Hati wanita mana yang tidak akan hancur melihat sang suami sedang melakukan hubungan suami istri dengan perempuan lain di ruang kerjanya. Wanita itu bernama Sofia, istri dari Rico yang sudah dinikahi selama enam tahun namun belum diberi keturunan.
Sofia tidak pernah menyangka jika sang suami yang selama ini selalu bersikap baik, lembut dan romantis ternyata dia tega mengkhianatinya.
Apakah Sofia bisa mempertahankan rumah tangganya yang sudah ternoda...?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Peragaan Busana
Satu bulan sudah Sofia bekerja di perusahaan Sutra Mega Kencana. Hasil kerja Sofia terbilang bagus. Desain pakaian yang dia buat sangat diminati oleh konsumen. Sofia pun bangga pada dirinya sendiri karena keahlian yang dia miliki bisa memberikan manfaat pada orang.
Atas kerja keras yang dia lakukan, Sofia pun mendapatkan bonus yang cukup besar. Dan sekarang dia sedang menyiapkan rancangan barunya karena tidak lama lagi perusahaan Sutra Mega Kencana akan mengadakan pameran busana yang akan diperagakan oleh para peragawan dan peragawati ternama di indonesia.
Untuk kali ini tentu saja Sofia harus bekerja lebih keras lagi. Dia pun harus lembur untuk mengeluarkan lebih banyak lagi rancangan busana terbaiknya. Namun Sofia tidak diijinkan lembur di kantor. Dia boleh membawa pekerjaannya ke rumah dengan alasan karena dia sedang hamil. Iya tentu saja itu adalah aturan yang dibuat oleh Satria tanpa sepengetahuan Sofia.
Setelah beberapa minggu Sofia menyiapkan semuanya, tiba lah acara yang ditunggu- tunggu yaitu pameran busana yang diadakan oleh perusahaan Sutra Mega Kencana. Banyak tamu yang datang menghadiri acara tersebut khususnya kalangan atas. Tentu saja mereka tidak hanya melihat pameran , melainkan mereka juga membeli produknya.
Sofia dan beberapa desainer yang bergabung dalam perusahaan Sutra Mega Kencana pun turut menghadiri pameran tersebut. Dan Sofia satu- satunya desainer yang ditunjuk untuk memberikan sambutan sebagai ucapan terima kasih atas tamu yang sudah hadir dan berkenan untuk membeli produk- produk pameran tersebut. Sofia nampak cantik dan elegan tampil di atas panggung.
Dan sambutan terakhir akan disampaikan direktur perusahaan Sutra Mega Kencana yaitu pak Hendro yang akan memberikan sambutannya mewakili Satria sang CEO perusahaan tersebut. Satria bukannya tidak hadir, tapi di tengah- tengah acara dia terlihat nampak hadir dan duduk di kursi pengunjung.
Iya, Satria sempat melihat saat Sofia memberikan sambutannya. Satria menatap ke arah Sofia dengan pandangan tak dapat diartikan.
"Maaf tuan, kenapa tuan tidak ikut memberikan sambutan, kan seharusnya tuan tampil di atas panggung seperti tahun- tahun sebelumnya. Para tamu pasti akan lebih terkesan dan lebih senang jika tuan memberikan sambutan secara langsung tanpa diwakilkan oleh pak Hendro, tuan..." ucap Beni asisten Satria.
"Sudah diam... kamu tidak usah banyak bicara, sekarang saya hanya ingin menjadi penonton saja..." jawab Satria sambil menatap ke arah Sofia yang sedang memberikan sambutan di atas panggung.
Beni melirik ke arah tuannya yang begitu serius mendengarkan sambutan dari Sofia. Beni lalu mengalihkan pandangannya ke arah Sofia.
"Tuan, sepertinya saya tidak asing dengan perempuan itu..." ucap Beni menunjuk ke arah Sofia.
Satria hanya melirik sekilas ke arah Beni lalu kembali melihat ke arah Sofia.
"Oya tuan... Bukankah perempuan itu yang fotonya ada di ponsel tuan...?" tanya Beni.
"Diam kamu...!" ucap Satria sambil melotot ke arah Beni lalu kembali menatap ke arah panggung.
"I..iya tuan ma...maaf..." ucap Beni.
Sambutan demi sambutan pun selesai dilakukan, dan acara terakhir adalah fashion show. Ini lah yang ditunggu - tunggu oleh para pengunjung. Para peragawan dan peragawati berlenggak-lenggok di atas catwalk. Berbagai busana rancangan terbaik dengan berbagai model dan bahan berkualitas pun ditampilkan di sana.
Tepuk tangan dan riuh gemuruh para tamu undangan pun mengiringi para peraga busana yang sedang memamerkan rancangan busana.
Setelah tiga puluh menit kemudian acara peragaan busana pun selesai. Para tamu pun berbondong- bondong memesan pakaian yang mereka suka.
Iya, acara malam ini benar- benar meriah dan berjalan lancar. Semua busana yang dipamerkan pun ludes terjual.
Pukul dua belas malam acara pun selesai, semua panitia kembali pulang ke rumah masing- masing. Begitu juga dengan Sofia. Dia segera masuk ke mobilnya. Sofia terlihat lelah dan ingin segera pulang ke rumah. Dengan kecepatan sedang Sofia melajukan mobil menuju rumahnya.
Sementara itu tidak jauh dari mobil Sofia , ada mobil mewah berwarna hitam yang mengikutinya. Iya, itu adalah mobil milik Satria. Dia sengaja mengikuti Sofia karena ingin memastikan Sofia pulang sampai rumah dengan selamat.
Dua puluh menit kemudian mobil Sofia memasuki halaman rumah bu Rahma. Sofia segera turun dan berjalan ke arah teras rumah. Sofia duduk di kursi teras rumah sang ibu sambil meluruskan kakinya. Sofia memijat- mijat kakinya yang terasa pegal.
Pintu ruang tamu rumah bu Rahma pu terbuka, dan keluarlah bu Rahma menyambut kepulangan sang putri.
"Alhamdulillah akhirnya kamu pulang juga Sofia, ibu khawatir dari tadi, sudah larut malam banget ini..." ucap bu Rahma.
"Kenapa kaki kamu Sof, pegal ya...?" tanya bu Rahma.
"Iya bu, gara - gara pakai sepatu hak tinggi kaki Sofia jadi pegal- pegal..." jawab Sofia sambil terus memijit betisnya.
"Sudah ayo masuk dulu, orang hamil tidak baik lama- lama di luar waktu malam. Ayo masuk nanti ibu pijitin kakinya..." bu Rahma membantu Sofia bangun dari kursi lalu menuntunnya masuk ke dalam rumah.
Sementara itu di dalam mobil, Satria yang sejak tadi memperhatikan percakapan Sofia dengan sang ibu kembali menjalankan mobilnya untuk pulang ke rumah. Satria merasa lega karena Sofia pulang dengan selamat.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Keesokan harinya tiba saatnya Sofia untuk memeriksakan kehamilannya di dokter kandungan. Pukul delapan pagi dia sudah bersiap pergi ke rumah sakit ketemu dokter kandungan langganannya. Dia sudah mendaftar melalui on line dan mendapatkan urutan ke dua. Rencananya dari rumah sakit Sofia akan langsung ke kantor.
Sampai di depan poli kandungan Sofia diperiksa tensi darahnya dan juga ditimbang berat badannya. Semua hasilnya bagus. Sekarang dia tinggal menunggu giliran dipanggil untuk bertemu dokter.
Di saat yang bersamaan dan di rumah sakit yang sama, Rico mengantar sang mama pergi ke dokter spesialis bedah onkologi. Dokter specialis bedah onkologi adalah dokter yang khusus menangani pasien penderita kanker. Iya, beberapa minggu ini bu Irama kembali merasakan sakit pada bagian payudara sebelah kiri. Rico pun khawatir jika kanker payudara yang pernah diderita oleh sang mama kembali tumbuh.
Saat menuju ke poli dokter bedah onkologi, tak sengaja Rico melihat perempuan mirip Sofia sedang duduk berjejer dengan pasien lain di depan poli kandungan.Rico pun heran kenapa Sofia ada di sana. Untuk memastikan apakah itu benar Sofia atau dia hanya salah lihat saja, Rico pun melangkahkan kakinya mendekat ke poli kandungan. Dan Rico yakin bahwa dia tidak salah lihat.Perempuan itu adalah Sofia mantan istrinya.
"Kenapa Sofia ada di poli kandungan...? Sedang apa dia di sana...?" gumam Rico sambil melihat ke arah Sofia yang sedang ngobrol dengan ibu- ibu di sebelahnya.
"Sofia..." Rico memanggil.
"Rico.. ngapain kamu di sini, poli bedahnya ada di sebelah sana, ayo cepat nanti keburu banyak pasiennya...." bu Irma langsung menarik tangan Rico.
"Tunggu sebentar mah..." ucap Rico sambil berjalan beriringan menuju poli bedah onkologi.
"Sudah ayo cepetan, itu dokternya sudah datang..." sahut bu Irma terus menarik tangan Rico.
Sementara itu Sofia yang sedang berbincang dengan ibu- ibu di sebelahnya menoleh ke arah kiri. Sofia merasa ada yang memanggilnya. Namun setelah dia menoleh ke sumber suara, di sana tidak ada siapa- siapa selain cleaning servis yang sedang mengepel lantai.
"Ada apa bu...?" tanya pasien sebelah Sofia.
"Ah, itu tadi Saya mendengar seperti ada yang memanggil nama saya, tapi ternyata saya salah dengar..." jawab Sofia.
"Oh begitu..." jawab ibu- ibu di samping Sofia.
"Nyonya Sofia..." seorang perawat memanggil Sofia untuk masuk ke ruang dokter.
Sofia pun masuk ke ruang dokter didampingi oleh perawat. Setelah ditanya beberapa pertanyaan oleh dokter mengenai kondisinya, dokter Mirna lalu mempersilahkan Sofia untuk berbaring di tempat tidur. Dokter melakukan USG untuk mengetahui keadaan janin dalam perut Sofia.
"Wah, janinnya berkembang dengan baik dan sehat ya bu Sofia, detak jantungnya juga normal. Tapi untuk jenis kelamin belum terlihat karena kandungan baru memasuki empat bulan, biasanya di usia kandungan lima bulan ke atas baru bisa terlihat..." ucap dokter Mirna.
Dokter mirna lalu menuliskan resep obat untuk Sofia.
"Ini bu Sofia, saya buatkan resep obat penambah darah dan vitamin. Diminum setiap hari ya, dan susu ibu hamilnya juga jangan lupa. Makannya yang teratur dan bergizi ya bu. Dan satu lagi, tidak boleh terlalu capek, tidak boleh stres dan harus banyak- banyak minum air putih...." ucap dokter Mirna.
"Baik dok, terima kasih ya..." ucap Sofia.
"Sama- sama bu Sofia..." jawab dokter Mirna.
Sofia lalu keluar dari ruangan dokter kandungan. Kemudian dia menuju kasir dan mengantri untuk mengambil obat.
Sementara itu di ruangan dokter spesialis bedah onkologi, bu Irma sedang diperiksa. Setelah melakukan pemeriksaan, dokter pun menjelaskan hasil pemeriksaannya kepada Rico dan bu Irma.
"Jadi begini pak,, Bu..berdasarkan pemeriksaan yang sudah dilakukan ternyata sel kanker dalam payudara bu Irma kembali tumbuh dan menyebar. Oleh karena itulah payudara bu Irma kembali terasa sakit...." ucap dokter.
"Apa dok..? jadi mama saya kembali sakit kanker payudara...?" Rico kaget. Dan bu Irma pun sedih.
"Tapi kenapa dok, bukannya mama saya sudah dinyatakan sembuh dari kanker beberapa bulan lalu...?" tanya Rico.
"Benar pak Rico, tapi walaupun sudah sembuh seratus persen, sel kanker bisa kembali tumbuh dan menyebar jika si pasien tidak menjaga pola makan dan pola hidupnya. Dan setelah dinyatakan sembuh, pasien juga harus tetap mengkonsumsi obat minimal enam bulan, agar mencegah sel kanker tumbuh kembali..." jawab dokter.
"Apa bu Irma masih mengkonsumsi obat dengan rutin...?" tanya dokter.
Bu Irma menghela nafas. Iya, dia mengakui kalau akhir- akhir ini dia sering lupa minum obat. Biasanya Sofia yang rutin menyiapkan obat untuknya. Namun semenjak Sofia pisah dari Rico dan sudah tinggal lagi di rumahnya, tidak ada yang mengingatkan bu Irma minum obat.
Ditambah lagi sekarang bu Irma sering mengkonsumi makanan yang tidak sehat seperti junk food dan fast food. Padahal dulu ketika masih ada Sofia, dia yang setiap hari masak untuk sang mertua. Sofia tidak mengijinkan bu Irma makan sembarangan.
Dan sekarang bu Irma yang sudah bergabung dengan grup ibu- ibu sosialita dan melakukan arisan puluhan juta. Dia jadi lebih sering makan di luar bersama teman sosialitanya dan makan makanan yang sebenarnya harus dia hindari.
"Mama ini gimana sih, bisa- bisanya sering lupa minum obat. Mama juga bandel, bukannya makan di rumah saja makan masakan rumahan malah makan di luar terus yang belum tentu sehat..." Rico terlihat kesal dengan sang mama.
"Iya mama ngaku salah... Tapi sudah lah jangan menyalahkan mama terus, kamu juga sih tidak perduli sama mama. Kamu tidak pernah mengingatkan mama untuk minum obat. Kamu hanya sibuk dengan istrimu itu..." bu Irma balik menyalahkan Rico.
Rico pun berdecak kesal.
"Lalu apa yang harus mama saya lakukan supaya bisa sembuh lagi dari kanker itu, dokter...?" tanya Rico.
"Untuk sementara ini kita kasih obat dulu ya pak, namun jika tidak ada perubahan, dan sel kanker semakin menyebar, terpaksa kita harus melakukan operasi pengangkatan payudara..." jawab dokter.
"Rico mamah takut..." bu Irma menangis.
"Salah mama sendiri sih tidak mau menurut apa kata dokter..." sahut Rico yang terlanjur kesal dengan sang mama.
Setelah selesai melakukan pemeriksaan, bu Irma dan Rico keluar dari poli specialis bedah, mereka lalu menuju ke kasir. Rico kembali teringat dengan Sofia. Setelah melakukan pembayaran, Rico kembali ke poli kandungan untuk menemui Sofia. Dia masih penasaran kenapa tadi Sofia ada di sana. Rico pun meninggalkan sang mama sendirian yang sedang mengantri obat.
Rico bergegas mencari Sofia di depan poli kandungan. Namun dia tidak menemukannya di sana. Kemudian Rico menanyakan kepada perawat yang berjaga.
"Permisi Suster..." ucap Rico.
"Iya ada apa pak...?"
"Maaf mau tanya, apa tadi di sini ada pasien atas nama Sofia...?" tanya Rico.
"Ehm sebentar ya pak, saya lihat dulu dibuku tamu..." jawab perawat tersebut lalu mengecek buku tamu.
"Benar pak, atas nama bu Sofia tadi baru saja bertemu dengan dokter..." ucap perawat.
"Ehm... Dia ngapain ketemu sama dokter Sus...?" tanya Rico.
"Tentu saja memeriksakan kandungan dong pak, ini kan dokter kandungan..." jawab perawat.
"Apa...? Memeriksakan kandungan...? Kandungan siapa Sus...?" tanya Rico.
"Ya kandungan bu Sofia dong pak. Memangnya bapak ini siapanya bu Sofia sih...?"
"Sus, tolong ijinkan saya ketemu sama dokter. Saya ingin bicara sama dia. Di dalam ada dokter Mirna kan...? Saya kenal sama dokter Mirna Sus, dulu saya dan istri saya sering periksa ke dokter Mirna...." ucap Rico.
"Maaf pak, tapi di dalam sedang ada pasien. Kalau bapak ingin bertemu dokter Mirna , mohon tunggu setelah pasien keluar dulu ya..." sahut perawat.
"Baik..." jawab Rico.
Setelah menunggu beberapa menit pasien pun keluar dari ruangan dokter. Rico bergegas masuk ke ruangan dokter Mirna untuk menanyakan soal Sofia.
"Apa dok, Sofia hamil...?" tanya Rico kaget.
"Lho pak Rico ini bagaimana sih, masa istrinya hamil tapi tidak tahu..." sahut dokter Mirna.
"Berapa usia kandungannya dok...?" tanya Rico.
"Empat bulan pak..."
"Empat bulan dok, jadi Sofia mengandung anak saya dok...?" tanya Rico dengan perasaan kaget, bingung dan tidak percaya.
Dokter Mirna pun tertawa melihat ekspresi Rico.
"Ya tentu saja anaknya pak Rico, kan bu Sofia istrinya pak Rico..." jawab dokter Mirna.
Iya, dokter Mirna memang sudah kenal dengan Rico dan Sofia. Dulu mereka sering berkonsultasi dengan dokter Mirna mengenai kehamilan. Dokter Mirna tentu saja tidak tahu jika Rico dan Sofia telah berpisah. Setiap kali Sofia memeriksakan kandungannya seorang diri, dokter Mirna selalu menanyakan kenapa sang suami tidak ikut. Dan Sofia selalu menjawab jika Rico sedang sibuk di kantor.
"Lain kali pak Rico ikut dong menemani bu Sofia periksa kandungan, jangan biarkan istrinya pergi sendiri. Kan kalau pak Rico ikut pak Rico jadi ikut tahu bagaimana perkembangan calon bayi pak Rico..." ucap dokter Mirna.
"I..iya dok..."
Ponsel Rico pun berdering, Rico mengambil ponselnya dari saku celana. Ternyata bu Irma yang memanggil. Rico minta ijin pada dokter Mirna untuk menerima telpon terlebih dulu.
"Iya mah..."
"Rico, kamu di mana sih...? mama ditinggalin dari tadi, kamu ini nggak kasihan sama mama, mama lagi sakit, Rico... Kok tega sih kamu meninggalkan mama sendiri di sini..." tanya bu Irma terdengar kesal.
"I..iya mah, Rico segera ke sana, mama tunggu sebentar ya..." ucap Rico.
"Dok, saya permisi ya, sekali lagi terima kasih atas informasinya..." ucap Rico.
"Sama - sama pak Rico...sekali lagi saya ucapakan selamat atas kehamilan bu Sofia ya, akhirnya setelah sekilan lama menunggu,tidak lama lagi pak Rico akan menjadi seorang ayah..." ucap dokter Mirna.
"Iya dok terima kasih..." jawab Rico.
Rico lalu keluar dari ruangan dokter Mirna masih dengan perasaan campur aduk.
Bersambung...
Satria juga demi menebus kesalahan adiknya, dia rela dibenci seumur hidup nya dan rela tidak dihargai oleh Sophia sbg suami.
Ikhlaskan hati mungkin ini sudah jalan takdir hidup Sophia yg harus di tempuh dan dilalui dengan begitu kebahagiaan yg abadi pasti datang untukmu.