[Apakah Tuan Rumah ingin melakukan check-in?]
"Ya, tentu."
[Selamat, Tuan Rumah, telah memperoleh sebuah bangunan Apartemen mewah di kompleks perumahan Luxury Modern, uang tunai sebesar $100.000, serta sebuah Ferarri 458. Anda juga menerima....]
[Tuan Rumah, uangnya sudah ditransfer ke rekening Anda. Dokumen apartemen dan kunci mobil telah dimasukkan ke dalam inventaris sistem...]
Pesan inilah yang mengubah hidup Gray selamanya.
Dari seorang yang tak berarti, yang berjuang melewati keras dan suramnya kehidupan, menjadi orang terkaya dan paling berkuasa di dunia. Bahkan di seluruh realitas?
Inilah kisah penuh petualangan Gray Terrens.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ZHRCY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Emerald Bay Realty
Setelah menyelesaikan sarapannya, Gray mengambil ponsel dan kunci mobilnya, bersiap untuk pergi ke cabang terdekat dari salah satu perusahaan real estate yang sudah ia cari di internet.
Saat ia sedang mengunci pintu dan berjalan menuju lift, ponselnya bergetar. Sebuah nomor asing muncul di layar.
Dia sedikit mengernyit. Dia tidak mengharapkan panggilan apa pun.
Lalu dia teringat—Viona telah meminta nomornya kemarin.
Ekspresinya melunak saat menjawab panggilan itu dan menempelkan ponsel ke telinganya.
"Halo, selamat pagi. Ini aku," suara perempuan yang ceria terdengar. "Gadis yang mengambil nomormu di lobi kemarin."
Gray tersenyum.
"Ya, aku ingat. Viona, kan?"
"Ya, betul! Kau mengingat namaku. Sepertinya aku berhasil meninggalkan kesan kemarin," ujarnya, sedikit menggoda.
Gray tidak menanggapi kalimat itu, meski dia merasa pendekatan gadis itu sedikit menghibur. Masih pagi, namun nada bicaranya sudah ringan dan penuh rasa ingin tahu. Dia bisa menebak untuk apa panggilan ini.
"Jadi, Nona Viona," katanya dengan pura-pura sopan, "ada sesuatu untukku?"
"Umm, tidak juga. Aku hanya penasaran apakah kita bisa keluar. Kau tahu... ngobrol dan semacamnya."
Senyum Gray melebar.
Jadi begitu cara dia ingin lebih dekat. Menarik.
Sejujurnya, dia tidak keberatan. Dia tidak memiliki teman, tidak ada yang bisa dia hubungi atau ajak jalan-jalan. Sedikit hiburan tidak ada salahnya. Tapi dia memiliki hal yang lebih penting untuk dilakukan pagi ini.
"Aku senang sekali kalau bisa," kata Gray dengan hangat. "Tapi sekarang aku sedikit sibuk. Bagaimana kalau aku menelponmu lain waktu dan kita makan malam bersama? Bagaimana menurutmu?"
"Tentu. Itu akan menyenangkan. Aku akan menunggu panggilanmu, Tuan..."
"Namaku Gray."
"Baiklah, Tuan Gray. Aku akan menunggu," ujarnya genit lalu menutup panggilan.
Gray menyimpan ponselnya ke dalam saku tepat saat pintu lift terbuka. Dia melangkah masuk dengan senyum puas.
~ ~ ~
Tiga puluh menit kemudian, Gray memarkir Ferrarinya di depan sebuah gedung besar berlapis kaca di pusat kota Eastvale, Silvergrove—sebuah kota tenang dan elit di pesisir barat, terkenal dengan pengaruh teknologi dan real estate kelas atas.
Dia menatap papan besar yang terpasang di atas pintu masuk:
Emerald Bay Realty
Itu adalah salah satu perusahaan real estate terbesar dan paling bereputasi di negara ini. Cabang Eastvale mereka menangani puluhan klien premium dan khusus dalam mengelola properti untuk hunian mewah.
Gray mengangguk kecil, puas dengan pilihannya.
Dia keluar dari mobil, merapikan kerah bajunya, dan mengambil map berisi dokumen properti dari kursi penumpang. Begitu masuk ke lobi, dia disambut dengan udara sejuk dari pendingin ruangan, dekorasi minimalis, dan aroma polesan mahal. Seorang petugas meja resepsionis menatap ke arahnya.
"Selamat pagi, Tuan," katanya dengan sopan.
"Selamat pagi," jawab Gray. "Namaku Gray Terrens. Aku datang untuk berbicara dengan seseorang mengenai pengelolaan properti milikku."
"Tentu saja. Boleh saya tahu properti jenis apa?" tanyanya sambil meraih tabletnya.
Gray menyerahkan map itu. “Regalia Crest Residence Complex. Terletak di Crownwater Avenue."
Mata petugas resepsionis itu sedikit melebar.
Dia berkedip, lalu berkedip lagi, sebelum perlahan mengambil map tersebut. Tangannya sedikit bergetar saat membuka dan memeriksa isinya.
"Regalia Crest…?" ulangnya.
"Ya," jawab Gray singkat.
Beberapa detik berlalu, lalu dia cepat-cepat meraih telepon.
"Mohon tunggu sebentar," katanya, kali ini dengan suara jauh lebih sopan. Dia mengangkat gagang telepon dan berbicara cepat, sesekali menatap Gray.
"Tuan Wenndell, selamat pagi. Ada Tuan Gray Terrens di sini. Dia ingin seseorang mengelola propertinya—ya, Kompleks Hunian Regalia Crest di Crownwater Avenue."
Bahkan dari seberang meja, Gray bisa mendengar reaksi dari lawan bicara di seberang sana. Sang resepsionis sedikit meringis lalu mengangguk.
"Baik, saya mengerti," katanya sambil menutup telepon. "Seseorang akan segera menemui Anda, Tuan Terrens. Silahkan menunggu dengan nyaman."
Gray mengangguk kecil dan mundur ke samping.
Dia bahkan belum sempat duduk ketika seorang pria tinggi dengan setelan abu-abu elegan berjalan cepat dari salah satu ruangan kaca di belakang. Langkahnya penuh percaya diri, dan matanya meneliti Gray dengan ketertarikan profesional.
"Tuan Terrens?" tanyanya sambil tersenyum dan mengulurkan tangan. "Saya Sebastian Wenndell. Wakil Presiden cabang ini."
Gray menjabat tangannya dengan mantap. "Senang bertemu dengan Anda."
"Silahkan, ikuti aku. Kita bicara di ruanganku."
~ ~ ~
Di dalam ruangan Sebastian Wenndell.
Ruangannya terang dan modern, dipenuhi dengan sentuhan kayu yang elegan dan berkas-berkas yang tertata rapi. Beberapa plakat tergantung di dinding—berisi penghargaan, pengakuan, dan sertifikasi.
"Apakah Anda ingin minum sesuatu? Kopi? Teh?”
"Aku baik-baik saja," kata Gray sambil meletakkan map dokumen di atas meja. "Mari kita langsung ke intinya."
"Tentu," jawab Wenndell dengan senyum profesional, meski Gray bisa merasakan rasa ingin tahu di matanya.
Dia membuka map itu dan mulai memeriksa dokumen dengan hati-hati.
Meski sudah diberitahu resepsionis, melihat nama Regalia Crest di dokumen resmi tetap membuatnya terkejut. Kompleks itu bukan hanya ELITE. Itu adalah benteng eksklusivitas.
Dan sekarang... pemuda di depannya—berpakaian rapi, tapi jelas masih sangat muda—menyerahkannya dengan ketenangan seolah hanya menyerahkan tiket parkir.
Sebastian menatap Gray sejenak.
Siapa dia sebenarnya? Pewaris keluarga kaya lama? Putra seorang penguasa yang tersembunyi?
Dia pernah berurusan dengan banyak klien kaya, tapi ada sesuatu dalam diri Gray—tenang, terkendali, berjarak—yang membuatnya yakin ada lebih banyak hal tersembunyi.
Namun dia tidak bertanya.
Tidak ketika kesempatan untuk mengelola Regalia Crest baru saja jatuh ke tangannya.
"Ini properti yang luar biasa," kata Wenndell sambil menutup map. "Kami akan merawatnya dengan baik."
Dia menegakkan tubuhnya.
"Setelah kami menilai dan mencatat unit-unit yang tersedia untuk disewa, pendapatan—dikurangi biaya manajemen kami—akan langsung ditransfer ke rekening Anda. Kami akan menugaskan tim terbaik untuk menangani pemeliharaan, seleksi penyewa, audit keuangan, dan segala laporan regulasi atas nama Anda."
Gray mengangguk. "Itu bagus. Mari kita lanjutkan."
Wenndell mengeluarkan beberapa dokumen tambahan. "Yang aku butuhkan hanya tanda tangan Anda di sini dan di sini. Juga, jika Anda bisa menuliskan bank pilihan Anda untuk deposit."
Gray menandatangani dengan tenang dan memberikan detail yang diperlukan.
Saat mereka selesai, Sebastian sudah mengirim memo internal kepada tim seniornya. Gray Terrens kini menjadi klien VVIP SilverStone Realty.
Wenndell berdiri dan secara pribadi mengantarnya kembali ke lobi.
"Tuan Terrens," katanya sambil membuka pintu, "jika ada yang Anda butuhkan—apapun itu—silakan hubungi saya."
"Terima kasih," jawab Gray, kembali menjabat tangannya.
Saat berjalan kembali menuju mobilnya, Gray merasa cukup puas. Dia melihat bagaimana Tuan Wenndell memperlakukannya, dan dia tidak bisa memungkiri, itu terasa menyenangkan.
Dengan urusan propertinya sudah beres dan tidak ada rencana lain untuk hari itu, dan karena ia tidak ingin pulang hanya untuk berbaring di sofa atau ranjang, dia memutuskan untuk menelepon Viona.
Mari kita lihat hiburan macam apa yang akan dia bawa.
kamu lupa kasih koma nanti orang yang baca jadi aneh