Yvonne yang menikmati malam festival mendapat masalah begitu terbangun dengan tubuh yang tidak terbalut pakaian. Belum sempat ia tahu laki - laki mana yang telah menidurinya, ia malah mengandung anak lelaki itu. Namun, setelah anak itu lahir, Yvonne beserta keluarga sangat terkejut karena bayi yang ia lahirkan mewarisi mata merah yang hanya dimiliki oleh keluarga kekaisaran. Akankah bayi yang Yvonne kandung jatuh ke tangan kaisar? Atau malah terbunuh karena hak sukesi yang bersaing ketat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annisa Nurhalizah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rapat Penobatan
Yvonne berjalan menelusuri lorong istana kaisar. Hari ini ia ingin meminta izin pada suaminya untuk menelusuri kasus yang sebelumnya ingin dia pecahkah.
"Mohon maaf baginda permaisuri, saat ini baginda kaisar sedang mengadakan rapat penting mengenai penobatan pangeran." Jelas salah satu pengawal penjaga pintu.
Yvonne sedikit kecewa namun ia juga tidak bisa memaksakan kehendaknya. "Baiklah, sampaikan pada baginda nanti bahwa aku kemari."
Pengawal itu membungkuk tanda mengerti lalu Yvonne memutar arah tujuannya.
Karena istana kaisar dekat dengan istana pangeran, Yvonne berpikir untuk mampir ke istana anaknya terlebih dahulu. Ia juga belum sempat menjenguk nona Saverm jadi ia memutuskan untuk mengunjunginya hari ini sebelum kembali ke kediamannya.
"Salam pada bulan kekaisaran, yang mulia permaisuri."
Yvonne memasang senyuman anggun lalu menyuruh orang yang memberinya salam bangun.
"Marquess Albrech, apa kamu datang untuk menghadiri rapat penobatan?" tanya Yvonne.
Meygan mengangguk sambil tersenyum. "Benar baginda, rapat ini akan menjadi rapat yang panjang karena banyak yang menentang kenaikan tahta yang mulia Theodore." Jelas Meygan.
Sejujurnya, Yvonne tidak tahu jelas apa yang terjadi. Namun dirinya tidak ingin ada masalah yang ia ketahui dari orang lain, maka akhirnya ia memilih untuk diam.
"Selamat bekerja, semoga kalian cepat menemukan jalan keluar." Ucap Yvonne.
Dengan penuh hormat, Meygan membungkukkan badannya. "Semoga, terimakasih baginda permaisuri."
"Kalau begitu lanjutkan lah perjalananmu." Titah Yvonne.
"Baik yang mulia permaisuri, kalau begitu saya pamit undur diri."
Meygan membungkuk kembali untuk mempersilahkan Yvonne pergi. Pria itu memperhatikan langkan permaisuri yang anggun berjalan menuju istana pangeran.
"Tentu saja ini harus berjalan dengan baik."
.
"Baginda kaisar! Yang mulia pangeran lahir sebelum anda dan permaisuri menikah, mana bisa anak yang memiliki kelahiran seperti itu menjadi kaisar!" seru salah satu duke membuat beberapa kubu menyetujuinya.
"Benar yang mulia, jika kita memaklumi hal ini, maka anak haram akan menjadi hal yang biasa untuk masyarakat!"
Bruak!
"Mana bisa kau berkata seperti itu! Cucuku Theo adalah anak yang cocok untuk menjadi kaisar!" Duke Jadeveuzs kini angkat bicara.
Dirinya sudah begitu keras menahan diri karena para bangsawan terus merendahkan cucunya. Walaupun kelahiran Theo yang tidak sah karena ibu dan ayahnya belum menikah, tapi pada akhirnya mereka menikah dan mengakui bahwa Theo adalah satu satunya pangeran kekaisaran Khoontz.
"Kalau begitu bagaimana kalau kita mengirim pangeran untuk perang di negeri sebrang? Jika dia bisa memenangkan peperangan ini, maka kita bisa yakin kalau pangeran adalah pewaris yang layak untuk masa depan."
Semua bangsawan terdiam. Tidak ada yang berani melawan masukan itu karena yang mengusulkan ide adalah seorang duke terbesar, Duke Yehn.
Neil melirik pada Feran Yehn. "Apa itu yang bisa kau anjurkan pada anak berusia dua belas tahun?" tanya Neil.
Feran sedikit tersentak namun berusaha memberanikan diri untuk angkat suara. "Yang mulia, saat yang mulia sepuluh tahun yang mulia sudah bisa membunuh habis semua mata mata di istana. Tetapi karena sekarang yang mulia pangeran Theodore tidak memiliki ancaman, bagaimana kita bisa melihat potensinya sebagai putra mahkota?"
Semua bangsawan mulai terhanyut pada teori itu. Mereka saling berdiskusi sambil mengangguk membuat Neil menghela nafasnya panjang.
"Jika kalian menentang pangeran Theodore menjadi putra mahkota, apa maksud kalian aku harus mengangkat putri Aishla untuk menjadi putri mahkota?" tanya Neil, para bangsawan itu terdiam lagi.
"Yang mulia, setidaknya tuan putri lahir ketika anda sudah sah menikah." Ucap Count menyatakan suara.
"Walaupun putri tidak bisa apa apa?"
Para bangsawan itu menemui titik akhir. Mereka tidak lagi bisa melawan kaisar karena yang dikatakan kaisar itu memang benar adanya.
"Aku memang tidak menormalisasikan kelahiran seorang anak haram. Tapi jika anak itu sudah lahir, bukan berarti derajat mereka rendah. Bukankah anak tidak memilih untuk dilahirkan?" Neil menegaskan semua kalimatnya.
Bagaimana tidak? Hampir semua bangsawan memiliki setidaknya satu anak haram karena perselingkuhannya dengan salah satu pelayan atau perempuan lain.
Neil memang tidak mengizinkan perselingkuhan ataupun poligami, tapi jika memang sudah terlahir, bukankah anak itu sama berharganya seperti anak lain?
"Sekarang kalian tinggal memilih. Anak yang kalian anggap haram tetapi bisa memimpin negara dengan sukses, atau anak hasil pernikahan yang tidak menentu akan mensejahterakan negara?" tawar Neil.
Para bangsawan itu terlihat berdiskusi. Mereka berpikir akan lebih baik jika kaisar adalah seseorang yang bengis dan besar seperti kaisar sekarang. Agar tidak ada satupun orang yang berani menjajah atau melawan kaisar pada saat itu.
Neil melirik para bangsawan yang masih saling berdiskusi. "Jika memang kalian ragu, aku akan mengirim pangeran perang tahun depan."
Semua bangsawan membelakkan mata. Itu bukan hal biasa yang sering terjadi. Karena pada dasarnya, mengirim seseorang untuk berperang itu minimal tujuh belas tahun. Tetapi kaisar akan mengirim pangeran satu satunya ke medan perang diumur tiga belas tahun?
"Itu akan lebih baik yang mulia, terimakasih telah mempertimbangkan masukan saya." Ucap Feran sambil membungkuk. "Ah, tentunya putra saya akan menjadi salah satu dari prajurit yang mulia pangeran."
"Wah, dia memang duke yang paling agung!"
"Benar, dia tidak mungkin berpikir egois untuk mengirim pangeran berperang, ternyata dia mengirim anaknya untuk bersama pangeran."
"Aku juga akan mengirim anakku!"
Neil tersenyum melihat respon para bangsawan. Kini rapat tentang penobatan sudah berakhir. Dengan akhir keputusan bahwa pangeran akan segera dinobatkan mulai bulan depan dan mengirimnya untuk berperang pada tahun depan.
"Yang mulia, apakah anda yakin baginda permaisuri akan menyetujui hal ini?" tanya Gowen khawatir.
Neil terkekeh pelan. "Tentu saja tidak. Tapi kita akan mengirim pangeran diam diam agar permaisuri tidak bisa memilih jalan lain. Sebarkan kalau itu adalah pelatihan khusus untuk putra mahkota." Jelas Neil bangkit dari duduknya.
Gowen menghela nafas. Ia sudah tahu bahwa akhirnya akan seperti ini. Sudah berapa banyak hal yang disembunyikan dari permaisuri, padahal permaisuri juga memiliki hak untuk mengetahui itu semua.