DURI DALAM PERNIKAHAN

Tok tok

Ceklek... "Mas sibuk gak?" ucap Ardi sambil duduk di sofa yang tersedia di ruangan Zaidan.

"Kenapa?" jawab Zaidan tanpa menoleh ke sang adik.

"Mas, lagi galau ya? Perasaan tadi pagi jutek banget sama Renita? Dan kayaknya Renita juga udah balek kesetingan awal". Ucap Ardi sambil memain kan posel di tangannya.

Saat sedang Zaidan ingin menjawab pintu ruangan Zaidan di ketuk.

Tok tok

"Maaf pak Zai? Ada nona Kania ingin bertemu anda?" Ucap Renita, kali ini Renita benar-benar bersikap sebagai bos dan bawahan.

"Suruh masuk" jawab Zaidan dari dalam, Ardi yang melihat tingkah ke duanya hanya bisa menghela nafas.

"Berarti bener kalok Renita akan lupa dengan ke jadian 1 minggu bahkan 1 bulan yang lalu", gumam Ardi dalam hati.

"Kenapa saat Renita bicara Formal hati aku gak terima ya" ucap Zaidan sambil menghela nafas berat.

Ceklek... Begitu pintu terbuka masuk lah wanita berparas cantik, Ardi menatap wanita itu dengan intens, bukan menatap penuh damba tapi dia menatap heran.

"Wanita ini gak asing? Aku seperti pernah bertemu dengannya?" Ardi bergumam sangat pelan.

Eh... "Mas lagi ada tamu ya? Maaf ya kalok aku ganggu?" ucap Kania menunduk.

"Hey... Gak apa-apa, lagian Ardi in___i!" jawab Zaidan menghampiri Kania, tapi ucapan dia terpotong saat Ardi malah menyebutnya dirinya hanya lah rekan kerja Zaidan.

"Saya rekan kerja pak Zaidan nona?" kalau begitu saya permisi pak, lain kali saja kita sambung pembahasan kita" ucap Ardi lalu dia segera meninggal kan ruangan Zaida.

Ceklek.... Suara pintu terbuka membuat Renita mengalihkan pandangan sejenak.

"Loh... Pak Ar? Sejak kapan berada di ruangan pak bos?" ucap Renita bingung.

"Sejak kau pergi ke pantry" jawab Ardi singkat.

"Ren, kau beneran gak ingat hubungan mu dengan mas Zaidan?" tanya Ardi pada Renita dia sungguh penasaran.

"Saya kan sekertaris pak Zaidan dari 3 tahun lalu. Kenapa pak Ar?" jawab Renita pura-pura bingung.

"Udah lah kalok gitu" ucap Ardi dia beranjak pergi, tapi belum juga 3 langkah dia kembali ke meja Renita.

"Ada apa pak?" tanya Renita menatap Ardi bingung.

"Kau kenal gak dengan tamu wanita yang di dalam?" ucap Ardi pada Renita.

"Kurang tau pak, tadi nona itu menyebut namanya Kania" jawab Renita. Membuat Ardi menghela nafas berat.

"Udah lah saya pergi" ucap Ardi lalu meninggal kan meja Renita menuju ruangannya.

Renita sendiri hanya terkekeh karna melihat tingkah kepo Ardi, yang saat ini berstatus adik ipar dengan nya.

"Haha... Lucu banget Ardi kalok lagi kepo🤭🤭🤭" gumam Renita lalu kembali mengerjakan tugasnya.

Sementara itu Zeta dan anggota tim C sedang melakukan rapat kecil, mereka sedang membahas soal ajang pameran perhiasan yang akan di lakukan 6 bulan lagi, sebelum mengambil cuti melahirkan yang tinggal 3 bulan lagi Zeta harus bisa menyelesaikan semuanya.

"Menurut kalian bagusnya kita mengunakan konsep apa kali ini?" tanya Zeta pada rekan-rekannya.

"Gimana kalok kita desain perhiasan bertema kan Alam" jawab Cici asisten Zeta.

"Terlalu rumit kalok itu" ucap Tia menimpali.

"Yang sederhana tapi tanpak elegan, tampak bersinar dari kejauhan bagaikan cahaya di kegelapan, tampak biasa dan redup jika terpapar matahari langsung" ucap Zeta sambil tanganya bergerak lincah di atas kertas.

Waw.... "Cantiknya".... Ucap mereka bertiga.

Ya Bukan hanya Cici dan Tia yang merasa kagum akan kariya gambar Zeta, Laila yang tadi ingin menemui Tia di buat kagum dengan hasil desain yang baru di gambar Zeta padahal gambar itu baru lah bentuk dasar tapi sudah sangat memukau.

"Pantesan nona Zeta bisa masuk ke perusahan ini? Kalok ada yang bilang nona masuk lewat jalur orang dalam ini mah fiks, orang itu iri sama nona" ucap Laila menatap gambar Zeta dengan kagum.

"Pantesan tuan besar meminta saya buat masuk ke devisi desain, ternyata bakat nonya muda Wijaya sungguh luar biasa" gumam Laila dalam hati.

Sementara Starla dan Miranti yang mendengar pujian dari anggota tim A itu di buat sedikit tersentil sebab mereka masuk ke perusahan itu lewat jalur nyogok, wajar jika mereka iri dengan Zeta, apa lagi Zeta di klaim sebagai istri Ardi Wijaya anak bungsu keluarga Wijaya tempat mereka berkerja.

"Sial!!! Jika saja malam itu Gemilang dan Arga gak menghalangi aku, mungkin aku sudah berada di posisi wanita itu saat ini" ucap Starla sambil mencoret kertas yang ada di atas mejanya.

Tak ingin kian emosi akhirnya Starla memilih meninggal kan ruang devisi desain.

******

"Mas Zai sibuk banget ya?" ucap Kania pada Zaidan, karna setelah sarapan berdua Zaidan memilih sibuk dengan setumpuk kertas di atas meja kerjanya.

"Maaf ya! Mas memang sibuk banget akhir-akhir ini" jawab Zaidan pada Kania.

Tok tok

Ceklek.... "Maaf pak saya membutuh kan tanda tangan anda, untuk proyek yang sedang kita jalani dengan perusahan WARDANA" ucap Renita sambil menyerah kan dokumen di tangannya. Tanpa Zaidan tau Renita sudah menyelip kan salah satu kertas surat izin cuti miliknya selama satu bulan, dia sudah merencanakan semuanya.

"Ini sudah kau periksa semuanya?" ucap Zaidan sambil sambil mebubuh kan tanda tangan di setiap kertas.

"Sudah, bapak tenang saja" jawab Renita santai.

Sedangkan Kania menatap ke arah Renita dengan padangan aneh seakan dia sedang menerka sesuatu.

"Entah mengapa aku merasa Renita sedang merencana kan sesuatu" guma Kania dalam hati.

Renita sediri hanya memberikan senyum manis kepada Kania dan juga Zaidan.

"Nah" ucap Zaidan sambil menyodorkan dokumen yang tadi di bawak oleh Renita.

"Terima kasih pak, kalau begitu saya pemisi" ucap Renita pada Zaidan lalu melihat ke arah Kania.

"Mari nona KANIA" ucap Renita penuh penekan saat menyapa wanita cantik yang duduk di sofa ruangan itu.

Setelah keluar dari ruangan Zaidan, Renita langsung menuju ruangan Rudi sang asisten.

Tok tok

Ceklek... "Pak Rudi yang terhormat ini berkas untuk satu bulan ke depan, ini jadwal pak Zaidan" ucap Renita saat duduk di depan meja asisten Zaidan.

Rudi mengerut kan kening merasa ada yang janggal di sini, "Kenapa jadwal pak bos di bawak kesini? Inikan tugas dia? Pikiran Rudi mencoba menerka-nerka.

"Gak usah bingung gitu? Mulai hari aku akan cuti hingga 1 bulan ke depan" ucap Renita santai.

"Aaapaaaa?" gilaaaakkk cuti sebulan? Yang bener aja dong Ren!" Ucap Rudi histeris.

"Ini buktinya, pak Zai sendiri yang menyetujui pengajuan cuti aku" jawab Renita. Lalu pergi meninggal kan ruangan Rudi menuju ruang HRD.

Setelah Renita pergi Rudi pun segera beranjak menuju ruangan sang bos.

"Kira-kira Renita merencana kan apa ya? Hingga dia mengambil cuti sampai 1 bulan, udah kayak perusahannya sendiri aja, bisa mengajukan libur suka hati", Author juga mau kerja kayak Renita gitu kalok ada di dunia nyata.

Terimakasih sahabat setia NT dan MT.

🥰🥰🥰🥰🥰🥰