NovelToon NovelToon
Kumpulan Kisah Misteri

Kumpulan Kisah Misteri

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Spiritual / Rumahhantu / Horror Thriller-Horror / Matabatin / Roh Supernatural
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: iqbal nasution

Kumpulan kisah misteri menceritakan tentang cerita legenda misteri dan horor yang terjadi di seluruh negeri berdasarkan cerita rakyat. Dalam kisah ini akan di ceritakan kejadian-kejadian mistis yang pernah terjadi di berbagai wilayah yang konon mwnjadi legenda di seluruh negeri bahkan banyak yang meyakini kisah ini benar-benar terjadi dan sebagian kisah masih menyimpan kutukan sampai sekarang, Di rangkai dalam kisah yang menyeramkan membuat para pembaca seperti merasakan petualangan horor yang menegangkan,

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iqbal nasution, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4f. Misteri Noni Belanda

Malam itu, ketika suara tangisan Cornelia makin dekat, Teungku Syaiful mengumpulkan para penduduk desa. Dengan wajah penuh keteguhan, ia memimpin doa, membacakan ayat-ayat suci, dan menyalakan lampu untuk menguatkan suasana.

Suara doa bergema, bersahut-sahutan dengan jeritan arwah Cornelia yang semakin marah. Dari balik kabut, sosoknya muncul: gaun putih sobek, tubuh penuh darah, rambut pirang menutupi wajah pucatnya. Matanya menatap tajam ke arah Wendy dan Nita.

“Serahkan mereka padaku…! Mereka pendatang! Mereka harus ikut denganku!”

Suara itu mengguncang seluruh rumah, membuat beberapa penduduk hampir pingsan. Tapi Teungku Syaiful berdiri di depan Wendy dan Nita, suaranya lantang:

“Wahai roh yang tersesat! Kau mati dengan dendam, tapi kau tak berhak menagih nyawa orang-orang tak bersalah! Pergilah! Jangan lagi kau ganggu anak-cucu manusia di tanah ini!”

Malam itu, arwah Cornelia benar-benar menampakkan diri. Sosok bergaun putih, wajah pucat berlumur darah, memanggil nama Wendy dan Nita. Dengan jeritan melengking, ia menuntut korban baru.

Arwah Cornelia menjerit, tubuhnya bergetar, wajahnya berubah-ubah antara cantik dan menyeramkan. Namun doa semakin keras, suara orang-orang desa semakin kokoh, hingga cahaya terang seperti api putih menyelimuti ruangan.

Cornelia meronta, suaranya melengking:

“Aku tidak akan pernah tenang… aku… akan… kembali…”

Dalam ketegangan mencekam, doa yang dipimpin langsung oleh Teungku Syaiful bersama penduduk desa menjadi satu-satunya benteng terakhir. Pertarungan batin antara doa dan dendam berlangsung hingga Cornelia akhirnya terusir, meninggalkan janji mengerikan: “Aku akan kembali…”

Tubuhnya terbakar kabut, lalu lenyap ditelan kegelapan. Malam itu hutan kembali sunyi, hanya menyisakan bau anyir darah yang samar.

*****

Keesokan paginya, kabut perlahan menghilang. Bersama warga, Wendy dan Nita mengikuti pencarian terakhir. Di tepi hutan, dekat sungai kecil, mereka menemukan tiga tubuh terbujur kaku: Irwan, Cindy, dan Albert.

Wajah mereka pucat, mata terbuka, seolah masih diliputi ketakutan terakhir sebelum maut menjemput.

Wendy dan Nita tak kuasa menahan tangis.

Dengan penuh hormat, penduduk desa membantu proses evakuasi ke tiga mayat itu.. Teungku Syaiful menutup doa, berharap arwah mereka beristirahat damai—tidak seperti Cornelia yang selamanya gelisah.

*****

Beberapa hari kemudian, Wendy dan Nita pulang ke Medan. Mereka tak lagi sama seperti sebelumnya. Tatapan mata mereka kosong, sering terbangun di tengah malam karena mimpi buruk.

Di dalam hati mereka, trauma itu tak pernah hilang: jeritan Cornelia, wajah pucat teman-teman mereka, dan suara lirih yang terus terngiang di telinga:

“Aku… akan… kembali…”

Meski sudah jauh dari hutan Aceh Besar, Wendy dan Nita tahu… legenda Noni Belanda tidak akan pernah mati.

Ia hanya menunggu waktu… untuk bangkit lagi.

*****

EPILOG

Di hutan sunyi, kabut merayap,

jejak darah terpatri, dendam tak lenyap.

Cornelia menangis, matanya basah,

cinta terenggut, hidup pun musnah.

Badri dan Syafri telah dibalas,

namun jiwa Cornelia tetaplah ganas.

Tangisan malam, bisikan ngeri,

menyeret korban dari generasi ke generasi.

Doa menyingkirkan bayang putihnya,

namun tidak membunuh amarah jiwa.

Wendy dan Nita kembali dengan nyawa,

tapi mimpi buruk mengikuti selamanya.

Dan hutan itu berbisik pelan:

“Aku tak akan pergi, aku hanya menunggu…”

Hutan itu kembali sunyi, namun keheningannya bukanlah damai, melainkan bisikan dendam yang tak pernah padam. Cornelia mungkin telah diusir, namun arwah yang mati dengan luka, pengkhianatan, dan kehinaan tidak pernah benar-benar pergi. Ia hanya berdiam dalam kabut, menunggu langkah-langkah asing yang berani menantang batas. Wendy dan Nita kembali ke kota asalnya dengan tubuh selamat, tapi jiwa mereka terikat pada bayangan masa lalu. Setiap hembusan angin malam, setiap denting hujan di jendela, selalu menghadirkan kembali suara lirih yang sama—suara seorang wanita yang terperangkap di antara dunia dan kematian.

 “Aku… belum selesai…”

Dan di sanalah, legenda Noni Belanda akan terus hidup, menjelma mimpi buruk yang diwariskan dari generasi ke generasi.

                 **********************TAMAT**********************

Akhir kata Penulis menghatur beribu terima kasih kepada para pembaca cerita legenda "Misteri Noni Belanda" 

Dalam bab selanjutnya sebuah kisah legenda fenomena dari sebuah Desa di Kabupaten Pidie Nanggroe Aceh Darussalam, Sebuah Legenda dari cerita rakyat Aceh, akan di rangkai dalam cerita misteri yang membuat suasana lebih mendalam dalam judul:

    "KUBU ANEUK MANYAK"

KUBU Aneuk Manyak dalam istilah bahasa indonesia di artikan sebagai kuburan anak-anak, konon disana bersemayam dua mayat laki-laki, satu orang dewasa dan satunya lagi anak-anak yang masih berumur 4 tahun. Kedua orang tersebut adalah korban pembunuhan dengan tujuan perampokan, sesuai sumber informasi yang diperoleh dari kalangan masyarakat sekitar.

Kejadian itu berlangsung tahun 1935. Mulanya di daerah ini sejak zaman penjajahan Belanda, sekitar tahun 1925, telah dibangun jalan setapak yang menghubungkan Kecamatan Geumpang, Kabupaten Pidie, yang berjarak sekitar 32 kilometer, dengan Kecamatan Sungai Mas, Kabupaten Aceh Barat. Sejak dahulu, jalan ini sudah ramai digunakan oleh pejalan kaki, baik oleh serdadu Belanda di saat berpatroli maupun oleh pejuang Aceh yang bergerilya mencari informasi antara Pidie dan Meulaboh.

Jalur di kaki Gunung Geurutee ini juga berfungsi sebagai sarana perekonomian yang paling menonjol dengan berbagai aktivitas perdagangan ternak kerbau yang diangkut dari pedalaman Meulaboh. Biasanya, ternak-ternak itu dijual di Pidie. Saat itulah terjadi pembaharuan antara masyarakat Pantai Selatan dengan Pesisir Timur Aceh. Banyak masyarakat yang menjalin ikatan rumah tangga di antara kedua daerah tersebut dengan melahirkan keturunan.

Inilah kisah singkat seorang Laki-laki yang bernama Tengku Murhaban, asal Meulaboh - melakukan perjalanan panjang ketika menyusuri pendakian di kaki gunung itu. Sekitar tahun 1930, beliau menikahi seorang dara bernama Maisarah, asal Geumpang Keumala, Pidie. Dari hasil perkawinan itu, mereka dikaruniai seorang bayi laki-laki yang menurut kisah sangat tampan.

Ketika si kecli masih berusia 4 tahun, Ibunya, Maisarah, meninggal dunia. Sejak itu, si kecil hanya memiliki satu-satunya pelipur lara dan pengobat duka, yakni ayahanda tercinta, Murhaban.

Beberapa bulan lamanya, hingga pertengahan 1935, Tengku Murhaban memutuskan untuk pulang kembali ke kampung halamannnya di Meulaboh. Seusai meminta pamit dari mertuanya, dengan menjual seluruh harta benda melimpah ruah, dia sudah siap menjadi seorang pengusaha kaya raya yang hidup di zaman itu. Semua kekayaan yang dimilikinya termasuk segudang kepingan uang emas, serta sejumlah harta benda yang bernilai tinggi dibawa pulang ke tanah kelahirannya, di Meulaboh.

Kabar kepulangan tersebut diberitahukan kepada seluruh kerabatnya. Salah seorang temannya secara sengaja mendatangi beliau untuk menanyakan kapan persisnya kepulangan tersebut. Tanpa menaruh rasa curiga, Murhaban pun membeberkan tanggal dan hari tepat dirinya ke Meulaboh.

Senja berganti, ayah dan anak piatu yang ditemani seorang sahabat karibnya itu melenggang pulang ke tanah kelahiran ayahnya. Dengan tertatih menyusuri jalanan yang terjal, bebatuan, hingga semak belukar yang menjadi dinding langkahnya, tibalah ketiga si pengembara di Gampong Bangkeh. Tepatnya di rumah geuchik ( kepala desa setempat ).

Dengan penuh rasa hormat, Murhaban memohon untuk bermalam di rumah orang yang paling disegani oleh masyarakat itu. Keesokan harinya, mereka bertiga kembali pamit untuk melanjutkan perjalanan semula, dengan menenteng ìbu kulahî (nasi bungkus pakai daun pisang).

Namun, entah bagaimana kelanjutannya, sahabat yang setia menemani itu sekitar dua hari berselang, tiba-tiba bergegas kembali pulang ke Kampung Bangkeh. Mereka sempat berbincang dengan warga setempat.

Kepada warga kampung, sang sahabat tadi mengaku tak dapat melanjutkan perjalanan menemani Murhaban, karena terserang demam tinggi. Dia mengatakan khawatir penyakit yang dideritanya akan bertambah parah hingga diputuskan hari itu juga meninggalkan Gampong Bangkeh. Selanjutnya, dia meyebutkan perlu berobat ke Pidie.

Keesokan harinya, kawasan Geumpang yang dilalui Murhaban dan anaknya didatangi segerombolan serdadu Belanda. Setiba di Gampong Bangkeh, mereka menanyakan kepada Geuchik setempat, apakah dalam beberapa hari terakhir ini ada masyarakat yang melintas di jalan tersebut. Pasalnya, serdadu Belanda itu menemukan dua mayat terbujur kaku, tergeletak di kawasan Neungoh Ukheue Kayee (Pendakian Akar Kayu), yang merupakan korban penganiayaan. Tubuh kedua mayat tersebut tercabik-cabik dengan kondisi mengenaskan.

Atas perintah Ulee Balang, Geuchik Gampong langsung memerintahkan masyarakat Bangkeh mengecek kebenaran berita tersebut. Setelah didalami dan ditelusuri dengan seksama, ternyata dua mayat dimaksud adalah Teungku Murhaban dan anaknya yang berusia 4 tahun. Lehernya digorok, tubuhnya tercabik-cabik terkena sayatan senjata tajam. Keduanya dikebumikan dalam satu lobang, mengingat sudah membusuk dan tragis sekali nasibnya.

Keterangan tersebut dilaporkan pada Ulee Balang untuk selanjutnya dilakukan penyelidikan. Hasil informasi yang digali dan dikumpulkan dari beberapa warga yang melihat terakhir kalinya almarhum, disimpulkan bahwa yang melakukan pembunuhan adalah sahabat Murhaban sendiri.

Di bawah perintah Ulee Balang, kemudian sahabat yang menemani pengusaha kaya raya itu akhirnya ditangkap. Hasil interogasi aparat desa setempat, orang tersebut mengakui telah membunuh Murhaban dan anaknya untuk memperoleh harta benda yang dibawa saudagar itu. Tersangka pun dijatuhi hukuman berdasarkan hukum adat kala itu.

Atas dasar itu, masyarakat setempat meyakini kuburan tersebut merupakan makam keramat, karena yang menjadi korban dalam peristiwa pembunuhan itu adalah seorang bocah yang tak berdosa.

Demikian sejarah singkat tentang asal-usul Kubu Aneuk Manyak yang kini menjadi histori di kawasan Neungoh Ukheue Kayee, Gampong Bangkeh. Sejarah ini ditulis sesuai sumber dari pemangku adat Kecamatan Geumpang, Kabupaten Pidie.

Masyarakat setempat pun akhirnya mengambil sejarah itu untuk dijadikan nama Dusun Kubu Aneuk Manyak, Gampong Tungkop, Kecamatan Sungai Mas, Aceh Barat. Hal ini dilakukan guna mengenang kisah heroik di masa lampau tentang daerah tersebut. Bahkan, di samping makam keuramat dibangun sebuah musalla yang diberi nama Al-Muhajirin, sebagai tempat beribadah bagi para pengguna jalan yang singgah di sana. Kebanyakan mereka yang singgah di sana tatkala libur sekolah, sebab banyak mahasiswa dari Banda Aceh yang pulang ke Meulaboh, Abdya, Aceh Selatan, dan sekitarnya melewati jalan tersebut.

1
Xia Ni Si☀
Pantes jadi arwah gentayangan😗 Dia cuma wanita yang ingin mendapatkan kasih sayang, tapi karena datang sebagai istri penjajah jadi kena imbasnya😔
ginevra
tapi kalau menikah nggak cukup cinta sih .. harus sekufu
Chimpanzini Banananini
serem bangett/Toasted//Toasted/
Hanik Andayani
hayoloh Gibran, ngat nyawa gibran😄
Hanik Andayani
astaghfirullah arwah halimah jadi tidak tenang, aku baca ini aku sempetin siang hari klo mlm bikin takut 😄
Chimpanzini Banananini
woi jamal, yudi, ibnu, yoga dan Fadil
Chimpanzini Banananini
bang jangan bang
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Semakin dilarang, justru akan semakin membuat penasaran🙃
Radi Rafan
permisi numpang lewat
Ani Suryani
Gibran obsesi banget sama Halimah
Hanik Andayani
kapok .nyawa harus di bayar dengan nyawa
Hanik Andayani
wah korban judi , Sayang banget oi duit buat judi , buat ngemall seru🤭
Winer Win
lanjuuuuttttt
dilafnp
memang biasanya cuma korban yang inget traumanya, pelaku mah masih bisa melanjutkan hidup..
Drezzlle
/Sob/ Dedi pun mati juga
Winer Win
tak Aya repes la tor buat melancong ke Sono..cukup baca kisah dari otor ja, senggknya udh tau ceritanya dikit wlpn nggak terjun langsung ke Sono...
Mingyu gf😘
di bilang jangan ikut campur
Chimpanzini Banananini
kemana tuh kira²? 🥲
Wida_Ast Jcy
hantu tikar Thor klu daerah kami namanya
Mingyu gf😘
nah mampus tinggal giliran lu entar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!