Apa jadinya, jika gadis yang lembut dan baik hati serta memiliki rasa empati yang tinggi berubah menjadi gadis yang cuek dan dingin. Luka yang begitu menyakitkan bahkan mampu mengubah karakter seorang Agatha Lorenzo, bisakah ia melewati masa sulit itu? Apakah ia sanggup?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DessertChocoRi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab XXVIII
“Terima kasih sudah hadir tuan Arslan” ucap Jhon
“Ya..”
“Apakah tuan nyaman berada di kapal ini”
“Nyaman.. sangat nyaman” sambil menatap Agatha yang tersenyum
“Syukurlah kalau tuan nyaman, semoga tuan terhibur dengan pesta putri saya”
“Tuan Lorenzo..”
“Ya tuan Arslan”
“Apakah kamu merasa sudah memberikan yang terbaik untuknya?”
“Maksud tuan?”
“Tidak.. lupakan”
“Cukup aku yang ia miliki jika kamu tidak bisa melindunginya” batin Arslan
Jhon yang bingung dengan Arslan hanya bisa mengangguk saja.
Suara mc di atas panggung mengalihkan perhatian semua tamu.
“Selamat malam semua”
“Tidak lama lagi kita akan masuk ke dalam sesi dansa”
“Di perkenankan para tamu semua untuk mencari pasangan”
Setelah mendengar ucapan mc semua orang mulai mencari pasangan, Kevin yang sebenarnya ingin mengajak Agatha namun ia mengingat ada Dita langsung mengurungkan niatnya.
“Yuk Kevin”
Alunan musik yang lembut dan romantis mulai berbunyi untuk mengiringi dansa santai para tamu. Agatha muncul dengan gaun baru dan membuat semua tatapan tamu terkagum.
Gaun ke dua ini tidak jauh berbeda warna dari gaun pertama. Biru gelap seperti langit malam yang di rancang dengan gaya mermaid yang ketat bagian atas dan melebar dibagian bawah.
Gaun ini memiliki siluet strapless atau tanpa tali bahu, dengan potongan leher berbentuk hati (sweetheart neckline). Bintang-bintang berbagai ukuran yang terbentuk tampak berkilau bertahtakan berlian.
Gaun ke dua ini adalah rancangan Arslan sama seperti gaun pertama. Membuat Agatha pasrah kembali untuk memakainya.
“Mau kah kamu berdansa dengan pria tua ini sayang?” Tanya Jhon
“Kamu tidak tua daddy, hanya tidak muda”
Mereka terkekeh bersama saat Agatha menerima uluran tangan Jhon
“Kamu sangat cantik sayang”
“Siapa dulu daddynya”
“Mata kamu mirip mommy, setiap daddy menatapmu daddy seperti melihat mommy”
“Daddy harus selalu sehat, agar melihatku saat tua apakah aku mirip mommy”
Jhon tersenyum dan mengangguk sambil terus berdansa. Saat memutar tubuhnya dan melepas tangan Jhon, saat itu juga ia berpindah pada seseorang.
“Hai..”
“Kita bertemu lagi” ucap Agatha
Agatha terkekeh dan mencoba menebak itu adalah kata yang akan Kevin ucapkan.
Dita yang melihat Kevin berdansa dengan Agatha menjadi marah. Ia pun langsung berputar dan menyenggol Agatha.
Saat Dita sudah kembali berdansa dengan Kevin, Agatha yang hilang keseimbangan jatuh ke kebelakang namun sebuah tangan menarik tangan Agatha dan kembali berputar lalu jatuh di dada pria itu.
“Hoshss..” napas memburu Agatha
“Hati-hati”
“Argghh kenapa suaranya bisa se ganteng itu, kan jadi meleleh”
Agatha seketika lupa bahwa ia sedang kesal dengan pria itu mengenai gaun yang ternyata ia siapkan untuk pestanya.
“Terimakasih”
Mereka pun berdansa bersama tanpa berbicara apapun hanya mata yang saling menatap dan tangan yang saling menyentuh.
“Iss.. mengapa Agatha selalu bertemu pria tampan” batin Dita melihat seorang pria yang membelakanginya berdansa dengan Agatha
Arslan terus menatap mata Agatha yang bergerak ke sana kemari. Ia tau bahwa Agatha sedang menjelajahi wajahnya dengan detail
Mulai dari mata, hidung dan turun ke bibir, Arslan hampir tersenyum saat Agatha terus memandangi bibirnya.
“Penasaran?”
Seperti ketahuan bahwa Agatha menatap lama bibirnya, wajahnya menjadi merah dan langsung mengalihkan pandangannya ke samping.
“Sangat lucu..” batin Arslan
Ia tidak bisa menahan senyumnya saat melihat tingkah Agatha. Sedangkan Agatha kembali terpesona dengan senyum Arslan.
“Tampan”
“Terimakasih”
Merasa keceplosan lagi ia kembali membuang pandangannya ke lain arah sambil menggigit bibirnya karena malu kedapatan dua kali.
“Sial.. Kenapa begini” batin Arslan yang salah tingkah
Ia heran mengapa saat berdekatan dengan Agatha ia seperti menatap seorang wanita, bukankah ia selalu menganggap Agatha itu sebagai adek perempuannya.
\~
Dua orang yang sedang berbaring tanpa mengenakan pakaian baru saja menyelesaikan aktivitasnya.
“Setelah ini jangan temui aku dulu”
“Tergantung”
“Tidak.. pokoknya kita bertemu kalau aku yang minta”
“Apakah kamu sudah melakukannya?” Tanya Jeky
“Hem.. sudah beberapa bulan aku sudah memberikannya”
“Bagus..”
“Jika anak ini laki-laki maka dia bisa mendapatkan warisan itu” ucap Wanda
“Yah.. lakukan dengan rapih”
“Tenang saja, bahkan anak jalang itu pun tidak mengetahuinya”
Mereka berdua tidak sadar bahwa sebuah kamera tersembunyi sudah merekam semua yang mereka lakukan.
\~
Malam semakin larut dan jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Pesta pun berakhir dan semua tamu sudah kembali ke kamar masing-masing untuk istirahat.
“Hufftt.. capek juga”
Agatha yang sudah berbaring di kamarnya setelah membersihkan diri. Saat sedang diam tiba-tiba ia teringat kembali saat berdansa dengan Arslan.
“Ya ampun kayak orang lagi jatuh cinta”
Agatha menggelengkan kepala sambil terkekeh namun tiba-tiba kembali diam dan merenungkan kata-katanya yang barusan ia ucapkan.
“Tidak mungkin”
“Masa sih”
“Ahh paling cuma kagum”
Agatha meyakinkan dirinya bahwa itu hanya perasaan yang tidak akan lama, namun ia tidak sadar bahwa hatinya berkata lain.
Tak berbeda jauh dari Agatha, Arslan pun mengalami hal yang sama. Ia terus membayangkan saat Agatha menggigit ujung bibir bawahnya.
“Ahh sial.. kenapa terus terbayang”
Arslan tidak mengerti kalau perasaannya itu sudah merujuk ke arah suka. Ia yang tidak pernah merasakan cinta pada lawan jenis membuatnya menjadi awam terhadap sikap-sikap seperti itu.
“Kenapa jantungku berdetak dengan cepat?”
“Apakah aku sakit?”
Arslan terus bergumam dengan penasaran, ia pun memutuskan untuk menelepon seseorang yang mungkin mengerti hal seperti itu.
“Halo tuan, ada yang diperlukan?”
“Tidak Deo.. aku cuma mau bertanya”
“Silahkan tuan”
“Jantung ku terus berdetak kencang..”
“Apakah tuan sakit?” potong Deo cepat
“Aku belum selesai Deo” kesal Arslan
“Ahh silahkan lanjut tuan”
“Aku selalu terbayang..”
Ucapan Arslan terhenti ketika ia hampir membuat pria lain membayangkan Agatha yang sedang menggigit bibirnya.
“Tidak jadi”
Tut..
Panggilan itu pun diputuskan sepihak oleh Arslan.
“Akan ku cungk•l otaknya jika Deo membayangkan Agatha seperti itu” geram Arslan
Seketika ia sadar mengapa ia begitu emosi hanya karena hal sepele. Tapi ia kembali berfikir jika itu terjadi ia akan menghajar habis-habisan Deo.
Sedangkan Deo yang merasa heran dengan bosnya itu langsung menelepon Grith.
“Halo”
“Apa kamu tidak sibuk?”
“Tidak, pesta disini sudah selesai”
“Tuan baru saja menelepon”
“Apa yang dia katakan?”
“Dia bilang jantungnya berdetak kencang”
“Tuan sakit?” Jawab cepat Grith dengan khawatir
“Sabar Grith aku belum selesai”
“Maaf..” ucap Grith
“Dia bilang dia selalu terbayang sesuatu tapi dia tidak bilang terbayang apa justru ia mematikan teleponnya” ucap Deo
“Menurutmu jika jantungnya berdetak kencang lalu terbayang sesuatu itu kenapa?” Lanjut Deo
Grith terdiam mendengar perkataan Deo, ia pun kembali membayangkan saat tuannya berdansa dengan Agatha.
Saat itu ia bisa melihat mata Arslan yang menatap dalam mata Agatha dan saat Agatha sedang menggigit bibirnya ia langsung membuang muka sambil menutup matanya.
“Tuan tidak pernah seperti itu sebelumnya” gumam Grith
“Hah.. kamu bilang apa?” tanya Deo yang hanya mendengar suara kecil Grith
“Jangan-jangan tuan jatuh cinta” gumam Grith kembali
“Cantik suara kamu kerasin sedikit aku tidak dengar” ucap Deo
Blushh..
Grith langsung memegang wajahnya yang terasa panas. Ia terdiam sambil menetralkan debaran jantung di dadanya. Saat ia merasakan itu seketika ia sadar seperti itu yang Arslan rasakan.
“Tuan sedang jatuh cinta, makanya dia seperti itu”
“Apa kamu yakin?”
“Sangat yakin”
“Mengapa?”
“Karena itu yang dialami orang yang sedang jatuh cinta”
“Seperti apa?”
“Pak tua apa kamu belum pernah jatuh cinta?”
“Tidak, hidupku hanya untuk membu•uh musuh tuan”
“Apa dia memang tidak punya perasaan lebih padaku?” Batin Grith
“Huft.. orang jatuh cinta cenderung selalu membayangkan pasangannya, dadanya selalu berdebar jika di dekatnya atau mengingatnya, orang jatuh cinta selalu ingin didekat pasangannya” penjelasan panjang Grith
Degg..
“Apakah aku sedang jatuh cinta?” Batin Deo
Saat mendengar itu Deo pun merasa setuju sebab ia juga tengah merasakan hal itu tapi ia tidak bisa peka terhadap tingkahnya sendiri.
To be continued..
Terimakasih sudah mampir 🥰
Jangan lupa like dan komennya yah semua 🫰🏻
