apa jadinya apabila seorang gadis bar-bar dan juga cegil tiba-tiba dijodohkan dengan seorang CEO yang terkenal dingin dan juga anti wanita ?
keseruan apakah yang akan terjadi jika keduanya disatukan ?, biar tidak penasaran yuk ikuti saja kisah mereka 🙂.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. anak kecil
Nadhira kembali dari dapur dan melihat Gibran masih bergulung di bawah selimut.
" katanya mau ke rumah sakit, tapi dia masih asyik tidur "ucap Nadhira sambil meletakkan susunya di atas meja lalu membangunkan Gibran.
" Gibran !"panggil Nadhira sambil menarik selimutnya.
" pergi sana, aku masih ngantuk "gerutu Gibran sambil berbalik membelakangi istrinya.
" bukannya kita mau pergi kerumah sakit ?"tanya Nadhira siapa tau Gibran sudah lupa.
" nanti agak siang "ucap Gibran
" kenapa tidak bilang perginya agak siang sih ? Tau gitu aku enggak bangun pagi-pagi "gerutu Nadhira yang merasa kesal.
Gibran berbalik lalu menarik istrinya hingga jatuh kedalam pelukannya.
" apa yang kau lakukan ? Lepas !"berontak Nadhira sambil berjalan bangun.
" berisik, ayok tidur lagi "ucap Gibran sambil mengeratkan pelukannya, mendengar itu Nadhira terdiam sambil menatap kearah Gibran.
" jangan terus menatap ku "ucap Gibran dengan mata terpejam.
" cih "mendengar itu Nadhira hanya berdecak sambil mengalihkan pandangannya kearah lain.
" kau mau kemana ?"tanya buk Laras sambil menatap kearah Sandra yang sudah rapi.
" mau ketemu temen "ucap Sandra sambil pergi.
" oh "ucap buk Laras sambil lanjut bermain ponselnya.
( siangnya )
Nadhira dan Gibran sudah ada dirumah sakit untuk memeriksa kandungan.
" selamat ya buk, bayinya masih sangat kecil usianya diperkirakan baru tiga Minggu "ucap dokter yang memeriksa Nadhira.
Nadhira hanya terdiam sambil menatap kearah layar monitor,ia masih tidak percaya sekarang ada kehidupan di dalam rahimnya.
" saya akan meresepkan obat penguat kandungan dan juga vitamin untuk ibuk "ucap dokter yang sudah selesai memeriksa.
" makasih dok "ucap Nadhira sambil beranjak bangun.
" sama-sama, tolong diambil di apotik ya pak "ucap dokter sambil memberikan resepnya kepada Gibran.
" baik dok "ucap Gibran sambil mengambil resepnya.
" kami permisi dulu dok "pamit Nadhira sambil beranjak pergi.
" iya hati-hati "ucap dokter sambil tersenyum.
" aku tebus obatnya dulu "ucap Gibran sambil pergi.
" iya "ucap Nadhira sambil duduk di kursi tunggu.
Tak lama Gibran kembali sambil membawa obatnya.
" ayok "ucap Gibran sambil menatap kearah istrinya.
" iya "ucap Nadhira sambil beranjak bangun.
" kalian disini juga ?"tanya Oma yang tidak sengaja melihat mereka.
" Oma "ucap Nadhira sambil menatap kearah Oma yang berjalan menghampiri mereka.
" ngapain disini ? Apa ada yang sakit ?"tanya Oma sambil menatap kearah Gibran dan Nadhira.
" enggak, itu kami..."ucap Nadhira dengan gugup sambil melirik kearah Gibran.
" kami habis dari dokter kandungan "ucap Gibran.
" dokter kandungan ?"tanya Oma lagi, lalu melirik kearah Nadhira.
" aku hamil "ucap Nadhira dengan pelan.
" benarkah ?"tanya Oma yang terkejut mendengarnya, Nadhira hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.
" selamat ya sayang, ini kabar gembira Oma sangat senang mendengarnya "ucap Oma sambil memeluk Nadhira dengan erat.
" kamu harus menjaganya baik-baik ya, rasanya Oma sudah tidak sabar ingin menggendongnya "ucap Oma dengan antusias sambil memegang perut Nadhira.
" pasti Oma "ucap Nadhira sambil tersenyum
" terus Oma sedang apa disini ? Oma sakit ?"tanya Gibran
" enggak,Oma mau jenguk temen yang lagi sakit "ucap Oma,Gibran hanya mengangguk mengerti.
" Oma mau pulang bareng kita ?"tanya Gibran lagi.
" nanti Oma pulang dengan supir aja "ucap Oma
" yasudah kalau begitu kami pulang dulu "ucap Gibran
" kami duluan Oma "ucap Nadhira sambil menyalami Oma.
" kalian hati-hati ya "ucap Oma
" baik Oma "ucap Nadhira sambil pergi.
" mau makan dimana ?"tanya Gibran sambil menyetir mobilnya.
" terserah kau saja "ucap Nadhira sambil menyandarkan kepalanya di kursi.
Tak lama kemudian Gibran berbelok ke sebuah restoran.
" ayok turun "ucap Gibran sambil melepaskan sabuk pengamannya.
" iya "ucap Nadhira sambil turun dari mobil dan berjalan masuk kedalam restoran tersebut.
" kamu pesan aja, aku mau ke toilet dulu "ucap Gibran sambil pergi.
" oke "ucap Nadhira sambil mencari tempat duduk.
( 5 menit kemudian )
Gibran kembali dari toilet dan tiba-tiba seorang anak kecil berusia tujuh tahun tidak sengaja menabraknya karena berlari tidak melihat jalan.
anak kecil tersebut terdiam sambil mendongakkan menatap kearah Gibran.
" Kevin sudah mama bilang jangan lari-lari "ucap seseorang wanita sambil menarik tangan anak kecil tersebut.
" maaf ya "ucap wanita tersebut sambil menoleh kearah Gibran.
" Gibran "ucap wanita tersebut yang terlihat terkejut.
sementara Gibran langsung beranjak pergi dari sana tanpa mengatakan sepatah katapun. Wanita tersebut pun terdiam sambil menatap kearah Gibran yang menjauh.
" ayok ma kita pulang "ucap anak kecil tersebut sambil menarik tangan mamanya.
" iya, ayok "ucap wanita tersebut sambil memutuskan pandangannya dari Gibran lalu berjalan keluar dari restoran tersebut.
" kau kenapa ?"tanya Nadhira yang melihat Gibran diam saja setelah kembali dari toilet.
" enggak pa-apa "ucap Gibran sambil memperbaiki posisi duduknya.
" silahkan "ucap pelayan yang mengantarkan pesanan mereka.
" makasih "ucap Nadhira, pelayan tersebut hanya mengangguk sambil kembali ke belakang.
...**...
Malamnya, terlihat Gibran berdiri terdiam di balkon kamar dengan tatapan kosong.
" apa yang sedang kau pikirkan ?"tanya Nadhira sambil menghampiri Gibran.
" tak ada "ucap Gibran sambil menoleh sekilas kearah istrinya. Nadhira hanya mengangguk mengerti sambil berdiri sambil Gibran.
"..."hening, keduanya pun terdiam sambil menatap kearah taman.
hembusan angin membuat Nadhira memeluk tubuhnya karena merasa kedinginan.
" udaranya semakin dingin, ayok masuk "ucap Gibran sambil merangkul pundak istrinya.
" ya "ucap Nadhira sambil berjalan masuk kedalam kamar.
" kau tidur duluan aja, aku mau ke ruang kerja dulu "ucap Gibran sambil pergi.
" hmmm "ucap Nadhira sambil duduk di atas kasur.
" aku masih belum ngantuk, tapi tidak tahu juga harus ngapain "ucap Nadhira dengan cemberut, lalu mengambil ponsel Gibran yang terletak di atas meja.
" ponselnya di kunci, apa yang kira-kira sandi nya ?"ucap Nadhira sambil mencoba membuka ponsel Gibran.
" kok tidak bisa juga sih ? Jangan-jangan pake nama mantan lagi "gerutu Nadhira yang merasa kesal karena tidak bisa membuka kuncinya.
" menyebalkan "gerutu Nadhira sambil menaruh kembali ponsel Gibran keatas meja lalu berjalan ke luar kamar.
" itu si rubah mau ngapain ?"tanya Nadhira yang melihat Sandra masuk kedalam ruang kerja Gibran.
Merasa penasaran diam-diam Nadhira pun menguping di depan pintu.
" ada apa ?"tanya Gibran sambil melirik sekilas kearah Sandra.
" aku butuh tanda tangan mu untuk berkas ini " "ucap Sandra yang menjadikan berkas tersebut sebagai alasan untuk bertemu dengan Gibran.
" mana ?"tanya Gibran sambil menatap kearah Sandra.
" ini,aduh !"ucap Sandra yang sengaja jatuh kearah Gibran,ia pun terdiam sambil menatap lekat kearah Gibran.
Gibran mengalihkan pandangannya kearah lain sambil mendorong Sandra untuk menjauh darinya.
" maaf !"ucap Sandra sambil beranjak bangun.
Gibran tidak menjawab, ia mengambil berkas tersebut dan langsung menandatanganinya.
" cih, dasar murahan "ucap Nadhira dengan muak sambil mengintip lewat pintu.
" yasudah aku pergi dulu "ucap Sandra sambil mengambil kembali berkasnya.
melihat Sandra sudah mulai pergi, Nadhira langsung masuk kedalam ruang kerja Gibran. Sandra melirik sinis kearah Nadhira sambil berjalan keluar, sementara Nadhira bersikap bodoh amat sambil berjalan menghampiri Gibran.