Season 2 dari novel Lahir kembali untuk memeluk kalian
Menceritakan kisah romansa anak-anak Andrew Pratama yang sudah beranjak dewasa ikuti kisah mereka ya cuss lanjut...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wira Yudha Cs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7
Alvin dan Rendra pun langsung kembali ke kontrakan mereka setelah taksi yang mereka pesan tiba, tiga puluh menit kemudian mereka berdua sudah tiba di kontrakan mereka.
Mereka berdua sengaja meminta supir taksi yang mereka tumpangi untuk lewat depan SMA Rajawali, karena mereka belum mengenali wilayah itu.
Setelah membayar ongkos, mereka berdua langsung turun dari taksi sambil menenteng belanjaan mereka tadi.
"Al, sepertinya sekolah baru kita cukup bergengsi, aku tadi melihat bangunan nya cukup besar, walau tidak sebesar jakta internasional school" Ucap Rendra setelah turun dari taksi.
"Kamu benar, SMA Rajawali memang sedikit lebih kecil dari sekolah kita dulu, tapi itu hal yang wajar jakta internasional school punya taman kanak-kanak hingga sekolah menengah
atas" Ucap Alvin yang sudah mengenal seluk beluk SMA Jakta Internasional school karena dari taman kanak-kanak hingga SMP dia bersekolah di sana. Setelah itu mereka berduapun
langsung masuk kedalam kontrakan mereka, setelah meletakkan barang-barang yang tadi mereka beli, Alvin dan
Rendra keluar dari kamar mereka. "Ren sekarang giliran kamu yang memasak makan siang kita, aku mau mandi dulu" Ucap Alvin yang sudah mengenalkan handuk, karena berniat untuk mandi.
"Siap bos, di jamin masakanku akan enak' Ucap Rendra lalu pergi ke dapur dan mulai memasak. Lima belas menit kemudian Alvin sudah selesai mandi dan berganti pakaian, sambil menunggu Rendra selesai memasak Alvin memainkan ponsel nya sambil berbaring di sofa. Beberapa saat kemudian Rendra sudah selesai memasak dan langsung membawa makanan yang ia masak ke ruang tamu karena di sana ada meja untuk meletakkan makanan. "Akhirnya selesai juga, entah apa yang kamu masak hingga memakan waktu begitu lama' Ucap Alvin sambil mematikan ponsel nya, tadi dia sempat
bertukar pesan dengan ibunya. Meyrin hanya menanyakan
keadaan mereka berdua agar tidak terlalu khawatir, Alvin pun membalas semua pertanyaan ibunya.
"He he he he sebagai tuan perfeksionis semuanya harus di masak dengan sempurna" Ucap Rendra sambil mulai menata makanan di atas meja yang ada di depan Alvin.
Setelah semua makanan sudah tersaji mereka berdua pun mulai menyantap makanan mereka, makanan yang di masak Rendra cukup lezat karena Alvin dan Rendra sering belajar
memasak dengan orang tua mereka. Dua puluh menit kemudian mereka sudah selesai memasak, Alvin membantu menyimpan sisa makanan mereka untuk di makan lagi nanti
malam, sedangkan Rendra mencuci piring kotor karena memang jatahnya mengerjakan itu.
"Al, selanjutnya kita ngapain bosan kalau di kontrakan terus" Ucap Rendra yang baru saja selesai mencuci piring kotor.
"Gimana kalau kita berkeliling sambil mengenal lingkungan lagi" Ucap Alvin yang tidak ingin tersesat lagi saat keluar, jadi dia memutuskan untuk menghapal daerah itu. "Ide bagus, bisa gawat kalau kita terus tersesat saat keluar malam, ayo
kita berangkat" Ucap Rendra yang sangat bersemangat, dia yakin kali ini mereka tidak akan tersesat. Saat mereka berdua keluar dari kontrakan mereka melihat ketua RW yang sedang membawa alat pancing, mereka berdua pun langsung
menghampirinya.
"Pak joko mau kemana?" Ucap Alvin berbasa-basi.
"Eh dek Alvin, bapak mau mancing memangnya mau kemana lagi, lihat peralatan tempur bapak sudah siap" Ucap Joko sambil menunjukkan alat pancingnya.
"Hehehe aku kira bapak mau main golf tadi, tas alat pancing bapak mirip tas golf" Ucap Alvin sambil terkekeh.
"Bisa saja kamu dek, bapak ini hanya ketua RW mana sanggup
melakukan olahraga mahal seperti golf" Ucap Joko.
"Boleh kami ikut pak kami bosan di kontrakan seharian, kami juga ingin mengenali wilayah sekitar sini" Ucap Alvin yang mulai tertarik untuk memancing di sungai, karena dia hanya
pernah memancing di laut saat berlibur bersama keluarganya.
"Tentu saja boleh, bapak malahan senang jadi ada teman mengobrol nanti, kebetulan bapak bawa tiga pancing kalian berdua bisa memakainya" Ucap Joko yang tau Alvin dan Rendra tidak mempunyai alat pancing.
"Gimana Ren kamu mau ikut kan? Ucap Alvin sambil menoleh kearah Rendra.
"Tentu saja aku ikut, kakek ku seorang nelayan memancing adalah keahlian keluarga ku" Ucap Rendra
"Nelayan gundulmu, kemarin saat main bola kamu bilang kakekmu pemain timnas, sekarang saat mau memancing kamu bilang kakekmu nelayan" Ucap Alvin
"Hehehe aku punya banyak kakek Al" Ucap Rendra sambil terkekeh.
"Ayo kita berangkat nanti keburu sore" Ucap Joko sambil berjalan "Siap pak" Ucap mereka berdua lalu mengikuti Joko
Setelah sepuluh menit berjalan mereka akhirnya tiba di sebuah sungai yang masih bersih dan jernih, Alvin dan Rendra langsung mencari spot incaran mereka setelah mnenerima alat pancing dari Joko.
"Sungai nya sangat jernih Al, aku jadi ingin melompat kedalam sana" Ucap Rendra.
"Awas saja kalau kamu sampai melompat, aku akan menenggelamkan mu di sana, bisa kabur ikan-ikan nya kalau kamu melompat" Ucap Alvin sambil memasang umpan di kail nya.
"Kamu tidak jijik Al, biasanya kamu paling mementingkan kebersihan" Ucap Rendra yang melihat Alvin memasang cacing di kalinya.
"Aku hanya gak suka saat orang menggunakan barang-barang pribadi miliki, contohnya saat kamu menggunakan handuk milikku kemarin" Ucap Alvin.
"Oh jadi begitu, aku kira kamu akan meminta ku untuk memasang umpan di kailmu" Ucap Rendra sambil memasang umpan di pancingan miliknya.
"Wah,, bapak gak nyangka kalian yang berasal dari kota tidak jijik saat memegang cacing Ucap Joko yang datang menghampiri mereka berdua, Joko sudah memasang alat pancingnya dan meninggalkan nya karena sudah di tancap di dalam tanah.
"Tentu saja pak, kalau kami jijik bisa gak jadi kami memancing nya" Ucap Rendra
"Baiklah kalau begitu bapak tinggal dulu, kalian bisa memancing dengan tenang" Ucap Joko sambil kembali ke
spotnya.
"Ren,, bagaimana kalau kita taruhan? " Ucap Alvin pada Rendra.
"Taruhan apa Al? " Ucap Rendra yang mulai tertarik.
"Taruhan siapa yang paling banyak menangkap ikan, siapa yang kalah akan memasak makan malam, gimana setuju? " Ucap Alvin.
"Tentu saja siapa takut" Ucap Rendra sambil melemparkan umpan nya dan mulai memancing. Mereka berdua mulai serius
memancing karena tidak ada yang mau kalah, beberapa saat kemudian umpan milik Alvin dimakan ikan, dan Alvin berhasil mendapatkan seekor ikan mas sebesar lima jari.
"Strike Ren, satu kosong ya" Ucap Alvin sambil menunjukkan ikan yang di dapatkan nya.
"Jangan terlalu senang Al, lihat umpan milik ku juga di makan " Ucap Rendra yang melihat pelampung pancingan miliknya di tarik kedalam air, namun saat di angkat bukan ikan yang tersangkut melainkan sebuah sendal. "Wow,, Ren ikan yang kamu tangkap sangat keren, terlihat seperti sendal " Ucap Alvin menggoda Rendra.
"Jangan terlalu senang dulu Al, ini baru permulaan" Ucap Rendra sambil memasang kembali umpan di pancingan nya.
Namun keberuntungan memang tidak lagi berpihak pada Rendra, hingga sore dia hanya mampu menangkap ikan nila sebesar ibu jari kaki, sedangkan Alvin menangkap tiga ekor ikan mas berukuran besar dan dua ikan nila berukuran sedang.
"Hasilnya sudah jelas Ren, berarti kamu yang memasak lagi malam ini" Ucap Alvin sambil menunjukkan ikan miliknya. "Aku hanya sedang tidak beruntung dan spot milikku juga sangat buruk, lain kali aku tidak akan kalah " Ucap Rendra yang bertekad mengalahkan Alvin saat mereka memancing lagi.
Bersambung...