Love You Kak Kenan

HAPPY READING

Pulang sekolah Kenan dan kedua temannya pergi menuju kelas Caca, disana hanya tertinggal Caca yang duduk sendiri. Ketiganya masuk kedalam kelas Caca dan menghampirinya.

"Kenapa belum keluar?" Tanya Kenan.

"Gakpapa sekalian nungguin kak Ken datang aja hehehe." Ujar Caca dengan senyum tipis diakhir kalimat.

"Kenapa Lo ca? gak biasanya." Tanya Rendi.

"Caca gakpapa lohh cuman capek aja."

"Hilihh bohong Lo, biasanya mau Lo capek kek lelah, letih, lesuh, letoy, selalu semangat kok gak kayak gini." Ucap Rendi lagi dan lagi tak percaya.

"Iya deh Caca lagi sedih, keluarga Caca udah pulang ke Belanda." Ujar Caca.

"Lohh kok cepat banget ca? Bukannya papah bilang bakal lama disini yah?" Tanya Aksel.

"Katanya ada kerjaan penting tapi kak Ervan masih disini kok, udah lahh kita pulang yuk kak Ken." Ajak Caca pergi sembari menarik tangan Kenan keluar Kelas

Mereka segera pergi menuju parkiran yang sudah lumayan sepi. "Kamu beneran mau langsung pulang?" Tanya Kenan memastikan, siapa tau kan Caca mau jalan jalan dulu.

"Keknya pulang aja deh kak." Ujar Caca dianggukki oleh Kenan.

Kenan memberikan jaketnya kepada Caca dan seperti biasa Caca mengikatkan jaket itu di pinggangnya.

Setelah itu Caca naik ke jok motor Kenan. "Kak Ken, kakak tau gak?" Tanya Caca sembari bersandar di punggung Kenan.

"Engga." Ucap Kenan menunggu Caca kembali berucap.

"Yah udah kalau gak tau Caca pun sama gak tau." Ujar Caca gak jelas.

"Lagi ada masalah atau memang lagi gabut ca?" Tanya Kenan heran.

"Aku pun gak tau kak lagi punya masalah atau emang gabut."

"Kamu aneh ya, tapii lucu aku suka." Ujar Kenan tersenyum dibalik helmnya.

"Ckk kak Ken kalau baperin aku tau kondisi dong, orang lagi galau juga, jadi gak jadi gara gara kamu."

"Kamu-nya aja yang gampang baper."

"Tapi kalau di baperin sama kak Andrew gak baper tuh, tapi salting hehehe."

"Apa bedanya coba?"

"Hemmm beda hurufnya hahaha." Ujar Caca tertawa lepas.

"Nahh gitu dong baru pacar aku, jangan sedih terus ya?" Ujar Kenan.

"Siappp ka--"

Ucapan Caca terpotong sebab suara dering ponsel milik Kenan.

Kenan meminggirkan motornya dan melihat siapa yang menghubunginya.

"Siapa kak?" Tanya Caca kepo.

"Gak tau nomor baru." Ujar Kenan sembari mengangkat telfonnya itu.

"Ken hiks bantuin gue plisss m-amah gue di culik sama hiks si bajingan itu hiks tolong bantu gue Ken." Suara minta tolong jelita sangat terdengar jelas dan rasa kegelisahannya membuat Caca dan Kenan sama sama ikut panik.

"Sherlock lokasinya sekarang gue datang." Ujar Kenan.

Setelah telepon itu mati Caca turun. "Kamu bantuin Jelita dulu sana kasihan dia."

"Gak!! aku anterin kamu baru aku pergi." Ujar Kenan menolak perkataan Caca.

"Kak Kennnn, Jelita lagi bahaya aku bisa pulang sendiri lagian rumah aku gak jauh dari sini."

"Gak aku akan tetap antar kamu ca, nanti kamu kenapa napa."

"Yaelah kak Ken sok bucin, Caca gakpapa yang terpenting sekarang keselamatannya mamah-nya Jelita."

"Kamu gak marah kan?"

"Kakak jangan banyak omong dulu sana pergi bantu Jelita, nanti kehabisan waktu." Ucap Caca dianggukki oleh Kenan yang segera pergi.

"Mudah mudahan mamah Jelita ketemu." Ujar Caca menatap motor Kenan yang perlahan mengecil.

❄️❄️❄️

Kenan mengendarai motornya dengan cepat hingga 15 menit dia sampai di lokasi Jelita berada.

"Gimana udah ada tanda-tanda?" Tanya Kenan dengan nafas memburu.

"Gue belum tau gue udah capek nyari kemana mana dan rumah ini tempat terakhir, rumah ayah dan adek gue." Ucap Jelita.

"Kenapa Lo gak lapor polisi?"

"Mereka gak mau, sebelum mamah gue hilang 24 jam mereka gak mau bertindak, gue gak tau harus minta tolong sama siapa lagi dan hanya Lo yang bisa bantuin gue Ken."

"Kalau gitu kita masuk kesana."

"Itu gak bakal mudah penjaga dirumah ini sangat banyak." Ucap Jelita.

"Kita masuk diam diam." Ujar Kenan dianggukki oleh Jelita.

Keduanya masuk melalui pintu belakang dan untungnya tidak ada bodyguard disana.

Sampai di depan gudang masih aman hingga tepat masuk ke pintu dapur tak sengaja keduanya di lihat oleh adek Jelita, segera Kenan menarik Jelita untuk bersembunyi di dalam gudang. Kenan memeluk Jelita agar tidak ketahuan, Kenan melihat kearah pintu gudang itu dan memperhatikan wajah perempuan yang memasuki gudang itu dugaannya benar wajah perempuan itu sangat familiar seperti seseorang yang ia kenal.

Beda halnya dengan Jelita, jantungnya tiba-tiba berdebar kencang dan ia memperhatikan pahatan wajah milik Kenan yang paripurna disaat mode serius dan sangat tampan bila di pandang dari dekat seperti itu.

Adek Jelita membuka pintu gudang dan mencari apakah ada orang disana atau dia salah lihat?

Tentunya Kenan tau itu siapa, ia terus memperhatikannya hingga perempuan itu keluar dari gudang sana sebab melihat tikus yang berlari kearahnya.

Setelah perempuan itu pergi Kenan melepaskan pelukannya dan keluar mendahului Jelita, sedangkan Jelita sedang mengatur detak jantungnya "tenang je, ini bukan waktunya." Ucapnya pada dirinya sendiri, Ia pun ikut keluar mengikuti Kenan.

"Gue tau cara masuknya." Ujar Kenan tiba tiba.

"Caranya?"

"Dari depan, Lo disini sampai gue nanti datang untuk bukain pintu buat Lo." Ujar Kenan berlari pergi menuju tempat mereka bertemu tadi.

Ia Menaiki motornya dan ia berpura pura masuk kedalam rumah itu.

Saat ingin memasuki pintu utama, ia di hadang oleh beberapa bodyguard ayah Jelita.

"Permisi, saya mau bertemu dengan Jesika, apakah dia ada didalam?" Tanya Kenan berpura pura.

Dan yah perempuan yang menjadi adek Jelita adalah Jesika cewek yang sangat suka pada Kenan dan yang menjadi saingan Caca.

"Ada urusan apa anda dengannya?" Tanya bodyguard itu.

"Ada masalah penting yang harus ku bahas dengannya dan anda tidak perlu ikut campur dengan masalah ini."

"Sebelum anda memberi tahu kami tidak akan memperbolehkan anda masuk kedalam."

"Kalau begitu panggilkan saja dia kemari."

Bodyguard itu mengangguk dan memanggilkan Jesika keluar. "Siapa sih?" Tanya Jesika saat mendapati Kenan yang berdiri disana, yang tadinya wajahnya nampak kesal seketika berubah dengan senyum manisnya.

"Ada apa Ken? Masuk aja." Ujar Jesika beda nada bicara.

"Maaf nona, tuan tidak memperbolehkan siapapun masuk kedalam rumah ini."

"Apa sih? Kenan ini teman aku, dia baik gak bakal macam macam sama wanita gila itu." Ujar Jesika menarik Kenan masuk kedalam rumahnya.

Kenan memperhatikan seisi rumah Jesika. "Ken duduk dulu yuk, trus kamu ceritain kenapa kamu datang kesini."

"Tadi saat Lo berbicara dengan bodyguard itu kenapa Lo mengatakan wanita gila? Siapa itu?"

"Ohh itu bukan siapa siapa kok tadi reflek aja bilang gitu."

"Ohh, tapi kenapa setelah Lo bilang gue gak bakal ganggu wanita itu kenapa dia percaya dan perbolehin gue masuk? Padahal selama ini gue selalu berusaha dan cari cara untuk bisa masuk kerumah Lo dan mengobrol dengan Lo." Ujar Kenan berbohong.

"Hah? Serius? Buat apa?" Tanya Jesika lagi dan lagi.

"Buat, ada dehh."

"Kamu aneh tau."

"Gue boleh ketemu sama ayah Lo gak? Ada masalah disekolah." Ujar Kenan lagi dan lagi bohong.

"Ayah aku lagi kerja, nanti bakal pulang kok, kamu tungguin aja."

Kenan mengangguk dan mengeluarkan ponselnya. "Kamu kesini cuman mau ketemu sama ayah aku?" Tanya Jesika dianggukki oleh Kenan.

"Aku kira kamu kesini gara gara aku."

Kenan sangat muak mendengar suara menjijikan milik Jesika, dan dia hanya tersenyum tipis menangapi ucapannya.

"Gue boleh numpang kamar mandi gak?" Tanya Kenan.

"Boleh kok, kamu tinggal ke dapur aja nanti kamu ketemu sama kamar mandinya kok." Ujar Jesika dianggukki oleh Kenan yang sudah beranjak dari duduknya.

Bukannya ke kamar mandi Kenan melangkah pergi menaiki tangga.

Dan ia mencek satu persatu kamar untuk mencari keberadaan mamah Jelita hingga.

Tap

Tap

Tap

❄️❄️❄️