Shaka Sanjaya seorang CEO muda yang 100% kemampuannya karya nyata dalam keberhasilan perusahaan tapi 0% dalam mengasuh anak anaknya.
Elena Nugroho seorang reporter muda penuh semangat tapi selalu gagal.Dia sengaja masuk ke skandal CEO sebuah perusahaan besar untuk menjaga posisinya agar tidak di pecat.
Mereka terpaksa menikah,dia kemudian tinggal dirumahnya dan menjadi seorang ibu sambung yang sayang kepada anak anaknya.
Akankah mereka saling jatuh cinta? Nantikan Kisah nya hanya di cerita ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eosha_shi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hadiah terakhir Manse masih menjadi misteri
Pagi kembali menyapa membuat semua orang beraktivitas kembali seperti biasa.
Pagi ini Elena membantu menyiapkan keperluan anak-anak.
Ponselnya tiba-tiba berdering, ada tulisan Nancy memanggil membuat dia sedikit kaget.
Dia langsung kepikiran dengan Katak kertas hadiah dari Manse.
''Ada apa dia meneleponku, apa dia sudah melihat surat itu.?'' Gumam Elena.
Elena langsung buru-buru menerima panggilan itu.
''Halo.''
''Baik, saya ada di sekolah Manse.''
Elena akan bertemu dengan Nancy istri Randy di sekolah Manse.
''Huh.. Tenang Elena apapun itu biarlah terjadi.'' Elena mencoba menenangkan hatinya.
Shaka yang melihat Elena kelihatan seperti gelisah pun menghampiri.
''Ada apa. Kamu kelihatan gelisah.''
''Tidak apa-apa mas.'' Ucap Elena mencoba menyembunyikan kegelisahannya dari Shaka.
''Oh iya mas, aku lupa ngasi kamu sesuatu.Sebentar aku ambilkan.''
''Ini kartu undangan untuk orang tua. Manse akan ada pertunjukan di sekolahnya. Aku harap mas bisa hadir.
''Itu untuk Minggu depan. Manse tidak memberikan nya padaku, tapi aku melihatnya di kamar. Hari ini aku akan di sekolah Manse sekalian mau bertemu gurunya untuk menanyakan perkembangan Manse sejauh ini.''
Shaka melihat hari dan tanggal di kartu undangan. Dia masih belum yakin bisa hadir atau nggak, karena jadwalnya belum diketahui.
''Kalau aku nggak sibuk, aku akan datang.'' ucap Shaka.
''Mas, aku nggak mau dengar alasan itu. Aku udah janji pada Manse akan membawa kamu dan kakak-kakak nya ke sana.''
''Jadi kamu harus datang apapun yang terjadi. Kamu bisa menunda pekerjaanmu sebentar kan.?''
''Aku belum bisa janji Elena, kalau tidak sibuk aku akan datang.''
Jawab Shaka membuat Elena berdecak kesal.
''Ck.''
''Sebegitu sibuknya kah kamu. Kalau kamu nggak ngasi kepastian nanti aku akan menghubungi Ken untuk mengosongkan jadwal kamu di hari itu.''
Shaka menarik nafasnya panjang.
''Baiklah aku akan ke sana.'' Jawabnya sambil melihat Elena.
Mendengar itu Elena langsung tersenyum kegirangan. Dia tidak akan melanggar janjinya pada Manse.
Elena yang sudah di sekolah Manse langsung menemui gurunya.
''Halo Bu, terima kasih sudah membimbing Manse sampai saat ini.''
''Kemarin saya ada melihat kartu undangan orang tua. Pertunjukkannya Minggu depan, apa itu benar Bu.?''
''Benar nyonya acaranya Minggu depan. Ini adalah pertunjukkan anak-anak. Saya sudah meminta Manse untuk ikut latihan setiap hari nya tapi dia selalu menolak.''
''Seperti yang terlihat nyonya, dia akan selalu menyendiri tanpa teman-temannya.''
''Dia bilang tidak akan ikut menari karena tidak akan ada yang datang melihat nya.''
Elena mendengar penjelasan Bu guru dengan seksama.
''Saya sudah meminta Manse untuk ikut bergabung kembali Bu. Saya sudah janji padanya akan datang bersama ayahnya dan kakak-kakaknya pada saat pertunjukkan ini.''
''Baik nyonya, beruntung sekali Manse dapat ibu yang baik seperti nyonya.''
Elena tersenyum.
''Tidak Bu, saya hanya mencoba melakukan yang terbaik untuk Manse. Umurnya masih sangat kecil butuh perhatian penuh untuk membantu pertumbuhannya.''
''Saya akan pamit menunggu di luar Bu, terima kasih.'' Elena pamit keluar dari ruangan.
Elena menunggu Manse di kursi yang di siapkan untuk orang tua menunggu anaknya. Tidak berapa lama Nancy datang menemui nya.
''Apa maksud kamu dengan memberikan kertas ini. Kamu sengaja ingin membuat aku malu di depan suamiku.?''
''Maaf nyonya tapi aku tidak memberikannya pada siapapun.'' ucap Elena santai.
Tiba-tiba teringat hadiah Manse.
''Apakah ini kertas hadiah katak dari Manse.?''
''Oh ternyata ini.'' Ucapnya sambil tersenyum bahagia membuat nancy semakin kesal.
''Dengar, aku peringatkan kamu jangan coba-coba untuk mengusik tentang masa laluku. Kamu hanyalah wanita yang beruntung bisa menjadi nyonya Shaka.''
''Jika tanpa Shaka kamu tidak ada apa-apa nya denganku.''
''Aku sudah mencoba untuk berbuat baik padamu setelah menikahi Shaka. Jangan sampai kamu mengusik ketenangan rumah tanggaku.''
''Maafkan saya nyonya, saya sudah menyimpannya dengan baik, tapi Manse mengacak-acak barang saya sampai dia melihat kertas ini untuk di jadikan katak. Tapi Manse tidak tau siapa orang di foto itu.''
'' Bagaimana kamu bisa menyimpan hal seperti ini di tempat yang bisa di jangkau anak-anak. Kamu ini polos atau memang tidak tau apa-apa.?''
''Kenapa Shaka yang hebat dalam segala hal bisa menikah denganmu.''
''Ck..''
''Aku sudah mengingatkanmu untuk berhati-hati dengan urusan masa lalu saya. Jangan sampai aku melihat ini lagi, kalau nggak kamu siap-siap menerima balasanku.''
Ucap nancy lalu pergi meninggalkan Elena.
Elena tidak begitu peduli dengan ancaman nancy, karena itu adalah foto terakhir yang dia punya.
Dia juga sudah tidak melakukan pekerjaan itu lagi jadi dia tidak perlu memikirkan hal itu.
Yang menjadi pertanyaan Elena, kemana Hadiah Manse yang menggunakan kertas perjanjian itu.
Elena memutar otaknya untuk memikirkan kemungkinan dimana surat itu berada.
''Mungkinkah surat itu ada sama pak Mul? gimana kalau pak Mul pada saat itu masuk ke kamar, lalu melihat kertas itu.''
''Ah kalau pak Mul yang menemukan tidak mungkin. Pak Mul pasti langsung memberikannya pada Shaka . Ya ampunn Manse kamu mengambilnya atau tidak sih.''
''Aku harus mencarinya, kalau sampai ke tangan orang lain tamatlah riwayatku.''
Elena bergumam sendiri.
Sambil menunggu Manse selesai, Elena memutuskan untuk berjalan-jalan di lingkungan sekolah.
Sekolah ini salah satu sekolah terbaik di kota ini, semua tingkat sekolah ada makanya sekolah ini bisa begitu luas.
Melihat di sekeliling ada beberapa siswa lalu-lalang, di ujung jalan Elena melihat Evan yang sedang berjalan menuju sebuah ruangan.
Elena mengikuti Evan sampai dia melihat Evan sedang latihan bernyanyi.
Evan sangat pandai dalam bernyanyi, Elena bisa merasakan betapa dia sangat menyukai musik . Dia bahkan rela melakukannya diam-diam di belakang ayahnya.
Selesai Evan menyanyikan satu lagu, dia nggak sengaja melihat Elena. Dia pun langsung mendatangi Elena.
''Kaka apa yang Kaka lakukan di sini.?'' Evan langsung takut kalau Elena akan mengadu pada ayahnya.
''Evan kamu hebat, aku sampai hampir menangis melihat kamu bernyanyi.''
Pujian Elena membuat Evan semakin sedih, mengingat ayahnya tidak mengijinkan dia bernyanyi.
''Kak, jangan beritahu ayah.Ayah tidak mengijinkan Evan bernyanyi.''
''Sejak ibu pergi, piano di rumah tidak bisa di pakai lagi sampai Evan di larang untuk bernyanyi.''
Elena langsung memeluk Evan.
''Evan kamu boleh kok bernyanyi, nanti aku akan mencoba berbicara dengan ayah. Ayah pasti akan mengijinkan mu, hanya saja ayah butuh waktu.''
''Kamu belajar yang giat biar ayah bangga dan mau memberimu ijin bernyanyi.''
Ucapan Elena yang lembut menenangkan hati Evan.
...***...
Shaka yang baru selesai rapat tiba-tiba teringat dengan Elena. Dia ingat bahwa dia sudah mengingatkan Elena jika ingin pergi selain jemput anak-anak harus melalui ijinnya.
Elena tidak ada menelponnya sama sekali. Dia curiga kalau Elena pergi tanpa sepengetahuan nya.
Dia hendak menghubungi Elena, tiba-tiba dia sadar jika dia nggak harus melakukan itu. Nanti kalau mau keluar dia pasti akan menelpon.
Kalau aku menghubunginya dia akan merasa aku merindukankannya.
Shaka berperang dengan mulut dan hatinya yang tidak sejalan.
Dia hanya melihat ponsel yang ada di depan nya. Seolah-olah sedang menunggu panggilan dari seseorang.
...****************...
HALO SEMUANYA..
TERIMA KASIH ATAS DUKUNGAN KALIAN SAMPAI SEJAUH INI. JANGAN BERHENTI SETENGAH JALAN YA TETAP IKUTI KISAH SHAKA DAN ELENA SAMPAI DI TITIK AKHIR RUMAH TANGGA YANG MEREKA BANGUN.
🤝💪