NovelToon NovelToon
Biarkan Aku Jatuh Cinta

Biarkan Aku Jatuh Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:11.8M
Nilai: 5
Nama Author: Me Nia

BIARKAN AKU JATUH CINTA
Ig @authormenia

Akbar diundang ke SMA dan bertemu dengan Ami yang muda dan cantik. Hatinya terasa kembali pada masa dia masih muda, bagaikan air dingin yang dituangkan air mendidih. Dia menemukan jiwa yang muda dan menarik, sehingga dia terjerumus dalam cinta yang melonjak.
Akbar menjalin hubungan cinta dengan Ami yang berumur belasan tahun.
Bagaimana hubungan dengan perbedaan usia 16 tahun akan berkembang?
Bagaimana seorang gadis yang memutuskan untuk menikah muda harus berjuang untuk mendapatkan persetujuan dari keluarganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Nia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28. I Like You So Much

"C itu....CEMBURU." Akbar sengaja merajuk. Berubah memasang wajah masam dengan sedikit menunduk menatap meja. Ingin menguji sikap Ami selanjutnya.

"Hihihi, ternyata Kakakku ini kalau merajuk malah lucu ya. Wajahnya jadi kayak semangka." Ami masih tetap menopang dagu memperhatikan wajah Akbar dari samping.

Akbar menoleh dengan tetap memasang wajah masam. Dalam hati sebenarnya ingin tertawa karena sepertinya Ami mulai mengeluarkan jurus gombalan. "Mi, mana ada semangka lucu. Kalau lucu tuh kayak boneka or badut."

"Semangka bukan sembarang semangka ini mah. Aku semangka padamu, Kak." Ami tersenyum dikulum. Sehingga lesung di kedua pipinya terlihat.

"Artinya apa?" Akbar akhirnya tidak tahan untuk tersenyum. Padahal Ami belum memberi arti. Namun ia sudah membayangkan maknanya akan manis.

"Semangka. Semakin lama semakin suka." Ami menutup mukanya dengan kedua telapak tangan. Sembunyi dari tatapan Akbar yang kini tertawa.

"Gak salah aku manggil kamu Cutie. Gemesin tau gak sih." Akbar menggosok-gosok puncak kepala Ami sambil menggeram gemas.

Wajah di balik telapak tangan itu kini memanas. Dengan rasa hati yang menghangat dan berdesir karena sentuhan tangan Akbar di kepalanya. Ami semakin malu memperlihatkan wajah yang kini bersemu. Hingga terdengar suara ponsel berbunyi. Menjadi kesempatan dirinya menetralkan perasaan dan menormalkan ekspresi wajahnya disaat Akbar menerima telepon.

"Ya. Oke. Bawa kesini sekarang!" Akbar menjawab singkat. Menyimpan lagi ponsel ke saku jasnya.

"Mi, kapan pulang ke Ciamis?" Akbar menatap Ami yang baru saja mengeluarkan ponsel.

"Besok siang, Kak."

Akbar mengerutkan kening. "Kenapa buru-buru? Belum masuk sekolah kan?"

"Ceritanya gini, Dapoer Ibu tuh mulai buka cabang. Tapi konsepnya cafe, ide dari Teh Aul. Nah nanti sabtu mau soft opening. Makanya besok aku pulang sama Teh Puput. Sabtu depannya lagi cafe akan dipakai acara khitbah Teh Aul sama Kak Panji." Jelas Ami.

Akbar manggut-manggut. "Oh iya, kemarin Panji udah konfirmasi, udah deal mau pakai ballroom hotel Seruni buat wedding. Tentu saja aku senang dengarnya."

Ami melebarkan mata dengan wajah semringah. "Aku malah belum tau soal itu, Kak. Taunya dari Kak Akbar sekarang. Oh ya nanti lamaran sama nikahan, Kak Akbar ada di rombongan keluarga Kak Panji, nggak?"

"Hm, maunya Ami gimana?" Akbar menaikkan satu alisnya.

"Ish, aku kan nanya malah balik nanya." Ami mencebikkan bibir.

Akbar terkekeh. "Karna tergantung, Cutie. Kalau ada seseorang yang mengharap kedatanganku, aku akan datang. Kalau biasa aja, aku milih stay di Jakarta aja. Cukup ngirim kado buat yang wedding." Ia memperhatikan ekspresi wajah Ami yang kini senyum-senyum.

"Kak Akbar datang ya, please!" Ucap Ami dengan suara merajuk serta sorot mata penuh permohonan.

"Rayunya harus pakai pantun!" Akbar memasang wajah cool. Padahal naluri laki-lakinya terpancing oleh suara yang mendayu serta bibir ranum yang menggoda iman.

Ami menggelengkan kepala. "Kalau sengaja disuruh pantun, gak bisa. Bisanya spontanitas."

"Ami kan smart. Pasti bisa!" Keukeuh Akbar.

"Tapi jangan diliatin. Aku jadi grogi. Kak Akbar natapnya ke depan liat sakura. Ayo!"

Akbar tertawa. "Ini yang aku suka dari kamu, Mi. Polos, apa adanya." Ucapnya dalam hati sambil menuruti kemauan Ami.

"Di dalam bawang ada tungau. Disapukan oleh pak haji. Kakak sayang, ku tunggu kau. Bulan depan di nikahan Kak Panji." Ami terkikik sambil membekap mulutnya.

Akbar menoleh. Tersenyum lebar dan manis serta menatap wajah cantik Ami dengan lekat. "Apa sih yang nggak buat Ami. Aku akan datang demi adikku sayang. InsyaAllah."

Sejenak pandangan saling terkunci dan saling melempar senyum. Hingga kemudian terdengar suara ketukan di pintu. Sama-sama terperanjat. Akbar bergegas beranjak menuju pintu.

"Thank you." Akbar menerima uluran paper bag kecil dari orang suruhannya. Ia pun kembali menutup pintu.

"Ini hadiah buat sang juara kelas. Pertahankan terus prestasinya ya, Cutie!" Akbar menyimpan paper bag ke pangkuan Ami.

"Kak...." Ami menatap Akbar dengan mulut menganga. Lidahnya mendadak kelu mendapat hadiah yang tidak disangka.

"Kan kemarin aku bilang, ngasih hadiahnya nanti kalau ketemuan. Eh sekarang tanpa sengaja ketemu." Akbar menatap hangat wajah Ami yang masih terkaget.

"Makasih banyak, Kak." Ami tersenyum lebar sambil mendekap paper bag di dadanya.

"Sama-sama, Cutie. Buka dulu deh hadiahnya. Kalau gak suka bisa ditukar. Mumpung masih disini."

Ami menurut. Membuka paper bag dan mengeluarkan isinya berupa kotak dengan logo A yang ikonik. Isi di dalam kotak membuatnya terpukau. Sebuah jam tangan dengan desain A serta tali kulit warna coklat terlihat elegan dan fashionable. Brand jam tangan terkenal dari kota Munich Jerman.

"Kak, ini pasti mahal." Ami mengulurkan jam tangan kepada Akbar. Menggelengkan kepala karena sungkan.

"Yang mahal itu orangnya yang akan pakai jam ini. Biasanya pakai jam di tangan kiri atau kanan?" Akbar mengambil alih jam tersebut. Hendak memakaikannya di tangan Ami.

"Tangan kiri." Sahut Ami. Yang tak menolak saat Akbar meminta tangan kirinya dan segera memasangkan jam di tangannya.

"Cocok." Akbar tersenyum sambil menyatukan jempol dan telunjuknya membentuk huruf O.

"Makasih, Kak. Ini cantik banget." Ami mengusap permukaan jam dengan wajah berbinar.

"Nilai jamnya B aja. Kalau nilai yang pakainya triple C." Akbar turut senang melihat Ami yang puas dengan hadiahnya.

"Apa tuh artinya?" Ami menopang dagu lagi, menunggu jawaban Akbar.

"Cutie Cantik Cekali." Sahut Akbar diiringi kekehan.

"Idih maksa banget singkatannya." Ami tertawa renyah melihat Akbar yang meringiskan wajah. Private room yang hanya diisi berdua itu hangat oleh canda tawa.

Hari kian senja. Bahkan sudah masuk waktunya magrib. Akhirnya Ami terpaksa mengucap pisah untuk pamit pulang.

"Sebenarnya masih betah. Besok kan aku terbang lagi ke KL. Ami juga pulang ke Ciamis kan. Kita dinner dulu ya, Mi! Bilang aja sama Teh Puput, ketemu Kak Akbar di mall." Akbar mencoba merayu Ami dengan memasang wajah sendu.

"Masih kenyang, Kak. Kan baru aja makan-makan. Aku mau ke mushola aja terus pulang. Nanti kan kita bisa lanjut teleponan, chatingan, or vc an lagi. Udah yuk ah keluar. Bahaya berduaan terus. Kita harus jadi jambu!" Ami menurunkan kaki. Bersiap memakai sepatunya lagi.

"Jambu apa sih, Cutie? Ada aja deh singkatannya." Akbar terkekeh. Kembali ada hiburan lagi. Ia pun meraih sepatunya.

"Jambu. Jaga iman dalam kalbu. Itu modal utama biar selamat dunia akhirat. Betul apa betul, Kak?" Ami menyusul berdiri. Menatap Akbar yang sedang merapihkan jasnya.

"I like your quote. And I like you so much. Kita ke mushola bareng ya!" Akbar menatap wajah Ami yang berubah tersipu. Berjalan bersisian menuju mushola dalam suasana hati riang. Usai menunaikan sholat magrib, ia mengantarkan Cutie nya itu sampai lobi mall, menunggu sopir yang mengeluarkan mobil dari basement.

"Aku duluan ya, Kak!" Ami melambaikan tangan disaat mobil berhenti di hadapannya.

Akbar mengangguk. "Cutie, aku biasa lupa makan kalau sibuk. Jangan lupa ingatkan aku tiap hari ya!"

"Ish punya kakak kok manja. Kebalik ini mah. Iya nanti aku ingatkan pakai toa." Ami memeletkan lidahnya. Ia pun membuka pintu penumpang.

Akbar terkekeh dan balas melambaikan tangan saat Ami menurunkan kaca mobil sampai bawah. Ia pun membalas ucap salam Ami.

"Ami...Ami. Kamu sepertinya masih bingung menyimpulkan perasaan. Mau anggap aku kakak atau pacar. Oke, Cutie. Pada waktunya nanti, kita perjelas." Akbar memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana. Tersenyum samar menatap mobil yang membawa Ami sampai menghilang dari pandangan.

Akbar sedikit terkaget saat memutar tubuh. Ada Gita yang berdiri dan sedang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Kirain kamu udah pulang, Gita." Dalam hitungan detik, Akbar merubah ekspresi hangat saat bersama Ami menjadi ekspresi penuh wibawa di hadapan sekretarisnya itu.

"Kita ke sini satu mobil, Mas. Pulang pun harus bareng lagi. Aku baru beres shopping. Sengaja menunggumu beres meeting kedua SAMA TEMAN." Gita memberi penekanan di ujung kalimat. Ia pun mengangkat shopping bag yang ditentengnya. Memang tadi disuruh Akbar pulang lebih dulu usai meeting dengan klien Jepang tadi. Namun ia penasaran siapa teman yang dimaksud sang boss di meeting kedua itu. Ternyata ia melihat remaja itu lagi.

"Oke. Suruh sopir kesini. Aku mau pulang." Akbar tidak mau berkepanjangan menanggapi ucapan Gita.

Tanpa disuruh duduk kali, Gita segera menghubungi sopir. Hingga tak berselang lama mobil pun datang menjemput.

"Mas, boleh aku tau cewek tadi siapa? Sepertinya masih SMA ya." Gita membuka percakapan di dalam mobil. Merasa sudah di luar jam kerja. Bebas memanggil Akbar dengan panggilan non formal.

"Ya. Dia adik iparnya Rama. Lagi liburan sekolah di Jakarta." Akbar beralih fokus mengetikkan pesan untuk Ami.

[Cutie, kalo udah sampe rumah kabarin ya!]

Gita diam. Inginnya terus mengorek. Apa yang Akbar lakukan saat berduaan dengan remaja puber itu. Jelas ada yang beda dengan cara menatap bossnya itu. " Gestur Mas Akbar dan cewek tadi kayak orang lagi pacaran," ucap batinnya sambil melirik sang boss yang selama ini memiliki hati seperti gunung es. Beku. Sangat sulit didekati para perempuan yang tebar pesona. Termasuk dirinya. Perhatiannya hanya dianggap sebagai tugas sekretaris saja.

"Mas, apa perlu aku nginep di rumahmu biar besok bisa mengantar ke bandara. Ada Aiko sama Tante Mila dan Om Darwis, kan? Aku kangen mereka. Udah lama gak ketemu." Gita memecah kebisuan dengan melancarkan modus pendekatan.

"Gak usah antar ke bandara. Besok kan ada Leo berangkat bareng lagi. Titip kantor aja. Jangan telat datang! Sama saja ngasih contoh gak disiplin waktu ke karyawan lain." Tegas Akbar. Ia memilih menyandarkan punggung ke belakang sandaran dengan mata terpejam.

"Iya, Mas." Gita mengunci mulut. Ia sudah tahu kebiasaan Akbar. Gestur seperti itu menandakan jangan lagi diganggu. Sedang butuh istirahat. Hingga setengah waktu perjalanan pun dilalui dengan kebisuan.

Tring. Sebuah notif yang mampu menggerakkan mata Akbar untuk terbuka dan bergegas membuka ponsel. Semua itu tak luput dari perhatian Gita yang duduk di jok sampingnya.

[Aku udah sampe rumah. G'night. Close your eyes and dream about me, Panda 🙃]

Akbar mengulum senyum dengan kening mengernyit.

Akbar : [Who's Panda?]

Ami : [Sweetest nickname for you 🤭☺️]

Akbar mengusap muka yang menghangat, dan berhenti menangkup bibir untuk menyembunyikan senyum yang tersungging lebar. Sungguh sebuah panggilan manis. Namun juga penasaran ingin tahu maknanya. Tidak akan ditanyakan sekarang. Situasi dan kondisi tidak menunjang. Ia melanjutkan memejamkan mata. Sejenak mengistirahatkan raga dan pikiran yang lelah oleh urusan pekerjaan.

"G'night. Close your eyes and dream about me, Panda." Ucapan itu terpatri di benak Akbar. Mengiringi sisa perjalanan 40 menit lagi sampai tiba di rumah.

...***...

🌹Dari Author: "Adakah readers yang lulus baca tanpa senyum-senyum, tanpa mesem-mesem, tanpa nyengir?" 🤭

1
Aira Azzahra Humaira
seeerrr tarik mang
Aira Azzahra Humaira
ahhaayyy aku yang kelonjotan serrr
Aira Azzahra Humaira
ah dasaaar cewek gatel
Pudji Widy
ami kan di tinggal ayah nya dr kecil,jadi di suka dan nyaman dg pria dewasa' Krn merindukan kasih sayang bapak nya
Pudji Widy
kenapa yg berasa dag Dig dug aku juga ya? hiss apa aku jatuh cinta sama Akbar?? amii..Akbar ku tikung yaaaa!!!!😀😀
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
3tahun bisa sabar, ehhh 1hari aja gak sanggup sih...
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
ehhh kode tuh...
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
🤣🤣🤣🤣
Aira Azzahra Humaira
ah camer perhatian amat
Aira Azzahra Humaira
MasyaAllah cutie 🥰🥰
Aira Azzahra Humaira
pokoknya mah ter Ami amii 🥰🥰
Aira Azzahra Humaira
Amiin
Aira Azzahra Humaira
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Aira Azzahra Humaira
hahhhh bukan matre tapi kebutuhan 🤣🤣🤣
Aira Azzahra Humaira
selamat ya iko 😘
Aira Azzahra Humaira
hahhhh salam paham kira Anu ehm ehmmm ya sya 😂😂
Aira Azzahra Humaira
percintaan manis penuh dengan senyuman
Aira Azzahra Humaira
bukan mimpi itu Amii emang ayang lg nonton
Aira Azzahra Humaira
akbar jadi SUPORTERNYA Amii
Aira Azzahra Humaira
tuh akbar bijak orangnya suka deh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!