Menjadi simpanan? Tak pernah ada dalam daftar hidup seorang Amelia Putri, gadis desa yang mengadu nasib di kota besar, takdir membawa nya bekerja di sebuah perusahaan terbesar di kota itu sebagai office girl.
Nasib membawa nya pada seorang pria dingin dan arrogan pemilik perusahaan dan tertarik menjadikan nya simpanan.
Bagaimana kisah mereka? Akankah status sebagai simpanan akan berubah karena cinta? Yuk baca disini☺️
Note: karya real hanya ada di aplikasi Noveltoon/Mangatoon, selebihnya itu fake atau plagiat.
salam dari author, happy reading😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekasih?
Pagi harinya, seperti yang sudah di prediksi mobil yang membawa Amelia dan Smith sampai di jalanan perkampungan yang di penuhi batu kerikil hingga membuat tubuh Smith terguncang, pria itu marah-marah gak jelas karena jalan nya rusak.
"Jangan marah-marah tuan, dulu rusak nya lebih dari ini."
"Terus kamu kalo mau bepergian gimana?" Tanya Smith, dia kembali mendekap tubuh Gadis cantik itu.
"Jalan kaki sampai di pertigaan jalan raya tadi, Tuan."
"Sejauh itu? Apa kaki mu tak patah, itu jauh sekali." Ucap Smith tak percaya.
"Kalau kaki saya patah hanya karena berjalan cukup jauh, pasti sekarang saya takkan bisa bekerja, kalau pun kaki saya patah pasti kita takkan bertemu."
"Ya, pertemuan kita adalah takdir Mel." Ucap Smith, dia mengecup singkat bibir mungil Amelia.
"Saya belum mandi, belum gosok gigi."
"Gapapa, menurut saya kamu selalu wangi." Amelia tersenyum malu saat mendengar gombalan pria itu.
...
Mobil berhenti di depan sebuah rumah kecil, beruntung rumah nya memiliki halaman yang cukup luas.
Para tetangga mengerubungi mobil mewah milik Smith, maklum lah bagaimana rempong nya orang kampung saat melihat mobil mewah nan kinclong, mereka pasti berfikir siapa yang pulang membawa mobil semewah ini.
Tak terkecuali Ibu Rara, ibu nya Amelia yang keluar setelah mendengar ada suara gaduh di luar rumah nya.
"Saya turun dulu, nanti tuan menyusul." Amelia akan menggeser pintu mobil nya, saat tangan besar Smith meraih tubuh mungil nya ke dalam dekapan nya, menciumi bibir nya dengan rakus. Dia sadar takkan bisa melakukan hal ini disini, bisa bahaya untuk Amelia.
"Kenapa?"
"Tidak sayang, cepatlah. Aku juga ingin bertemu calon mertua."
"Calon mertua?" Tanya Amelia heran. Mendengar pertanyaan Amelia, Smith gelagapan dan terlihat salah tingkah.
"Cepat lah keluar sayang." Amelia menganggukan kepala nya dan menggeser pintu, dia turun dari mobil dengan anggun.
Dia berjalan pelan mendekati sang ibu yang mematung saat melihat penampilan anak nya yang berubah 180%.
Tak ada lagi Amelia yang kucel, kini gadis itu nampak lebih terawat. Iya lah, simpanan CEO besar malu kalo tetep kucel.
"Mama.." Amelia menghambur memeluk ibu nya, air mata nya tumpah begitu saja. Begitu pun ibu Rara, dia tak kuasa menahan air mata nya. Dia bangga anak nya bisa berubah, kini dia nampak seperti gadis kota yang cantik.
"A-amel, ini kamu nak? Mama hampir tak mengenali dirimu."
"Ini Amel ma, Amel anak kesayangan ibu." Amelia kembali menangis tersedu-sedu sambil memeluk tubuh renta ibu nya.
"Putri kecil ibu sudah besar.." Hanya itu yang terucap dari bibir keriput ibu Amelia.
Tak tahan melihat adegan yang membuat hati nya teriris, Smith memutuskan keluar. Tapi tak di sangka, keluar nya dia dari mobil menimbulkan kegaduhan, orang-orang berteriak histeris saat melihat wajah tampan pria yang datang bersama Amelia.
"Siapa itu nak?" Tanya Ibu Rara.
"I-itu..."
"Siapa? Tak mungkin dia kekasih mu kan?" Tanya Ibu Rara lagi dengan raut wajah tak percaya nya.
"Dia atasan ak..."
"Perkenalkan nama saya Smith Alexander, saya kekasih nya Amel bu." Ucap Smith memperkenalkan dirinya sendiri, Amelia tersedak ludah nya sendiri saat mendengar Smith menyebut dirinya sebagai kekasih nya.
Ibu Rara mematung, dia memandangi wajah tampan sempurna pria yang mengaku kekasih putri nya.
Sekilas pandang saja dia tau kalau pria itu bukan pria sembarangan, aura mendominasi nya begitu kentara bahkan hanya dari tatapan mata nya.
"Saya Rara, ibu nya Amel. Mari masuk nak, disini beginilah kehidupan Amel,"
"Tak apa bu, saya memaklumi." Jawab Smith dengan senyum ramah.
Ibu Rara masuk di ikuti Smith dan Amelia, Smith meraih jemari Amel dan menggenggam nya erat.
Amelia dapat merasakan tangan pria itu berkeringat, mungkin gugup. Tapi apakah benar pria dingin seperti lelaki ini bisa gugup juga ya?
"Duduk nak.."
Smith terlihat ragu untuk duduk di kursi panjang yang terbuat dari bambu yang nampak sudah lapuk termakan usia.
Mengetahui ekspresi pria tampan itu, Ibu Rara mengambil karpet dan menggelar nya di lantai.
"Maaf ya nak Smith, disini keadaan nya seperti ini. Kami hanya orang tak mampu."
"Tak apa bu," Smith menyunggingkan senyuman manis nya, senyuman manis yang bahkan Amelia belum pernah melihat pria itu tersenyum semanis itu.
Ibu Rara membawakan dua gelas teh hangat, dan menyuguhkan beberapa kue tradisional di nampan dan meletakan nya di hadapan Smith.
"Yang, kue apa ini?" Tanya Smith menunjuk kue yang di bungkus daun pisang.
"Aku gak tau apa nama nya, tapi ini enak dibuat nya dari tepung ketan." Amelia mengambil kue itu dan membuka nya, dia menyuapi Smith dengan kue itu.
"Manis nya masih kalah sama kamu."
"Tuan jadi pinter gombal ya sekarang." Ledek Amelia, dia menyuapkan kue putu ke dalam mulut nya.
"Itu kue apa? Kok warna nya ijo."
"Putu ayu, ini yang putih nya kelapa parut. Mau nyobain juga?" Smith menganggukan kepala nya dan membuka mulut nya.
"Enak kan?" Smith masih mengunyah kue nya dengan penuh perasaan.
"Enak, tapi karena aku gak suka telur jadi rasa nya kayak amis-amis gitu."
"Saya baru tau tuan tidak suka telur."
"Kamu hanya fokus melayani nafsuu saya, jadi tak perlu tau makanan apa yang tidak saya sukai." Bisik Smith, membuat wajah Amelia memerah seperti kepiting rebus.
Tak lama, Ibu Rara datang dengan membopong tubuh kurus seorang pria tua.
Amelia bangkit dan membantu ibu nya membopong tubuh lemah pria itu.
"Bapak.." Lagi-lagi air mata Amelia menetes tanpa bisa di cegah, dia memeluk tubuh kurus bapak nya dengan sayang.
"Kamu banyak berubah nak, bapak harap sikap sederhana kamu gak berubah ya.." Bapak mengusap puncak kepala putri nya yang tengah menangis di pelukan nya.
"Amel gak bakal berubah pak, Amel janji. Bapak harus sehat, bapak harus liat aku sukses nanti. Kita beli omongan orang-orang yang sudah merendahkan kita dulu." Ucap Amelia, dia mengecup singkat pipi keriput bapak nya.
"Jangan menangis sayang, bapak baik-baik saja. Uang yang kamu kasih lebih dari cukup buat biaya berobat bapak, darimana kamu punya uang sebanyak itu nak?" Tanya bapak dengan wajah sendu nya.
"Amel minjam sama Tuan Smith."
"Bagaimana kamu mengembalikan uang sebanyak itu nak?"
"Tak perlu di ganti pak, saya ikhlas memberi uang itu untuk Amelia." Jawab Smith, sedari tadi dia hanya diam menyimak obrolan anak dan ayah itu.
"Siapa itu nak? Tampan sekali, mata bapak yang rabun mendadak bisa melihat jelas."
"Tuan Smith pak, Atasan Amel di kantor."
"Sekaligus kekasih Amelia pak." Smith nimbrung.
"Wah, anak bapak udah bisa milih pria tampan ya." Ledek Bapak nya Amelia, pria tua itu memiliki selera humor yang cukup tinggi.
"Bapak mah gitu." Rengek Amelia manja.
"Ih gak malu sama pacar ya manja gitu sama bapak?"
"Bapak ihh jangan ledekin Amel terus dong.." Amelia mengerucutkan bibir nya lucu, kalau saja dia sedang berduaan dengan Smith pasti bibir itu habis di lahap.
"Maafin Amel ya nak Smith, Amelia memang manja kalau sama bapak. Maklum lah anak satu-satunya."
"Saya mengerti pak, Amel juga manja pada saya." Wajah Amelia merona mendengar pernyataan pria itu, kapan dia manja pada Smith? Ada juga terbalik, pria itu yang selalu manja pada nya.
"Jangan terlalu di manjakan ya nak Smith, nanti ngelunjak."
"Gapapa pak, selama saya mampu asalkan bukan perselingkuhan, saya tidak mempermasalahkan sikap manja itu."
....
🌻🌻🌻
langsung akrab ya Smith?😁 ciee ketemu calon mertua😂