Kiara merupakan seorang gadis ceria yang menikmati hidupnya dengan kerja. Ibunya sudah meninggal sekitar lima tahun yang lalu. Sedangkan ayahnya jarang dirumah dan juga jarang memberikan nafkah kepadanya semenjak ibunya meninggal. Itu sebabnya gadis itu memilih bekerja.
Namun, siapa sangka petaka dalam hidupnya dimulai!
Kiara dipaksa menikah dengan Axel Blackthron, seorang CEO dingin karena ayahnya memiliki hutang sebesar lima milyar rupiah.
Situasi semakin rumit saat Kiara mengetahui sebuah fakta bahwa pria yang akan menikah dengannya merupakan suami dari sahabatnya, Rachel.
Apa yang akan dilakukan Kiara?
Apakah ia akan menolak perintah ayahnya atau justru membiarkan dirinya menjadi duri dalam rumah tangga sahabatnya.
Bagaimana nasib Kiara kedepannya?
Yuk, ikuti cerita kedua Author.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya.
Salam hangat dari author💐💐💐
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rezqhi Amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27
...~Happy Reading🤗💐~...
Saat ini Axel duduk termenung di ruang kerjanya. Pikirannya tertuju kepada seseorang yang entah keberadaannya dimana. Lantaran sudah lima hari Axel menyuruh anak buahnya dan beberapa hacker ternama untuk melacak keberadaan Kiara. Namun tetap saja hasilnya mengecewakan.
'Kiara, kamu sebenarnya dimana sih. Saya berharap kamu masih hidup,'
"Permisi tuan, salah satu hacker suruhan anda sudah berhasil menemukan keberadaan nyonya Kiara," ucap salah satu anak buah Axel.
Axel yang mendengar itu sontak menoleh ke arah anak buahnya. "Apa dia yakin itu adalah Kiara?" tanya Axel.
"Ya tuan, dia sangat yakin. Setelah berhasil melacak keberadaan nyonya Kiara, hacker itu memutuskan untuk mendatangi lansung daerah tersebut dan mencari petunjuk. Ia akhirnya menemukan seorang wanita yang sesuai dengan foto yang anda kirimkan kepadanya. Hanya saja wajah wanita itu sedikit kusam. Ini dia tuan, dia mengirimi saya foto yang dia ambil diam-diam saat nyonya ke pasar untuk menjual hasil ladangnya," jelas anak buahnya sambil memperlihatkan foto tersebut ke arah Axel.
Darah Axel berdesir melihat foto itu. Ya dia memang Kiara, cuma wajahnya sekarang sedikit berbeda. Mungkin karena faktor usia yang semakin bertambah.
"Atur jadwal penerbangan saya ke daerah itu besok pagi. Suruh hacker itu temani saya besok," perintah Axel.
'Akhirnya kita akan bertemu. Semoga kita bisa memulai kehidupan baru lagi,'
Keesokannya Axel sudah berada di Indonesia. Dikawal oleh beberapa anak buahnya, pria itu sedang menunggu hacker yang melacak keberadaan Kiara.
"Maaf menunggu tuan, tadi ada sedikit macet," ucap hacker tersebut sambil membungkukkan tubuhnya.
"Bisa anda antar saya sekarang ke tempat Kiara?" tanya Axel. Hacker yang bernama Zero itu mengiyakan permintaan Axel.
Disisi tempat, terlihat Aluna sedang main sendirian di sebuah taman kecil didesa itu. Walaupun umurnya masih kecil, tetapi ia sudah bisa keluar bermain seorang diri. Itu dikarenakan keamanan desa itu cukup terjamin sehingga tidak membahayakan warga desa itu. Terutama anak kecil.
Aluna sebenarnya bosan bermain sendiri, namun mau bagaimana lagi. Ia tahu ibunya sangat sibuk untuk mencari nafkah dan mengurusnya juga neneknya. Anak sebayanya juga enggan bermain dengannya karena tidak memiliki ayah.
Tiba-tiba ada beberapa gerombolan anak sebayanya yang merampas boneka Barbie kesayangannya. Aluna nangis dan berusaha mengambil kembali bonekanya itu. Namun salah satu dari mereka mendorongnya hingga tersungkur disini.
"Hiks...Aluna salah apa sama kalian, kembalikan boneka Aluna, itu boneka kesayangan Aluna," Isak Aluna dengan wajah yang sembab.
Bukannya mengembalikan boneka itu kepada sang pemiliknya, namun mereka hanya menertawakannya dan mengatainya tidak punya ayah kemudian menginjak boneka kesayangan Aluna tersebut. Aluna yang melihat itu menangis histeris. Sementara segerombolan anak itu tertawa puas dan pergi meninggalkan Aluna yang masih menangis histeris.
...~~~...
"Apa anda yakin, Kiara ada ditempat ini?" tanya Axel kepada Zero."
"Ya tuan, saya sangat yakin. Saya kemarin ke desa ini untuk menyelidiki kebenarannya," ucap Zero.
"Berhenti!" perintah Axel tiba-tiba.
Sopir yang mengendarai mobil itupun seketika berhenti. Netra Axel menangkap seorang anak perempuan yang sedang menangis histeris dengan kedua kaki yang di tengkuk.
Entah kenapa Axel ingin menghampiri gadis kecil itu. Biasanya ia cuek dengan hal tersebut.
"Hei, kamu kenapa?" tanya Axel.
Aluna mendongakkan kepalanya setelah mendengar itu. Mata Aluna dan mata Axel saling beradu membuat darah Axel berdesir.
Pria itu kemudian duduk untuk mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Aluna.
"Kamu kenapa menangis disini? teman-teman kamu dimana?" tanya Axel seraya mengelus surai Aluna.
"Hiks...Aluna ti-tidak pu-punya te-teman paman. Hiks... ti-tidak ada ya-yang ma-mau be-berteman hiks... de-dengan A-Aluna, hiks...so-soalnya ka-kata mereka A-Aluna tidak punya A-ayah hiks...me-reka me-mendorong A-Aluna dan hiks... menginjak boneka kesayangan Aluna hiks," Isak Aluna.
Axel mendengar itu sedikit iba, ia mengira ayah anak itu sudah meninggal. "Aluna jangan nangis ya. Ayah kamu udah tenang di surga, kamu tidak usah dengarin kata mereka."
Aluna menggeleng lemah. "Tidak paman, ayah Aluna bukan di surga. Kata ibu, ayah Aluna pergi mencari uang yang banyak untuk kebutuhan Aluna makanya begitu Aluna lahir sampai sekarang ayah Aluna belum pulang."
Axel tertegun mendengar itu. "Yasudah kamu berhenti nangis ya. Ayo paman antar ke rumah kamu."
"Paman tidak modus kan? paman bukan penculik anak-anak kan?" tanya Aluna seraya menyipitkan matanya ke arah Axel.
Axel tertawa ringan mendengar hal itu. "Hei, andaikan paman mau culik kamu, sudah dari tadi paman gendong kamu ke mobil paman," ucap Axel seraya mencolek hidung gadis kecil didepannya ini.
'Kenapa wajah gadis kecil ini tidak asing ya. Seperti mirip seseorang,'
Axel kemudian menggendong Aluna dan membawanya ke mobil. Jujur saja Aluna sedikit lebih tenang saat Axel menggendongnya.
"Tuan, dia siapa?" tanya salah satu anak buah Axel.
"Seorang anak kecil yang menjadi korban bullian anak seusianya. Kita kerumahnya dulu!" perintah Axel.
"Wah, ternyata begini rasanya naik mobil ya. Aluna baru pertama kali naik mobil. Biasanya Aluna cuma bisa lihat mobil di telivisi," ucap Aluna dengan riang.
Gadis kecil itu pun menggaruk hidungnya dan juga menyandarkan tubuhnya di kursi mobil. Hal yang sama dilakukan oleh Axel secara bersamaan. Mereka juga menutup matanya dan menghembuskan nafasnya secara bersamaan.
Zero yang melihat itu menjadi heran. "Tuan, kalian sangat kompak. Melakukan hal yang sama secara bersamaan tanpa disengaja, seperti ayah dan anak saja,"
"Cuma kebetulan," ucap Axel.
Lima menit kemudian mereka akhirnya tiba di rumah Aluna. Aluna lansung turun dan menggandeng tangan Axel untuk duduk di teras rumahnya dengan senyuman yang mengembang.
"Paman duduk dulu disini, Aluna akan memanggil ibu Aluna dulu ya," ucap Aluna.
"Tidak usah, paman buru-"
"Aluna kenapa sangat ramai disini," tanya Kiara yang tiba-tiba keluar karena mendengar suara kebisingan dari luar.
Deg
Mata Axel dan mata Kiara saling bertemu.
"Tu-tuan Axel?" ucap Kiara dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
'Aku tidak salah lihat kan?'
"Ki-Kiara?" ucap Axel seraya berdiri dan menatap Kiara mulai ujung rambut hingga ujung kaki seolah memastikan wanita didepannya ini adalah orang yang dicarinya.
"Ibu, ibu kenal dengan paman ini?" tanya Aluna seraya mendongakkan kepalanya kearah Kiara.
Hati Axel bagai disambar petir begitu mendengar gadis kecil yang ditolongnya adalah putri dari Kiara.
'Sepertinya saya salah mencarinya. Dia sudah memiliki keluarga baru disini,'
Kiara tidak dapat menahan tangisnya. Ia menunduk menatap putrinya yang menunggu jawabannya.
"Aluna sayang, Aluna selama ini selalu berdoa agar dapat bertemu ayah kan? sekarang doa Aluna terkabul kan, dia ayah kamu nak," ucap Kiara sambil menangis.
Ia sebenarnya tidak ingin jujur, namun ia juga kasihan dengan Aluna yang dikucilkan karena tidak memiliki ayah. Biarlah dirinya kali ini egois karena hanya memikirkan putrinya.
Axel yang mendengar itu menjadi terkejut. Sementara Aluna, ia lansung berlari memeluk Axel.
"Ayah, akhirnya ayah datang juga," teriak Aluna dengan nada riangnya.
"Apa yang kamu katakan Kiara?"
"Bagaimana mungkin dia putriku?"
...~~~...
Halo guys,
Gimana kabar kalian...
Ada yang sedih gak melihat Aluna,
Author juga sedih melihat Aluna, tapi akhirnya Aluna dipertemukan dengan ayahnya.
Seperti biasa jangan lupa tinggalkan jejak ya 😉 😉 😉
See you next part 🫶 🫶
Salam hangat dari author 🤗 💐
jadi khawatir nih
tuan Felix kamu baik sekali, apa nggak sayang uang segitu buat orang yang nggak beres ?
mending penjarakan saja Zamuel dan pacar nya itu !
yakin itu benihmu ,?
Dengan uang apa sih yang nggak bisa dibeli/Joyful//Sneer//Sneer/