol?" tanya menteri militer sambil tertawa bodoh.
Bright tersenyum tipis. "Kita semua tahu negara Spanyol dan Portugis tengah melakukan kolonisasi di sejumlah wilayah Asia. Mereka berdalih hanya melakukan kerjasama ekonomi dan politik serta penyebaran agama. Namun, lambat laun mereka malah menjajah dan memperbudak penduduk asli di sana. Negara kita tak akan bekerja sama dengan orang-orang culas seperti itu."
"Itu, kan, hanya terjadi di negara-negara Asia yang memang memiliki kualitas sumber daya manusia yang rendah," kilah pejabat lainnya.
"Apa kalian tahu, mengapa beberapa negara Eropa saat ini gencar melakukan kolonisasi?" tanya Bright, ia mengerjap lembut seraya mengedarkan pandangan ke seluruh pejabat yang hadir. "Rempah-rempah!" jawabnya dengan sudut bibir terangkat, "Ya, mereka mengincar kekayaan alam negara Asia khususnya rempah-rempah. Negara kita memiliki hampir semua kekayaan alam yang ada di Asia sehingga kita tak perlu melakukan hal kotor semacam kolonisasi. Kita bahkan memiliki teknologi medis modern. Itulah yang membuat Spanyol dan beberapa negara lainnya tertarik beraliansi dengan kita. Namun, rasanya terlalu mudah jika mereka hanya menawarkan sebuah pernikahan untuk mengikat kita. Jika ingin bekerja sama dengan kita, mereka harus menawarkan hal yang lebih berharga dari sekadar menyerahkan putri mereka. Ini juga untuk membuktikan negara kita tak mudah dirayu maupun diinjak-injak."
Saat mengatakan kata-kata itu, suara lantangnya bergema diikuti sepasang mata yang berpendar tajam dengan raut tegas tanpa keraguan tercetak di wajahnya.
Para pejabat militer itu bergeming dan saling berpandangan. Sepertinya mereka tak memiliki bahan bantahan kali ini.
"Itu benar! Ingat, perang terakhir dengan negara itu, mereka hampir membunuh putra mahkota. Bahkan bekas luka tebasan itu masih belum hilang dari punggung Julian!" seru ibu suri sambil menepuk punggung Bright.
Ucapan ibu suri yang menyinggung soal bekas luka, membuat Bright meneguk salivanya.
Raja Balden berdeham sejenak, semacam meresapi ucapan anaknya. Ia pun berkata, "Apa yang dikatakan putra mahkota ada benarnya. Melihat sejarah pertikaian kita dengan negara itu, rasanya terlalu mudah jika kita langsung menyetujui keinginan mereka. Biarkan mereka melakukan penawaran yang lebih dari sekadar sebuah pernikahan!"
"Ya, Paduka!" sahut para pejabat. Apa yang keluar dari mulut raja tentu merupakan titah yang tak bisa dibantah lagi.
Para pejabat itu langsung membubarkan diri. Bright tahu akan sangat sulit menghadapi bandit-bandit berseragam ini. Pasalnya, dukungan besar yang diberikan pada Julian selama ini, hanya untuk menjadikannya boneka yang bisa mereka kendalikan demi keuntungan.
Saat mata Bright masih mengawali kepergian mereka, mendadak ia merasakan sebuah sapuan lembut di pipinya. Ternyata sapuan itu berasal dari tangan ibu suri. Ia menoleh ke arah ibu suri yang tersenyum lembut padanya.
"Nenek tidak menyangka kau bisa setegas itu mengambil keputusan! Bahkan mereka sempat membuat Nenek gamang. Pernikahan kalian sudah semakin dekat, ajaklah calon istrimu menemui pendeta Victoria di rumah ibadah. Mungkin saja ia sudah mendapatkan bayangan akan masa depan kalian," pinta ibu suri.
Mendengar nama pendeta Victoria disebut, membuat Bright teringat ucapan Alone yang memintanya untuk menghindari wanita itu.
.
.
.
jejak kaki
Era kolonial Eropa (atau yang kita sebut jaman penjajahan) dimulai dari sekitar abad ke 15-16 oleh Spanyol dan Portugis dengan menaklukkan wilayah Amerika latin, Afrika dan Asia. Kolonial sendiri didefinisikan sebagai tindakan memperluas daerah kekuasaan, sering kali didasari kepentingan ekonomi untuk mengeruk sumber daya alam dan tenaga kerja.
Like dan komeng
hemmmm......semoda si ondel ondel gak tertarik sama pangeran Bright
eh bgtu ya nona Adella, bener kata Flynn ayah mu terlalu matang memikirkan masa depan putri putri nya ya 😏 d jadikan korban untuk merebut kekuasaan negara lain dan seru nya korban sebagai ratu.. wah licik bener 😱