Seorang Dewa perang yang begitu di takuti di kerajaan Langit, tiba-tiba terkena kecelakaan saat ia sedang mengemban misi untuk mencari tanaman obat di bumi.
Saat ia terbangun ia terkejut karena mendapati dirinya berada dalam tubuh seorang menantu keluarga konglomerat yang sangat kejam.
Lalu bagaimana sang dewa perang yang sedang amnesia menjalani kehidupannya, apakah dia akan mendapatkan tanaman obat yang dicarinya dan kembali ke kerajaan Langit, atau dia akan terjebak selamanya menjadi manusia??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28. Hari Sial
Malam itu , hampir semua stasiun televisi nasional memberitakan tentang kebersihan Vaksin buatan Owen yang membuat masyarakat begitu antusias untuk melakukan vaksin secara serentak.
Karena perusahaan farmasi milik keluarga kewalahan untuk memproduksi vaksin secara besar-besaran, membuat Indra harus mencari perusahaan rekanan baru untuk memenuhi permintaan vaksin yang semakin meningkat.
Berbagai perusahaan farmasi mencoba mendaftar sebagai perusahaan mitra bisnis Atmaja Hospital.
Indra yang kesulitan menentukan perusahaan mana terpaksa meminta bantuan dari para stafnya.
Setelah berhasil mendapatkan perusahaan rekanan maka vaksinasi besar-besaran pun mulai dilakukan.
Tasya segera memerintahkan semua anak buahnya untuk bergerak.
Puluhan ribu botol vaksin mulai didistribusikan ke tempat-tempat diselenggarakannya vaksinasi masal.
Indra merasa lega saat semua permintaan vaksin dapat terpenuhi. Indra bahkan mendapatkan berbagai penghargaan atas keberhasilannya itu.
Tentu saja hal itu membuat namanya semakin melambung.
"Wah tidak ku sangka suamiku sekarang sudah menjadi orang terkenal, dan nomor satu di bidang farmasi. Ternyata benar prediksi kakek yang mengatakan jika suatu hari nanti kau akan menjadi seorang ahli farmasi terbaik di negeri ini," puji Anggi
"Memangnya kapan kakek berkata seperti itu?" tanya Indra
"Saat ia membujukku untuk menjadi istrimu," kenang Anggi
"Apa kau dulu menolak saat kakek memintamu menjadi istriku?" tanya Indra
"Ya begitulah, masa cewek dan seksi kaya gue mau nikah sama seorang tunawisma buruk rupa seperti mu," cibir Anggi
"Wah kau benar-benar menyebalkan ternyata," sahut Indra membuat Anggi seketika terkekeh saat melihat pria itu kesal padanya.
"Sial, baru kali ini ada wanita yang berani menghinaku, andai saja kau bukan istri ku, aku pasti akan mengirim mu ke Neraka!" gerutu Indra
Sementara itu Laila dan kedua putranya memasang raut wajah cemberut saat melihat Indra dan Anggi tengah bercengkerama.
"Sampai kapan kita akan hidup seperti ini mom?" tanya Cailen
"Benar rasanya seperti di jajah di negeri sendiri saat melihat Owen jadi terkenal," sahut Ranu
"Dasar bodoh, memangnya sejak kapan Owen jajah kita!" celetuk Cailen
"Kan dia sudah menjadi Direktur utama Atmaja Hospital yang harusnya untuk kaka, dia juga mengambil alih perusahaan farmasi yang harusnya menjadi milikku, apa itu artinya bukan menjajah. Padahal dia bukan keluarga kita, dia hanya seorang menantu yang menikahi adik kita, terus kapan kita menjadi Raja di negeri sendiri?" jawab Ranu
"Sepertinya yang Ranu ucapkan itu benar. Harusnya kau segera mencari cara bagaimana mengambil kembali semua yang Owen ambil dari kita," jawab Laila
Saat mereka sedang asyik menikmati camilan, tiba-tiba mereka dikagetkan dengan breaking news yang mendominasi semua acara televisi malam itu.
"Ish, kenapa tiba-tiba semua televisi menyiarkan berita sih memangnya ada kejadian apa sampai semua kompak menyiarkan berita yang sama," celoteh Laila berusaha mematikan televisinya
Namun Cailen langsung melarang wanita itu.
"Jangan dimatikan mom, aku yakin ada berita penting hingga semua stasiun televisi menyiarkan breaking news bersamaan,"
Benar sekali, malam itu hampir semua televisi nasional dan kanal berita online menyiarkan berita tentang ribuan warga yang tiba-tiba mengalami kejang-kejang pasca mengikuti program vaksinasi masal yang di galakkan oleh pemerintah.
Tentu saja berita ini membuat semua orang heboh dan menyalahkan Owen sebagai penemu vaksin tersebut.
"Ini baru luar biasa, aku yakin setelah ini Owen bahkan masuk penjara. Bukan hanya itu ijin praktek dokternya akan di cabut dan siap-siap untuknya hengkang dari Atmaja Hospital!" seru Cailen langsung bersorak gembira
Ranu dan Laila pun ikut bersorak bahagia menyambut berita tersebut.
"Akhirnya masa kejayaan Owen sudah berakhir, dan sekarang saatnya kita merdeka!" seru Ranu
"Merdeka!!" sahut Laila
Mereka segera berhenti bersorak saat melihat Owen menatap mereka dengan tatapan mematikan.
"Kenapa tiba-tiba ia begitu mengerikan," ujar Cailen
Pria itu langsung beringsut mundur saat Indra berusaha mencekiknya.
"Sebenarnya apa yang kalian rencanakan!" hardik Indra mencekik leher pria itu
"Aku tidak merencanakan apapun sungguh, aku juga tidak tahu jika semuanya akan berakhir seperti ini," jawab Cailen
Melihat kejujuran di mata kakak iparnya membuat Indra segera melepaskan lelaki itu.
"Wah dia benar-benar menakutkan, aku tidak pernah melihat sorot mata mematikan seperti itu," ucap Cailen mengusap dadanya
Tidak lama Indra ponsel Indra berdering. Bukan hanya ponselnya, namun telpon rumah keluarga Surya Atmaja pun ikut berdering.
Semua penelpon mencari Owen .
Menyadari dirinya sedang di jebak, Indra segera melarikan diri saat polisi datang untuk menangkapnya.
Dibantu istrinya Indra berhasil kabur dari kejaran Polisi.
Anggi sengaja menyuruh Indra untuk bersembunyi di kediaman Eliot assisten pribadinya.
Setibanya di kosan Eliot, pemuda itu langsung mengajak Indra masuk dan menjamunya dengan makan malam.
"Maaf saya hanya bisa memberikan makan malam seadanya," ucap pemuda itu
"Sans aja, lagipula jangan terlalu formal denganku, anggap saja aku ini temanmu," jawab Indra
"Baik yang Mulia,"
"Ish, panggil saja aku Owen atau bro biar lebih akrab," jawab Indra
"Ok,"
Setelah makan malam, Indra mulai menganalisis kasus yang menimpanya.
"Jika vaksin pertama ku berhasil bahkan tak seorangpun dari mereka yang mengalami kejang-kejang seperti sekarang, harusnya vaksinasi yang sekarang juga sama Karena menggunakan vaksin yang sama, tapi....apa yang salah dengan ini,"
Indra kemudian mencari tahu daerah mana yang warganya mengalami kejang-kejang pasca vaksin.
"Kalau tidak salah di daerah-daerah tersebut menggunakan vaksin yang diproduksi oleh perusahaan rekanan, dan terbukti semua warga yang menggunakan vaksin buatan Atmaja Farmasi tidak ada masalah, sekarang aku tahu apa yang membuat mereka kejang-kejang,"
Malam itu juga Indra segera pergi menyusup ke perusahaan farmasi yang menjadi partner bisnisnya.
Lelaki itu begitu terkejut saat tahu pabrik tempat mereka membuat vaksin dijaga ketat oleh para pembunuh bayaran.
"Ternyata aku salah menilai perusahaan ini," dengan keahlian beladiri yang dimiliki Indra mudah saja bagi Lelaki itu untuk melumpuhkan mereka meskipun jumlah mereka ratusan.
"Ah, kenapa aku kuat sekali," ucap Indra menyombongkan diri
Setelah berhasil mengambil sampel vaksin dari pabrik itu ia segera bergegas meninggalkan tempat itu.
Indra segera menuju ke apotek untuk mengecek kandungan yang dimiliki vaksin tersebut.
"Aneh, tidak ada kandungan berbahaya dalam vaksin ini tapi kenapa mereka sampai kejang-kejang,"
Meskipun sudah berkali-kali Indra melakukan tes dan eksperimen terhadap obat itu tetap saja pemuda itu tak menemukan apapun di sana.
Sementara itu Tasya yang mengetahui markasnya di obrak-abrik oleh Indra segera memerintahkan anak buahnya untuk mengejar Indra.
Mengetahui mobil indra terparkir di depan apotek membuat wanita itu memerintahkan anak buahnya untuk membakar apotek itu.
Saat Indra berusaha keluar dari apotek tersebut Tasya langsung menghampirinya.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya gadis itu
"Apa kau lihat ada seseorang yang mencurigakan sebelum ke sini?"
Tasya langsung menggelengkan kepalanya, " memangnya apa yang terjadi?" tanya Tasya
"Sepertinya ada yang berusaha membunuhku dengan membakar apotek ini. Sebaiknya kau segwra pergi dari sini karena aku yakin para berandal itu masih mengincar ku," jawab Indra
Tasya mengangguk setuju. Saat melihat Indra lengah wanita itu langsung mengambil sebuah batu besar dan menghantamkannya ke kepala Indra hingga pemuda itu seketika tumbang di tanah.
*Bruugghhh!!!