Sugar Baby Sang Cassanova

Semua sudah terlanjur dan Agny tengah menyesali kecerobohannya. Celaka besar dia menonton tutorial paling bermanfaat itu dengan membelakangi pintu masuk, seharusnya dia mengambil posisi aman yang sekiranya tidak akan membuat dia tertangkap basah. Ironisnya, Justin justru melakukan hal gila yang membuat Agny bergetar setelah dibuat panas dingin akibat video itu.

Pria itu merengkuh tubuh mungil wanitanya dengan penuh kelembutan kemudian mengecup lehernya berkali-kali. Agny yang juga sejak tadi ingin dibelai karena pengaruh hormonnya, pasrah begitu saja bahkan sengaja mendongak agar Justin lebih bebas melakukan apa yang dia mau.

Beberapa jam mereka habiskan dengan berdiam diri kini decapan yang bicara. Justin menuntut balasan, sementara Agny berusaha meski masih jauh dari kata sempurna seperti yang dia inginkan. Hingga, ketika Justin berhasil melucuti pakaiannya Agny tiba-tiba mengingat pengalaman buruk pasca malam pertama.

"Om ... bentar."

"Apalagi? Mau sambil nonton?" tanya Justin malas dan dia benar-benar kesal lantaran Agny bahkan sengaja menahan keningnya padahal sedikit lagi bibirnya bertemu dengan sumber mata air bayi di seluruh dunia itu.

Agny menggeleng cepat, bukan itu yang dia maksud. Akan tetapi, trauma lantaran bagian bawahnya dibuat ngilu hingga dua hari muncul tiba-tiba. Agny menarik napas dalam-dalam sebelum kemudian mengungkapkannya pada Justin. Jujur saja dia malu, akan tetapi jika dia tidak bicara bisa dipastikan akan tersakiti untuk kedua kalinya.

"Terus apa? Mau pakai pengaman? Bentar aku cari."

Hal itu memang perlu, akan tetapi yang Agny khawatirkan tetap saja sakitnya jika Justin masuki. Rasanya masih Agny ingat, dan sekalipun pakai pengaman tampaknya sama saja. "Kalau pakai pengaman, memangnya dia jadi kecil ya, Om?"

"Ya tidak, kamu kenapa bertanya begitu?"

"Yaah berarti masih tetap sakit dong, ada tidak pengaman yang buat ukurannya jadi kecil gitu? Waktu itu ngilunya sampai dua hari," ungkap Agny tanpa sedikitpun dia tutup-tutupi, Justin yang berada di atasnya hanya tersenyum simpul kemudian menghela napas perlahan.

"Yang kali ini tidak, kamu pertama kali jadi wajar saja."

Justin maklumi, bukan hanya Agny wanita yang dia buat tampak keberatan dengan masalah ini. Akan tetapi, beberapa wanita yang dahulu juga sama, akan tetapi bedanya dengan Agny mereka justru menginginkan lebih sementara Agny justru takut setelahnya.

"Om bohong nih, kemaren juga bilangnya begitu ... taunya sakit," tutur Agny benar-benar tidak ingin percaya pada Justin karena fakta membuktikan jika pria itu termasuk pria bodoh karena membuatnya menitikkan air mata malam itu.

Justin terkekeh dan dia memandangi tubuh seksi Agny yang kini pasrah di bawahnya. Benar-benar sempurna, penampilannya berbeda dari wanita malam lain dan tentu saja yang menyentuh Agny baru dia seorang.

"Sakitnya hanya diawal, kalau sudah terbiasa tidak lagi ... aku pelan-pelan, janji."

Pelan-pelan, akan tetapi ucapan pria ini memang sulit dipercaya karena pada faktanya malam pertama mereka dipenuhi kebohongan Justin. Awalnya memang pelan, namun ketika hendak mencapai puncaknya Justin menggila dan itu terekam sangat jelas di ingatan Agny.

Justin menutup pembicaraan dan membuat Agny bungkam dengan jurus utamanya. Ya, apalagi jika bukan kecupan semanis madu yang dia berikan di setiap inci tubuh Agny.

"Eeeuuggh."

Agny mengangkat pinggangnya kala kembali merasakan sensasi aneh yang mengalir di sekujur tubuhnya. Sebesar apapun usaha Agny bertahan pada akhirnya dia benar-benar tidak kuasa menahan gejolak setiap Justin menyentuhnya dengan kasih sayang.

Napasnya tampak terengah-engah, Justin tersenyum menang kala Agny dia buat tidak berdaya padahal belum masuk ke agenda utama. Pria itu menuntun Agny untuk meneruskan step selanjutnya.

"Kalau aku pingsan tolong bawa ke rumah sakit terdekat ya," ucap Agny seolah menyampaikan pesan terakhir lantaran firasatnya mulai meremang kala Justin kembali berkuasa atas dirinya.

"Hahah iya, ada pesan terakhir? Mungkin aku bisa sampaikan untuk keluarga ataupun sanak saudara lainnya?" Justin semakin menambah suram suasana, Agny semakin pucat walau sejak tadi Justin mencoba membuatnya tenang dengan mengecup bibirnya berulang.

Justin melakukannya dengan selembut itu, dia tidak ingin menyakiti Agny untuk kali ini. Walau sebenarnya bisa saja dia egois, tapi tetap saja Justin tidak seharusnya gila dan membuat gadis seusia Agny tersiksa dengan kemauannya.

"Aaaawwwhh_"

"Ssshhuut, it's okay baby girl ... permulaan, kamu masih perlu berkenalan," bisik Justin berusaha memberikan ketenangan. Khawatir sekali wanitanya panik dan kembali menangis seperti dahulu, Justin berusaha sebaik itu menjaga diri Agny. Akan tidak lucu jika Agny nantinya takut dan tidak sudi lagi dekat-dekat dengannya, karena mau bagaimanapun Justin tidak memiliki rencana hubungan ini hanya berlaku sementara. Akan tetapi, selamanya.

.

.

.

- To Be Continue -