Rachel sering mendapatkan siksaan dan fitnah keji dari keluarga Salvador. Aiden yang merupakan suami Rachel turut ambil dalam kesengsaraan yang menimpanya.
Suatu hari ketika keduanya bertengkar hebat di bawah guyuran hujan badai, sebuah papan reklame tumbang menimpa mobil mereka. Begitu keduanya tersadar, jiwa mereka tertukar.
Jiwa Aiden yang terperangkap dalam tubuh Rachel membuatnya tahu apa yang sebenarnya terjadi kepada sang istri selama tiga tahun ini. Begitu juga dengan Rachel, jadi mengetahui rahasia yang selama ini disembunyikan oleh suaminya.
Ikuti keseruan kisah mereka yang bikin kalian kesal, tertawa, tegang, dan penuh misteri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Sementara itu, di waktu yang sama namun di tempat berbeda, suasana ruangan di gubuk tua itu dipenuhi cahaya lampu redup yang menggantung di langit-langit. Bau kertas usang dan kayu lembap menguar dari setiap sudut, seolah menyimpan jejak masa lalu yang enggan sirna.
Aiden dan Rachel duduk berhadapan dengan Matius, seorang pria paruh baya yang wajahnya dipenuhi garis-garis kelelahan hidup. Di balik tatapan matanya yang teduh, ada rahasia besar yang selama ini ia simpan rapat. Sebuah kebenaran yang mampu mengguncang jiwa siapa pun yang mendengarnya.
“Tuan Damian Ford selalu berupaya untuk melenyapkan Anda begitu tahu selamat. Namun, orang-orang di sekitar Anda selalu bisa melindungi,” ucap Matius dengan nada berat, nyaris seperti bisikan doa yang kelam.
Kalimat itu jatuh seperti batu besar ke dalam hati Aiden dan Rachel. Keduanya saling pandang dan dalam tatapan itu ada keterkejutan bercampur ketakutan. Bayangan tentang Damian, sosok yang begitu licik, dingin, dan penuh dendam, seakan hadir kembali, menghantui mereka dari balik dinding waktu.
“Apa maksud Anda? Apa Damian … masih ingin menghabisi Aiden sampai sekarang?” Rachel tak kuasa menahan getar suaranya.
Matius menatapnya lama, lalu mengangguk. “Selama darah masih mengalir di tubuh pria itu, keinginannya untuk membalas dendam tak pernah padam. Dan selama masih ada Edward, nyawa Tuan Aiden akan tetap aman.”
Nama itu—Edward—seketika menyeret Rachel ke dalam kenangan pahit. Ia teringat jelas, bagaimana lelaki itu, pengawal setia keluarga Salvador, rela mengorbankan hidupnya demi melindungi Aiden. Tujuh tahun lalu, dentuman peluru sniper di malam yang sunyi mengakhiri segalanya. Darah Edward membasahi aspal, menjadi saksi kesetiaan yang tak tergantikan.
Rachel menunduk, menahan perih yang tiba-tiba menyayat. “Tapi, Edward sudah meninggal,” ucapnya lirih, hampir tak terdengar.
“Apa?” Matius terlonjak. “Jangan bercanda, Nyonya Rachel.”
Namun, Aiden menguatkan kata-kata istrinya. “Benar. Edward sudah tidak ada. Ia mati karena melindungi ku.”
Matius terdiam. Wajahnya berubah pucat, seakan kabar itu menghancurkan sesuatu yang selama ini ia pegang erat. Tangannya bergetar, dan tatapan kosongnya tertuju pada lantai.
“Bagaimana bisa Edward meninggal?” Suara Matius pecah, penuh penyesalan.
Rachel menarik napas panjang sebelum menjawab, “Ia mati terkena tembakan jarak jauh. Saat itu, Aiden menjadi target seorang sniper. Edward melompat ke arah Aiden. Dia menjadikan tubuhnya sebagai perisai untuk melindungi Aiden. Edward meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit karena peluru menembus jantungnya.”
Kata-kata itu membuat Aiden tertegun. Ia menoleh cepat ke arah Rachel. Terlihat sekali kesedihan yang mendalam dari sorot matanya.
“Kenapa kamu tidak pernah menceritakan hal itu padaku.”
Rachel menatapnya, matanya berkaca-kaca. “Aku tak sanggup mengulang luka itu. Karena setiap kali mengingatnya, aku merasa bersalah. Edward mati … untuk menyelamatkanku.”
Keheningan menutup ruang itu. Hanya detak jam dinding tua yang terdengar, memukul hati mereka dengan keras.
“Lalu, sekarang siapa yang melindungi Anda?” tanya Matius dengan suara parau.
Rachel mengangkat wajahnya. Tatapannya penuh keyakinan. “Aku.”
Aiden menoleh padanya, sedikit tersentak oleh ketegasan istrinya.
“Ya, bagiku cukup ada Rachel di sampingku, maka semua kesulitan akan bisa diatasi,” ucap Aiden mencoba tersenyum, meski wajahnya jelas-jelas menyimpan kegundahan.
Matius menggeleng pelan. “Bagaimana bisa seorang wanita melindungi Anda dari kebrutalan Damian?”
Rachel mengangkat dagunya. “Karena aku sudah melakukannya. Beberapa kali aku menyelamatkan Aiden dari kematian. Kau mungkin tak percaya, tapi cinta membuatku tak pernah ragu mempertaruhkan nyawaku untuk melindunginya.”
Kata-kata itu menusuk hati Aiden. Ia memandang Rachel lama, seakan baru kali ini menyadari betapa besar cinta pasangannya itu. Kenangan di masa lalu pun menyeruak—bagaimana Rachel pernah menolong Aiden yang mengalami kecelakaan dan mendonorkan darah untuknya. Lalu, kejadian baru-baru ini sebelum jiwa mereka tertukar, Rachel menggunakan tubuhnya untuk melindungi Aiden ketika mereka mengalami kecelakaan.
Selama ini Rachel lah orang yang selalu sigap menarik Aiden dari jurang bahaya. Bagaimana doa wanita itu selalu mendahuluinya di setiap langkah.
Seakan tersadar, Aiden menunduk. Ada rasa haru yang menekan dadanya.
“Beruntung sekali Anda selalu dikelilingi oleh orang-orang tulus yang melindungi Anda, Tuan Aiden,” ucap Matius lirih.
Senyum tipis muncul di wajah Aiden, meski getir. Benar, orang-orang itu selalu ada, tapi berapa banyak dari mereka yang telah gugur, meninggalkan luka yang tak pernah sembuh?
Untuk mengalihkan perasaan, Aiden berkata, “Sebaiknya kau ikut kami ke tempat yang lebih aman. Kami akan menyiapkan tim medis yang bisa merawat dan menjagamu.”
Matius menatapnya tak percaya, matanya berkaca-kaca. “Benarkah … Tuan mau melakukan itu untukku?”
“Ya, tentu saja. Bagaimanapun juga, kau adalah saksi penting. Kunci untuk melawan Damian,” jawab Aiden tegas.
Rachel mengangguk. “Kita harus melindunginya. Kalau Matius jatuh ke tangan Damian, segalanya bisa berakhir buruk.”
“Malam ini juga kita berangkat,” ucap Rachel mantap.
Aiden melotot. “Malam ini? Kau tahu, perjalanan butuh lima jam. Apa kau tidak lelah?”
Rachel tersenyum jahil. “Tidak. Kan kamu yang nyetir.”
“Apa?!” Aiden hampir berdiri saking kagetnya. “Kau ini serius atau bercanda, Rachel?”
Rachel hanya menahan tawa, sementara Matius menunduk sambil tersenyum samar, menyaksikan perdebatan kecil pasangan itu. Kehangatan sejenak menyusup di antara kecemasan mereka.
Tak lama kemudian, Matius bangkit. “Aku harus bersiap-siap dulu.”
Ia berjalan ke kamarnya, lalu kembali dengan sebuah koper tua. Tangan tuanya perlahan memasukkan banyak benda, ada buku catatan usang, koran tua yang warnanya sudah kekuningan, dan dokumen-dokumen rahasia yang hanya ia tahu maknanya. Koper itu tampak sederhana, namun beratnya bukan pada isinya, melainkan pada rahasia besar yang dikandungnya.
Sementara menunggu, Rachel dan Aiden duduk berdua. Hening menyelimuti, namun pikiran mereka penuh dengan pertanyaan.
Rachel menoleh, tatapannya serius. “Apa kamu masih ingat dengan pertanyaan dulu, tentang kenapa jiwa kita bisa tertukar?”
Aiden menatap istrinya lama. “Ya. Tentu saja aku masih mengingatnya. Memangnya kenapa?”
Rachel menghela napas panjang. “Tadi, saat berbicara dengan Matius, aku merasa … aku mulai menemukan jawabannya.”
Aiden mengernyit. “Apa jawaban yang kamu dapatkan?”
Tatapan Rachel dalam, penuh misteri. “Aku baru sadar, semua kejadian ini tidak pernah kebetulan. Ada pola. Ada benang merah yang selama ini tersembunyi. Aku rasa, jawaban atas pertukaran jiwa kita … ada hubungannya dengan masa lalu keluarga Ford dan Salvador.”
Jantung Aiden berdetak kencang. Kata-kata Rachel membuat darahnya berdesir. “Kau yakin?”
Rachel menunduk sesaat, lalu kembali menatapnya. “Aku tidak sepenuhnya yakin. Tapi naluriku berkata begitu. Dan Matius … mungkin dia menyimpan kunci dari semuanya.”
Keheningan kembali jatuh. Aiden hanya bisa memandang Rachel dengan rasa campur aduk. Ada perasaan takut, penasaran, sekaligus harapan. Ia tahu, percakapan malam itu hanyalah awal dari rahasia yang lebih besar, rahasia yang bisa mengubah segalanya.
❤❤❤😘😙😗
terselamatkan dari kehahtan damian..
❤❤❤😍😙😙😗
❤❤😍😙😗
berhasilakhn Aiden dalam pwngadilan..
❤❤❤😘😙😗
😘😍😙😗😗😡😡😡
Aiden,,jgn sampai lengah yaa
Hati2 Aiden, istrimu dijadikan sasaran
❤❤❤😍😙😙😗
peperangan siap dimulai..
❤❤❤😘😍😙