Kiara merupakan seorang gadis ceria yang menikmati hidupnya dengan kerja. Ibunya sudah meninggal sekitar lima tahun yang lalu. Sedangkan ayahnya jarang dirumah dan juga jarang memberikan nafkah kepadanya semenjak ibunya meninggal. Itu sebabnya gadis itu memilih bekerja.
Namun, siapa sangka petaka dalam hidupnya dimulai!
Kiara dipaksa menikah dengan Axel Blackthron, seorang CEO dingin karena ayahnya memiliki hutang sebesar lima milyar rupiah.
Situasi semakin rumit saat Kiara mengetahui sebuah fakta bahwa pria yang akan menikah dengannya merupakan suami dari sahabatnya, Rachel.
Apa yang akan dilakukan Kiara?
Apakah ia akan menolak perintah ayahnya atau justru membiarkan dirinya menjadi duri dalam rumah tangga sahabatnya.
Bagaimana nasib Kiara kedepannya?
Yuk, ikuti cerita kedua Author.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya.
Salam hangat dari author💐💐💐
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rezqhi Amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
03
Saat ini Axel dan Kiara bertemu di salah satu restoran mewah seperti permintaan Axel kemarin. Keduanya berada di ruangan VIP yang di pesan khusus untuk mereka berdua, sehingga tidak ada yang melihat mereka sedang berada dalam satu ruangan yang sama.
Siapa yang tidak mengenal Axel Blackthron, seorang CEO muda sukses yang perusahaannya telah memiliki sejumlah cabang di berbagai negara.
Oleh sebab itu, ia sengaja memesan ruangan khusus untuk bertemu dengan Kiara. Ia tidak ingin reputasinya hancur karena menemui seorang gadis, terlebih ia sudah memiliki kekasih.
Pria itu paham betul, informasi tentang dirinya sangat di incar oleh luar sana dan akan cepat menyebar luas. Apalagi ia takut kalau berita pernikahannya dengan anak orang yang dibencinya itu tersebar sampai di telinga Rachel, istrinya.
Ia tidak ingin Rachel salah paham dan berujung rumah tangganya retak. Ia tidak akan biarkan hal itu terjadi.
Awalnya ia dan Rachel menikah karena dijodohkan. Sebenarnya ia ingin menolak pernikahan itu. Tetapi saat pertama kali melihat wanita itu, ia lansung terpana melihat wajah manis dan sikap lemah lembutnya. Seiring waktu, ia akhirnya mencintai wanita itu dan tidak ingin melukainya.
"Kamu pasti sudah mengetahui kalau saya sudah menikah, dan saya juga tahu kalau kamu menerima pernikahan ini karena hutang ayahmu. Sebelum pernikahan itu terjadi kamu harus pahami ini dulu," ucap Alex dengan tegas dan dingin sambil menyerahkan map berisi beberapa lembar kertas.
Kiara menerima map itu dan membacanya. Isi map itu tentang perjanjian bahwa setelah menikah gadis itu akan tinggal bersamanya dan juga istri pertamanya tetapi ia harus menutupi indentitasnya. Ia harus mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga, dan tidak akan ada nafkah batin yang dia dapatkan. Ia juga harus menuruti semua perintah pria itu, dalam bentuk apapun ia harus turuti.
Kiara tidak masalah dengan permintaan yang lainnya, tapi kalau tinggal bersama istri pertama pria itu, itu artinya dia akan seatap dengan Rachel. Ia tidak ingin itu terjadi, ia takut Rachel curiga.
"Maaf tuan, tapi apa saya harus tinggal bersama istri anda? itu akan menjadi masalah besar," ucap Kiara dengan menundukkan wajahnya. Ia tidak berani melihat wajah pria itu yang menurutnya sangat mengerikan.
Axel berpikir gadis didepannya ini ada benarnya juga. Jika gadis itu tinggal seatap dengan Rachel, lambat laun Rachel akan mengetahui bahwa gadis itu adalah madunya.
"Baiklah, nanti kamu akan saya belikan tempat tinggal yang baru," putus Axel. Tanpa berpamitan pria itu berdiri dan keluar dari ruangan itu dengan sangat arogan.
"Ish arogan banget, Rachel kok bisa suka sama pria seperti itu," guman Kiara setelah melihat Axel semakin jauh.
Gadis itu menghela nafas dengan pasrah. Ia harus menerima takdirnya akan di perbudak seumur hidup.
***
Axel kini sudah kembali ke kantornya, duduk di belakang meja kerjanya yang luas dan elegan. Dia memandang keluar jendela, melihat kota yang sibuk dan penuh dengan kehidupan. Namun, pikirannya tidak berada di sana. Dia memikirkan Kiara, wanita yang akan menjadi istrinya dalam beberapa hari.
'Wajahnya memang polos, tapi aku sangat yakin wataknya persis seperti ayahnya, ia menyetujui menikah dengan pria yang sudah beristri pasti memiliki tujuan lain selain untuk melunasi hutang ayahnya,'
"Dia menolak untuk tinggal seatap dengan Rachel karena berpikir kalau seatap dengannya ia tidak akan leluasa menguasai rumah itu. Mungkin dia berpikir aku akan memberikan rumah yang mewah dan dia bisa bisa bertindak semaunya disana. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Aku harus waspada, dia pasti memiliki niat licik untuk menguasai harta Blackthron," monolog pria itu. Pria itu pun tersenyum sinis.
'Dasar gadis licik,'
Axel tersenyum licik, memikirkan bagaimana dia akan menghadapi Kiara setelah pernikahan. Mata pria itu terlihat dipenuhi amarah yang membara penuh dendam.
'Lihat saja setelah ini hidupmu akan seperti neraka. Aku tidak akan mengabulkan impiannya menjadi ratu di keluarga ini. Kamu harus membayar semua perbuatan ayahmu,'
Pria itu kemudian mengambil ponselnya dan menelpon nomor seseorang. "Halo, carikan saya sebuah rumah yang tidak terlalu mewah," katanya dengan suara yang dingin dan tanpa emosi.
"Ya, untuk Kiara. Aku ingin dia tinggal di sana setelah pernikahan. Pastikan rumah itu cukup jauh dari kota, tapi tidak terlalu terpencil. Aku ingin dia merasa terisolasi," lanjut Axel, memberikan instruksi lebih lanjut.
"Dan pastikan rumah itu memiliki pengawasan yang ketat. Aku tidak ingin dia melarikan diri atau melakukan sesuatu yang tidak diinginkan," tambah Axel.
Axel juga meminta agar rumah itu dilengkapi dengan sistem keamanan yang canggih, sehingga dia bisa memantau setiap gerakan Kiara.
"Aku ingin tahu setiap langkah yang dia ambil, setiap percakapan yang dia lakukan," kata Axel dengan suara yang tegas.
Setelah selesai memberikan instruksi, Axel menutup telepon dan meletakkan ponselnya di atas meja. Dia tersenyum puas, merasa bahwa dia telah mempersiapkan semuanya dengan baik.
***
Kiara duduk di atas tanah yang dingin, bersandar pada nisan yang terukir indah nama sang ibu. Air matanya mengalir deras, membasahi pipinya yang pucat. Dia menangis dengan suara yang lirih, namun penuh kesedihan.
Setelah menemui Alex tadi, gadis itu terus ke pemakaman ibunya. Sudah menjadi kebiasaan gadis itu jika memiliki masalah dia akan lari ke pemakaman ibunya untuk mencurahkan segala isi hatinya.
"Ibu, hiks...hiks...Kiara tidak tahu harus berbuat apa," Kiara berbicara pada nisan ibunya, seolah-olah ibunya masih ada di sampingnya.
"Kiara tidak ingin menikah dengan orang yang tidak Kiara cinta, apalagi dia suaminya Rachel, bu...hiks..."
Kiara mengambil napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. Namun, air matanya terus mengalir.
"Tapi Kiara juga tidak memiliki pilihan lain. Kiara tidak mau kalau ayah kenapa-kenapa karena tidak bisa membayar hutangnya, hiks...hiks...Apa yang harus Kiara lakukan, bu?"
Kiara terdiam sejenak, menatap nisan ibunya dengan mata yang berkaca-kaca.
"Kiara merasa terjebak dalam situasi yang sangat rumit, bu. Tidak ada jalan keluar yang jelas. Kiara tidak tahu apa yang harus dipilih..." lirih gadis itu.
Tiba-tiba, angin bertiup lembut, membawa suara-suara alam yang familiar. Kiara merasa seolah-olah ibunya ada di sampingnya, memberikan kekuatan dan dukungan.
"Apa yang harus Kiara lakukan, bu?" Kiara bertanya lagi, kali ini dengan suara yang lebih lirih.
Kemudian, Kiara mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Dia menoleh ke belakang, dan terkejut karena seseorang yang ia kenal ada disana dan menariknya berdiri.
Siapa yang datang? Apakah itu Axel, ayahnya, atau mungkin seseorang lain yang tidak terduga? Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Hai guys author kembali lagi,
Jangan lupa tinggalkan jejak ya,
Salam hangat dari author🤗💐💐
nanti kalo dah bangkrut samuel bakalan ditendang sama Iren!/Grin/
udah ada kode alam dari anake
malah aman nanti join