Kedamaian yang seharusnya bertahan kini mulai redup. Entitas asing yang disebut Absolute Being kini menjajah bumi dan ingin menguasai nya, manusia biasa tak punya kekuatan untuk melawan. Namun terdapat manusia yang menjadi puncak yaitu High Human. High Human adalah manusia yang diberkahi oleh kekuatan konstelasi kuno dan memakai otoritas mereka untuk melawan Absolute Being. Mampukah manusia mengembalikan kedamaian? ataukah manusia dikalahkan?. Tidak ada yang tahu jawaban nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kyukasho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 6: Ibukota
Cahaya matahari bersinar di balik pepohonan dan dedaunan, menyinari Sho dan Aria yang masih terbaring diatas tanah, angin sepoi-sepoi menderu dan berhembus kearah mereka berdua. "Hei aku penasaran, mengapa kepala Absolute Being tidak lenyap menjadi abu seperti tubuh dan perlengkapan nya." Tanya Sho kepada Aria sembari berusaha untuk bangun.
Aria bangun lalu merespon "Aku tidak tahu, tapi kita bisa membawa kepala itu menuju guild yang terletak di Ibukota nanti." Jawab Aria sembari mengambil kepala Absolute Being yang terletak ditanah
"Kalau begitu ayo kita berangkat menuju Ibukota, tanpa ambil istirahat Mungkin kita bisa sampai sebelum matahari terbenam." Ucap Sho kepada Aria sembari menumbuhkan semak-semak buah beri.
"Setelah ku lihat kekuatan mu benar-benar serbaguna dan fleksibel ya" Ucap Aria dengan nada sedikit iri.
Sho memetik banyak beri sebagai bekal perjalanan mereka berdua. "Kekuatan ku hanya dapat berguna di daerah yang subur dan dekat dengan energi alam yang melimpah contohnya hutan ini, kekuatan ku tak terlalu berguna dikawasan yang gersang dan minim tanaman." Ucap Sho dengan nada yang santai sembari melahap beberapa buah beri.
Setelah berbincang dan memakan beri bersama, mereka berdua akhirnya memulai perjalanan menuju Ibukota Vixen. Disepanjang perjalanan Sho dan Aria terus mengobrol mulai dari hal yang konyol hingga perbincangan serius seperti teori konspirasi dan lain-lain. Sho dan Aria secara bergantian memegang kepala Absolute Being yang mereka berdua kalahkan, sekilas dilihat itu hanyalah kepala biasa tapi berat nya bukan main-main.
Mereka berdua menempuh perjalanan kaki yang jauh, terkadang mereka berdua berhenti di sumber mata air seperti sungai untuk mencuci muka atau menimba air sebentar. Selama perjalanan begitu banyak yang menarik perhatian Sho, mulai dari kebun dari pemukiman warga di sekitar jalan, peternakan besar yang berisi begitu banyak domba dan sapi terlihat didalam kandang peternakan itu. Sepanjang jalan Aria terus curi-curi pandang kepada Sho yang selalu terlihat antusias akan pemandangan baru.
"Aria apa itu!? tanya Sho sembari menunjuk kearah menara yang terlihat terbengkalai
"Itu adalah menara pengawas, tapi sekarang terbengkalai karena tidak ada yang mengurus nya dan daerah disekitar itu sudah tidak lagi dijadikan sebagai pemukiman warga" Jawab Aria secara detail.
Meski begitu Aria benar-benar terkejut karena Sho tidak tahu akan hal yang umum seperti itu. "Kau benar-benar terlihat seperti anak anak, apakah kau tidak pernah bepergian sebelumnya?" Tanya Aria sembari menahan tawa ketika ia melihat tingkah kekanak-kanakan Sho.
"Tidak. Ini pertama kalinya aku bepergian." Jawab Sho kepada Aria.
"Oohhh ternyata begitu, kalau begitu kapan kapan apakah kau mau pergi ke restoran bersama ku? aku tahu restoran yang enak di Ibukota!" Seru Aria kepada Sho dengan penuh semangat
"Itu ide yang bagus, aku tak pernah pergi ke restoran." Jawab Sho dengan penuh antusias.
Setelah beberapa jam berjalan, akhirnya Sho dan Aria pun tiba di pinggiran ibukota Vixen, dari kejauhan terlihat sebuah kastil yang sangat besar. "Bangunan besar apa itu?" Tanya Sho sembari menunjuk kearah kastil.
"Itu kastil utama, tempat dimana Raja Vixen memimpin." Jawab Aria.
Mereka berdua pun sampai kedepan kedepan gerbang utama Ibukota Vixen, begitu banyak mata yang memandang Sho dan Aria, dikarenakan mereka berdua membawa kepala Absolute Being. Ksatria penjaga gerbang langsung mengizinkan mereka berdua masuk kedalam ibukota bahkan mereka menundukkan kepala mereka.
"Silahkan masuk Tuan dan Nona" Ucap Seorang Ksatria kepada Aria dan Sho.
Tanpa pikir panjang Sho dan Aria melangkah masuk kedalam Ibukota lalu bertanya kepada Aria "Apa yang terjadi kepada mereka?"
"Kau tidak melihat kita membawa kepala Absolute Being? kita menjadi pusat perhatian dan hormat dari ksatria karena kepala makhluk ini." Jawab Aria terhadap pertanyaan Sho.
Sepanjang Sho dan Aria berjalan berdampingan menuju Guild, Sho membawa kepala Absolute Being ditangan nya, dan itu sangatlah berat. Mereka berdua menjadi pusat perhatian, begitu banyak warga yang menyorot mereka berdua, bahkan banyak terdengar suara bisikan dari sekeliling Sho dan Aria.
Setelah menjadi pusat perhatian mereka berdua akhirnya sampai kedalam Guild pusat yang menampung banyak petualang dan High Human. Seisi Guild tercengang dan terkejut melihat dua orang anak remaja yang bahkan belum dewasa memegang kepala Absolute Being yang utuh, Aria dan Sho kembali menjadi pusat perhatian lagi.
Aria mengambil kepala Absolute Being yang berada ditangan Sho, lalu berjalan dengan penuh percaya diri menuju meja resepsionis. "Permisi! Kami berdua ingin menyerahkan kepala makhluk ini, dan meminta imbalan atas apa yang kami berdua lakukan" Ucap Sho kepada pria yang berada di meja resepsionis sembari meletakkan kepala yang berukuran sedikit besar itu ke meja.
Petugas Resepsionis tersebut memanggil beberapa teman nya dari ruangan belakang untuk menganalisa kepala Absolute Being tersebut. Terdengar banyak bisikan dari petualang yang berada di belakang Sho dan Aria. "Terima kasih atas jasa nya untuk menumbangkan monster ini." Ucap sang Resepsionis sembari menundukkan kepala nya.
"Kalau begitu berapa bayaran yang kami dapat?" Tanya Sho kepada resepsionis, terlihat mata Sho berbinar-binar.
"Kepala ini berharga 50 koin emas, dan kami bisa membayar kalian berdua sekarang juga" Jawab Resepsionis itu sembari tersenyum lalu mengeluarkan 2 kantung yang masing-masing berisi 25 koin emas.
Sho dengan cepat mengambil salah satu kantung berisi uang tersebut. "Kalau begitu kami berdua permisi ya." Ucap Aria sembari melambaikan tangan kepada sang resepsionis.
Sho masih memperhatikan koin-koin emas yang berada didalam kantung kecil itu. "Hei Sho, ayo pergi ke restoran yang aku bilang pada saat itu, setelah itu ayo pergi mencari penginapan." Ajak Aria kepada Sho yang masih terpana dengan banyaknya koin emas.
Sho masih terdiam di tempat karena begitu terpana oleh uang yang dia miliki sekarang. Dulu semenjak orang tua Sho tiada, Ia hidup sendirian sembari menjalankan toko bunga warisan orang tua nya, dan hanya mendapatkan penghasilan sekitar 30 koin perak perbulan, dan itu jumlah yang standar untuk seseorang yang hidup jauh dari Ibukota.
"Astaga kau tidak mendengar kan ku ya?" Ucap Aria dengan nada kesal lalu memegang tangan Sho dan menarik nya menuju pintu keluar.
Sho seketika sadar ketika tangan nya ditarik oleh Aria "Ah iya maaf aku melamun" Balas Sho sembari berjalan dengan Aria.
Tanpa mereka sadari tangan mereka berdua masih bergandengan. Dilihat dalam satu sisi Aria dan Sho terlihat seperti pasangan, padahal dibalik semua itu terdapat Aura mereka yang berlawanan, seakan-akan Apollo dan Persephone bertolak-belakang dan saling membenci.
Aria membawa Sho berkeliling ibu kota, sepanjang perjalanan, Sho terlihat seperti anak kecil sungguhan karena dia benar-benar terpukau oleh pemandangan yanga ada di Ibukota, begitu banyak toko, pandai, besi, bahkan perpustakaan yang besar nya melebihi mansion. Melihat Sho bahagia Aria tersenyum dengan sendiri nya karena ini pertama kalinya dia melihat pria yang seperti Sho.
Setelah berkeliling cukup lama, mereka berdua beristirahat dan duduk di bangku taman. "Hei Aria, bukankah kita berdua sama-sama berasal dari Rivera? mengapa kau tahu begitu banyak tentang ibukota?" Tanya Sho dengan nada yang sangat penasaran.
"Aku lahir dan besar disini, ketika aku berusia 10 tahun, keluarga ku memutuskan untuk pergi ke Rivera karena mereka sedikit muak dengan suasana perkotaan" Jawab Aria.
Matahari terbenam perlahan, dan kini hari sudah senja, Aria memegang tangan Sho lagi "Ayo pergi ke restoran yang ku sebutkan!" Ajak Aria dengan antusias.
Aria membawa Sho ke sebuah restoran yang berada di bagian selatan Ibukota, itu sebuah restoran kecil yang terlihat tua. Ketika mereka masuk suasana yang nyaman langsung menyentuh kulit mereka secara langsung. Sho dan Aria berbincang-bincang sembari makan makanan yang di pesan oleh masing-masing mereka berdua.
"Apa ini?" Tanya Sho sembari menunjuk steak yang baru matang.
"Itu namanya steak, dibuat dari daging sapi" Jawab Aria sembari memakan salad pesanan nya.
"Terus ini apa?" Tanya Sho lagi sembari menunjuk kearah cake.
"Itu cake, dibuat dari tepung, telur, dan gula" Jawab Aria.
Aria menunjuk kearah sup "Apakah kau akan bertanya apa ini?" Nada bicaranya terdengar seakan-akan mengejek Sho.
"Kau pikir aku bodoh? tentu saja aku tahu apa itu sup!" Jawab Sho dengan nada yang sedikit marah.
Mereka berdua berbincang hangat dan saling membagikan pengalam unik masing-masing sembari memakan makanan yang dipesan, hubungan antar Sho dan Aria perlahan semakin dekat saja, akan tetapi itu hanya hubungan mereka, sedangkan konstelasi mereka berdua tidak seharmonis itu.
Usai makan-makan di restoran, kini Sho dan Aria pergi mencari penginapan yang murah namun bagus, kini mereka sudah tiba di penginapan yang sesuai dengan kriteria tadi. "Aku pesan dua kamar" Ucap Sho sembari meletakkan satu koin emas
Penjaga penginapan tersebut langsung mengambil koin emas yang Sho letakkan, tangan nya begitu cepat, tak sampai satu detik setelah koin itu di letakkan kini sudah berpindah tempat ke tangan penjaga penginapan. "Terima kasih tuan, ini kembalian mu" Ucap nya sembari memberikan 10 koin perak sebagai kembalian dan dua buah kunci kamar
Sho mengambil kedua kunci kamar lalu memberikan salah satunya kepada Aria "Kali ini biarkan aku yang membayar nya karena kau sudah mentraktir ku makan di restoran tadi" Ucap Sho sembari tersenyum kearah Aria.
Tanpa disadari Aria tersipu malu melihat senyuman Sho, dia segera memalingkan wajah lalu berpamitan untuk beristirahat duluan. Sho tidak tahu apa yang terjadi karena dia tidak begitu tahu bagaimana pola pikir wanita. Tanpa pikir panjang Sho masuk kedalam kamar penginapan nya lalu beristirahat, disaat Sho baru saja berbaring diatas tempat tidur dia langsung tertidur lelap dalam hitungan detik. "Tidurlah yang nyenyak Sho... kuharap kedepan nya kau akan menjauhi gadis itu." Bisik Persephone kedalam pikiran Sho.
Disisi lain, Aria yang berada didalam kamar nya merasakan perasaan yang aneh, jantung nya terus berdetak kencang sedari tadi, bahkan ketika dia melihat senyuman Sho barusan jantung nya berdetak sangat kencang. "Apa yang terjadi kepadaku, apakah aku terkena serangan jantung? bagaimana mungkin..." Gumam Aria kepada dirinya sendiri.
"Hei Aria, kau sebaiknya menjauhi pria itu, aku tidak suka melihat dia dekat dengan mu" Ucap Apollo kedalam kepala Aria.
"Astaga kau ini berisik! sedari tadi kau selalu saja menggangguku dan menyuruh ku menjauhi Sho. Untuk sekarang diam dan periksa kondisi ku apakah aku mengalami serangan jantung?" Ucap Aria kepada Apollo dengan nada yang kesal.
"Baiklah baiklah, kau terlalu dramatis!" Apollo mencibir lalu aura berwarna kuning melapisi tubuh Aria untuk mengecek kondisi nya.
"Hei tidak ada yang aneh dengan tubuh mu, itu gejala yang normal, mungkin..." Ucap Apollo sesudah mengecek kondisi Aria.
"Lantas mengapa jantung ku terus berdegup kencang!?" Tanya Aria dengan nada yang panik.
Tanpa Aria sadari perasaan itu bukanlah serangan jantung tapi cinta. Mungkin Aria perlahan menumbuhkan perasaan cinta kepada Sho. Hubungan mereka berdua bisa saja terus berkembang dimasa depan.
Btw bagusss bangett, aku menunggu chapter berikutnyaa/Applaud//Applaud/
sayangg lioraa🫂🫂
peluk jauh untukmu sayanggg🫂🫂
Btw Aria cantik 08 berapa neng? /Smirk//Smirk/
Semangatt terus buat authornya yaaaa
Rasanya campur aduk kayak nasi uduk, aaaa aku ga bisa ngungkapin perasaan ku dengan kata' tapi yang pasti ini KERENNN BANGETTTTT
Oiyaa, semangat terus yaa buat authornyaa /Determined//Determined/