Seumur hidupnya Anne selalu hidup dalam tekanan, dia tumbuh menjadi gadis lemah dan penakut. Kata-kata andalannya hanya satu, "Maafkan Saya."
Anne percaya hanya kata maaf yang mampu membuat hidupnya selamat.
Hingga sebuah peristiwa membuatnya terjebak dengan seorang Presdir dingin, Jackson Wu.
"Maafkan Saya, Tuan. Saya mohon jangan pecat Saya. Saya mohon maaf."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ILKP Bab 27 - Hidung Deinara
Sekarang Anne sudah membentengi diri dari debar-debar yang tidak perlu, jadi ketika mendengar Jackson memujinya dengan sebutan cantik dia merasa tidak terganggu sedikitpun. Anne malah mengangguk-anggukkan kepalanya seolah setuju dengan ucapan sang Presdir.
Meski pada kenyataannya Anne merasa tidak secantik itu.
"Baik, Kak. Aku akan memakai cincin ini," jawab Anne.
Jackson sedikit mengerutkan dahi, dia berharap Anne akan tersipu malu dengan pujiannya, tapi ternyata malah tidak.
Padahal di masa lalu Jackson adalah seorang penakluk wanita, tapi saat berhadapan dengan Anne pesonanya seolah tidak berguna.
Anne juga megambil baju atasan baru, tapi tetap memilih untuk menggunakan celana jeans lamanya. Dengan dua benda tersebut Anne pamit ke dalam kamar mandi.
Meninggalkan Jackson yang menghela nafas kasar, andai Anne adalah Deinara, jelas Anne tak akan mau repot-repot mengganti baju di dalam kamar mandi. Mungkin Anne akan sengaja keluar dari tempat itu dengan menggunakan handuk yang seksi untuk menggodanya.
Namun Anne benar-benar seperti wanita dari planet lain, tak mampu Jackson tebak apa yang akan dilakukannya.
Tapi justru sikap Anne yang paling berbeda itulah yang membuat Jackson juga merasa nyaman, membuat Jackson juga jadi sangat menghormatinya.
Setelah keduanya rapi mereka keluar dengan saling bergandengan tangan. Pagi ini Anne terlihat sedikit berbeda, baju atasan baru yang dia pakai membuat wajahnya semakin berseri.
Tapi Jackson pilih diam dan mengagumi di dalam hati, takut jika dipuji Anne malah akan malu.
Mendekati tangga mereka berpapasan dengan Deinara yang juga hendak turun.
Jackson menggenggam tangan Anne semakin erat, sebuah isyarat agar Anne tak perlu merasa takut, jangan pula menundukkan kepalanya lagi.
Anne yang mulai paham dan banyak belajar, kini berusaha untuk tidak takut, dia menatap hidung Deinara.
"Selamat pagi, Jack," sapa Deinara, dia menatap genggaman tangan Jackson dan Anne untuk beberapa saat, melihat Anne yang jelas-jelas menggunakan baju pemberian Jackson.
Sebab tak mungkin Anne memiliki baju branded seperti itu.
Deinara kemudian pilih untuk menatap Jackson dengan tatapan dalam, seolah menunjukkan seluruh cinta yang ada di dalam hatinya.
Melihat Jackson yang pagi ini nampak baik-baik saja, Deinara yakin pria itu tidak meminum kopi yang dia buatkan semalam.
"Selamat pagi juga, Dei." Anne yang menjawab, bicara setelah tangan Jackson memberi isyarat.
"Ayo, Kak," ajak Anne lagi dengan memeluk lengan sang suami. Anne ingat betul bahwa tidak ada istri yang bersedia suaminya menghabiskan waktu bersama wanita lain.
Jadi kini Anne berpikir dia harus menjauhkan Jackson dari Deinara.
Diam-diam Jackson tersenyum kecil, "Iya, Sayang," balas Jackson seraya melanjutkan langkah mereka yang terjeda, meninggalkan Deinara di belakang yang nampak kesal.
Sejak awal Deinara ingin meyakini bahwa pernikahan itu bukanlah pernikahan yang sesungguhnya, tapi setiap hari Deinara merasa hubungan keduanya terasa semakin nyata.
Dengan kesal, Deinara pun mengikuti di belakang keduanya. Lalu melangkah lebar agar bisa menyusul berdampingan.
"Jack," panggil Deinara, ingin memulai pembicaraan. "Hari ini Andreas akan pulang, kamu tidak keberatan kan?" tanya Deinara.
Anne bingung, tak tahu harus menyahut apa kalimat tersebut. tentang pria bernama Andreas, Anne hanya tahu sedikit. Bahwa pria itu adalah anak kandung Yessa, katanya beliau adalah wakil predir, tapi selama ini Anne tidak pernah bertemu, bahkan di kantor sekalipun.
Sementara Jackson menghentikan langkahnya. "Untuk apa dia pulang? Harusnya pun kamu pergi dari rumah ini, karena rumah ini bukan penampungan," balas Jackson.
Anne yang justru menelan ludah susah payah saat mendengar ucapan tersebut, ucapan Jackson sangat tajam baginya.
"Tapi aku dan Andreas bukan orang lain Jack, aku calon istrimu dan Andreas adalah adik tirimu."
Jackson menatap muak pada wanita tersebut, sementara Deinara merasa tak ada yang salah dengan ucapannya.
Tak peduli meski sudah ada Anne, tetap tak mengubah fakta bahwa kelak mereka akan menikah.
"Jangan karena aku diam, kamu lantas berpikir semaumu Deinara," balas Jackson, "Jangan terlalu lancang jika tidak ingin ku usir dengan kasar," timpalnya dengan sorot mata tajam.
"Maaf Jack," balas Deinara lirih, namun dia memang tak bisa melawan Jackson, sekuat apapun keyakinannya tentang mereka berdua.
"Dei," ucap Anne, yang tiba-tiba buka suara. "Kak Jackson, kak Jackson adalah suamiku. Berhenti berpikir bahwa kamu adalah calon istrinya," timpal Anne dengan jantung yang berdegup cepat, seperti nyaris copot.
Agar tetap berani mengangkat wajah, Anne terus menatap hidung Deinara.
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
mau apa....
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
lanjut