NovelToon NovelToon
Pembalasan Istri Yang Teraniaya

Pembalasan Istri Yang Teraniaya

Status: tamat
Genre:Tamat / Janda / Selingkuh / Cerai / Pelakor / Romansa
Popularitas:1.3M
Nilai: 5
Nama Author: LaQuin

Selama ini aku percaya saja hubungan ini akan baik-baik saja walau di tempa jarak yang jauh. Tapi suatu hari, ucapan sahabatku membuatku sedikit resah hingga terbesit niat ku untuk memberi kejutan kepada suami di rumah dinasnya di kota lain.
Tetapi bukan hanya suamiku yang terkejut, aku pun terkejut mendapati ada wanita lain di rumah dinas suamiku. Apalagi aku memergoki mereka tengah berduaan di terik panas siang ini. Ternyata selama ini suamiku dijaga oleh wanita lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaQuin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28 Tidak Rela

Bab 28

Tidak Rela

(Pov Author)

Membayangkan Indah di senyumi oleh laki-laki lain membuat Heru merasa cemburu. Ia tidak rela jika melihat Indah di dekati pria lain. Cinta Heru untuk Indah masih ada walau tidak sebesar dulu. Perasaan cintanya sudah terbagi sejak Wina masuk kedalam kehidupannya.

"Sayang..., hari ini Mas lembur dan mungkin pulangnya agak malam. Kamu tidur duluan saja ya, jangan menungguku." Ujar Heru pamit kepada Wina sambil mencium pucuk kepala istri mudanya itu.

"Loh, jadi aku tidak dapat pelukan dong sebelum tidur?" Rengek Wina sambil memanyunkan bibirnya."

"Nanti Mas peluk sayang, saat mau tidur."

"Jangan pulang terlalu malam ya Mas."

"Mas usahakan. Mas berangkat dulu ya."

Wina mengangguk lalu mengantarkan suaminya sampai kedepan pintu rumah dan menjauh pergi.

"Heleh.. Heleh Mbak, situ kok masih punya muka saja padahal merebut suami orang, mana istri tua di usir kayak ratu saja di rumah orang." Sarkas Mila yang kebetulan sedang berada di rumah Surti pagi itu.

Wanita yang hobi gosip dan nyinyir itu, mengatai Wina namun tidak melihat ke arah wanita itu. Hal itu membuat Wina berang dan mengepalkan tangannya.

"Heh gentong! Situ ngatain saya?!" Cerca Wina.

"Situ ngerasa?! Bagus deh." Jawab Mila dengan judesnya.

"Kenapa memangnya kalau saya merebut suami orang?! Bukan suami situkan?! Kok sewot banget sih!"

"Aduh.. aduh..aduh!! Sudah salah kok masih punya muka ya?! Seolah-olah bener saja itu kelakuannya!"

"Situ jangan sok merasa bener kalau masih nyinyirin orang! Apa menurut situ nyinyir bukan perbuatan dosa?!"

"Nah tuh tahu sama dosa! Lebih baik nyinyir dari pada merebut laki orang. Situ tidak mikir sakitnya perasaan wanita yang di rebut suaminya?! Bagaimana kalau posisinya di tuker. Apa situ masih bisa bicara begini?!"

Wajah Wina memerah, antara malu dan menahan kesal. Ucapan-ucapan Mila begitu mengenai hatinya.

"Sudah-sudah, jangan ribut lagi! Masih pagi, malu di dengar tetangga. Yang penting kita itu banyak berbuat baik saja jangan malah menambah dosa. Ingat loh, di surga itu tidak ada orang dalem. Banyak-banyak istighfar..."

Surti mencoba melerai kedua belah pihak yang sedang beradu mulut itu. Baik Wina maupun Mila saling beradu tatapan tajam dan kebencian di sorot mata mereka.

Wina pun masuk ke dalam dan mengunci pintu tanpa berucap apa-apa apalagi pamit kepada tetangganya.

"Duh, greget saya sama nenek sihir itu!" Ujar Mila yang masih sangat kesal.

***

Sementara itu. Selepas pamit kepada Wina istrinya, Heru tidak berangkat ke tempat kerjanya melainkan melajukan kendaraannya menuju kampung halaman Indah untuk menemui kedua mertuanya.

Heru yang baru beberapa hari kerja setelah pemindahan tugas dinasnya kembali ke Kalimantan, kembali mengajukan cuti untuk mengurus perceraiannya. Namun ijin yang di berikan kantor ia pergunakan untuk mengikuti Indah dan menemui mertuanya hari ini.

Cukup lama perjalanan menuju ke kampung dengan kendaraan sepeda motor. Menghabislkan waktu dua jam dan harus menyeberangi sungai karena kampung itu cukup terpencil.

Dengan langkah pasti, Heru menghampiri pintu rumah yang tertutup setelah memarkirkan sepeda motornya di halaman rumah mertuanya.

"Tok... Tok... Tok...!"

Suasana rumah tampak sepi ketika Heru mencoba mengetuk pintu. Berulang-ulang namun tetap saja tidak ada jawaban dari dalam rumah.

"Awak cari siape?"

Heru menoleh pemilik suara.

"Saya mencari Pak Abdul, Pak." Jawab Heru kepada pria paruh baya yang sedang memikul cangkul di bahunya.

"Oh, Abdul. Cobe awak tengok di kebon sanak. Jam segini die pasti masih bekebon."

Cukuplama Heru menerjemahkan kata-kata orang tua itu. Ia cukup paham meski tak bisa mengucapkan dalam bahasa yang sama.

"Baik Pak, tapi saya akan menunggu disini saja."

"Baeklah. Maaf awak, saye tinggal ye. Saya nak pegi bekerje dolok."

"Ya Pak, silahkan..."

Lelaki tua itu mengangguk. Lalu meninggalkan Heru yang sudah duduk di kursi teras rumah itu.

Satu jam kemudian, tampak lah Pak Abdul dan Ibu Sumi istrinya, berjalan berdampingan menuju rumahnya. Kedua orang tua paruh baya itu tampak terkejut melihat kehadiran Heru yang tampak duduk dengan tenang sambil memainkan ponselnya.

"Ehem!"

Pak Abdul berdehem untuk memberitahu kehadiran dirinya.

Heru yang mendengar deheman itu mendongak lalu memasukan gawainya ke dalam saku celananya.

"Assalamualaikum Ayah, Ibu..." Salam Heru, lalu meraih tangan kedua mertuanya dan menyalaminya bergantian.

Walau tidak suka, Ibu Sumi berurusan menutupi rasa kecewanya. Begitu pula Pak Abdul yang terlihat biasa saja.

"Waalaikumsalam..." Jawab Pak Abdul dan Ibu Sumi serempak.

"Sudah lama ke kau datang Heru?"

"Tidak juga Pak." Jawab Heru.

"Indah mane tak nampak?"

"A.. ada di rumah Pak." Heru sedikit gugup menjawab pertanyaan Pak Abdul.

Sedangkan Bu Sumi mengalihkan pandangan dan langsung masuk kedalam mendengar jawaban Heru. Bu Sumi tahu Heru berbohong, apalagi Indah sudah menceritakan perkara rumah dan juga bagaimana hasil sidang cerai pertamanya kepada orang tuanya melalui telepon.

"Masok lah, baeknye kite mengobrol di dalam." Ujar Pak Abdul.

Tanpa sungkan Heru mengikuti Ayah mertuanya masuk ke dalam rumah dan duduk di ruang tamu dengan santainya.

"Jadi ade ape gerangan Heru, tak biasenye kau datang seorang diri macam ni."

Heru menarik napas sebelum memulai bicara.

"Begini Ayah, saya datang kesini ingin meminta tolong kepada Ayah untuk membujuk Indah agar mencabut gugatan cerai yang dia ajukan kepada saya."

Pak Abdul terdiam. Melihat reaksi Ayah mertuanya, Heru kemudian melanjutkan lagi pembicaraannya.

"Saya masih mencintai Indah Ayah. Saya tidak ingin berpisah dengannya. Mungkin Indah sudah bercerita kepada Ayah, dan Ibu. Saya akui saya salah. Tapi saya menikah lagi juga ada alasannya. Saya mohon kepada Ayah, agar mau membantu saya untuk membujuk Indah agar mau kembali membina rumah tangga bersama saya."

Pak Abdul tampak menghela napas.

"Begini Heru, soal Indah nak balek atau tak dengan engkau biar lah die dorang yang memutoskan. Karena yang jalani hidup suka dan dukanye adalah die. Bile die memilih pisah dengan engkau, itu artinye die sudah tak merase bahagie dengan pernikahannye. Dan Ayah tak ingin memakse.

"Apa Ayah begini karena hutang yang tak pernah saya bayar?" Tanya Heru yang mendadak berbicara dengan nada dingin.

"Maaf Heru, tak ade hubungannye dengan hutang. Pun Ayah tak ade niat ingin menagih. Bile engkau bersedia membayar, Ayah terima. Namun bile engkau keberatan pun Ayah tak akan menagih."

"Saya pegang omongan Ayah. Tadinya saya berharap Ayah berada di pihak saya. Karena Ayah tahu sendiri, perceraian sangat di benci oleh Allah."

"Benar perceraian sangat di benci oleh Allah. Tapi dalam ikatan pernikahan itu yang di cari adalah ibadah dan kebahagiaan. Bile mane yang lebih banyak di dapat itu dosa dan penderitaan maka Allah pun tidak melarang dilakukannya perceraian."

Pak Abdul menarik napas dalam-dalam kemudian menghembuskannya perlahan. Menghadapi Heru memang membutuhkan kesabaran ekstra. Dan Pak Abdul baru merasakannya sekarang. Pria paruh baya itu sejenak membayangkan bagaimana perasaan putrinya menghadapi Heru yang demikian.

"Bile dalam rumah tangga yang ade hanye selalu pertengkaran dan tak ade lagi sikap saling menghargai ape lagi selalu menyakiti pasangan make yang di dapat adalah dosa bukan pahale. Itu satu poin sederhane yang perlu selalu kite ingat. Nah nak Heru, apekah dalam rumah tangga kalian lebih banyak pahale atau dosa?"

"Halah...bilang saja Ayah tidak mau kami bersatu lagi."

Astagfirullah, dalam hati Pak Abdul berucap. Jadi bentollah apa yang Indah cakap beberape waktu ini. Heru memang tak bise lagi dipertahankan sebagai suami.

"Ayah hanya bisa memberi nasehat, tapi tak bise memakse kehendak."

"Jauh-jauh saya datang ke sini. Tapi tidak sesuai yang saya harapkan!"

"Saya permisi!"

Dengan kurangnya sopan santun, Heru pergi meninggalkan rumah mertuanya. Ia pergi dengan membawa rasa kecewa karena keinginannya tidak di dukung oleh kedua mertuanya.

Bersambung...

**Baca juga novel ku yang berjudul LYSAA, GADIS PENAKLUK bagi yang suka kisah gadis kuat yang tangguh dengan romansa percintaan yang mengundang gelak dan tawa. **

Atau CINTA AKU SEIKHLASMU bagi yang menyukai kisah penuh haru biru. Terima Kasih 🙏

Note : jangan lupa untuk selalu like dan komen setiap bab ya, karena jejak kalian sangat berharga bagi Author. Terima kasih 🙏😊

1
Rizky Sandy
laporin saja kasus kdrt,,,,
ferdi ferdi
jangan bodoh kamu indah dan jangan mau di injak2
ferdi ferdi
siiiiip keren indah
Akbar Razaq
harusnya fandi lebih intens ngawasi siska coba aja dia suruh orang pasti akan bs melihat fakta yg luar biasa.
Akbar Razaq
Yah....setelah di tampar baru kau mau beryindak tegas.karena kelemahanmu lah mereka seenaknya indah.lihat sudah di zalimi sedemikian skrg kau di tampar bak sampah.
Arbaati
Luar biasa
Nur Lela
luar biasa
Ifa Tul Jannah
maaf Yee awak sya trgelak rsanx lain pulak dngn bhsa mlyu ape2 pun sya suka BCA novel Wak ni Slam from mlysia ☺️☺️
Ran Tea
Luar biasa
N Wage
itu si siska sbg anak angkàt gak tau diuntung sekali ya.
gak sadar apa ya kalau gak dipungut kel.fandi entah gimana nasibnya.dicampakan orangtuanya di pinggir jalan.
N Wage
astaga!!!! otakmu taruh mana Ru?
N Wage
Luar biasa
N Wage
heru...heru...hanya orangtua bodoh yg mau mendukung kemauanmu.
kalea rizuky
najis indah dpet bekass jalang
kalea rizuky
pernikahan bkn permainan bodoh
kalea rizuky
indah jangan mau bekas mira mending cari perjaka qm bkn baby sitter
Julia Juliawati
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Julia Juliawati
suka cerita nya
Julia Juliawati
mmaf Thor knpa pake bahasa daerah kita yg g ngerti jd aq bacanya di loncat2
N Wage: tp maaf kk...bahasa daerahnya mudah dimengerti kok.makanya othornya gak pake traslet.😁
total 1 replies
Nouva Quinny
didunia nyata adakah yg seperti siska....rasa²nya mo getok aja klo yg kayak siska
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!