Zhiyuan, menantu keluarga Liu yang dulu dicap tak berguna dan hanya membawa aib, pernah dipenjara tiga tahun atas tuduhan yang tidak pernah ia lakukan. Selama itu, dunia menganggapnya sampah yang layak dilupakan. Namun, ketika ia kembali, yang pulang bukanlah pria lemah yang dulu diinjak-injak. Di balik langkahnya yang tenang tersembunyi kekuatan, rahasia, dan tekad yang mampu mengguncang keluarga Liu—dan seluruh kota.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27 Acara pameran Vanguard
Keesokan harinya, alun-alun di depan gedung Vanguard Security dipenuhi keramaian. Gong dan genderang ditabuh, musik menggema, pertunjukan barongsai meriah menghidupkan suasana.
Tuan rumah naik ke panggung, membuka acara dengan suara lantang.
“Selamat datang di pameran seni bela diri Vanguard! Sejak awal berdiri, Vanguard Security terus berkembang selangkah demi selangkah. Terima kasih untuk kalian semua yang sudah datang menyaksikan pertunjukan ini...”
Pidato itu memuji perjalanan panjang Vanguard, hingga tiba-tiba—puluhan orang muncul dari sisi lapangan. Mereka mengenakan jubah Tao putih dengan ikat pinggang hitam, melangkah masuk dengan gerakan teratur.
Aura mereka membuat mata para penonton berbinar. Dari penampilan saja sudah terlihat mengesankan.
Diiringi musik, kelompok itu menampilkan seni bela diri dengan tenaga penuh. Penonton yang menyaksikan dari bawah panggung mendidih semangatnya, darah berdesir, dan tepuk tangan bergemuruh layaknya petir.
Di antara kerumunan penonton, seorang pria kekar bernama Qian menoleh pada pemimpinnya, Liu Tiehshan.
“Ketua, apa kita langsung turun tangan?”
Tinggi badannya hampir dua meter, tubuhnya penuh otot hingga pakaiannya tampak menegang. Ia meludah ke tanah, menghentakkan puntung rokok dengan sepatu botnya, lalu menunggu instruksi.
Liu Tiehshan berdiri di sampingnya, wajahnya dingin menatap Zhiyuan dan Liu Yuxin yang tengah tersenyum di panggung.
“Pergi,” jawabnya singkat.
Sejak Vanguard memenangkan posisi pertama di kompetisi keamanan provinsi, nama mereka terus melambung. Hampir seluruh Shanghai kini berada di bawah bayangan mereka.
Akibatnya, banyak perusahaan meninggalkan kerja sama dengan Eternal Protection milik keluarga Liu dan beralih ke Vanguard Security milik Liu Yuxin.
Kerugian mereka mencapai ratusan juta, bahkan saham keluarga Liu anjlok tajam.
Amarah Liu Tiehshan memuncak. Beberapa guci tanah liat favoritnya sampai pecah dihantam emosi. Namun ia tidak berani sembarangan menyerang Zhiyuan, karena pria itu terlalu misterius untuk ditaklukkan.
Kali ini, ia tahu Vanguard akan mempertontonkan kekuatan mereka. Maka ia datang membawa orang-orangnya, berniat mengacau sekaligus menguji kemampuan Zhiyuan sebelum memusatkan seluruh fokusnya pada pria itu.
Tuan rumah melanjutkan, “Terima kasih banyak atas kehadiran kalian. Sekarang, mari kita sambut kepala instruktur Vanguard Security—Tuan Zhiyuan!”
Namun, sebelum nama itu dipanggil, Liu Tiehshan dan rombongannya sudah naik ke panggung. Ia meraih mikrofon dari tangan tuan rumah, membuat suasana hening seketika.
Tuan rumah hanya bisa meminggirkan diri, tubuhnya gemetar menghadapi para pria kekar itu.
Liu Tiehshan mengangkat mikrofon, suaranya menggema.
“Zhiyuan, apa kau tidak tahu diri? Acara sebesar ini, tapi kau tidak mengundang kakekmu untuk hadir?”
Tatapannya menusuk tajam ke arah Zhiyuan, yang berjalan perlahan ke depan dengan senyum tenang di wajahnya. Senyum yang jelas bukan senyum tulus.
Ekspresi Liu Tiehshan jelas-jelas penuh amarah. Ia kehilangan banyak pelanggan karena dirinya, wajar jika sampai gila dibuatnya.
Kalau bukan karena itu, si rubah tua ini tak mungkin muncul terang-terangan. Biasanya, orang seperti dia akan bergerak diam-diam sebelum lawan sadar apa yang terjadi.
Tapi hari ini, ia malah maju sendiri, menekan dengan dalih senioritas. Keluarga Liu memang terkenal tidak tahu malu, dan ternyata Liu Tiehshan tak kalah tak tahu malunya.
Tatapan Zhiyuan menyipit sedikit, senyum samar tetap melekat di wajahnya. “Kakek? Kurasa aku tidak pantas memanggilmu begitu, kan?”
Liu Tiehshan mengangkat dagu. “Kenapa? Aku tidak keberatan. Lagipula orang lain mungkin bilang kau ini menantu gratisan keluarga Liu. Aku bisa memakluminya.”
Kalimatnya terdengar murah hati, seolah penuh toleransi. Tapi siapa pun tahu, itu sindiran pedas yang menusuk. Ia sedang membongkar masa lalu Zhiyuan sebagai menantu sampah keluarga Liu, namun dikemas dengan sikap seakan dirinya begitu besar hati.
Di bawah panggung, penonton saling berbisik, tapi tak ada yang berani membicarakannya terlalu keras.
Siapa sekarang yang masih berani mengejek Zhiyuan secara terbuka?
Zhiyuan malas meladeni permainan kata-kata itu. Dengan nada tenang, ia menatap lurus ke arah Liu Tiehshan.
“Ketua Liu, untuk apa kau datang dan membawa banyak orang kesini?”
Liu Tiehshan sempat kehilangan kendali, wajahnya kaku sejenak. Namun ia buru-buru menutupi dengan senyum canggung.
“Aiya, maaf, maaf. Aku lupa ini giliranmu berpidato. Anak buahku kebetulan gatal tangan setelah nonton pertunjukan tadi, jadi mereka naik ke panggung begitu saja.”
Ia berhenti sejenak, lalu menambahkan dengan nada penuh siasat.
“Kalau begitu, kenapa tidak sekalian kita adu keterampilan saja? Biar anak buahku coba melawan murid yang kau latih. Aku ingin tahu bagaimana hasilnya.”
Kali ini Liu Tiehshan sudah lebih hati-hati, ucapannya lebih halus, tapi jelas maksudnya ingin mencari gara-gara.
Zhiyuan menoleh pada murid-muridnya: Tian Zhen, Wang Jing, dan lainnya. Senyum tipisnya semakin dalam. Tanpa dia, memang tidak akan ada Vanguard.
“Tentu saja,” ucap Zhiyuan penuh percaya diri.
Liu Tiehshan tertawa pelan, lalu menepuk bahu seorang pria kekar di sampingnya.
“Ah Fu, tunjukkan hasil latihannya. Belajarlah dengan baik dari instruktur kepala Vanguard. Mari kita lihat, apakah jurus mereka lebih kuat, atau darah murni keluarga Yuan yang lebih unggul.”
Pria bertubuh raksasa itu—setinggi hampir dua meter dengan otot bergelombang—mengepalkan tinjunya, suara retakan tulangnya terdengar jelas. Ia mengangguk dengan tatapan ganas.
Penonton langsung riuh. “Darah murni keluarga Yuan dari Central Plains?” bisik seseorang.
'Keluarga Yuan? Apakah pria ini keturunan Yuan Shu, juara dunia seni bela diri yang namanya melegenda sejak tahun 70-an?Selama beberapa dekade, keturunannya selalu masuk tiga besar turnamen dunia. Jika benar, berarti lawan ini sangat berbahaya.'
Namun Zhiyuan tetap tenang. Keturunan juara dunia bukanlah sesuatu yang bisa membuatnya gentar. Ia menyapu pandangan ke murid-muridnya, lalu menunjuk Tian Zhen.
“Giliranmu.”
Tian Zhen, yang baru saja meroket peringkatnya ke papan atas Vanguard, langsung melangkah maju.
Murid lain hanya bisa menelan kekecewaan karena tidak terpilih. Bahkan Wang Jing sempat bercanda, “Hei, jangan lupa mentraktir kami setelah kau menang nanti.”
Tian Zhen melambaikan tangan, menoleh sambil menyeringai. “Tenang aja. Tunggu aku balik, kita minum bareng.”
Lawannya, Ah Fu, menyeringai sinis. Ia meludah ke tanah, menghentak puntung rokok dengan sepatu botnya, lalu menunjuk ke arah Tian Zhen.