NovelToon NovelToon
Melahirkan Anak Rahasia CEO

Melahirkan Anak Rahasia CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Single Mom / One Night Stand
Popularitas:83k
Nilai: 5
Nama Author: Nanda wistia fitri

Menginjak usia 20 tahun Arabella zivana Edward telah melalui satu malam yang kelam bersama pria asing yang tidak di kenal nya,semua itu terjadi akibat jebakan yang di buat saudara tiri dan ibu tirinya, namun siapa sangka pria asing yang menghabiskan malam dengan nya adalah seorang CEO paling kaya di kota tempat tinggal mereka. Akibat dari kesalahan itu, secara diam-diam Arabella melahirkan tiga orang anak kembar dari CEO tersebut

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nanda wistia fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Malam telah datang, lampu-lampu kota San Francisco berpendar di balik dinding kaca kantor Arabella Technology.

Arabella dan Leo masih duduk di ruang rapat yang hanya diterangi cahaya lembut dari layar laptop.

Di depan mereka, dokumen digital saham milik mendiang Eveline Edward terpampang jelas.

Tanda tangan Catherine, tanggal aneh dua tahun setelah kematian ibunya, dan memo internal tentang “stabilisasi modal” semuanya bukti manipulasi yang halus namun berbahaya.

Leo menatap layar dengan ekspresi serius.

“Kalau Catherine benar-benar memalsukan tanda tangan, berarti mereka sudah merencanakan ini sejak lama.”

Arabella bersandar di kursi, menatap kosong ke arah jendela yang menampilkan langit malam.

“Tidak heran Papa begitu tenang tadi siang. Mereka tahu kalau dokumen itu sudah di tangan mereka.”

Leo menutup laptop pelan.

“Kita harus temui notaris lama yang dulu mengurus saham ibumu. Namanya Mr. Bernard Clive, aku masih punya kontaknya. Kalau dia masih menyimpan dokumen fisik dengan cap basah, itu bisa membatalkan revisi mereka di pengadilan.”

Arabella mengangguk mantap.

“Baik, kita temui dia besok pagi. Aku ingin menyelesaikan ini dengan mata kepala sendiri.”

***

Di ruang tamu besar yang mewah, Julian duduk bersandar di kursi kulit, menatap segelas anggur merah di tangannya.

Catherine duduk di seberang, sementara Vania memutar cincin di jarinya sambil menatap ayahnya penasaran.

“Jadi dia benar-benar menolak kerja sama itu?” tanya Vania.

Julian meneguk anggurnya perlahan, kemudian menatap tajam ke arah putrinya.

“Ya. Tapi kau tahu, Bella bukan tipe yang mudah dibiarkan begitu saja.”

Catherine menyilangkan kaki dengan senyum miring.

“Wanita itu terlalu percaya diri. Dia pikir bisa bertahan dengan perusahaan barunya? Kita lihat seberapa lama dia kuat tanpa dukungan nama Edward.”

Julian meletakkan gelasnya, suaranya tenang namun penuh racun.

“Kalau dia menolak bergabung, maka kita buat dia jatuh… lewat cara yang lebih halus. Aku masih punya kenalan lama di divisi hukum mereka bisa menahan klaim saham Eveline. Cukup alasan administratif, dan semua akan tertunda bertahun-tahun.”

Vania tersenyum puas. “Sementara saham itu tertahan, nilai pasarnya bisa kita gunakan untuk modal proyek real estat baru.”

Catherine menambahkan pelan, “Dan kalau Arabella nekat menggugat, kita punya bukti revisi dokumen lengkap dengan tanda tanganku dan cap digital perusahaan.”

Julian menatap keduanya, bibirnya melengkung licik.

“Persiapkan segalanya. Aku ingin dia paham, bahwa siapa pun yang menentangku… akan kehilangan segalanya.”

Saat pagi menjelang, Arabella dan Leo tiba di sebuah gedung tua di pusat kota. Kantor notaris Bernard Clive tampak klasik, dengan rak penuh berkas dan aroma kertas lama yang khas.

Seorang sekretaris paruh baya mempersilakan mereka masuk ke ruang kerja utama.

Di dalam, seorang pria berusia sekitar enam puluh tahun berdiri dari balik meja rambutnya sudah memutih sebagian, namun tatapannya tajam.

“Arabella Edward,” ujarnya pelan, seolah menyimpan banyak kenangan di balik nama itu.

“Ibuku pernah bekerja sama dengan Anda,” jawab Arabella sopan. “Saya ingin memastikan sesuatu tentang dokumen saham peninggalannya.”

Bernard mengangguk pelan dan mulai membuka laci kayu besar. Ia mengeluarkan beberapa map berlabel Opulent Holdings (Eveline E.).

Namun saat berkas dibuka, wajahnya berubah tegang.

“Ini… aneh,” gumamnya.

“Kenapa?” tanya Leo cepat.

“Dokumen asli dengan cap basah… tidak ada. Padahal saya ingat jelas pernah menyimpannya di sini.”

Arabella langsung berdiri. “Apa maksud Anda tidak ada?”

Bernard menatap mereka dengan wajah penuh kekhawatiran.

“Dua bulan lalu, seseorang datang dengan surat resmi katanya dari pihak Opulent Holdings meminta salinan arsip. Mereka membawa tanda tangan Catherine Edward dan surat pengesahan dari direktur hukum.”

Leo langsung memukul meja. “Brengsek…”

Arabella menatap Bernard dalam-dalam. “Apakah Anda tahu siapa yang datang mengambil dokumen itu?”

Bernard ragu sejenak sebelum menjawab pelan,

“Saya tidak tahu namanya, tapi pria itu dia mengenakan cincin berlogo perusahaan, dan dari cara dia bicara… sepertinya orang dalam keluarga Edward sendiri.”

Hening sesaat.

Arabella menatap Leo, lalu mengalihkan pandangan ke luar jendela. Nafasnya berat.

“Mereka bergerak lebih cepat dari yang kita kira,” ucapnya dengan suara dingin.

Leo mencoba menenangkan.

“Kita masih punya jalan lain. Aku akan minta akses audit digital dari departemen keuangan Opulent Holdings. Kalau mereka menghapus bukti fisik, setidaknya kita bisa kejar dari jejak sistemnya.”

Arabella menatapnya mantap.

“Lakukan. Dan mulai hari ini, aku ingin setiap langkah Julian dan Catherine diawasi. Jika mereka ingin perang…”

Ia berhenti sejenak, suaranya tegas dan dingin seperti baja.

 “Maka aku akan jadi badai yang menghancurkan kerajaan mereka.”

Bernard hanya bisa menatap diam, sadar bahwa gadis kecil yang dulu sering ikut ibunya ke kantor itu kini telah berubah menjadi wanita kuat pewaris sejati yang siap melawan keluarga nya sendiri

Setelah pulang dari kantor notaris Bernard Clive, Arabella kembali ke Arabella Technology dengan langkah berat.

Di sepanjang perjalanan, pikirannya penuh dengan campuran amarah, kecewa, dan rasa tidak percaya.

Ia tak pernah menyangka bahkan dalam mimpi terburuknya bahwa Julian, ayah kandungnya sendiri, bisa melakukan hal sekejam itu.

Begitu tiba di ruang kerjanya, Arabella meletakkan tas di atas meja dan menatap layar komputer yang masih menampilkan dokumen saham peninggalan ibunya.

Tangannya bergetar halus saat membuka berkas hasil pemeriksaan notaris.

“Leo…,” panggilnya pelan.

Arabella menunduk, jemarinya menggenggam pena di tangan hingga buku-buku jarinya memutih. Suaranya bergetar tapi tegas.

“Waktu aku mengambil kembali saham milikku yang dicuri Vania, dia menyerahkan dokumennya padaku. Apakah itu juga palsu, Leo?”

Leo mendekat, mengambil map merah dari meja, lalu membuka satu per satu lembarannya dengan hati-hati. Ia menatap setiap tanda tangan dan cap legalisasi.

“Dokumennya asli,” jawabnya akhirnya, “tapi ada lembar tambahan di akhir bagian yang kamu tidak sadari waktu itu.”

Arabella mengangkat wajahnya. “Tambahan?”

Leo mengangguk. “Satu paragraf kecil yang menyatakan bahwa saham tersebut hanya ‘dipinjamkan’ atas nama Arabella Edward, bukan dimiliki penuh. Jika mereka menindaklanjuti klausul itu di pengadilan, kamu bisa kehilangan hak legal.”

Arabella membeku sejenak. Lalu, perlahan, ekspresinya berubah menjadi dingin.

“Jadi bahkan saat berpura-pura mengembalikan milikku, mereka sudah menyiapkan jebakan.”

Leo mengangguk pelan. “Persis.”

Arabella berdiri, menatap jendela tinggi kantornya di mana matahari mulai condong ke barat.

Tatapannya tajam, tapi air matanya menetes tanpa disadari.

“Aku tidak akan biarkan mereka mengambil apa pun lagi. Tidak dari ibuku, tidak dariku, dan tidak dari anak-anakku.”

Leo menatapnya dengan hormat. “Apa yang akan kamu lakukan sekarang?”

Arabella menoleh, suaranya pelan tapi penuh tekad.

“Kita gugat balik. Dan kali ini... aku tidak akan lemah lembut walaupun dia papaku”

ucap Arabella penuh tekat dah keyakinan

1
Ani Basiati
lankuy thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up yg banyak thor
Aghitsna Agis
itu harusnya jg diberitakan msh hidup jd aksn terus membalas ara coba kalau dibilangin nga jd dani akan lengah dan aksn mudah menjeratnya
Ariany Sudjana
tetap waspada Nicholas, jangan sampai Arabella Dan anak-anak dalam bahaya
𝐈𝐬𝐭𝐲
kejam bgt ayahnya....
Reni Anjarwani
makin seru thor doubel up trs thor
Sunaryati
Nah gitu Bella Nicholas itu dulu juga korban dia mabuk, demi kebahagiaan putra- putrimu, serta ketenangan jiwamu. Tinggal membalas orang- orang yang ingin melenyapkan kamu, sepertinya sudah ada titik terang Dani sebagai pelaku utama sudah diketahui, tinggal memburu dan menangkapnya serta menemukan dalangnya. 🤣🤣🤣 Asyik kutunggu.
Ariany Sudjana
turunkan ego kamu Bella, anak-anak butuh kasih sayang kedua orangtuanya dalam satu rumah yang sama, supaya mereka tumbuh dengan baik
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Ariany Sudjana
betul Nicholas, tetep fokus pada penyembuhan Arabella Dan juga lindungi anak-anak
Aghitsna Agis
harus dikabarka arabella meninggol dulu kalau dejarang udah tahu msh hidup harus dembunikan dahulu jeadaan arabella atau bisa tiba2 terjadi seduatu yg dapat meninggal jd berita tersebar sampai catherin tertangkap dan vania juga sm baru akan aman termasuk edwar atau catherin kena hukuman dri edward
Ani Basiati
lanjut thir
Nining Wahyuningsih
Nicholas cupu thor masa bekuasa tapi lemot
melinda
semangat thor
bella terima nicholas ya
Sunaryati
Kehancuran Chaterine dan Vania, Dani pasti ketangkep
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Jane
Bersenang - senang lah dulu Vania , sampai nanti kau minta mati sendiri namun Tuhan blm mau mencabut nyawamu
Ani Basiati
lanjut thor
Ariany Sudjana
sepertinya Edward mencurigai Chaterine sebagai dalang kecelakaan Arabella yah? semoga polisi lekas menyelidiki kasus tersebut dan pelaku sebenarnya tertangkap
Ucie
nantap👍👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!