NovelToon NovelToon
BISMILLAH CINTA

BISMILLAH CINTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:57.4k
Nilai: 5
Nama Author: poppy susan

Berkali-kali dikhianati membuat Marwah mengalami trauma, dia tidak mau menjalin hubungan dengan pria mana pun juga. Hingga akhirnya dia bertemu dengan seorang pengusaha berkedok ustaz yang sedang mencari orang untuk mengurus ibunya.

Nahyan ternyata tidak jauh berbeda dengan Marwah. Keduanya tidak beruntung dalam hal percintaan.

Akankah Allah menjodohkan mereka berdua dan saling mengobati luka satu sama lain?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 25 Kembalinya Marwah

Isah mengetuk pintu kamar Nahyan. Nahyan kaget dan langsung terbangun mendengar suara ketukan dari luar. "Astaghfirullah, aku ketiduran," gumam Nahyan.

"Mas, Mas Ustaz!" panggil Isah.

Nahyan bangkit dari duduknya dan segera membuka pintu. "Ada apa, Bi?" tanya Nahyan dengan suaranya serak khas bangun tidur.

"Itu, di bawah ada Neng Marwah dengan kedua orang tuanya," sahut Bi Isah.

"Hah, serius Bi?" tanya Nahyan kaget.

"Iya, Mas."

"Suruh tunggu sebentar, aku mau cuci muka dulu," ucap Nahyan.

"Baik, Mas."

Nahyan pun cepat-cepat masuk ke dalam kamar mandi untuk cuci muka. Setelah itu dia merapikan penampilannya di depan cermin, entah kenapa dia melakukan itu padahal sebelumnya dia tidak pernah bersikap genit sampai memikirkan penampilan. "Masya Allah, tampan sekali," batin Nahyan dengan senyumannya.

Hingga sedetik kemudian. "Astaghfirullah, kok aku ngomong gitu? Astaghfirullah, Astaghfirullah, Astaghfirullah," ucap Nahyan dengan beberapa kali mengusap wajahnya.

Dia pun dengan cepat keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga untuk menemui Marwah. Sebenarnya jantung Nahyan berdebar sangat kencang tapi dia berusaha tenang dan bersikap santai seolah-olah dia baik-baik saja. Sesampainya di bawah, Marwah dan kedua orang tuanya langsung berdiri menyambut kedatangan Nahyan.

"Assalamualaikum, Ustaz," ucap Pak Dadang.

"Waalaikumsalam, Pak. Silakan duduk," sahut Nahyan.

Semuanya kembali duduk, Marwah tampak menunduk. "Ustaz, maafkan kami yang sudah menyusahkan Ustaz. Kami sudah memutuskan untuk pindah ke Jakarta, karena bagaimana pun Marwah harus tetap bekerja di sini untuk membayar hutang-hutang kami kepada Ustaz," ucap Pak Dadang.

Nahyan tampak menahan senyumannya dan berusaha tetap tenang. "Pak, kalian tidak punya hutang apa-apa sama saya, jadi kalian tidak usah merasa tidak enak seperti itu," sahut Nahyan.

"Tidak, sampai kapan pun kami banyak hutang kepada Ustaz maka dari itu saya mohon jangan pecat Marwah dari sini," sambung Bu Ani.

"Ustaz, maaf aku sudah tidak bekerja selama satu minggu tapi aku janji akan mulai bekerja lagi di sini," tumpal Marwah sembari menunduk.

Lagi-lagi Nahyan harus menahan senyumnya, dalam hatinya dia sangat bahagia bahkan kalau perlu dia ingin sekali loncat-loncat saking bahagianya. "Tidak apa-apa, kamu boleh kok bekerja lagi di sini," sahut Nahyan.

"Serius, Ustaz? aku masih di terima bekerja di sini?" tanya Marwah bahagia.

Nahyan mengangguk. "Terima kasih, Ustaz," sahut Marwah.

"Oh iya, kalian tinggal dimana?" tanya Nahyan.

"Kami ngontrak, Ustaz," sahut Pak Dadang.

"Hah, ngontrak? di mana?" Nahyan terlihat kaget.

"Tidak jauh kok dari rumah Ustaz," sahut Ibu Ani.

"Kami sengaja memilih kontrakan yang tidak jauh dari rumah Ustaz supaya Marwah bisa pulang pergi dekat, soalnya Namira untuk saat ini tidak bisa jauh dari Marwah," tumpal Pak Dadang.

Nahyan mulai berpikir. "Di belakang ada paviliun dan itu kosong, kenapa kalian tidak tinggal di sini saja biar tidak bolak-balik," tawar Nahyan.

Ketiganya saling pandang satu sama lain. "Jangan Ustaz, kamu sudah terlalu banyak menyusahkan Ustaz dan jangan sampai sekarang kita lebih menyusahkan lagi. Rasanya tidak tahu malu banget, jika kami harus tinggal di sini," tolak Marwah.

"Kenapa tidak tahu malu? aku tidak bicara seperti itu. Sudahlah, lebih baik kalian tinggal di paviliun saja, lebih hemat karena aku tidak akan minta bayaran," canda Nahyan.

"Tidak Ustaz, kita tidak mau merepotkan Ustaz. Lagi pula saya dan istri mau cari kerja juga tapi yang bisa bawa anak," sahut Ibu Ani.

"Kalau Ibu dan Bapak merasa tidak enak, Ibu bisa bantu Bi Isah di sini, begitu juga dengan Bapak. Jadi semuanya lebih efektif, bahkan Marwah pun bisa main sama Namira," ucap Nahyan.

"Kalau Bapak terserah Marwah saja, Bapak tidak bisa memutuskannya," sahut Pak Dadang.

"Bagaimana, Marwah?" tanya Nahyan sembari menatap Marwah.

Marwah langsung gugup dan meremas kedua tangannya. "Kalau aku terserah Ustaz saja," sahut Marwah.

"Ok, kalau begitu kalian tinggal di paviliun belakang saja. Sayang gak dipakai, kalau ada yang menempati 'kan enak ada yang bersihin juga," ucap Nahyan.

"Sekali lagi terima kasih ya, Ustaz. Anda begitu sangat baik," ucap Pak Dadang.

"Sama-sama, Pak," sahut Nahyan dengan senyumannya.

Akhirnya mereka pun dibawa ke paviliun oleh Isah. Sedangkan Marwah memilih langsung menemui Halimah ke kamarnya. Marwah mengetuk pintu dan perlahan membukanya.

"Assalamualaikum."

Halimah yang sedang duduk melamun itu langsung menoleh. Ia sangat kaget dengan kedatangan Marwah yang tidak diduga-duga. Marwah tersenyum dan berjongkok di samping kursi roda.

"Apa kabar Bu, bagaimana Ibu sehat?" tanya Marwah lembut.

"Kirain kamu kabur," ketus Mama Halimah.

Marwah tersenyum. "Tidak dong Bu, masa kabur. Oh iya, aku rindu sekali sama Ibu," ucap Marwah dengan sengirannya.

Halimah mendelikan matanya ke arah Marwah membuat Marwah terkekeh. "Jangan menjilat," sahut Mama Halimah dingin.

"Demi Allah Bu, aku tidak menjilat. Aku benar-benar rindu sama Ibu," ucap Marwah dengan senyumannya.

Halimah kembali menatap Marwah, tapi Halimah dengan cepat memalingkan wajahnya. Halimah tersenyum samar, sebenarnya dalam hatinya dia juga merindukan gadis cantik itu. Untuk pertama kalinya, Halimah mempunyai perasaan seperti itu.

Tanpa diminta, Marwah pun langsung bercerita kehidupan dia di kampung. Halimah sebenarnya tidak tertarik dengan cerita Marwah tapi entah kenapa dia justru suka melihat Marwah bercerita seperti itu. Sedangkan Nahyan tampak mengintip dari balik pintu dengan senyuman penuh kebahagiaan.

"Alhamdulillah, akhirnya Marwah kembali lagi ke rumah ini. Semoga Mama cepat sembuh dan lebih semangat lagi untuk terapi," batin Nahyan.

***

Keesokan harinya....

Nahyan sudah berangkat ke kantor pagi-pagi sekali, bahkan Marwah saja tidak tahu keberangkatan Nahyan. Marwah mulai membawa Halimah jalan-jalan ke taman untuk berjemur. "Bu, habis berjemur kita siap-siap ke rumah sakit ya," ucap Marwah.

Seperti biasa, tidak ada jawaban sama sekali tapi Marwah bisa menyimpulkan jika Halimah tidak menolaknya. "Ummaaaaaa...... "

Suara cempreng anak kecil terdengar, dan berlari memeluk Marwah. Halimah mengerutkan keningnya, dia tidak tahu siapa anak kecil itu. "Siapa, anak kecil ini?" tanya Mama Halimah.

"Ah iya, maaf Bu, Marwah belum cerita. Ini anak dari almarhum adik Marwah, kemarin tadinya Marwah dan kedua orang tua Marwah mau ngontrak tapi Ustaz memerintahkan untuk tinggal di paviliun saja dan akhirnya kami pun tinggal di paviliun belakang. Maaf, karena kami sudah lancang menyetujui permintaan Ustaz," jelas Marwah menunduk.

"Jangan menunduk seperti itu, nanti dikiranya saya memarahi kamu," ucap Mama Halimah dingin.

"Ibu tidak marah 'kan jika keluarga Marwah tinggal di paviliun?" tanya Marwah ragu-ragu.

"Diam, saya pusing mendengar kamu bicara terus," ketus Mama Halimah.

Seketika Marwah tersenyum, dia tidak marah kepada Halimah bahkan ucapan Halimah yang ketus itu dia anggap sebagai candaan belaka.

"Terima kasih ya, Bu," ucap Marwah.

1
Rahma Inayah
perbaiki dl.agamamu edzar br km lamr ank org bgaumaan pun km akan menjdi imam dlm rumh tanggamu nnt
Rahma Inayah
bikqis termkn omonganmya sendri
KC~
nanti di tes ngaji dulu sama bacaan sholat sama Babah Nahyan 😅😅😅
KC~
dih sat set juga ya,,,, kalo keterima maharnya jangan kasbon juga ya 😂😂
KC~
mana ada belum juga nikah udah mikir kasbon buat nafkahnya 🤣🤣🤣
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
ya ampun didikan Marwah sama Nahyan itu ..Namira bisa menerima ayah nya dengan baik ..untung aja calon mertua nya pun baik
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
ya elah baru aja Dateng dah maen peluk sembarangan aja ....kira2 Namira mau gak anggap Iwan sebagai bapak nya
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
duh ada2 aja si edzar ngode banget deh ke bilqis pake nanya begitu
KC~
gak apa2 Bilqis biarpun edzar belum pinter agama kan nanti bisa belajar bareng
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
terang2an banget si edzar bilang nya 🤣
KC~
cieee ada yg udah terbayang bayang nih 😍😍😍
KC~
sumpah ngakak kelakuannya si edzar 🤣🤣🤣🤣
**✿𝕾𝖆𝖒𝖘𝖎✿**
apa sudah ada bunga" lebay yg bertebaran mas Nahyan melihat Marwah terlihat bersinar anggunly dengan cadarnya 🤭
Cindy
lanjut kak
darsih
semangata edzar restu orang Tua pasti bikqis terima ajakan menikah nya edzar
ᄂ⃟ᙚ🌻͜͡ᴀs🍁ᑲіᥣᥲ❣️💋🅚🅙🅢👻
Jangan cari yang sempurna, karena kesempurnaan itu hanya ilusi.Tidak ada manusia atau keadaan yang benar-benar sempurna. Sebaliknya, fokuslah pada apa yang membuatmu bahagia, yang bisa saling melengkapi, dan yang menerima kekurangan satu sama lain. Terkadang keindahan justru terletak pada ketidaksempurnaan itu sendiri.
ꪶꫝNOVI HI
pengangguran kok mau melamar anak orang, jabatan masih mahasiswa abadi 😩😩😩
𝙿𝙾𝙿𝙿𝚈 𝚂𝚄𝚂𝙰𝙽: Kerjaan kaya ngutang aja, minta kasbon dulu dibayarnya nanti kalau sudah wisuda😭😭
total 1 replies
ᄂ⃟ᙚ🌻͜͡ᴀs🍁ᑲіᥣᥲ❣️💋🅚🅙🅢👻
kode untuk mu Edzar 💪🏽💪🏽💪🏽
ᄂ⃟ᙚ🌻͜͡ᴀs🍁ᑲіᥣᥲ❣️💋🅚🅙🅢👻
ciyeeee ciyeeee ciyeeee anak Daddy lagi kena virus kebucinan ini
ᄂ⃟ᙚ🌻͜͡ᴀs🍁ᑲіᥣᥲ❣️💋🅚🅙🅢👻
emangnya kamu lagi keridit Edzar, masak cintamu kamu cicil begitu 🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!