Suamiku Boneka Keluarganya

Irwan menghela napas panjang. Dia tidak habis pikir dengan jalan pikiran Rani yang selalu ingin menang sendiri.

Kenapa dulu aku bisa jatuh cinta terhadap perempuan egois seperti Rani? Apa aku ceraikan saja dia? Di luar sana masih banyak perempuan yang lebih baik segala-galanya dibandingkan dengan Rani yang selalu bersikap semena-mena.

Apalagi sejak Rani melahirkan Indah, dia mengalami trauma sehingga selalu menolak ketika aku memintanya menjalankan kewajiban sebagai seorang Istri, ucap Irwan dalam hati.

Waktu saat ini sudah menunjukan pukul dua belas malam. Irwan yang terpaksa tidur di atas sofa, terbangun karena haus.

Irwan melangkahkan kakinya menuju dapur, tapi ketika melewati kamar Elsa, dia tidak sengaja mendengar suara desahan seorang perempuan dari kamar Adik iparnya tersebut.

Irwan merasa penasaran, sampai akhirnya dia memberanikan diri membuka sedikit pintu kamar Elsa yang tidak di kunci.

Mata Irwan membulat sempurna melihat keindahan tubuh Elsa yang tidak mengenakan sehelai benang pun.

"E_elsa_" ucap Irwan dengan tergagap ketika melihat Elsa yang tengah memainkan bukit kembar dan bagian inti tubuhnya, bahkan tanpa sadar saat ini Irwan sudah berada di dalam kamar Elsa.

Elsa terlonjak kaget mendengar suara Irwan. Dia bergegas menutup panggilan video yang tengah ia lakukan dengan seorang lelaki.

"M_mas Irwan," ucap Elsa dengan wajah memerah karena menahan malu.

"Maaf Elsa, aku tidak sengaja melihat kamu melakukan itu," ucap Irwan dengan bergegas membalikan badannya.

Sebagai lelaki normal tentu saja hasrat Irwan bangkit ketika melihat pemandangan indah di depan matanya, tapi mati-matian dia menahan sesuatu yang mulai terbangun pada bagian bawah tubuhnya.

"Tunggu Mas," ucap Elsa ketika melihat Irwan hendak melangkahkan kaki untuk ke luar dari dalam kamarnya.

Irwan terkejut karena Elsa tiba-tiba memeluk tubuhnya dari belakang.

"Maaf Elsa, jangan seperti ini," ucap Irwan dengan suara serak.

"Jangan pergi. Aku ingin mengatakan sesuatu," ucap Elsa dengan menggerayangi tubuh Irwan.

Irwan hanya diam mematung ketika Elsa membuka satu persatu kancing piyama yang ia kenakan. Dia seakan terhipnotis melihat kecantikan Adik iparnya.

"Mas Irwan, sudah lama aku memendam perasaan ini. Sebenarnya aku cinta sama Mas Irwan," ucap Elsa dengan menciumi setiap jengkal tubuh Irwan.

Keduanya saling meraba dan membelai, bahkan saat ini tubuh Irwan sudah sama polosnya dengan Elsa.

Irwan tau jika dia dan Elsa sudah melakukan dosa besar. Meski pun hati ingin menolak, tapi tubuhnya berkata lain, apalagi tidak dapat Irwan pungkiri jika dirinya sudah lama merindukan sentuhan perempuan.

"Mas, malam ini aku milikmu," ucap Elsa dengan membaringkan tubuhnya di atas ranjang.

Pada awalnya Irwan merasa ragu, tapi nafsu dan bisikan setan telah menguasai dirinya, sampai akhirnya Irwan melakukan khilaf terdalam dengan Adik iparnya sendiri.

Hujan turun dengan derasnya membuat siapa pun merasa kedinginan, tapi tidak dengan Elsa dan Irwan yang masih saling menghangatkan dengan bertukar keringat.

"Mas, kamu luar biasa," ucap Elsa dengan mencium bibir Irwan.

Setelah menuntaskan hasratnya, Irwan duduk di sisi ranjang. Ada rasa sesal dalam hatinya karena sudah mengkhianati Rani.

Irwan tidak pernah menyangka dia bisa melakukan kesalahan besar dengan Adik iparnya sendiri.

"Elsa, tidak seharusnya kita melakukan semua itu. Sekarang aku sudah menjadi lelaki bejat karena telah mengkhianati Rani," ucap Irwan dengan mengacak rambutnya secara kasar.

"Sudahlah Mas, kamu tidak perlu munafik. Aku tau jika kamu sudah lama tidak mendapatkan kepuasan dari Kak Rani," ucap Elsa dengan menghisap sebatang rokok.

Irwan semakin terkejut melihat Elsa yang nampak terbiasa merokok, apalagi ternyata dia bukan lelaki pertama yang menikmati tubuh Adik iparnya tersebut.

"Elsa, sejak kapan kamu merokok?" tanya Irwan dengan mengambil rokok yang sedang Elsa hisap, kemudian Irwan mematikannya.

"Hidup ku hancur sejak kamu menikah dengan Kak Rani," jawab Elsa dengan mata berkaca-kaca.

"Apa maksud kamu?" tanya Irwan yang merasa penasaran.

"Mas Irwan adalah cinta pertamaku. Mas tidak tau kalau aku sudah lama jatuh cinta sama kamu, bahkan sebelum Mas Irwan bertemu Kak Rani," sambung Elsa dengan menangis.

Elsa memang lebih dulu mengenal Irwan, karena dia merupakan Teman dari Adiknya Irwan, tapi saat itu Irwan hanya menganggap Elsa sebagai Adik kandungnya sendiri.

"Kamu yang sudah menghancurkan hidupku, Mas. Aku bahkan kehilangan kesucianku tepat pada malam pertama kamu dengan Kak Rani. Saat itu hatiku begitu hancur, sampai akhirnya aku memutuskan pergi ke klub malam."

"Apa kamu puas karena sekarang aku sudah menjadi seorang perempuan ja*lang yang sering menjajalkan tubuh demi uang?" ucap Elsa dengan tertawa sekaligus menangis.

Irwan menatap sendu Elsa. Dia merasa bersalah karena secara tidak langsung dirinya sudah menjadi penyebab Elsa masuk dalam dunia malam.

"Maaf Elsa, Mas tidak tau," ucap Irwan dengan mendekap erat tubuh Elsa.

"Mas, kamu jahat. Kenapa bukan aku yang kamu nikahi?" racau Elsa dengan menumpahkan tangisannya dalam pelukan Irwan.

"Elsa, aku berjanji akan menebus semuanya, tapi mulai sekarang kamu harus berhenti melayani lelaki hidung belang di luar sana," ucap Irwan dengan mengelus lembut kepala Elsa.

"Apa Mas Irwan bersedia meninggalkan Kak Rani demi aku?" tanya Elsa dengan menatap lekat wajah Irwan.

Irwan hanya diam mematung mendengar pertanyaan yang ke luar dari mulut Elsa. Meski pun sekarang rasa cinta yang ia miliki untuk Rani sudah tidak sebesar dulu, tapi dia memikirkan nasib kedua Anaknya jika sampai bercerai dengan Rani.

"Mas pasti tidak bersedia meninggalkan Kak Rani kan? Mas tidak usah mengucapkan janji jika tidak bisa menepatinya," sambung Elsa dengan melepaskan diri dari pelukan Irwan.

"Mungkin sekarang aku masih belum bisa menceraikan Rani, tapi semua itu karena Bagus dan Indah. Aku tidak mau mereka kehilangan sosok kedua orang tuanya."

"Mas, aku bersedia menjadi Ibu sambung Bagus dan Indah. Mereka adalah Keponakanku, dan aku akan menyayangi mereka seperti Anak kandungku sendiri," ucap Elsa dengan sungguh-sungguh.

Irwan terlihat berpikir. Selama ini Rani memang kurang perhatian terhadap kedua Anak mereka, bahkan Bagus dan Indah lebih dekat dengan Elsa.

"Nanti kita akan memikirkan semuanya. Yang penting mulai sekarang kamu hanya boleh menjadi wanitaku," ucap Irwan dengan menciumi tubuh Elsa yang sudah menjadi candu baru untuknya.

"Baiklah, kalau begitu aku akan sabar menunggu kamu menikahiku setelah kita berhasil menyingkirkan Kak Rani," ucap Elsa dengan mendorong tubuh Irwan hingga telentang di bawah tubuhnya.

Irwan dan Elsa yang sudah di kuasai oleh hawa nafsu kembali melakukan dosa besar dengan melakukan hubungan terlarang.

"Kamu hanya boleh menjadi milikku Mas, hanya milikku," racau Elsa di tengah pergulatan panas mereka.

Dalam hati kecilnya, Elsa sebenarnya merasa bersalah terhadap Rani, tapi dia sudah terlanjur kecewa dengan sikap Mama Meti yang lebih menyayangi Rani dibandingkan dengan dirinya, jadi dia bertekad akan merebut Irwan.

Maaf Kakakku tersayang, mulai sekarang aku akan merebut satu persatu yang kamu miliki. Anggap saja semua itu sebagai balasan karena kamu sudah merebut semua perhatian Mama, ucap Elsa dalam hati dengan tersenyum licik.

*

*

Bersambung