Kemarahan Sang Penghuni

"Kamu hanya harus berhenti dari pembangunan itu dan mengembalikan uang yang sudah kamu terima, " ujar Abah.

"Tidak aku ti.. "

CETAS...

"AAAHHHH... " jerit pak Karim kesakitan, sebelum dia bisa menyelesaikan ucapannya dia sudah mendapatkan cambukan ranting kering dari salah satu sosok yang matanya keluar.

[DI ALAM NYATA, DI RUMAH PAK KARIM]

Pak Karim terus kejang kejang, dia mengeliat-geliat seperti orang yang kesakitan..Tapi tak ada suara yang dia keluarkan dan hal itu sukses membuat Mimah serta pak Hamdan merasa kaget sekaligus khawatir dengan keadaan pak Karim, sementara Kyai Saleh.. Dia masih di posisi awal duduk bersila tak terusik dengan apa yang terjadi.

"Bang.. gimana ini, ? Mas Karim kok gitu terus aku gak tega liat nya, " ujar Mimah.

"Kamu tenang dek jangan panik.. InsyaAllah semuanya akan baik-baik aja lebih baik kamu terus berdoa, " ujar pak Hamdan.

[KEMBALI KE ALAM BAWAH SADAR PAK KARIM]

"Ampun... " ujar pak Karim, dia sungguh tak bisa menahan siksaan yang di berikan sosok-sosok menyeramkan itu.

"Jika kamu tak ingin kami siksa maka segera berhenti lah dari apa yang kamu kerjakan itu, " ujar sosok yang kaki dan tangan nya sama panjang nya.

Pak Karim terus merintih merasakan rasa sakit yang begitu menyiksa, sedangkan Abah dia berlalu dan menghampiri Kyai Saleh.

"Assalamu'alaikum, " Ujar Abah mengucapkan salam.

Waalaikumsalam, " ujar Kyai Saleh menjawab salam Abah.

"Maaf sebelumnya Kyai.. Kenapa Kyai ada di tempat seperti ini, dan apa hubungan Kyai dengan orang itu, ?" ujar Abah bertanya.

"Tidak apa-apa Abah.. Justru disini saya yang harus meminta maaf. Karna saya datang ke tempat ini tanpa meminta ijin terlebih dahulu, " ujar Kyai Saleh.. terlihat Abah tersenyum untuk menanggapi ucapan Kyai Saleh, kemudian Kyai Saleh melanjutkan lagi ucapan nya.

"Sebenarnya saya tak mempunyai hubungan apa-apa dengan pak Karim.. Namun kakak ipar dan istri dari Pak Karim berikhtiar dengan cara meminta bantuan saya untuk menolong pak Karim, yang saat ini di dunia nyata keadaannya sangat mengkhawatirkan dan istri pak Karim tak kuasa melihat keadaannya, " ujar Kyai Saleh menjelaskan maksud dan tujuannya kepada Abah.

"Baik, Abah tidak akan menghalangi maksud dan tujuan pak Kyai.. Tapi pak Kyai tau sendiri, yang berkuasa di tempat ini bukanlah Abah. Abah hanya pelantara untuk sosok-sosok itu agar bisa menyampaikan tujuannya secara baik, Kyai tau sendiri di antara mereka hampir semua nya tak berperasaan. Dan mereka akan sangat murka jika ketenangan mereka di usik oleh seseorang, " ujar Abah menjelaskan. Kyai Saleh pun tau akan hal itu karna dia merasakan energi besar dari beberapa sosok yang bahkan tak segan-segan memberikan tekanan padanya karna tak suka akan kehadiran Kyai Saleh.

"Saya mengerti Abah.. Tapi bolehkan saya berbicara dengan pak Karim, ?" ujar Kyai Saleh. Terlihat Abah menoleh ke arah aki Maung dan bertanya pada ki Maung.

"Kumaha ki.. bae teu, ?"( Gimana ki.. boleh tidak?) ujar Abah bertanya pada ki Maung, dan ki mau hanya mengangguk saja sebagai jawabannya.

Kyai Saleh pun bergegas menghampiri pak Karim, Kyai Saleh membantu pak Karim duduk lalu dia mulai berbicara pada pak Karim.

"Pak Karim.. Apa bapak tidak bisa mengakhiri semuanya, ?" ujar Kyai Saleh bertanya. pak Karim termenung tak langsung menjawab pertanyaan Kyai Saleh, setelah beberapa saat barulah dia menjawab Kyai Saleh.

"Jika saya berhenti apa yang akan saya dapatkan, bukan kah hanya kerugian karna saya harus mengembalikan semua uang yang saya dapatkan, ?" ujar pak Karim dan Kyai Saleh hanya tersenyum mendengar nya.

"Semua keputusan ada di tangan pak Karim. Jika pak Karim ingin terus melanjutkan maka pak Karim akan terus mendapatkan siksaan disini dan saya tidak bisa membantu bapak, saya hanya ingin mengingatkan saja.. Di alam nyata ada keluarga pak Karim yang sangat mengkhawatirkan bapak, terutama istri dan calon anak pak Karim yang masih ada dalam perut istri bapak, " ujar Kyai Saleh.

JLEEB..

Seakan di tikam oleh pisau tajam dada pak Karim terasa sakit, napasnya mendadak sesak, jantung nya merasa begitu sakit. Sungguh dia tak tau jika sang istri sedang mengandung buah hati mereka.

"Pak Karim setidak nya harus memikirkan mereka, karna yang namanya rezeki masih bisa di cari. Dan untuk nyawa, pak Karim sendiri pasti tau jika sudah tiada maka tak akan kembali lagi dan ingatlah akan satu hal.. Hidup mu tergantung amalan mu, " ujar Kyai melanjutkan ucapan nya. Mendengar itu pak Karim menangis sejadi-jadinya seperti anak kecil yang kehilangan mainan.

"Hiks.. Hik... Istri ku Mimah maafkan aku yang tak tau akan kehamilan mu, aku berjanji akan berubah lebih baik demi masa depan yang lebih baik agar anak kita kelak tumbuh dengan baik, " ujar pak Karim.

Kemudian pak Karim bangkit dari duduk nya, dia menghampiri ki Maung dan para sosok mengerikan itu. rasa takut yang tadi dia rasakan kini berubah dengan rasa penyesalan, dia bersujud dan memohon pada ki Maung agar dia di kembalikan ke alam nyata.

" Aki... Saya mohon kembalikan saya ke tempat asal saya.. saya berjanji akan berhenti pekerja di pembangunan itu dan saya tidak akan berhubungan lagi dengan orang-orang yang salah itu, " ujar pak Karim memohon pada ki Maung.

"Baiklah.. Aku akan memberi mu satu kesempatan, namun dengarkanlah nasehat ku untuk mu.. Uang itu memang nomor satu di dunia yang fana ini, tapi ketahuilah uang itu akan membuatmu jauh dari Tuhan mu dan uang itu pun akan menyesatkan mu jika kamu tak bisa membawanya.. Mulai sekarang jalanilah hidup mu sewajarnya jangan kamu turuti hawa nafsumu yang akhirnya hanya akan menjerumuskan pada jalan yang salah carilah rezeki yang halal agar kelak anak-anakmu berakhlaq mulia.. dan satu yang utama, jangan pernah kamu meminta perlindungan kepada manusia.. sejatinya yang menyelamatkan mu tetap lah Allah SWT dekatkan dirimu dengan Allah, perdalam lagi agama mu agak kelak kamu bisa membimbing anak dan istrimu menuju ke jalan yang benar jalan yang di ridhoi oleh Allah. " Ujar ki Maung menasehati pak Karim panjang kali lebar.

(DISINI KITA MENDAPATKAN PELAJARAN, AGAR KITA SELALU MEMINTA PERTOLONGAN PADA TUHAN KITA, MUNGKIN KITA BISA MENCARI SYARI'At MELALUI MANUSIA.. TAPI INGAT MANUSIA HANYALAH PELANTARA TETAPLAH YANG MENGHENDAKI SEMUANYA HANYA SANG PENCIPTA. )

BERSAMBUNG.