'Kegagalan adalah sukses yang tertunda.'
'Kegagalan bisa jadi pelajaran dan cambuk untuk terus maju menuju sukses.'
Dan masih banyak kalimat motivasi ditujukan kepada seseorang yang gagal, agar bisa bertahan dan terus berjuang.
Apakah kalimat motivasi itu berlaku dalam dunia asmara?
Nathania gagal menuju pertunangan setelah setahun pacaran serius penuh cinta. Dan Raymond gagal mempertahankan mahligai rumah tangga setelah tiga tahun menikah.
Mereka membuktikan, gagal bukan berarti akhir dari kisah. Melainkan kesempatan untuk melakukan sesuatu yang baru, lebih bernilai. Lahir dari karakter kuat, mandiri dan berani, setelah alami kegagalan.
Ikuti kisahnya di Novel ini: "Ketika Hati Menyatu"
Karya ini didedikasikan untuk yang selalu mendukungku berkarya. Tetaplah sehat dan bahagia di mana pun berada. ❤️ U. 🤗
Selamat Membaca
❤️🙏🏻💚
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopaatta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27. KHM
...•~Happy Reading~•...
Ke esokan harinya ; Nathania pergi bersama Hendra ke kantor notaris untuk mengambil dokumen yang diurus bersama kakaknya. Dia bersyukur, semua yang dikerjakan hari itu lancar. Jalanan yang tidak terlalu macet, juga pengurusan pergantian nama warung.
Ketika tiba di rumah dan Hendra sudah pulang, Nathania masuk ke dalam rumah dengan hati lega. "Non Thania mau makan sesuatu?" Tanya Bibi yang membuka pintu untuknya.
"Ngga, Bi. Makasih. Tadi sudah makan di luar. Bibi siapkan buat nanti sore dan malam saja. Aku mau rapiin kamar, lalu istirahat sebentar." Nathania menjelaskan yang akan dikerjakan.
"Baik, Non. Kalau perlu bantuan untuk merapikan kamar, kasih tahu Bibi." Bibi Sena menawarkan bantuan, karena mereka sudah lebih santai setelah kesibukkan acara pernikahan Nike.
"Iya, Bi. Sekarang kalau Bibi bisa istirahat, istirahat saja. Mumpung warung belum buka." Nathania berkata demikian, sebab dia tahu kedua Bibi bangun pagi untuk menyiapkan keperluannya.
"Iya, Non. Terima kasih." Ucap Bibi Sena.
Sebelum istirahat, Nathania segera ke kamar mengambil kunci kamar kakaknya, untuk meletakan semua dokumen dalam brangkas.
Setelah berada dalam kamar, Nathania mencari brankas seperti yang diminta kakaknya. Namun sekian lama mencari dalam kamar dan lemari pakaian Nike, Nathania tidak menemukan brankas.
Nathania jadi heran. Dia ingat-ingat lagi yang dikatakan kakaknya. Dia yakin, kakaknya bilang punya brankas. Tapi dia lupa kakaknya letakan di mana. 'Nanti sore saja baru aku telpon Kak Nike untuk tanya.' Nathania membatin sambil mengunci pintu kamar, lalu masuk ke kamarnya untuk istirahat.
Namun saat dia hendak meletakan dokumen di dalam lemari, dia melihat kotak brankas di dasar lemari pakaiannya. 'Oh, kakak letakan di sini? Kok, aku ngga tahu, ya.' Nathania membatin, lalu mengunci pintu kamarnya.
Dia duduk di lantai setelah membuka pintu lemari pakaian. Kemudian dia membuka brankas untuk periksa isinya sebelum memasukan dokumen rumah dan warung.
Nathania terkejut melihat isi brankas. Selain ada beberapa lembar surat berharga, ada buku tabungan dan deposito. Dia melihat tumpukan uang tunai 100 dan 50 ribu juga kotak perhiasan Mamanya.
Nathania menghembuskan nafas kuat, tetapi dia tidak menghitung jumlah uang yang ada. Dia hanya merapikan dan memasukan ke dalam amplop, lalu letakan bersama dokumen yang dia bawa dari notaris.
'Terima kasih, Kak. Aku akan menjaga semua ini dengan sepenuh hati. Kiranya aku bisa mengikuti jejak kakak.' Nathania membatin dengan mata berembun, terharu.
Setelah memasukan kembali semua dokumen, dia menutup brankas lalu menyimpan dengan rapi. Agar tidak mudah terlihat oleh orang yang membuka lemarinya. Walau memakai kode rahasia yang dibuat kakaknya, Nathania tetap letakan di tempat tersembunyi.
Setelah mandi, Nathania melihat catatan yang diberikan kakaknya di atas meja rias. 'Mumpung masih ingat.' Nathania membatin sebelum istirahat. Dia mengambil kalender yang sudah ditandai dengan spidol hitam dan melihat catatan.
Waktu buka Warung: Pkl. 10.00 - 18.00 Wib.
Waktu masuk kerja pegawai Pkl. 09.00 - 19.00 Wib. (8 Jam kerja /sisanya lembur)
Warung buka: Selasa - Minggu. Senin, Libur.
Melihat itu, Nathania duduk dan menghitung hari. 'Sekarang hari kamis, berarti warung akan dibuka besok. Kakak akan pulang hari senin, pas hari libur warung.' Nathania jadi ingat rencana Didit dan Magda untuk menyambut kakaknya pulang ke rumah.
Nathania mencatat rencana Didit dan Magda. Dia jadi punya ide untuk siapkan kejutan bersama Bibi setelah melihat kakaknya ada meninggalkan uang di brankas.
~*
Setelah istirahat, Nathania bangun dan menuju ruang makan. "Bi, tolong buatkan minuman dingin, ya. Saya mau ke warung, ada yang mau saya lihat." Ucap Nathania kepada kedua Bibi yang sedang bekerja di dapur.
"Iya, Non. Nanti Bibi siapkan. Biar Rara antar ke warung." Bibi yang sudah lama bekerja sangat mengerti Nathania dan Nike.
"Iya, Bi. Makasih." Nathania segera ke luar rumah menuju warung.
Nathania membuka pintu warung bagian belakang lalu melihat barang yang akan dijual. Walau hatinya belum siap menerima tanggung jawab, tapi dia coba mendata jenis barang yang dijual kakaknya untuk mengisi waktu sambil mencari pekerjaan yang cocok.
Usul Amelia agar dia tidak bekerja di perusahaan tertentu dan juga PNS, membuat dia agak sulit menentukan. Dia mulai mempertimbangkan penawaran Didit dan Magda.
Ketika melihat satu persatu barang yang dijual kakaknya adalah semua jenis ole-ole hasil produksi rumahan dan pabrik yang ada di Bandung dan wilayah terdekat, Nathania memegang kepalanya dengan kedua tangan sambil melihat isi warung.
Semuanya terasa baru dan apa yang dia pikirkan bisa, ternyata sangat sulit. Apa lagi melihat ada banyak barang yang perlu disortir, agar tidak kadaluarsa.
Dia segera menghubungi ketiga karyawan dan meminta mereka masuk kerja untuk membantu. Dia lakukan itu, agar ketika kakaknya pulang bulan madu tidak kecewa dan menganggap dia hanya duduk bermalas-malasan dan menangisi cintanya.
Ketiga karyawan bersedia membantu, walau belum tahu maksud permintaan Nathania. Mereka bertiga bekerja hingga Nathania meminta mereka berhenti. "Sudah cukup dulu, ya. Kalau ada yang kurang, kita bisa lanjutkan sambil buka nanti." Nathania tidak mau menahan karyawan lagi, sebab masih ada waktu sebelum kakaknya pulang dan dia sangat lelah lahir batin.
"Iya, Mbak. Ini catatannya." Hendra menyerahkan catatan disusul oleh Herni dan Nana.
"Ok. Terima kasih buat bantuannya. Sampai bertemu besok." Ucap Nathania sebelum karyawan meninggalkan warung.
Setelah para karyawan pulang, Nathania menutup pintu warung menjelang malam, lalu masuk ke rumah. Dia cepat lelah, sebab banyak yang dikerjakan dan juga dipikirkan. Hatinya yang tidak happy dan belum menguasai cara pengelolaan warung, membuat pikiran dan hatinya sangat berat.
'Semoga semua ini tidak membuatku tenggelam.' Nathania membatin sambil masuk ke dalam rumah.
"Non mau minum sesuatu? Biar Bibi bikin." Tanya Bibi yang sudah menunggunya masuk ke rumah.
"Ngga Bi, saya mau minum air hangat saja, lalu mau istirahat sebentar." Ucap Nathania, lalu mengambil cangkir kesayangannya. Tiba-tiba terdengar bunyi 'praaang...' Nathania langsung berdiri bagaikan patung sambil melihat lantai di dekat kakinya.
"Non, jangan bergerak. Biar Bibi yang bersihin." Teriak Bibi yang lari tergopoh-gopoh dari arah belakang dan melihat ada yang pecah di kaki Nathania.
Wajah Nathania memutih dan tidak bergerak. "Bibi, aku tidak menyenggol apa pun. Aku hanya ambil cangkirku. Kenapa cangkir kakak bisa jatuuu?" Nathania bertanya dengan bibir bergetar sambil melihat Bibi memungut pecahan cangkir kesayangan kakaknya di lantai.
Kedua Bibi bergerak cepat untuk membersihkan pecahan cangkir yang berserakan di lantai. Mereka jadi panik melihat Nathania berdiri tidak bergerak dengan wajah pucat sambil mengepalkan tangan, kaku.
"Non, mari duduk dulu." Bibi memegang lengan Nathania untuk dibawa mendekati kursi. Dia terKejut merasakan lengan Nathania dingin dan gemetar.
...~_~...
...~▪︎○♡○▪︎~...