NovelToon NovelToon
The Gold Mountain Of Rae

The Gold Mountain Of Rae

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: atika rizkiyana

Putri cantik kerajaan yang bernama Khanina itu memiliki kemampuan mengubah batu menjadi emas pada saat ia dalam keadaan bahagia. Kemampuan Putri Khanina tersebut membuat sang ayah ketakutan akan sesuatu yang menimpanya.
Kemudian Khanina menikah dan menjadi Ratu di kerajaan suaminya. Banyak permasalahan yang menimpanya selama berada di Kerajaan itu, sehingga ia harus menolong suaminya dengan kekuatan yang ia miliki. Namun malang menimpanya. Saat ia mengubah bebatuan menjadi emas, ada seorang yang melihatnya. Masalahpun semakin berat, ia dan suaminya dituduh berkhianat dan harus dipenjara, dan ia harus melarikan anaknya Mahiya yang juga memiliki kemampuan yang sama ke hutan gunung dan terus berada disana hingga akhirnya Mahiya menikah dan memiliki anak bernama Rae. Bebatuan di gunung itupun banyak yang berubah menjadi emas. Rae dan gunung emas menjadi incaran para pengkhianat kerajaan. Apa yang terjadi pada mereka selanjutnya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon atika rizkiyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rae Mencari Suli

Sejak pagi.. hingga kini malam telah larut, Rae masih memikirkan Suli yang belum tampak di hadapannya. “Kemana Suli?.. semoga dia baik-baik saja” berkata dalam hatinya. Rae menghela napas dengan berat, lalu ia berbaring di tempat tidurnya. Perasaan Rae masih gelisah.

“Aku akan mencarinya besok.” Ucap Rae dalam hatinya.

Tak lama berselang..

Kini langit mulai mengubah warnanya. Tak lagi hitam pekat karena tak berembulan. Daun-daun basah yang berembun mulai hangat. Pagi telah menyapa istana Jatinra.

Rae bangun dan mulai mencari keberadaan Suli. Kini ia tak menunggu Suli di taman seperti pagi kemarin, ia mencari Suli ke depan pintu kamarnya.

“Selamat pagi Raja Rae ?” Ucap pengawal diujung lorong ruangan kamar tamu istana.

“Aku ingin menemui Suli”

“Maaf Rajaku, kemarin saya melihatnya pergi dengan membawa,.. emm... Mungkin pakaiannya.”

“Benarkah ?” tanya Rae kembali.

“Ya Raja, itu benar.”

“kapan kira-kira ia pergi ?” tanya Rae lagi..

“menjelang siang, Raja”

Sesaat Rae terdiam.

“Baiklah, terima kasih” ucap Rae..

“Oh.. ya Rajaku.. tunggu..” pengawal kembali memanggil Raja Rae yang beberapa langkah beranjak pergi. Lalu Rae kembali menoleh ke arah pengawal.

“Aku juga melihat Nona Suli pergi sambil menangis”

“menangis ?” ucap Rae mengulang perkataan pengawal.

“Baiklah..” Rae mengangguk lalu pergi.

“Apa yang terjadi pada Suli. Dia pergi tanpa memberitahuku dan dia juga menangis.” Rae terus berpikir sambil berjalan.

“Aku harus menemui Suli hari ini juga.” Ucap Rae.

Namun ditengah perjalanan menuju ruang utama. Langkah Rae terhenti, ia bertemu dengan Raja Maraya, istri dan Chasi anaknya, bersama Davin.

“Rae, kau darimana saja ?” ucap ayahnya Davin.

“A..aku..”

“Ayo ikut bersama kami untuk berpamitan dengan Tuan Indrana” ucap Raja Maraya.

“Berpamitan ?, bukankah kalian akan berada disini selama 2 hari lagi” jawab Rae.

“Ya benar Rae, seharusnya begitu. Namun kami mendengar jika ayahku jatuh sakit dan kami harus segera kembali.

“oh.. baiklah Raja Maraya.. aku juga ikut sedih mendengar kabar itu. Mari.. silahkan Raja, kita akan bertemu pamanku Indrana” Ucap Rae.

Raja Maraya mengangguk sambil tersenyum.

Sampai di depan kamar Tuan Indrana, pengawal di depan pintunya melihat rombongan para raja akan memasuki ruangan, spontan membukakannya. Tuan Indrana sebelumnya telah  mengetahui jika pagi ini Raja Maraya akan berpamitan dengannya, itu karena Juna yang selalu menjadi mata-mata untuk mencari informasi yang beredar disekitar istana.

“Selamat pagi.. apa kabar pagi ini sahabatku, Indrana...?” sapa Raja Maraya yang sudah kenal dekat dengannya.

Tuan Indrana sudah dalam keadaan rapi dan bersih. Ia duduk bersandar di tempat tidurnya.

Indrana tersenyum hangat menyambut Raja Maraya.

“bagaimana keadaanmu, kawan ?” tanya Raja Maraya, sambil memeluk hangat Indrana.

Dengan sedikit tertatih Indrana menjelaskan keadaannya yang semakin membaik setiap harinya.

Mereka lalu mengobrol...

Tak terasa hampir 30 menit mereka bercerita, disaat yang sama, Chasi mendekati Rae dan berkata,

“Sebentar lagi aku akan kembali pulang, tapi aku tidak melihat Suli temanmu, dimana dia ?”

“Emm.. Suli sudah kembali pulang sejak kemarin.” Jawab Rae..

“Benarkah...?!, padahal aku ingin sekali bertemu lagi dengannya. Dimana ia tinggal, Raja Rae ?” tanya Chasi lagi..

“Suli.. Putri dari pimpinan suku Ahradya di desa Adya. Masih satu wilayah dengan kerajaan ini, ia berada dibagian Utara.”

“ouw.. berarti ia seorang anak pimpinan suku. Apa suku itu hebat, Rae?” tanya Suli kembali sambil bernada sedikit manja.

“Ya tentu saja.. Suli seorang wanita yang hebat karena ia lahir dari keluarga dan suku yang juga hebat. Ia pandai berkuda, memanah dan menggunakan pedang dengan sangat baik.” (Lalu Rae mengubah posisi berdirinya dari formal menjadi santai dan sedikit menyandar ke dinding dan lebih dekat dengan Chasi. Rae sangat bersemangat menceritakan Suli) Dan dengan bahasan tentang Suli, tampak Rae dan Chasi begitu akrab.

“oh.. ya.. kau tau Chasi, jika kau melihat cara Suli memanah, kau akan sangat takjub. Akupun belajar darinya. Tidak seperti aku yang memanah, jika anak panah kuarahkan ke Utara, maka dia akan melesat ke bagian barat.” Ucap Rae dengan semangat.

Mendengar perkataan Rae barusan mereka berdua tertawa. Dan tawa Chasi sangat kuat dan menarik perhatian paman Indrana dan ayahnya yang juga saling mengobrol masing-masing. Spontan Tuan Indrana dan Raja Maraya juga rombongan raja melihat kearah Rae dan Chasi. Sesaat keadaan hening.

Rae dan Chasi baru sadar jika mereka telah menarik perhatian orang-orang sekitarnya. Mereka berduapun tertunduk malu. Lalu saling menatap dan tersenyum.

Melihat gelagat mereka berdua Raja Maraya hanya tersenyum, setelah itu ia berkata,

“Baiklah Tuan Indrana, kurasa sudah saatnya kami harus pergi.”

“Berhati-hatilah di jalan, kawan” ucap Tuan Indrana.

Mereka lalu bersalaman dan pergi meninggalkan ruangan.

“Kami akan mengantarkan mereka ya paman,.. paman beristirahatlah.” Ucap Rae.

Paman Indrana hanya mengangguk menanggapi Rae.

Setelah mereka semua pergi. Tuan Indrana masih berpikir tentang kelakuan Rae dan Chasi tadi. Lalu ia teringat, bukankah menurut Juna, Rae mencintai Suli. Bukankah Suli juga seharusnya masih berada di istana. Tapi kenapa aku tidak melihat dia.

Lalu Tuan Indrana bertanya pada Juna yang masih berada di ruangan itu menemaninya.

“Dimana Suli, Juna ?.. Aku tidak melihatnya. Bukankah kau katakan jika Suli selalu bersama Rae di istana ini ?”..

“Sungguh aku telah berhasil membuatnya pergi dari istana ini dengan mengatakan bahwa Rae dan Chasi akan segera bertunangan dan akan menikah karena mereka adalah pasangan yang sederajat. (Lalu Juna tertawa puas) Hahahaa...

Mendengar cerita Juna, Tuan Indrana terdiam sesaat.

“Harusnya aku juga mengutarakan hal itu langsung pada ayahnya Raja Maraya. Dengan begitu, Rae tidak akan menikah dengan wanita yang dicintainya itu. Akupun akan mendapat keuntungan yang banyak dari hubungan kekeluargaan ini, karena ayahnya adalah teman baikku...(Gumam Indrana dalam hatinya). Lalu Tuan Indrana berkata,

“Kenapa kau tidak mengatakan kepadaku sebelumnya, Juna !!. Saat ini mereka akan bersiap pergi, bagaimana aku bisa bertemu dengannya lagi?.. haach.. sungguh lambat kau Juna!!” ucap Tuan Indra sedikit membentak Juna.

“Maa..maafkan aku Tuan” jawab Juna ketakutan.

Disaat yang sama, rombongan kerajaan yang telah berjalan meninggalkan ruangan Tuan Indrana menuju ke ruangan utama istana. Tiba-tiba..

“Dimana penaku ??!!..” ucap Raja Maraya sambil meraba kantung baju jubahnya.

“ada apa ayah ?.. tanya Chasi..” semua rombongan terdiam melihat gelagat Raja Maraya.

“Sepertinya penaku ketinggalan di kamar Tuan Indrana.” Ucap Raja Maraya.

“Biar ku ambilkan, Raja !!” ucap Rae..

“hm.. tidak.. tidak usah Rae. Biarkan aku pergi sendiri. Kalian pergilah ke ruang utama duluan. Aku akan segera menyusul” ucap Raja Maraya sambil membalikkan badan dan langsung berjalan cepat ke kamar Tuan Indrana, di ikuti beberapa orang pengawal di belakangnya.

Tok..tokkk.. tookkk.. (bunyi pintu Tuan Indrana di ketuk oleh Raja Maraya). Sebelumnya, ia menghalangi pengawal pintu untuk langsung membukakannya.

“masuklah,” jawab Indrana..

Lalu Raja Maraya masuk ke ruangan Indrana. Spontan Indrana sangat terkejut dan terdiam, inilah sosok yang dinantikannya untuk bisa mengutarakan maksudnya tadi.

“Apa kau melihat penaku tertinggal disini, Tuan Indrana ?!”.. ucap ramah Raja Maraya.

Seketika Indrana dan juga Juna berusaha mencari pena tersebut.

“ini Raja, tertinggal di meja ketika engkau duduk di sebelah tempat tidur Tuan Indrana tadi” ucap Juna.

Sambil mengambil pena dari tangan Juna, Raja Maraya mengucapkan “terima kasih, aku pergi dulu”..

Kesempatan itupun tak disia-siakan oleh Indrana.

“Raja Maraya,.. tunggu..”

Raja Maraya menghentikan langkahnya lalu menoleh kebelakang.

“Yaa... Ada apa Indrana ?!”..

“Tidakkah engkau melihat, tadi Rae dan Chasi begitu dekat dan akrab ?.. kurasa..., Rae mencintai Chasi.. Bagaimana menurutmu Raja Maraya..?”

“Ya.. akupun berpikir demikian.”

“Bagaimana jika kita menjodohkan mereka dan menyatukan mereka dalam sebuah pernikahan? Pasti mereka akan sangat bahagia.” Ucap Indrana.

Raja Maraya tersenyum dan menyetujui ide Indrana tersebut.

“Tak pernah terpikirkan olehku sebelumnya... Kau benar Indrana. Jika mereka menikah, maka kita akan bersaudara. Dua kerajaan ini akan menyatu dan bertambah kekuasaannya. Baiklah.. setelah kami kembali, kami akan membahas tentang pernikahan ini. Aku akan bertanya kepada anakku Chasi terlebih dahulu” ucap Raja Maraya bahagia.

“Baiklah kawan.. aku pergi dulu” ucap Raja Maraya.

“Ya.. berhati-hatilah di perjalanan kalian” ucap Indrana.

Seketika Indrana merasa puas dan lega. “Habislah kau Rae” ucap Indrana dalam hatinya.

 

 

 

 

 

 

 

 

1
Yuzuru03
Ada banyak emosi dalam cerita ini, aku suka sekali!
atika rizkiyana: Alhamdulillah.. terima kasih Yuzu..
total 1 replies
Sterling
Mantap banget ceritanya!
atika rizkiyana: Alhamdulillah.. terima kasih..
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!