DOKTER TAMPAN ITU SUAMIKU

"Jangan sembarangan! Siapa yang tegang, hanya merasa aneh saja kamu minta pertanggung jawaban, karena saya gak merasa ngapa-ngapain kamu," Marquez mengalihkan pandanganya ke arah lain dan tidak lagi menatap Raya, dia berjalan kearah sofa dan duduk disana, demi menghindari kontak mata dengan Raya.

Bukan Raya kalau hanya diam saja, Raya berdiri dan menyusul Marquez, dia duduk di samping Marquez, membuat Marquez merasa jengah, "Menjauh lah Raya!" Bentak Marquez.

"Deg degan ya pak dekat sama Raya," Raya terus menatap Marquez penuh selidik, "Kapan bapak akan menikah dengan Raya, ingat pak waktu Raya hanya tiga bulan, nanti bapak akan menyesal kalau kehilangan Raya." 

"Ck silahkan menikah dengan orang lain, lagian saya tidak tertarik dengan anda!" tidak tertarik tapi duduk tidak tenang, dasar pria.

"Ok ok, tapi ingat ya pak, anda harus bertanggung jawab, kalau tidak, tau sendiri nanti," Raya berdiri, namun sebelum berlalu dia membisikkan sesuatu di dekat Marquez, sehingga Marquez mendelik.

"Jaga bicara kamu Raya! Gak mungkin itu terjadi, bahkan saya hanya menciummu saja!"

"What!" Kaget Raya, "bapak mencium Raya! Astaga pak, bagaimana rasanya?" 

Marquez tidak menjawab, dia mengutuki kebodohan nya yang kelepasan bicara, habis lah kali ini dia, dia tidak tau harus beralasan apa lagi, belum lagi dengan kecerewetan Raya yang selalu membuat pria itu pusing sendiri. 

"Cepat keluar! Tidak ada lagi yang harus kita bahas!"

"Tunggu dulu pak, emang bapak mencium Raya di mana, dan bagian mana, ck kenapa bapak tidak menunggu Raya sadar sih, kita kan bisa bermain bersama." 

"Raya!" Bentak Marquez, dia tidak suka dengan ucapan Raya, seakan wanita itu sangat mudah bermain hal seperti itu, "Sudah berapa kali kamu bermain hal seperti itu!" 

Entah kenapa Marquez merasa tidak suka dengan ucapan gadis didepannya ini, namun dia sendiri tidak tau apa yang membuat pria ini tidak suka. 

"Bapak kenapa marah?" Heran Raya, perasaan dia hanya bercanda. 

"Sudah lupakan, sekarang keluar sana."

"Bapak yakin tidak akan menikah dengan Raya, ini penawaran terakhir lho pak, karena Raya tidak akan meminta untuk yang kedua kalinya, harusnya bapak sadar, wanita secantik Raya dengan baik hati melamar bapak duluan," ujar Raya dengan percaya dirinya.

"Dasar gadis gila!" Batin Marquez, namun pria itu sama sekali tidak ada niatan untuk menjawab, dia malah mengurut pelipisnya karena merasa pusing. 

"Ya sudah Raya pamit dulu, Raya tunggu di rumah Raya tiga hari lagi ya pak, Raya akan dengan sabar menunggu lamaran bapak, kalau bapak gak mau ya,,,, mau tidak mau setidaknya bertanggung jawab lah."

"Dari tadi kamu berkata tanggung jawab, emang saya ngapain!"

"Katanya sudah mencium Raya, minimal kan bapak sudah tau rasanya mencium Raya, ah masak gak ketagihan sih pak," goda Raya dengan senyum tengil nya, Raya segera keluar dari sana ketika melihat Marquez berdiri dengan wajah kesal, wanita itu tertawa di depan pintu setelah keluar dari sana, "Mari kita lihat bapak yang sombong, siapa yang akan meminta siapa," Raya mengambil ponselnya dan men deal sesuatu, tidak lama dia tertawa dan kembali memasukkan ponselnya kedalam tas. 

"Dasar gadis gila! Astaga kenapa dia selalu menjadi hantu dalam hidup saya sejak pertemuan makan siang waktu itu," gumam marquez.